Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 31
"Assalamualaikum," sapa ketiganya.
"Waalaikumsalam,"jawab suara wanita yang tak lain adalah Naima.
Membuka pintu rumah, dan seketika terkejut melihat kedatangan Angkasa dan dua orang apri baya. Bahkan dia masih mematung menatap tak percaya ke arah Tiga orang di depannya membuat Angkasa tersenyum kecil.
Triiiing
Angkasa menyentil kening Naima sehingga terdengar suara mengaduh dari Naima sambil mengusap keningnya yang sakit. Mata Naima melotot ke arah Angkasa yang malah cekikikan. Hal itu membuat kedua orang tua Angkasa saling pandang dan menahan senyum.
"Mau sampai kapan menahan tamu di depan pintu? Salim dulu sama calon mertua, biar di restui jadi menantu!"celetuk Angkasa.
Sedangkan dia sendiri malah masuk ke dalam rumah lebih dulu. Berasa udah masuk ke rumah sendiri saja. Tak ada beban. Sedangkan Naima terpaksa menahan kesal dan menyapa kedua orang tua Angkasa dengan sedikit gugup.
"Salam kenal Pak, Bu. Nama saya Naima,"ucap Naima menyapa kedua orang tua Angkasa.
"Loh kamu bukan masih anak sekolah kan?"tanya Mama Novita penasaran karena melihat postur dan juga wajah Naima.
"Saya sudah 24 tahun Bu,"jawab Naima.
"Walah awet muda, nanti kita punya mantu berasa punya anak bungsu ya pah?"kekeh Mama Novita malah bercanda.
"Silahkan masuk pak, Bu ... Maaf keadaan kami begini adanya,"Naima mempersilahkan mereka berdua masuk.
Ternyata kedua orang tua Angkasa tidak terlalu sombong. Bahkan mereka bisa membuat Naima yang terlihat tegang menjadi lebih rileks. Karena perlakuan mereka yang tidak seperti kebanyakan orang kaya lainnya. Apalagi untuk pertama kali ketemu malah dalam acara lamaran mendadak seperti ini.
"Loh kamu nggak bawa bawaan untuk lamaran?"bisik ibunya malu karena datang di tangannya hanya membawa buah-buahan saja.
"Lusa saja sekalian sama nikahan, sekarang hanya cincin lamaran saja,"jawab Angkasa santai.
"Maaf kami datang mendadak Pak, Bu. Karena semalam anak kamu memberi tahu dengan mendadak. Bahkan kami saja baru tiba dari luar kota dan langsung kesini. Jadi mohon maaf kalau persiapan kami seperti ini. Kami akan perbaiki semuanya di acara pernikahan nanti,"ucap Papa Teddy merasa malu kepada keluarga Ayah Hamdan.
"Tidak masalah pak, jangan terlalu memikirkan hal itu. Karena barang bawaan tidaklah terlalu penting. Itu hanya simbol saja, yang paling penting adalah kelak mereka bisa menjalani biduk rumah tangga dengan bahagia. Karena kita tahu sendiri semua terjadi dadakan, kita sebagai orang tua hanya bisa mendoakan saja. Semoga mereka bisa saling menerima dan mungkin ini adalah jalan jodoh untuk mereka dari Yang Maha Kuasa,"jawab Ayah Hamdan membuat kedua orang tua Angkasa tersenyum.
Ternyata kedua orang tua Naima tidak seperti yang mereka fikirkan, mereka ternyata adalah orang-orang baik. Benar yang di katakan Pak Hamdan jika jalan jodoh anak-anak mereka mungkin seperti ini. Bahkan Angkasa menemukan jodohnya di umur yang tak muda lagi.
Acara lamaran di adakan dengan sederhana namun syarat dengan makna. Di sana juga di saksikan oleh Pak ustad dan Pak RT sebagai saksi. Dua hari lagi pernikahan mereka akan di langsungkan. Naima akhirnya pasrah, apalagi kedua orang tua Angkasa begitu baik padanya. Berbeda dengan keluarga Arga yang bahkan selama ini terlihat cuek dan sedikit enggan merangkulnya.
Angkasa dan kedua orang tuanya pamit. sedangkan di rumah Ayah Hamdan sudah mulai berdatangan tetangga dan juga dari vendor untuk menyiapkan segalanya. Sedangkan untuk MUA pengantin, Angkasa sudah mengatakan akan mengirimkan MUA pilihannya untuk merias Naima.
Setelah mengantarkan kedua orang tuanya ke rumah, Angkasa kembali ke kantor untuk bekerja seperti biasanya.
"Apa anda yakin akan menikah dengan gadis yang kemarin datang ke kantor? Mantan calon istri Arga yang dia tinggal demi Gisel? Anda tidak sedang merasa bersalah dengan apa yang di lakukan Gisel padanya kan? Pak, pernikahan itu bukanlah permainan. Pernikahan sakral. Saran saya lebih baik anda fikirkan lagi. Jangan sampai anda menyesal di kemudian hari,"Cerca Dipta sang asisten sekaligus sahabat Angkasa.
"Aku tidak main-main dengan keputusan aku. Aku sudah menentukan untuk menikah dengan Naima,"jawab Angkasa.
"Apa kamu sudah mencintai dia? Dan apa dia juga sudah tau masa lalu kamu?"tanya Dipta duduk di depan Angkasa dengan sangat penasaran.
"Bukan hanya aku yang belum memiliki cinta, tapi dia juga. Kita bisa pacaran dan saling mengenal setelah menikah nanti kan? Apa yang salah! lebih seru kan? Aku sudah mengatakan semuanya kepada mereka. Kamu sudah melakukan apa yang aku minta kan? Dan aku ingin pernikahan aku menjadi rahasia sementara. Aku ingin merahasiakan dari Gisel. Dia akan tahu saat aku membawa Naima ke rumah sebagai istriku. Aku akan memberikan kejutan untuknya. Orang yang dia sakiti ternyata malah menikah denganku,"jelas Angkasa.
"Astaga! Sepertinya kamu puber di waktu yang tak muda lagi! Padahal kamu dan dia malah terlihat sperti adik kakak!"celetuk Dipta membuat Angkasa menatap tajam ke arahnya.
"Jangan mentang-mentang kamu susah punya anak dan istri ya Dipta!"dengus Angkasa sedangkan Dipta malah tertawa terbahak melihat ekspresi kesal Angkasa.
"Semoga dia memanglah jodohmu yang sesungguhnya. Susah waktunya kamu bahagia dan tidak bersembunyi juga terpuruk dari kesalahan yang tak pernah kamu lakukan di masa lalu. Kita akan buktikan segalanya. Tapi menikah dengan Naima, artinya kamu harus banyak bersabar. Apalagi dengan celotehannya itu, tapi aku rasa hidup kamu yang selama ini membosankan dan monoton akan lebih berasa bersama dengan pacar halal seperti Naima. Kamu harus ekstra hati-hati, akan banyak yang mencoba mendekati Naima karena jika kalian berjalan berdua akan di kira kakak adik,"kekeh Dipta.
"Sial-an kau Dipta!"umpat Angkasa melempar bolpoin ke arah Dipta yang sudah lebih dahulu menutup pintu ruangan Angkasa.
"CK, mana yang di katakan tu anak benar lagi! kemarin saja aku di kira kakaknya! Mana tu bocah malah ngirim pesan terus. Agresif banget jadi cowok! Bikin emosi aja emang tu bocah!"kesal Angkasa saat melihat ponselnya kembali berbunyi.
Terlihat notifikasi di layar ponsel jika pria yang kemarin meminta kenalan dengan Naima terus saja mengirim pesan kepadanya. Angkasa menang sengaja memberikan nomornya kepada pria itu. Karena merasa kesal di katakan jika mereka adik kakak. Belum apa-apa Angkasa sudah di buat emosi seperti ini, apalagi nanti. Setiap mereka pergi malah akan seperti itu.
"Pantas saja si Arga nggak membiarkan Naima punya banyak teman! Ternyata dia juga cemburu dan kesal selalu di kira adik kakak dengan Naima!" Angkasa kembali terlihat kesal dan akhirnya memblokir nomor ponsel itu.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰