NovelToon NovelToon
Sisie, Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku!

Sisie, Kamu Hanya Bisa Jadi Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Single Mom / Janda / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyesalan Suami
Popularitas:52.8k
Nilai: 5
Nama Author: Itsme AnH

Meninggal dalam kekecewaan, keputusasaan dan penyesalan yang mendalam, ternyata membawa Cassie Night menjalani takdir kehidupannya yang kedua.

Tidak hanya pergi bersama kedua anaknya untuk meninggalkan suami yang tidak setia, Cassie juga bertekad membuat sahabatnya tidak bersinar lagi.

Dalam pelariannya, Cassie bertemu dengan seorang pria yang dikelilingi roh jahat dan aura dingin di sekujur tubuhnya.

Namun, yang tak terduga adalah pria itu sangat terobesesi padanya hingga dia dan kedua anaknya begitu dimanjakan ....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu Menghancurkannya!

Felix menatap kosong ke arah puing-puing rumahnya yang kini hanya menyisakan kerangka dan bara api yang mulai padam. Hatinya hancur, seperti serpihan-serpihan kayu yang tergeletak di tanah. Di tangannya, buku merah kecil itu terasa berat, seolah mengingatkan semua yang pernah dia miliki—semua mimpi dan harapan yang kini telah lenyap.

"Tuan, apa yang terjadi?" Edward mendekati dan bertanya dengan perasaan cemas.

"Tuhan telah menghukumku," ujarnya dengan suara pelan, tidak bersemangat seolah berat untuk mengangkat kata-kata dari tenggorokannya. Setiap kata mengalir dengan kepedihan yang mendalam, seakan menggambarkan betapa remuknya hatinya.

"Jangan terlalu banyak berpikir, Tuan," Edward berusaha menghibur sambil melirik puing-puing rumah Felix, memandangi sisa-sisa kenangan yang kini hanya menjadi debu. "Ini hanyalah kecelakaan."

Felix menggeleng pelan, tidak sepenuhnya setuju. "Sebelum pergi, Sisie menyingkirkan semua barang-barang yang berkaitan dengannya dan anak-anak. Hanya rumah ini yang tersisa untukku, tapi sekarang ... sudah tidak ada rumah lagi."

Felix mulai terisak, mengenang setiap sudut rumah yang telah menyimpan begitu banyak kenangan. Tawa anak-anak mereka—Austin dan Charlie—yang dulunya mengisi setiap ruangan dengan kegembiraan, kini hanya tinggal hening.

Dia ingat betul saat-saat bahagia mereka bertiga berlarian di halaman, merayakan ulang tahun dan perayaan kecil yang penuh kebahagiaan.

Namun, semua itu lenyap ketika Sisie memilih untuk pergi, membawa serta semua harapan dan mimpi mereka.

Edward masih berjongkok di samping Felix dalam diam, tak perlu kata-kata untuk mengungkapkan betapa menyedihkannya situasi ini.

Edward mengingat bagaimana Sisie bukan hanya menyingkirkan barang-barang pribadinya dan anak-anak dari rumah mereka, tetapi juga menjual rumah ini tanpa sepengetahuan Felix.

Ketika Felix menebus rumah itu dengan harga yang berkali-kali lipat, dia malah terjebak dalam kenyataan pahit bahwa rumah yang dulu dipenuhi kebahagiaan sekarang hanya menyisakan kenangan yang menyakitkan.

"Tuan…" Edward mulai berbicara, tetapi suaranya terhenti saat melihat mata Felix yang berkaca-kaca. Felix menggenggam buku perceraian di tangannya, sebuah simbol perpisahan yang tak terhindarkan. Buku itu seperti harta karun—menyimpan segudang kenangan sekaligus menjadi pisau tajam yang mengiris hatinya. Dia memandang buku itu dengan tatapan kosong, seolah berharap ada keajaiban yang bisa mengubah segalanya.

"Satu-satunya hal yang mengingatkanku padanya hanyalah buku perceraian ini," ujarnya pelan, suaranya tertahan oleh tangis yang mendalam. Dalam benaknya terbayang semua hal yang pernah mereka rencanakan bersama—liburan yang belum terlaksana, rumah yang belum sepenuhnya dihuni, dan cinta yang perlahan memudar.

***

Felix duduk sendirian di sudut gelap kamarnya di Kediaman Murphy, dikelilingi oleh bayang-bayang kelam yang seakan menempel di setiap sudut ruangan. Suara tawa nyaring dan kenangan indah bersama Cassie dan kedua putranya terus bergema dalam pikirannya, seolah diulang kembali dalam sebuah film yang tidak pernah berakhir.

Namun, film itu kini dipenuhi dengan warna-warna kelabu, setiap momen bahagia kini menjadi luka yang menganga di hatinya.

Sudah beberapa pekan sejak perempuan itu pergi tanpa sepatah kata pun, meninggalkan hatinya yang kini terasa kosong.

Felix tertekan, seolah dunia di sekelilingnya hancur. Dia tidak makan, tidak minum, tetapi tak berhenti mengkonsumsi alkohol, berusaha menghapus rasa sakit dengan cara yang salah. Setiap tegukan seakan membawa kembali kenangan indah yang kini berubah menjadi luka.

Pada pagi itu, tubuh Felix tergeletak tak berdaya di lantai dingin kamarnya, terbaring di antara botol-botol kosong yang menumpuk di sisinya. Cahaya matahari yang hangat mencoba masuk melalui jendela, tetapi sinarnya tidak mampu membangunkannya dari mimpi buruk yang terus berulang. Dalam kekosongan yang menyelimutinya, dia kembali terjebak dalam ingatan akan tawa Cassie, senyumnya yang cerah, dan momen-momen sederhana yang kini terasa begitu jauh.

"Tik-tak, tik-tak," suara jarum jam seolah menjadi mekanisme pengingat yang terus mengulang kesedihan.

Ketika Felicya—adik perempuannya yang selalu peka terhadap keadaan Felix—membuka pintu kamarnya untuk mengantarkan sarapan pagi, dia menemukan sang kakak terkapar dengan mata tertutup, lengan terkulai di samping botol-botol yang sudah kosong.

“Felix!” teriaknya panik, suaranya memecah keheningan pagi. Dia berlari menghampiri, mengguncang tubuh kakaknya, berharap mendapatkan reaksi.

Namun, Felix tidak bergerak hingga dia terpaksa memanggil ambulans untuk membawa sang kakak ke rumah sakit.

Ketika Felicya melihatnya mulai sadar, semua emosi yang terpendam dalam hatinya meledak. "Sekarang Sisie sudah pergi, kamu menyesalinya sampai tidak makan dan minum alkohol setiap hari hingga masuk rumah sakit. Apa gunanya drama indah yang terlambat ini?"

Sebelum Felix bisa menjawab, pintu rumah sakit terbuka dengan keras. Nyonya Besar Murphy, yang baru saja turun dari pesawat setelah menempuh perjalanan jauh, bergegas masuk. Wajahnya merah padam, marah dan khawatir sekaligus.

Begitu melihat putranya terkapar, hatinya hancur dan emosinya meledak. Dia melangkah maju dan memberinya tamparan keras di wajah.

Plak!!!

"Kamu bajingan!" teriak Nyonya Besar Murphy, suaranya menggema di ruangan yang sebelumnya tenang. Kata-katanya bagaikan petir di siang bolong, menyambar dengan kuat di hati Felix. "Kamu memaksa Sisie sampai mati! Kamu tidak hanya membunuh Sisie, tapi juga kedua anakmu!" Suara kemarahan dan kesedihannya menciptakan suasana berat, seolah menyelimuti mereka dengan kabut pekat.

Felix duduk dengan kaku, air matanya menetes dan hatinya terasa hancur. "Ibu, apakah aku benar-benar terlambat?" tanyanya, suaranya terbata-bata, penuh penyesalan.

Nyonya Besar Murphy tidak tega melihat putranya yang terpuruk. Dengan perlahan, dia merangkul Felix, memberikan sedikit kehangatan di tengah cuaca dingin yang melanda hatinya. "Kenapa kamu begitu buta?" tanyanya, suaranya melembut namun penuh makna. "Ada wanita sebaik Sisie, kamu masih mengencani wanita lain. Kenapa kamu tega mengkhianatinya?"

Felix terdiam, hatinya terhimpit rasa bersalah yang luar biasa.

"Apa yang ada pada wanita jalang itu, tapi tidak ada pada kakak iparku?" tanya Felicya dengan nada sinis yang menggigit. "Satu-satunya yang tidak dimiliki kakak iparku, tapi dimiliki wanita itu hanyalah sikap jalangnya!"

Felicya seolah-olah bisa merasakan rasa sakit yang membuat Cassie memilih pergi. Dia menjawab dengan penuh semangat, hampir mencerminkan semua kemarahan yang tersembunyi di hati setiap orang yang mencintai Cassie.

"Selama tujuh tahun ... selama tujuh tahun penuh kamu menghancurkannya!" Dapat dilihat bahwa kata-kata Felicya menyentuh inti dari permasalahan.

Felix semakin terpuruk, kata-kata adiknya seperti duri yang menusuk. Tidak ada yang bisa dia katakan untuk membela diri. Semua orang di sekelilingnya benar. Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari kesalahan yang telah dia perbuat.

Cassie, wanita yang telah mencintainya dengan sepenuh hati, tidak lagi ada. Kedua anak-anak yang seharusnya dia lindungi, juga telah pergi bersamanya.

"Felix, di dunia ini, tidak ada yang mencintaimu lebih dari Sisie," kata Nyonya Murphy dengan lembut, Felix hanya diam.

Namun, dalam diamnya itu, Felix menyetujui apa yang dikatakan sang ibu.

"Bahkan jika sisie bukan kakak iparku, dia tetap sahabatku. Mulai sekarang, apa pun yang berhubungan dengan Sisie, tidak ada hubungannya denganmu lagi!" Felicya meraung, sebelumnya akhirnya pergi dengan membawa amarahnya.

1
zylla
Astagaaa, dasar laki" murahan!
Diyah Pamungkas Sari
awas aja ada adegan2 salah paham segala lah!! ku kepret nanti
Itsme AnH: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Kamu emang gak layak jadi ayah mereka, Felix
Itsme AnH: sangat tidak layak
total 1 replies
zylla
So sweett
Itsme AnH: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
zylla
Baru nyesel sekarang? 🤬
Itsme AnH: gak guna nyesal
total 1 replies
Febriana Merryanti
kasihan si Felix tapi itu resiko buat para cowok yang tidak pernah menghargai dan puas pada apa yg dia miliki...
Itsme AnH: setujuuu
total 1 replies
saniati Amat
Arthur dirampok momynya untuk calon menantu,buset ada ya yg kyk gt,
Itsme AnH: ada, itu mommy Arthur wkwk
total 1 replies
zylla
Astaga, ayah macam apa kamu. 😤
Itsme AnH: ayah bajigurrr
total 1 replies
zylla
apaaaa? 😱😱😱😱
Itsme AnH: 😱😱😱😱😱
total 1 replies
zylla
Setuju. Felix tidak layak!
Itsme AnH: sangat sangat tidak layak
total 1 replies
zylla
astaga yaampuunn 🤣🤣🤣
Itsme AnH: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
zylla
Jangan ganggu Cassie lagi, Felix. 🙄
Itsme AnH: 😤😤😤😤😤
total 1 replies
Jumiah
padahal Cassie blm di nikahi sdh di jd kan ratu..wajar aj klo Cassie mulai tertarik ..
mulai membuka hati sma Athur...
Itsme AnH: betul, saya juga bakalan sembuh dr luka pengkhianatan kalau ketemu laki2 seperti Arthur hehe
total 1 replies
Jumiah
semoga Cess selalu bahagia dengan kehidupan barux disana ..
tunggu aj pd waktux Cess keluar bersama ..
kesuksesanx dan kemakmuran disertai kebahagian x ...
Itsme AnH: pas Cassie keluar, makin lah dalam penyesalan Felix wkwk
total 1 replies
Zoey
/Good//Good//Good/
Itsme AnH: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
Sania Mahira
hah...,ini baru gentlemen,gx neko2,langsung ambil tindakan,
Itsme AnH: 😍😍😍😍😍
total 1 replies
zylla
Kukira kucing beneran, tapi ternyata harimau 🤣
Itsme AnH: kucing, tapi belang dan kelakuannya kayak harimau 🤣
total 1 replies
zylla
Pembalasan dari Arthur bener" ngeriii
Itsme AnH: 😱😱😱😱😱😱
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut yg banyak
Itsme AnH: udah banyak loh semalam. hehe
total 1 replies
kalea rizuky
halah plot twis bgt/Curse//Curse/
Itsme AnH: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!