Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.
Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.
Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Bagian 2
Wajah Tetua Shen yang pucat pasi terlihat seperti baru saja disuruh menelan kodok hidup-hidup.
"K-Kompensasi...?" ulangnya, suaranya terdengar seperti tikus terjepit.
Dia salah paham. Dia mengira Lin Feng... datang dengan sebuah tindakan kedermawanan yang aneh... datang untuk menawarkan kompensasi kepada Zhang Yao.
"A-Ah, Tuan Muda Lin!" katanya, buru-buru membungkuk. "A-Anda... Anda tidak perlu! Klan Zhang... mereka... mereka pasti mengerti akan... k-kecelakaan ini..."
Lin Feng tertawa. Tawa yang dingin dan mengejek.
"Saya? Menawarkan kompensasi?"
Dia mengangkat jubah putih yang robek itu tinggi-tinggi, menggoyangkannya di depan wajah Tetua Shen.
"Tetua Shen, apa mata Anda sudah buta? Saya korbannya di sini!"
Dia menunjuk robekan di lengan. "Lihat ini! Ini sutra es edisi terbatas. Dua ribu tael perak. Sudah dirusak oleh Zhang Yao!"
"Saya," kata Lin Feng, suaranya kini datar dan tanpa emosi, "datang ke sini untuk menagih."
Tetua Shen membeku.
Otaknya yang sudah tua... tidak bisa memproses ini.
Orang yang mematahkan tulang... menagih kompensasi... untuk jubah yang robek... dari si korban yang patah tulang?
Ini... ini adalah level ketidaktahumalu-an yang... ilahi.
"T-Tapi... T-Tuan Muda Zhang... d-dia..."
"Dia ada di Kamar VIP Giok, kan?" potong Lin Feng, tidak sabar. "Tunjukkan jalannya."
Tetua Shen terlalu takut untuk membantah. Dia hanya bisa menunjuk dengan jari gemetar ke koridor mewah di sebelah kanan. "P-Pintu... terakhir... d-di sana..."
"Terima kasih," kata Lin Feng.
Dia mengambil kembali jubah robeknya dan berjalan santai menyusuri koridor, meninggalkan Tetua Shen yang gemetar di belakangnya.
"BWAHAHAHAHA! KAU LIHAT WAJAH KAKEK TUA ITU?!" raung si Kakek di kepala Lin Feng. "DIA HAMPIR PINGSAN! KAU BARU SAJA MENULIS ULANG DEFINISI 'BAJINGAN' DI KAMUSNYA! AYO, NAK! KITA TAGIH SI TANGAN PATAH ITU!"
Lin Feng tiba di depan pintu ganda yang terbuat dari kayu pernis. Kamar VIP Giok.
Dia tidak mengetuk.
Dia menendang pintunya hingga terbuka.
BRAK!
Pintu itu menghantam dinding dengan keras.
Suara itu membuat ruangan VIP yang tadinya tenang menjadi kacau balau.
"AAAAHH!"
Sebuah jeritan panik terdengar. Bukan dari Zhang Yao.
Itu dari salah satu kroninya, yang sedang mengupaskan apel. Saking kagetnya, dia menjatuhkan apel dan pisaunya, yang jatuh berdentang di lantai giok.
Di dalam kamar yang mewah dan berbau herbal mahal itu, pemandangannya menyedihkan.
Zhang Yao, sang 'Jenius', terbaring di tempat tidur mewah. Lengannya diperban tebal dan digendong dengan kain sutra. Wajahnya pucat dan bengkak. Dua kroninya berdiri di sampingnya, jelas sedang melayaninya.
Lalu... mereka melihat siapa yang berdiri di ambang pintu.
Itu adalah Lin Feng.
Dia hanya berdiri di sana, jubah biru langitnya kontras dengan jubah robek yang dia pegang di lengannya. Ekspresinya datar. Bosan.
"K-K-KAU...!"
Zhang Yao menjerit. Itu bukan jeritan marah. Itu adalah jeritan teror murni.
Dia mencoba menggeser tubuhnya mundur dari tempat tidur, tapi gerakan itu membuat lengannya yang patah berdenyut.
"NGHHH... S-Sakit... K-Kau! 'Iblis'!"
Dia telah melihat Lin Feng dalam mimpinya.
"HAHAHAHAHA! LIHAT ITU, NAK!" tawa si Kakek di kepala Lin Feng. "DIA KETAKUTAN SETENGAH MATI! KAU BARU SAJA MUNCUL DAN DIA HAMPIR KENCING DI KASUR! KAU ADALAH TRAUMA BERJALAN BAGINYA!"
"Lin Feng!" Kroni 1, yang lebih berani, melangkah maju, meskipun kakinya gemetar. "A-Apa maumu?! T-Tuan Muda kami sedang... sedang terluka parah!"
"Justru itu," kata Lin Feng, suaranya yang tenang terdengar mengerikan di ruangan yang tegang itu.
Dia melangkah masuk.
Dia mengabaikan kedua kroni itu seolah-olah mereka adalah sebuah perabot. Dia berjalan lurus ke sisi tempat tidur Zhang Yao.
Dia berhenti, menjulang di atas rivalnya yang kini menyedihkan.
Zhang Yao menahan napas, terlalu takut untuk bergerak. "A-Apa... m-maumu...? T-Tanganku... sudah patah... A-Apa kau mau... mematahkan tanganku yang lain?"
Lin Feng tidak menjawab.
Dia mengangkat jubah putih yang robek itu.
Lalu... dia melemparkannya.
PLAK.
Jubah robek itu mendarat tepat di wajah Zhang Yao, menutupi pandangannya.
"GYAAAH!" Zhang Yao menjerit terkejut, mengira itu adalah serangan.
"Itu," kata Lin Feng, suaranya dingin, "Jubah Sutra Es Edisi Terbatas."
Zhang Yao, dengan panik, menggunakan tangannya yang sehat untuk merobek jubah itu dari wajahnya. Dia menatap Lin Feng, bingung dan ketakutan.
"A-Apa...?"
Lin Feng mencondongkan tubuhnya ke depan. Wajah tampannya kini hanya beberapa inci dari wajah pucat Zhang Yao.
"Harganya," bisik Lin Feng, "dua ribu tael perak."
Dia menegakkan tubuh.
"Kau merusaknya. Aku di sini... untuk meminta ganti rugi."
tapi overall, ini cukup bagus👍
untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭
maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏