Danica Teressa, seorang gadis belia yang cantik, manis, bertalenta, harus mengalami hal buruk di masa remajanya karena hamil di luar nikah, diusianya yang masih delapan belas tahun.
Keneth Budiman adalah crush Danis disekolah dan juga laki-laki yang menghamili Danis. Tapi Keneth dan kedua orangtuanya menolak untuk bertanggungjawab.
Danis terpuruk dan hilang harapan.
Tiga tahun kemudian, Danis secara tidak sengaja bertemu dengan seorang pria bernama Anzel Wijaya di kota Montreux, Swiss. Akankah benih-benih cinta tumbuh diantara mereka berdua?
Dan apakah Keneth akan datang kembali untuk mengakui perbuatannya kepada Danis? Dan mengakui bahwa ia adalah ayah dari anak yang dilahirkan Danis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pricilia Gabbie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Setelah pertemuannya dengan Keneth hari itu, Danis merasa hidupnya tidak lagi setenang sebelumnya.
Danis jadi lebih protektif terhadap Liam.
“Tante Poppy nanti pintunya jangan lupa dikunci! Terus kalau ada orang yang tante Poppy gak kenal jangan dibukain pintu yah! Harus temani Liam kalau dia mau main didepan rumah. Kalau Liam mau jajan, di kulkas udah aku stok cemilan kesukaannya. Jadi udah gak perlu lagi ke minimarket!”. Danis mengingatkan banyak hal kepada pengasuh Liam.
Memang terkesan agak berlebihan. Tapi ini adalah upaya yang bisa dilakukan Danis, untuk menghindari segala kekhawatirannya.
“Tante Pop aku pergi ke kampus dulu yah. Aku mungkin akan pulang agak telat, soalnya setelah kuliah selesai aku harus ke ruko. Kalau ada apa-apa tolong langsung hubungi aku yah!”.
“Ok, mbak Danis”.
Setelah berpamitan, Danis langsung berangkat ke kampusnya.
Selama mengikuti jam kuliah, Danis seperti tidak fokus. Pikirannya terlalu terpaku pada ketakutannya.
Danis sampai mendapat teguran dosennya karena dianggap tidak menghargai dosen tersebut.
Pada saat jam istirahat, Danis langsung menuju ruang perpustakaan. Dia pergi ke ruangan itu bukan untuk membaca buku ataupun untuk mengerjakan tugas kuliah, Danis memutuskan untuk menenangkan pikirannya di tempat itu.
Usahanya cukup berhasil. Danis bisa melewati jam perkuliahan hari ini dengan baik.
Saatnya dia harus segera menuju ruko.
Karena Danis harus membuat daftar bahan-bahan yang diperlukan yang stoknya hampir habis yang harus segera ditambah. Juga Danis harus membuat laporan bulanan penjualan untuk dia sampaikan kepada bossnya yaitu kakaknya sendiri.
Danis memutuskan untuk tetap membantu kakaknya mengelolah usaha tersebut sampai nanti dia lulus kuliah dan memiliki pekerjaan sendiri.
Setelah laporan selesai dibuat dan dikirim kepada kakaknya. Danis bersiap untuk pulang ke rumah.
Rasanya capek skali. Danis bahkan sudah mendambakan kasurnya yang empuk. Ingin sekali segera merebahkan tubuh di atas tempat tidur.
Danis mengendarai sepeda motornya dengan kecepatan normal.
Setibanya dirumah, Danis segera memarkirkan sepeda motornya dan setelah itu langsung masuk kedalam rumah.
“Hai mah, udah pulang?”. Danis menyapa dan mencium pipi ibunya yang sedang duduk di ruang tengah.
“Hai sayang... udah setengah jam yang lalu mama pulang. Capek ya?”, tanya sang mama.
“Iya mah, lumayan... hehehe. Liam udah bobok mah?”.
“Belum deh kayaknya, masih main dia di kamar. Ayo makan dulu Nis”.
“Dikit lagi mah, mau lihat Liam dulu.
Danis menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai 2.
Samar-samar Danis mendengar dua suara orang yang sedang tertawa. Yang satu sudah pasti suara Liam, tapi suara yang lain Danis masih menebaknya.
“Liam main sama siapa sih? Kok ada suara laki-laki?”. Danis penasaran.
At the same time, Danis merasa panik. Dia sangat berharap itu bukan suara Keneth.
Danis pasti akan mengusir pria itu. Tidak akan pernah Danis biarkan laki-laki itu mendekati Liam.
Pelan-pelan Danis membuka pintu kamarnya, dan mengintip mencari tahu siapa sebenarnya yang sedang bermain dengan Liam anaknya di dalam kamarnya pula.
Alangkah terkejutnya Danis, ketika mengetahui pria yang sedang bersama Liam saat ini adalah Ansel.
Ternyata Ansel sudah kembali dan sengaja tidak memberitahu Danis. Ia ingin memberi kejutan kepada Danis. Ansel sudah tidak sabar untuk bertemu dengan pujaan hatinya itu. Sehingga ia langsung menuju rumah Danis ketika tiba ia kembali.
“Liam main sama siapa sih? Kok ada suara laki-laki?".
Alangkah terkejutnya Danis, ketika mengetahui pria yang sedang bersama Liam saat ini adalah Ansel.
Danis segera masuk ke dalam kamarnya dan memeluk Ansel.
“Anseelll...!”, teriak Danis bahagia.
“Hai sayang...”, Ansel menyambut pelukan Danis.
“Kamu kok gak beritahu aku sih kalau udah pulang?”.
“Aku sengaja ingin beri kamu kejutan. Lagipula tadi siang aku chat kamu tapi gak bales. Lagi sibuk yah?”.
“Oyah? Hmmm... maaf yah”.
“Gakpapa sayang. Sini peluk lagi dong”.
Mereka berdua melepas kerinduan, sampai lupa kalau di situ juga ada Liam.
“Mama...”, suara Liam menyadarkan kedua orang itu.
Mereka segera melepaskan pelukan masing-masing.
“Sayang mama... lagi main ya?”. Danis tersenyum malu.
“Mah, lihat. Uncle bawain banyak mainan supewhewo buat Liam”. Liam memamerkan mainan yang dibelikan Ansel untuknya. Ansel sudah hafal superhero favorit Liam. Bahkan Ansel juga membelikannya set baju superhero lengkap dengan topeng-topengnya.
Liam sangat senang sekali.