🔥🔥🔥🔥 dengan tingkat kepedasan bon cabe tingkat api neraka jahanam ya... yang jomblo juga kak UPe peringatan ini... peringat kan cari pasangan dulu baru baca😂😂😂
Happy reading merinding di beberapa part..
🙈🙈🙈🙈🙈🙈
Pria bule itu sampai menggeretakkan giginya karena menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubunnya.
Sudah jelas saat ini dadanya sedang menahan sakit lima tusukan akibat keributan di area kekuasaanya, eh sesampai nya di rumah sakit, bukannya langsung mendapat perawatan malah harus berhadapan dengan wanita gila yang memakai baju dokter.
“ cih, kalau sampai wanita gila ini adalah benar-benar dokter disini bukan pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa, maka aku bersedia semua luka ku ini di jahit tanpa haru di bius.” Gumamnya yang sengaja dengan suara keras agar Stella mendengarnya.
“OK, FIX!” Ujar Stella lalu berjalan melewati pria bule itu.
Pada saat mereka berpapasan Stella berhenti dan memandangi wajah ketus pria itu sambil berteriak kepada perawat yang ada di ruangan itu.
“ Perawat, tolong bawa bapak ini ke tempat tidur pasien. Kita perlu menjahit luka nya TANPA BIUS!!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Mungkin saja!!" jawab Danil." Nama nya juga buatan manusia, jadi wajar kalau dia pun bisa rusak atau eror."
"Kalau alat itu punya kemungkinan rusak, arti nya bisa juga kode koordinat yang dikirim organisasi barusan salah. Artinya mungkin saja itu eror sehingga mengarah ke lokasi kapal kita berada." Ujar David, yang akhirnya membatalkan semua buah pikir nya dan Danil barusan.
"Jadi maksud mu bisa jadi koordinat terakhir yang masuk ke email ku ini salah?" tanya Danil dengan wajah kecewa.
Tadi Danil sungguh berharap bahwa misi ini segera berakhir seharusnya dia bisa pulang menemui istri tercinta yang sudah di tinggalkan nya selama seminggu ini.
"ya... bisa jadi. Sebab semua fakta yang ada saling bertentangan. Aku tidak yakin salah seorang dari mereka adalah anak dari Mr.A. terlebih lagi, jika itu adalah dokter Stella.
Saat David dan Danil asik berdebat tiba-tiba sebuah peluru menembus kaca kapal nya.
"Danil tiarap!!" Seru David sambil mendorong Danil untuk tiarap.
"David...kita di serang!!" seru Danil.
David dan Danil langsung mengeluarkan pistol yang mereka sembunyikan dia belakang pinggang mereka.
David segera mengetuk pintu yang menghubungkan ruang kendali yang berada di atas kapal dengan ruang dalam kapal.
Stella yang mendengar ketukan di pintu yang terdapat di atas tempat nya berapa saat ini bergegas membukakan kunci dari pintu itu.
"Stella cepat bersembunyi!! Kapal kita di serang." Ujar David.
Stella pun langsung minggir. Sementara David turun ke bagian dalam kapal.
"kalian bertiga bersembunyi di sini!! jauhi dinding kapal." Seru David sambil melihat ke sekeliling ruangan.
"Disana!! sembunyikan disana!!!," Tunjuk David pada bagian bawah meja bar di dalam ruangan itu.
"Jangan keluar apapun yang terjadi!! kalian mengerti?!!" seru David.
",Dan Pegang ini!!" David menyerahkan pistol yang di pegang nya ke tangan Stella.
"Gunakan ini jika ada musuh yang akhirnya bisa masuk ke ruangan ini." Ujar David.
Stella tidak menjawab. Situasi yang bagaikan dalam pilem mafia Hollywood ini benar-benar membuat Stella tidak bisa berpikir.
"Stella!! bernafas!!" seru David
"Stella?!!!!!" David terpaksa berteriak untuk membawa kembali pikirin Stella masuk ke dalam tubuh Stella.
"Kau dengar apa yang aku katakan tadi?!" Tanya David sekali lagi.
Stella mengangguk.
Melihat Stella mengangguk, David pun mengambil ransel nya yang berisikan senjata lalu kembali ke atas, sebab Danil sedang baku tembak sendirian dari ruangan kemudi kapal.
"Kak Stella?! Apa kau pandai menggunakan pistol itu?" Tanya Benigno, memastikan Stella bisa atau tidak menggunakan pistol itu.
"Hah? ini? tidak! Aku tidak bisa menggunakan nya." Jawab Stella sambil nyengir kuda.
"Astaga!! Sudah ku duga!" ujar Benigno.
"serahkan pistol itu pada ku! Aku bisa menggunakan nya." Ucap Benvolio yang sedari tadi terlihat tertidur.
Ternyata pria itu tidak tidur sama sekali. Bahkan kini dia terlihat sangat sehat.
"Bagaimana kalau kau meminta senjata yang lain pada David di atas, seperti nya di banyak memiliki senjata." ujar Stella yang menduga kalau tas yang di ambil oleh David tadi pasti berisi senjata api.
"Baiklah.." ujar Benvolio. Pemuda itu pun naik untuk membantu David di atas.
"Kalau kau tidak pandai menggunakan senjata itu mengapa kau tidak menyerahkan nya saja pada kakak ku!!" Seru Benigno.
"kita memerlukan senjata ini untuk menggertak penjahat seandainya para pria itu tidak berhasil melawan para penjahat yang menyerang kita " Jawab Stella dengan sangat yakin.
"apa?! Hanya untuk menggertak? Kau sungguh sesuatu kakak cantik .." ucap Benigno yang sudah memasrahkan nasib nya pada tuhan yang maha esa.
😓😓😓
Kak UPe sungguh kehabisan kata-kata untuk Stella taher ini!!😓
