Kebahagiaan dan kehidupan damai yang diharapkan raisa, cewek keras kepala, dan galak, tiba tiba sirna, ketika ia dipertemukan dengan seseorang yang menurutnya menyebalkan, dan selalu membuat emosinya naik setiap saat.
Banyaknya lika liku kehidupan yang menumbuhkan benih cinta, terpaksa membuat raisa membuka kembali lembaran dimasa lalunya, dan, mencari siapa sebenarnya seseorang yang menjadi pahlawan kecilnya.
akankah raisa menemukan siapa pahlawan kecilnya?
atau ia harus melupakan dan mencari hati yang lain untuk berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellmei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31
Sudah lebih dari satu jam yang lalu, dokter yang menangani andika tidak kunjung ke luar, cewek itu menatap kosong lantai rumah sakit, air matanya sudah tidak menetes lagi, namun rasa sesak masih terus menghantam dadanya, ingatannya masih terus berputar-putar pada kejadian di mana andika-nya dipukuli tanpa ampun, sampai-sampai tidak sadarkan diri
"Ra lebih baik lo istirahat, lo pasti capek" reza merasa iba melihat raisa yang kacau seperti ini, matanya juga sembab karena terus menangis.
Cewek itu tidak menanggapi ucapan reza, air matanya kembali menetes melewati kedua pipinya, reza menghela nafas dan menarik raisa kedalam dekapannya.
"Seandainya...hiks gue...hiks bisa jagain diri...hiks andika gak...hiks bakal...hiks gini za....gue nggak bakal...hiks maafin di gue sendiri...."
"Sttt udah, ini bukan salah lo, ini emang udah takdir, gue yakin andika bakal baik-baik aja"
"Lebih baik lo istirahat ra, ntar yang lain pasti nyusul ke sini" reza kembali berujar, mencoba menenangkan raisa, teman-temannya memang belum datang, mereka masih mengantarkan vira dan keysha masing-masing dengan selamat, sementara denny masih bersama dengan dicky, membicarakan semua baik-baik, begitu pula dengan erland, cowok itu pulang sebentar ke mansion untuk menemani cakra, karena anak itu sendirian, hanya dengan beberapa asisten yang menemani.
"Gue mau nunggu andika bangun za" jawan raisa setelah merasa lebih tenang, reza hanya bisa menghela nafas sekali lagi itu tidak bisa memaksa raisa, karena Itu sudah kemauan raisa.
"Oke lo di sini, tapi kalau capek lo harus istirahat" peringatan reza memberi izin, raisa menganggukkan kepalanya mengerti.
💫💫💫
Ia menangis di bawah guyuran air shower, kamar mandi apartemen miliknya, tuhan benar-benar tidak adil padanya, dirinya yang hidup hanya sebatang kara harus merasakan kepedihan seperti ini?
Tara menjambak rambutnya frustasi, ia merasa kotor, kesuciannya diambil oleh seorang lelaki yang entah siapa namanya, padahal tinggal satu hari lagi,hari bahagianya, besok.
Besok ia akan menikah dengan dicky, cowok yang paling berharga dalam hidupnya, seorang cowok yang selalu memberinya semangat untuk berjuang dan mewarnai hidupnya dengan kelembutan dan kehangatan.
Tara, cewek ramah dan penuh dengan keceriaan dalam hidupnya adalah anak yatim piatu, dirinya tinggal di panti asuhan sejak usia balita, tanpa mengetahui siapa orang tuanya, setelah menginjak usia remaja, tara mulai bekerja sampingan sambil terus melanjutkan sekolah, sampai ia dipertemukan dengan dicky waktu MOS, tempat ditanggal 15 .
"tar lo di mana?" teriakan seseorang diluar kamar mandi tidak dihiraukan olehnya, sampai-sampai pintu kamar mandinya dibuka paksa oleh seorang cowok.
denny berjalan mendekat ke arah tara yang sudah terkapar di lantai kamar mandi, cowok itu mematikan shower dan membantunya untuk bangun.
"Lo apa-apaan tar, lo gila? lo bisa sakit kalau begini" omel denny padanya.
"Gue nggak peduli den, gue kotor, dicky gak pantas sama gue, lebih baik gue mati, gue kotor" teriak cewek itu frustasi.
Denny menatap iba cewek yang sudah ditarik dalam dekapannya, ia merelakan kemeja yang ia pakai karena sudah basah akibat merangkul tara dalam dekapannya.
"Lepasin gue den, gue kotor, lo gak pantas temenan sama gue, biarin gue mati den" tara memukul dada bidang denny sekuat tenaga agar cowok itu melepaskan dekapannya.
Denny memejamkan mata, dirinya tahu apa yang dirasakan tara, pasti sangat menyakitkan bagi tara karena kesuciannya direnggut lelaki hidung belang.
Tara menangis di dalam dekapan denny, cewek itu tidak lagi meronta, ia menangis didekapan denny, suara isakan tangisnya begitu memilukan.
"Sekarang lo ganti baju, baju lo basah, gue tunggu di luar" ucap denny pelan, melihat tara yang sudah merasa lebih tenang.
Tara mengangguk yang dibalas dengan senyuman oleh denny, cowok itu mengacak rambut tara pelan lalu melangkah keluar kamar.
💫💫💫
Denny menghela nafas pelan, cowok itu mengambil kotak P3K dan melangkah mendekati dicky, ia duduk di dekat dicky berniat untuk mengobati memar di wajah kakaknya, namun ditolak oleh cowok itu.
"Gak usah sok baik kalau di depan gue" dicky menatap sinis denny yang berada disampingnya.
"Gue gak pura-pura baik, gue cuma mau ngobatin luka lo, setelah itu lo dengerin suara di flashdisk yang udah gue kasih, selepas itu, lo boleh nyiksa gue sesuka hati lo Kiki" ucap denny sangat tulus.
Dicky tidak percaya, denny akan memanggilnya dengan nama itu, nama yang sering digunakan denny ketika mereka masih kecil.
Denny kembali mengompres wajah dicky perlahan, tidak ada lagi perlawanan dari cowok itu, dicky seakan luluh dan membiarkan denny untuk mengobati memar di wajahnya.
Setelah denny selesai mengobati memar di wajah dicky, cowok itu pun memberikan laptopnya kepada dicky.
"Dengerin apa yang ada di flashdisk itu, gue gak akan kabur, kalau lo nyari gue buat ngebunuh gue, gue ada di ruang keluarga" dicky tidak menyahut membiarkan denny keluar begitu saja.
setelah denny keluar, dicky menatap nanar kepergian saudaranya, terbesit kata menyesal di otak dicky, jika boleh jujur, dicky masih menyayangi denny layaknya seorang kakak pada adiknya, namun egonya kembali menguasai diri dicky saat mengingat denny lah penyebab kematian tara.
Iapun mulai mendengarkan suara yang ada di dalam flashdisk dengan seksama.
Biasanya kalau orang ngirim pesan suara
ngomong apa dulu ya? hehehe...
duh jadi bingung
Dicky kamu apa kabar?
seandainya suara aku yang ini sampai sama kamu, itu tandanya aku udah pergi jauh dari kamu ◡̈
besok kita bakal nikah ya
terdengar helaan nafas berat yang membuat wajah dikit sedikit was-was
Maafin aku kiki, aku nggak bisa jadi mempelai wanitanya, aku tahu kamu sayang sama aku.
begitupun sebaliknya, aku disini juga menyayangi kamu.
"Kenapa kamu ninggalin aku tara, kalau emang kamu benar-benar sayang sama aku?" ucap dicky lirih, sangat lirih, matanya sudah mulai berkaca-kaca saat mendengar suara gadisnya yang begitu ia rindukan.
Bukan aku berniat ninggalin kamu ki, kita itu emang dua insan yang saling mencintai, tapi kita nggak bisa sama-sama, ki aku benar-benar gak pantes bersanding sama kamu ◡̈
"Jangan nangis tara, aku sakit kalau lihat kamu nangis" dicky menggelengkan kepala sesak, ingin rasanya ia menghapus air mata dipipi gadisnya, namun apalah dayanya, itu hanya sekedar suara, suara gadisnya yang telah tiada.
Aku kotor kiki, aku hina, aku enggak suci lagi, aku sakit, hati aku sesak, diri aku benar-benar sakit, aku kecewa, pikiranku buntu, padahal besok kita bakal nikah, tapi dengan teganya seseorang ngerenggut harga diri aku sebagai wanita.
Aku nggak punya cara lain selain ini, aku bakal bunuh diri.....
Maaf .....
"Kenapa kamu lakuin itu tara? sekalipun kesucian kamu diambil oleh orang lain, aku tetap disini dan mencintai kamu sampai sekarang" gumam dicky ikut terisak, ia benar-benar begitu terpukul saat mendengar isakan dari bibir gadisnya, bahkan suara gadisnya ikut bergetar akibat menangis.
Aku gak pantas buat hidup lagi ki, aku cuma cewek bodoh yang dengan gampangnya direnggut kesuciannya sama orang asing, bahkan namanya aja aku nggak tahu, maaf, aku buat kamu kecewa....
"Kamu gak pernah buat aku kecewa tara" dicky menghela nafas menahan air matanya agar berhenti mengalir, meski pada akhirnya air matanya masih saja tetap mengalir deras bagai anak sungai.
Bahagia terus ya sayang, kamu pasti nemuin cewek yang lebih baik dari aku, yang lebih sempurna dari aku, dan lebih lebih dari segalanya dari aku, jangan lupa bahagia ya sayang, raih semua kebahagiaan kamu, aku pamit ya kiki ◡̈
Selamat tinggal dan sampai jumpa 👋
Aku sayang kamu selalu...... ❤
Dicky tidak bisa lagi menahan air matanya, hatinya benar-benar sakit, padahal besok adalah tanggal 15, ia berencana untuk mengunjungi makam tara seperti biasanya, membawakannya sebuah bunga lili dan memberi kabar bahagia padanya, bahwa ia sudah menghabisi denny, nyatanya ia salah, dendam itu tidak pernah ada, denny bukanlah penyebab kematian tara, dicky telah salah menaruh dendam selama 3 tahun ini, dicky berdiri, ia meremas flashdisk yang ia pegang, lalu berjalan ke arah tangga
"Denny" panggil dicky lirih, cowok itu berjalan mendekati denny yang disambut senyuman oleh cowok itu, ia merangkul denny kedalam dekapannya, denny membalas pelukan dicky sambil sesekali mengelus punggung kakaknya, menguatkan.
"Maafin gue, gue salah, gue terlanjur kebawa emosi dan hampir ngebunuh saudara gue sendiri, maafin gue karena gue nggak pernah mau dengerin penjelasan dari lo, gue__"
"Sttt, udah ki, gue ngerti, yang terpenting sekarang, semuanya udah baik-baik aja, besok tanggal 15 kan kita pergi ke makam tara dan jenguk andika ke rumah sakit" ucap denny setelah merasa dicky sudah mulai tenang, dicky melepas pelukannya, cowok itu menggelengkan kepala kuat.
"Gue takut buat ketemu mereka semua, gue takut mereka benci sama gue, dan gak akan pernah maafin kesalahan fatal yang gue buat"
"Gue tahu lo baik, lo orang baik, sama kayak yang lain, mereka semua baik dan gue yakin mereka pasti maafin lo"
Dicky menggigit bibir dalamnya memikirkan perkataan denny, sampai akhirnya cowok itu menganggukkan kepala setuju.
"Lo sama dinda apa kabar? gue boleh minta kejelasan ceritanya?"
"Gue sama dinda udah nikah" jawab denny tersenyum ke arah dicky, dicky menganggukkan kepala seraya tersenyum atas kebahagiaan denny dan dinda.
"Maafin gue, karena di hari bahagia lo sama dinda gue gak datang, malah ngerencanain sesuatu yang seharusnya gue nggak lakuin"
"Udahlah, yang lalu biarlah berlalu, anggap semua yang terjadi gak pernah ada ki" dicky menghela nafas dan akhirnya menggangguk meski sebenarnya rasa bersalah masih terbesit dipikirannya
💫💫💫
"Stttt" cowok itu meringis karena panggilan teleponnya tidak kunjung dijawab oleh tara, sekarang dirinya berada di kamar pengantin, di mana tara akan dihias wajahnya dan akan menggunakan gaun pengantin, namun saat ia sampai dikamar rias, pengrias itu mengatakan bahwa pengantin wanita tidak ada.
Denny berjalan was-was ke arah mobilnya, ia menjalankan mobil menuju apartemen tara berharap cewek itu ada di sana, sambil terus menghubungi cewek itu, untuk bertanya di mana keberadaannya, namun tara tidak sekalipun menjawab panggilannya.
"Tara" teriak denny dari ambang pintu, ia berlari ke arah tara yang sudah terkapar dengan pisau yang menancap di perutnya.
"tar, lo harus bertahan, lo gila ya, kenapa lo lakuin ini tara? dicky nungguin lo di sana" ucap denny merangkul tubuh tara yang lemah, ia ingin menarik pisau yang ada di perut cewek itu, namun tara menahannya, cewek itu tersenyum dan memberikan flashdisk ditangannya pada denny.
"Biarin gue pergi den, kasih ini ke dicky ya, sampein sama dia, gue sayang banget sama dia, dan gue beruntung bisa ketemu sama kalian, terima kasih atas segalanya" ucap cewek itu lemah sebelum ia benar-benar menutup matanya sembari tersenyum sendu ke arah denny.
Tangan denny bergetar, jantungnya bergemuruh hebat, melihat tara yang tidak lagi menghembuskan nafas, tangan cewek itu benar-benar dingin, tidak ada lagi detak nadi yang menunjukkan bahwa cewek itu masih hidup, tara benar-benar telah pergi untuk selamanya dan meninggalkan acara pernikahannya bersama dicky orang yang ia sayang.
💫💫💫
Dicky benar-benar merasa bersalah, cowok itu bungkam saat mendengar cerita denny, mereka sedang dalam perjalanan menuju pemakaman, tidak lupa dicky membawa bunga lili kesukaan gadisnya.
"Maafin gue den"
"Udah, lagian gue udah maafin lo jauh sebelum lo minta maaf, lo harus bahagia ki, sama seperti apa yang tara mau" denny menepuk pelan bahu dicky, dicky tersenyum, menganggukkan kepala ragu.
Sesampainya dimakam tara, dicky dan denny turun dari mobil yang mereka tumpangi, melangkah ke arah salah satu makam yang ada di sana, yaitu makam tara.
Dicky berjongkok di samping makam gadisnya, diikuti denny disampingnya.
"Aku balik lagi tara, aku udah dengerin semuanya, kamu bahagia kan di sana? aku juga bawa bunga kesukaan kamu, aku janji bakal terapin apa yang kamu mau, aku pasti raih semua kebahagiaan yang aku mau sama denny, persis seperti yang kamu inginkan" dicky tersenyum getir, ia menaruh bunga lili yang ia bawa di atas makam tara, ia tersenyum meski matanya sudah berkaca-kaca.
"Aku pamit dulu ya, kapan-kapan Aku bakal ke sini, sampai jumpa tara, aku sayang kamu" dicky mengelus batu nisan tara lembut, menahan sesak didadanya.
Denny tersenyum, mengelus bahu saudaranya lembut, dicky berkali-kali menghembuskan nafas, berusaha mengurahi rasa sakit dihatinya, ia kemudian berdiri mengangguk pada denny.
Merekapun beranjak dari sana menuju rumah sakit, di mana andika dirawat, sebelum pergi dari pemakaman, mereka berdua tidak lupa menghampiri makam aruna dan adam orang tuanya.
💫💫💫
Raisa duduk di dekat brangkar andika, cewek itu menggenggam tangan andika erat, berharap cowok itu cepat membuka mata, dan kembali menjadi andika-nya yang menyebalkan, yang selalu mengganggunya, cewek itu tidak lagi menangis seperti sebelumnya, raisa sudah pasrah dengan keadaan dan hanya berharap yang terbaik untuk keselamatan andika.
"ra, denny datang, sekarang dia ada di luar"
Raisa merespond dengan senyum tipis di bibirnya
"Gue keluar dulu, lo jagain andika ya za" raisa berdiri dari duduknya, yang mendapat anggukan kepala reza.
Raisapun melangkah keluar untuk menemui denny, matanya langsung tertuju pada orang yang ada di sebelah denny, dicky tersenyum canggung.
"Kedatangan gue ke sini, gue mau minta maaf sama lo ra, lo mau maafin gue? gue tau, gue emang gak pantas buat dapat maaf dari lo, tapi gue bener-bener nyesel" ucap dicky menundukkan kepala, bersiap-siap jika seandainya raisa akan memarahinya atau mungkin akan menghabisinya, dan dicky siap untuk menerima itu semua, apalagi jika seandainya raisa akan membencinya.
"Gue udah maafin lo dik, mungkin kalau gue jadi lo, gue bakal ngelakuin hal yang sama, udahlah yang lalu biarlah berlalu"
"Gimana keadaan dika ra?" tanya denny, ia merasa iba melihat penampilan raisa yang tidak terurus, cewek itu menghela nafas pelan dan tersenyum.
"Kondisi dika masih sama den, dia belum sadar, tapi dia baik-baik aja, dan gue yakin dia bakal balik"
"Gue sama dicky boleh masuk?"
"Silakan, gue mau ke bawah, beli minum
Denny pun melangkah masuk kedalam kamar andika dirawat diikuti dicky dibelakangnya.
Setelah denny benar-benar masuk, air mata raisa kembali mengalir, cewek itu dari tadi memang menahan air matanya, saat denny menanyakan keadaan andika, ia menghela nafas dan menghapus air matanya kasar.
"Jangan cengeng raisa, andika pasti balik" batin cewek itu mencoba menahan air matanya yang berniat jatuh kembali.
💫💫💫