NovelToon NovelToon
Kamu Bukan Figuran

Kamu Bukan Figuran

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

[Lanjutan dari novel "Aku hanya Figuran"]

Awalnya kupikir Kamu hanyalah gadis biasa-biasa saja. Namun mata polosmu mengalihkan semuanya. Aku tak bisa berpaling. Timbul ketertarikan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Hingga akhirnya Aku sadar, Aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesonamu.

Hei Khansa Aulia, Yohan Alexander menyukaimu. Sadarkah Kau dengan hal itu? (Yohan Alexander)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[POV Alex] Ch 32 - Kembali Kritis

Selepas membawa Khansa pergi dari pandangan si b*debah, aku menemaninya berjalan-jalan dengan mantan anak buahnya. Sebenarnya aku ingin segera mengurung wanita itu. Menjauhkannya dari pandangan laki-laki yang menginginkannya.

Khansa sangat sangat sangat cantik. Laki-laki mana yang tidak tertarik bila melihatnya? Bahkan dengan perutnya yang membesar, dia terlihat semakin cantik. Ingin rasanya aku mencongkel setiap mata laki-laki yang melihatnya. Untuk itu, aku tidak bisa membiarkannya pergi sendiri. Aku harus menemani kemana pun dia pergi.

Malam itu aku tidak bisa menyembunyikan kelemahanku. Memikirkan Khansa masih memiliki perasaan terhadap mantan pacarnya membuatku ketakutan. Kami bercinta secara perlahan, penuh dengan penghayatan. Meresapi keberadaan tubuh satu sama lain. Menautkan hati dan tubuh kami. Berharap perasaan ini tersalurkan.

Percintaan itu berakhir dengan indah. Aku menggendong tubuh Khansa dan membaringkannya di ranjang. Kemudian aku ikut berbaring di sisinya. Seperti kebiasaanku yang sudah-sudah, aku selalu menatap wajahnya. Berpikir, bagaimana caranya agar Khansa segera membuka hatinya padaku?

Selama beberapa minggu menikah, kami jarang menghabiskan waktu berdua secara intens. Selalu saja ada hal yang mengganggu ketika kami bersama. Entah itu karena pekerjaan atau pun hal lainnya. Aku ingin menghabiskan waktu bersama dengannya tanpa gangguan. Tapi bagaimana caranya?

Aku mengambil ponsel dan mulai mencari cara membuat pasangan lebih dekat dengan kita. Aku bisa dianggap buta dalam hal menjalin hubungan. Aku hanya pernah berpacaran satu kali, dan itu pun ketika masih remaja. Dulu aku tidak pernah benar-benar berpikir bagaimana perasaan Diana, namun saat ini aku benar-benar ingin tahu perasaan Khansa. Aku tidak ingin hanya memiliki tubuh Khansa, tapi aku ingin memiliki keseluruhan dari wanita itu baik hati, tubuh dan pikirannya.

Aku membaca artikel yang menarik. Salah satu cara untuk mendekatkan hubungan dengan pasangan adalah berlibur bersama. Ya!! Kami bahkan belum pernah berlibur bersama. Banyaknya kejadian yang datang bertubi-tubi membuatku lupa bahwa kami belum melakukan bulan madu. Selama hidup bersamaku, Khansa juga belum pernah kuajak jalan-jalan. Suami macam apa aku ini?!

Baiklah, besok aku akan mengajaknya pergi berbulan madu. Mungkin dengan melakukan hal itu, hubungan kami akan segera membaik dan Khansa bisa segera melupakan mantannya!!

***

Rencana itu sirna ketika kabar itu datang. Pagi yang harusnya indah berubah menjadi mencekam. Kabar yang paling kutakutkan datang.

"Ya Ma, ini aku."

"Alex, ini Papa!" suara papa terdengar gelisah. Perasaanku menjadi tidak enak. Kali terakhir papa meneleponku menggunakan nomor mama pada saat mengabarkan Aaron kecelakaan. Kali ini ada apa lagi?

"Iya Pa? Ada apa Pa?"

"Al, Al... Se-sebaiknya kamu cepat kemari. Papa takut kamu tidak akan punya kesempatan untuk bertemu dengan kakakmu..."

"Ada apa Pa? Apa terjadi sesuatu yang buruk pada Aaron?"

"Ya Al. Sesuatu yang terburuk terjadi. Kakakmu kembali kritis."

"Kritis bagaimana Pa? Kenapa bisa? Bukankah dia baik-baik saja?"

"Papa juga tidak tahu. Beberapa saat yang lalu tiba-tiba jantungnya berhenti berdetak..."

"A-apa?!! La-lalu a-apakah Aaron sudah..."

"Jantungnya sempat berhenti berdetak. Untung saja pada saat kejadian, ada Diana di sampingnya. Dia langsung menghubungi dokter sehingga dokter langsung memberikan pertolongan darurat." Aku hampir berhenti bernapas mendengar penjelasan papa. Dadaku serasa sesak mendengar kabar jantung saudaraku berhenti berdetak, seolah-olah jantungku sendiri yang mengalaminya.

"La-lalu ba-bagaimana kabar Aaron sekarang Pa?"

"Dia masih kritis. Dokter memang berhasil mengembalikan detak jantungnya, namun dia tidak lepas dari maut. Dokter mengatakan bahwa hal seperti ini bisa terjadi lagi. Kami disuruh bersiap-siap untuk kemungkinan terburuk, karena itu segeralah datang kemari. Papa takut, mungkin ini akan menjadi pertemuan terakhir kita dengannya." Semakin mendengar penjelasan papa, membuat tubuhku semakin gemetar.

"Aku akan segera ke sana Pa. Tolong temani mama dan Diana. Papa harus kuat. Aku yakin Aaron tidak akan meninggalkan kita." Meskipun mulutku berkata demikian, namun hatiku gentar. Aku benar-benar tidak bisa membayangkan bila saudara kandungku itu benar-benar pergi dari dunia ini. Lalu bagaimana nasib kami?

Perasaan bersalah menguasaiku. Aku pikir keadaan Aaron akan stabil seterusnya hingga dia akan mendapatkan kesadarannya kembali. Namun ternyata dugaanku salah. Maut selalu mengintainya. Aku merasa bersalah karena menyepelekan hal itu.

Hari itu juga aku memutuskan untuk terbang ke Singapura. Aku menunda segala bentuk rencana yang kubuat bersama Khansa karena kakakku lebih membutuhkan perhatian ekstra.

***

Aku merasakan dejavu. Aku pernah melihat pemandangan ini sebelumnya. Pemandangan ini sama dengan apa yang kulihat di RS Jakarta. Dua orang wanita bertangis-tangisan. Beberapa saat kemudian, wanita yang lebih tua tampak pingsan. Aku segera berlari dan meraih tubuh itu sebelum menyentuh lantai.

"Mama!" Tubuh mama tampak lemas. Aku segera membawa tubuhnya ke ruang perawatan, sementara papa mengikutiku dari belakang. Aku menatap wajah tua yang penuh kesedihan. Bahkan papa yang biasanya jarang menampakkan ekspresi di wajahnya, kini tampak sedih. Ada bekas tetesan airmata di wajahnya. Itu artinya kondisi Aaron benar-benar tidak bisa diharapkan.

"Kamu temani Diana. Biar Papa yang menemani mamamu." Papa menepuk punggungku. Aku yang dipenuhi emosi langsung memeluk tubuhnya.

"Papa jangan khawatir. Dia pasti bisa melewati masa-masa kritisnya. Sudah beberapa kali hal ini terjadi. Aaron kuat. Dia tahu banyak orang yang sayang dan sedang menunggunya. Dia tidak akan meninggalkan kita." Aku berusaha menguatkan papa, meskipun hatiku juga sedang lemah dan tidak yakin. Papa berusaha tersenyum, namun gagal. Wajahnya terlihat sangat sedih.

"Cepat temani Diana. Kasihan dia." ucapnya. Sesuai saran papa, aku menemui Diana. Wanita itu tampak menangis sesegukan sembari menatap Aaron dari balik kaca.

"Di..." Diana langsung berbalik. Begitu melihatku, dia langsung menghamburkan tubuhnya padaku.

"Al... Huuuu... Huuuu..." Diana memelukku sembari menumpahkan kesedihannya. " Ba-bagaimana ini Al... Ini-ini semua salahku... An-andaikan kami tidak bertengkar hari itu... Di-dia tidak mungkin mengalami kecelakaan... Huuu... Ba-bagaimana ini Al? Ba-bagaimana bila dia pergi?"

"Ak-aku tidak sanggup... To-tolong katakan padanya Al... Katakan padanya untuk tidak pergi... Ak-aku janji tidak akan mengganggunya lagi... Ak-aku janji akan pergi dari hidupnya... To-tolong Al... Di-dia seperti itu karena aku... Mu-mungkin dia akan senang dan ti-tidak jadi pergi Al... Cepat katakan padanya Al... Ce-cepat... Huuuu..." Diana menangis sesegukan.

"Ak-aku janji akan pergi. A-aku dan anak ini akan pergi. Ka-kami tidak akan mengganggu hidupnya lagi. To-tolong katakan padanya Al... Tolong... Mu-mungkin kalau kamu yang mengatakannya, di-dia akan mendengarkan... Di-dia..."

"Diana!!" Diana kembali pingsan. Aku langsung merengkuh tubuh lemahnya. Aku pikir Diana sudah kembali kuat, tapi ternyata perkiraanku salah. Wanita ini maupun mama, masih lemah. Kami semua berjiwa lemah. Kami begitu ketakutan ditinggalkan oleh keluarga tercinta. Tak terkecuali aku!!

***

Happy Reading 😢

1
Rima
bagus ceritanya
Siti Rohaniah
keren
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
ceritanya bagus banget❤️
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
part yang paling ku suka, sudah baca berkali kali tapi tetap aja candu🥰🤣🤣🤣🤣
Siti solikah
keren
Siti solikah
sedang enak enaknya ada yang ganggu
Siti solikah
semoga keduanya selalu bahagia
Siti solikah
aku suka novelnya sangat bagus,udah baca berkali kali tetap suka
Shee
astaghfirullah masih ja beneran pake 10 cincin ya Allah, dari yang baca terharu akhir bab ngakak😂😂😂😂😂
Shee
udah ke dua kali baca novel ini, setiap baca adegan ini q ketawa ngakak setiap jawaban alex tangan khansa polos mau di isi dengn 10 cincin. itu alex mau ngelamar apa mau jualan cincin😂😂😂😂
BukanOrang
akhirnya rasa penasaran ku terjawab,telur gulung.wkwk😭🤣
Wiwin Dc
itulah gunanya kata KOMUNIKASI, Lex. Pen ku toyor palamu.

anw, aku dari 2025 yah. kangen Alkha.
Dede Inda
ampun " gregettt
Renova Simanjuntak
jd,,khansa. g jdi punya anak 4??🤭nih
Renova Simanjuntak
yaaa,,elahhh..nge gantungggg lagiii🤔🤦‍♀
Nayy
10 jari di isi cincin semua thor wes koyo' rentenir 🤣🤣🤣
Zhynta Kurnia
novel nya bgus di baca berulang kali ga bosan bahkan membekas di otak..
tapi ada yg lucu..
pov nya tukang telur gulungg/Facepalm//Facepalm/..
ada² aja yg nulis novel ini..
ampe nasib telor gulung pun di tulis.
Niswa
aku meleleh bang🫠
Niswa
untuk kesekian kalinya baca lagi. Back again yuhuuu
Erni Marselina
Berkalikali mengulang membaca karyamu ini tor,tp ketika nyampe disini Pasti NGAKAK🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!