NovelToon NovelToon
KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

KISAH TAK BERUJUNG Bad Senior In Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:6.8M
Nilai: 5
Nama Author: Sephinasera

SUDAH TERBIT CETAK


"Aku mau riset ke Jepang."

Menjadi awal dari kandasnya mimpi indah Anggi bersama Dio, the first love never die.

Ditambah tragedi yang menimpa kedua orangtua Dio, membuat masa depan yang sejak lama diangankan harus pupus dalam sekejap.

Namun ketika Anggi masih berusaha menata hati yang retak, Rendra datang hanya untuk berkata,

"I just simply love you."

"Gimme a chance."

A romantic story about Dio-Anggi-Rendra

--------------

Season 1 : Kisah Tak Berujung Bad Senior in love

Season 2 : Always Gonna be You

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sephinasera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Senja Yang Indah di Malioboro

Anggi

Tak sampai 15 menit kemudian, Dio sudah berdiri di depan mereka dengan senyum terkembang.

Mala yang sebenarnya kepo akut dengan kedatangan Dio yang mengejutkan, ingin ikut nimbrung. Namun ia lebih dulu mengusir sahabatnya itu.

"Ada matkul teleportasi ya di kampus kamu?" Mala jelas sedang menuduh.

"Atau kamu doppleganger yang sengaja datang ke sini untuk meyakinkan perasaan Anggi?"

"Aduh, sori nih Dio, Mala emang suka absurd," ia meringis.

"Eh, Mal, bukannya kamu mau ke Perpus nyari bahan tugas?" ia buru-buru memberi kode melalui kedipan mata ke arah Mala. Di antara tawa kecil Dio dan wajah bingung Mala.

"Tugas apaan?" Mala tak mengerti.

"Tugas dari Mas Muhajir. Kamu belum ngerjain kan? Udah mau deadline loh," kode sama sekali tak mempan. Kini ia pun melotot, berharap Mala sadar.

"Aku kan nggak ambil matkul ...." kalimat Mala terpotong di udara.

Karena ia sudah berdiri dan menarik tangan Mala agar menjauh, "Buruan ... keburu Perpus tutup."

"Jangan lupa ... nanti malam!" begitu teriak Mala sebelum angkat kaki keluar dari kantin.

"Nanti malam ada acara apa?" Dio masih tersenyum melihat tingkah mereka.

"Oh, bukan apa-apa kok. Nggak penting," ia balas tersenyum sambil menggeleng yakin.

Senyum senang, bahagia, surprise, tak percaya sekaligus takjub, campur menjadi satu. "Kamu ... kok bisa tiba-tiba di sini?"

"Kamu ... kaget ya?" Dio terkekeh.

"Banget," ia pasti sedang tersipu sekarang. "Tiba-tiba kamu nelpon udah ada di depan Maskam. Aku bingung. Maskam mana? Memang ada Maskam yang lain lagi ...."

Lalu mereka tertawa bersama. Tawa bahagia.

"Surprisenya sukses dong," Dio masih tersenyum.

"Sukses luar biasa," ia menggeleng-gelengkan kepala sambil terus tertawa.

Ternyata Dio sudah sejak hari Senin berada di Jogja. How come? Ternyata Dio dan tim dari kampusnya, sedang mengikuti Indonesia Cyber Security Competition. Yang diselenggarakan di Royal Ambarrukmo. Dan hari ini adalah hari terakhir kompetisi.

"Kok ... kamu bisa keluar sampai ke sini?" ia menatap takjub mendengar penuturan Dio.

"Barusan selesai final ...."

"Tim kamu masuk final?" matanya semakin membelalak takjub. "Congrats."

"Belum juara. Ngasih selamatnya nanti aja," Dio terus saja tersenyum.

"Sama aja," ia terkekeh. "Se Indonesia kan?" Kamu memang selalu keren, namun kalimat yang terakhir hanya terucap dalam hati.

"Nanti malam awarding nightnya. Kamu ... nanti malam ada waktu nggak?"

Ia hampir tak percaya, jika keberuntungannya bisa berubah hanya dalam waktu hitungan menit. Setelah seharian bingung mencari alasan paling make sense untuk mangkir dari makrab. Sekarang alasan itu justru datang dengan sendirinya di depan pelupuk mata.

"Kebetulan Bunda juga lagi di sini ...."

"Bunda kamu di sini?"

"Ada seminar gitu. Sebenernya udah selesai dari kemarin. Jadwal tiket pulangnya tadi pagi malah," terang Dio.

"Cuma aku minta nambah sehari. Mumpung aku juga lagi ada di sini. Kapan lagi coba bisa ketemu Bunda. Kalau nunggu aku pulang masih lama," imbuh Dio seraya mengu lum senyum.

Ia tersenyum takjub. "Iya sih, mumpung kamu juga lagi di sini. Bisa sekalian liburan."

"Tapi tetep nggak bisa ke mana-mana," Dio mengangkat bahu. "Besok pagi Bunda udah harus pulang. Jadwalku juga full. Ini aja nih rada longgar, jadi bisa nyempetin ke sini."

Ia terus saja tersenyum takjub.

"Kalau nanti malam kamu belum ada acara ... mau nggak kamu ...."

Hatinya berdebar kencang menunggu kalimat Dio selanjutnya.

"Nemenin aku datang ke awarding night."

Kalimat terakhir yang diucapkan Dio membuat hatinya terbang melambung ke awang-awang.

"Sama sekalian minta tolong ...."

"Iya, gimana gimana?"

"Jadi ... nanti tuh acaranya jam delapan malam. Sementara aku jam empat udah harus balik hotel," Dio melirik pergelangan tangan kanan.

"Sekarang udah jam tiga. Kamu ... bisa tolong temenin Bunda, sampai nanti malem kita ketemu di hotel pas awarding night nggak?"

Menjadi guide untuk calon mertua di tanah rantau? Totally yes.

Bunda Dio menginap di sebuah hotel di kawasan Malioboro. Bukan hal yang sulit untuk menemani beliau sampai acara awarding night nanti malam. Tapi sebelum semua dimulai, ia lebih dulu menawarkan menu favorit.

"Eh, kamu udah makan belum? Di sini banyak pilihan menu enak lho."

Ia pun menemani Dio menyantap seporsi siomay lengkap dengan pare. Sambil membicarakan semua hal yang menarik, sesekali diselingi tawa.

Dari kampus, Dio mengantarnya pulang ke Raudhah memakai motor sewaan dari pihak hotel. Dio sebenarnya bersikeras untuk mengantar ke hotel tempat Bunda menginap. Tapi itu jelas tidak memungkinkan. Lalu lintas menuju Malioboro selalu padat jelang sore hari. Ditambah Dio harus segera mengikuti technical meeting.

"Kamu tenang aja," ia tersenyum senang.

"Aku pastiin, nanti malam Bunda bisa hadir tepat waktu. Buat ngelihat kamu jadi juara," ia tersenyum menenangkan. Ketika Dio meminta maaf, karena tak jadi mengantar ke hotel tempat Bundanya menginap.

'Mendampingi orangtua di acara keluarga,' begitu ia menulis di papan pengumuman kost. Dengan tambahan sticky notes : 'belum tahu sampai jam berapa.' Meski ia tahu pintu gerbang kost akan digembok setiap jam 10 malam. Itu masalah nanti, bisa dipikirkan belakangan.

Setelah mandi, ia memilih baju yang menurutnya paling pantas untuk menghadiri sebuah malam award -malam award spesial orang terkasih-, lalu menyimpannya di dalam paperbag.

Ia berniat mengenakan baju kasual saat pergi ke hotel. Awarding night masih beberapa jam lagi. Mungkin saja Bunda mau jalan-jalan dulu. Ia tentu tak mau berpenampilan kusut saat menghadiri acara spesial nanti malam.

Jadi, ia berencana akan menumpang ganti baju di hotel tempat Bunda menginap. Sebelum menuju ke tempat acara malam award berlangsung.

Setelah puas mematut diri di depan cermin. Ia langsung memesan ojek online menuju ke Malioboro, menjemput calon mertua. Hmm.

Bunda Dio tak terkejut saat mengetahui jika dirinya yang muncul dari balik pintu kamar hotel tempat beliau menginap. Pasti karena Dio sudah memberitahu sebelumnya.

Bunda bahkan langsung memeluknya erat, "Anggi sayang ... apakabar? Akhirnya ketemu di sini."

Yakin deh, kalau ia tak ingat Bunda Dio tak memiliki anak perempuan, hidungnya bisa kembang kempis tak berhenti mengembang saking ge-ernya mendapat sambutan sehangat ini. Tapi dengan mengedepankan alasan logis, memang begitu gaya Bunda saat bertemu dengan teman-teman perempuan anaknya.

Eh, sebentar ... tapi kalau panggilan sayang, apakah itu termasuk spesial? Keningnya mengkerut karena berusaha mengingat-ingat, apakah Bunda juga pernah memanggil sayang kepada Fira dan Inne, saat mereka masih sering bermain ke rumah Dio dulu?

Tapi ah ... sudah lupa tuh. Yang pasti, kemungkinan besar bisa dipastikan, bahwa Bunda adalah dosen favorit semua mahasiswanya.

Dengan wajah yang teduh dan ramah, tutur kata lembut, adalah paket sempurna Bunda menjadi most wanted lecturer.

Benar kata Papah tempo hari, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sikap menyenangkan Dio pasti merupakan duplikasi sempurna dari Bundanya sendiri.

Karena mereka masih banyak memiliki waktu luang jelang awarding night, maka ia menawarkan diri untuk menemani Bunda mencari oleh-oleh.

Dan beliau langsung menyetujuinya, "Mau banget. Belum sempet ke mana-mana. Dari kemarin Bunda di hotel terus."

Mereka pun menyusuri jalan di sepanjang Malioboro. Melihat-lihat deretan penjual souvenir, jajanan, dan pertunjukan jalanan.

Bunda sempat berhenti lama di toko Mirota Batik. Melihat ibu-ibu yang sedang memeragakan cara membatik menggunakan canting. Beliau pun tertarik untuk ikut mencobanya sendiri.

"Anggi juga ya."

Tanpa menunggu jawabannya, sudah ada seorang karyawan yang memandu mereka untuk berganti baju mengenakan pakaian adat Jawa. Lengkap dengan sanggul rambutnya.

"Cantik," begitu Bunda mengelus bahunya sekilas, saat ia keluar dari ruang ganti. Telah mengenakan pakaian adat Jawa lengkap dan rambut disanggul.

Seorang fotografer sudah menunggu mereka. Siap untuk mengabadikan foto mereka di photo booth. Ia pun mempersilahkan Bunda untuk difoto terlebih dahulu, tapi tangannya justru ditarik.

"Ayo, kapan lagi foto berdua ...." Bunda tersenyum.

Klik.

Fotografer memotret mereka dalam beberapa pose. Bunda bahkan meminta dilebihkan 1 cetakannya. "Nanti ingetin Bunda, buat kasih ke Dio ya, sayang."

Ia hanya bisa mengangguk malu-malu.

Setelah itu, mereka duduk di tempat yang telah disediakan. Sambil mendengarkan pemandu mengajari mereka membatik. Selesai membatik, kain diberi warna sesuai selera.

Ini benar-benar pengalaman yang menyenangkan. Bisa belajar membatik dengan mengenakan pakaian adat. Seumur-umur kuliah di Jogja, baru kali ini ia belajar membatik. Bersama Bunda Dio lagi. Sungguh senja yang luar biasa.

Terakhir, mereka diberi pouch berisi soda abu. Lengkap dengan petunjuk cara pelorotan (menghilangkan) lilin batik di kain.

Bunda juga memborong beberapa kain batik, gantungan kunci, dan pajangan kayu berupa jam dinding berukuran besar, "Buat di ruangan Ayah. Jam dindingnya udah lama rusak," Bunda tersenyum.

Ia sempat terpesona dengan tas handmade, yang terbuat dari bahan rotan muda dan anyaman daun kelapa. Cantik dengan aneka design kekinian. Hasil anyamannya juga rapi dan mulus tanpa cela.

Tanpa dinyana, Bunda mengambil tas handmade tersebut yang memiliki desain paling elegan, "Bagusan yang mana?"

Ia spontan memilih desain yang menurutnya paling bagus.

"Kita kembaran ya ...." Bunda tersenyum.

"Oh, nggak usah, Bunda. Makasih banyak. Saya kan milih buat Bunda," ujarnya panik, merasa tak enak.

Tapi ternyata itu belum apa-apa. Usai membayar semua barang yang dibeli, Bunda menyerahkan sekantong plastik berisi tas anyaman dan sebuah dress batik cantik, yang tadi sempat ditaksirnya. Meski ia terus berusaha menolak dengan halus, namun Bunda tetap memaksa.

"Buat kenang-kenangan," bisik Bunda seraya menggenggamkan kantong plastik itu padanya. Membuatnya hanya bisa tersipu malu sambil berkali-kali mengucapkan terima kasih.

Tepat adzan maghrib berkumandang, acara jalan-jalan sekaligus mencari oleh-oleh selesai. Kedua tangan mereka penuh dengan barang hasil belanjaan Bunda. Mereka pun berjalan kaki pulang menuju ke hotel. Untuk mempersiapkan diri jelang awarding night.

***

1
Lugiana
reread ping suwidak jaran panggah 😢😢😭😭😭😭😭
Umi Fauzan
cerita terbaik
Tutik Winarsih
baca lagi dan tak ada bosannya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
Alhamdulillah punya teman yang baik y Nggi dan bisa diandalkan
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
the one and only ya Nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
ayo Dio, keluar dari novel tanganin deh tekhnologi di negeri ini biar menjadi nomor satu di dunia
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
salting ya Nggi 😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
emang enak dikacangin 🤣
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
malah cubit2an
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
apa ya oleh oleh Dio
peuyeum kali ya
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
tu mah, camannya datang
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
caman idaman mama Nggi😁
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
mendengar namanya disebut aja bikin panas dingin ya nggi
ᖇᑌᔕᔕᗴLLL
cemilan legend yang masih eksis sampai sekarang
famita
mau baca ke berapa kalipun tetep mewek 😭
Afidatul Rifa
menyerahkan, menitipkan dgn sepenuh hati wanita yg qta cintai kepada laki" yg mencintai wanita itu, rasanya pasti nyesek tapi Dio bisa legowo itu loh yg bikin q banjir air mata, meski dah baca berulang-ulang 😭😭😭
Afidatul Rifa
udah baca lama banget sampe lupa alir ceritanya jadi mampir lagi deh
Devi Safitri
baca ulang 2025
Nita_Ria Nita
mampir lagi aku ,sdh baca yg ke 5 kli abis nya kngen SM Abang Rendra🤭🙈
Emiliya Wati
aku slalu memimpikan novel ini dibuat filmnya.. kira2 aktor yg cocok jadi Rendra siapa ya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!