Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #31
Suasana senja di tempat itu sangat indah, air yang bergelimang menghempaskan tiang-tiang yang menopang jembatan di mana enam orang itu berpijak di atasnya. Resort yang terletak di pinggiran pantai itu sangat lah nyaman, angin berhembus kencang dan terasa segar sekali.
"Ini kamar Valeria dan Alana, di samping nya Alvin dan Aksa., dan di sana aku dan Bara, apakah ada pertanyaan lain?" ucap Miko kepada teman-teman nya.
"Tidak ada," jawab mereka secara bersamaan dan segera melangkah masuk ke kamar masing-masing.
Bukan kamar, lebih tepatnya rumah-rumah kecil sederhana yang di dalamnya ada satu buah tempat tidur berukuran besar, kamar mandi, dapur dan fasilitas lainnya.
"Valeria aku senang karena kali ini bisa ikut kakak ku, aku bisa bertemu dengan mu, apakah kita bisa jadi teman?" ucap Alana sambil membawa barang bawaan nya masuk ke dalam kamar.
"Aku juga sangat senang, aku pikir hanya aku perempuan, ternyata ada yang lain, jadi aku bisa berteman tidak kesepian," ungkap Valeria.
"Kita bisa berteman, aku senang berkenalan dengan mu," jelas Valeria yang memang sangat suka dengan kepribadian Alana yang ceria sama seperti Maya sahabat nya yang kini mereka terpisahkan oleh jarak.
Dalam waktu singkat, Valeria dan Alana pun mulai kompak, mereka membersihkan tempat tidur bersama, bercerita dan bercanda bersama, banyak kesamaan hobi di antara mereka berdua yang membuat mereka semakin dekat.
Satu jam setelahnya.
Valeria dan Alana kini telah selesai beres-beres bahkan mandi mereka sudah rapih dan mengenakan baju tidur daster lucu selutut.
"Valeria kau juga punya baju seperti itu?" ucap Alana keluar kamar mandi dan tertawa menunjuk Valeria yang memakai pakaian sama dengan dirinya meskipun warna berbeda.
"Oh astaga, bagaimana bisa?" ucap Valeria tertegun sejenak.
"Mama ku yang mengemasi barang-barang ini," ucap Alana.
"Mama ku juga," ucap Valeria.
"Astaga kita berjodoh," ucap Alana yang kemudian tertawa renyah.
Sementara itu di kamar Aksa dan Alvin.
"Aksa kau sudah selesai belum? Kita harus makan malam bersama anak-anak lainnya, bagaimana bisa kau begitu lama di dalam kamar mandi," ucap Alvin yang sedari tadi menunggu Aksa selesai mandi.
"Sabar," jawab suara dari dalam.
Alvin pun diam setelah mendengar jawaban tersebut tiga puluh menit kemudian ...
"Kak Bara, kak Miko!" panggil Alana yang saat ini berdiri di depan pintu kamar kakak nya.
Pintu terbuka, terlihat Miko dan Bara yang sudah berpakaian rapi, celana pendek selutut dan baju kaos.
"Kalian sudah siap," kata Bara tersenyum menatap adiknya dan Valeria.
"Valeria, baju malam mu dan Alana bagaimana bisa sama? Kalian janjian?" ucap Miko sambil tersenyum kecil.
"Tidak, aku juga tidak menyangka, mama ku yang menyiapkan pakaian ini, Alana juga di siapkan mama nya," ungkap Valeria.
"Kalian berdua terlihat cantik dan sperti anak kembar," lajut Miko.
"Ya sudah, ayo turun, bukan kah kalian mau makan-makanan laut yang di jual di orang-orang dekat pantai? Kita bisa makan sambil menikmati pemandangan di pantai," ucap Bara kepada mereka semua.
"Wahh, ini pasti sangat menyenangkan," kata Alana.
"Tapi tunggu, di mana kakak ku kan dan kak Aksa?" ucap Valeria.
"Di belakang mu," ucap Aksa yang sedari tadi berdiri di belakang Valeria sambil mendengarkan instruksi dari Bara.
Valeria kaget dan seketika berbalik, hal ini membuat jidat nya terbentur ke dada Aksa juga tubuhnya kehilangan kendali.
"Ahhh," Laguh Valeria sambil memegang jidatnya.
Dengan cepat Aksa memeluk pinggang Valeria agar tidak jatuh.
"Heem," Alvin yang berdiri di samping mereka mulai memberi kode kesal.
Wajah Valeria memerah karena malu, dia segera melepaskan tangan Aksa dari pinggang nya dan kemudian menghampiri sang kakak.
"Kau baik-baik saja?" tanya Alvin.
"Tidak apa-apa kak," jawab Valeria berbohong.
"Ya sudah, ayo kita berangkat sekarang," ucap Alvin lagi.
Sementara Aksa hanya melemparkan tatapan yang tak bisa di artikan kepada Valeria.
Sementara itu di sisi lain ...
Rumah sakit,
"Di mana Karina? Bukan kah seharusnya dia yang datang menjemputmu?" tanya Hery temannya Zelan yang saat ini terpaksa harus menundua pekerjaan nya karena Zelan meminta untuk di jemput dari rumah sakit.
"Aku tidak tau, ponsel nya tidak bisa di hubungi, mungkin dia sangat sibuk," ucap Zelan yang kemudian masuk ke dalam mobil temannya itu.
"Ya, ya ya, jika itu Valeria dia tidak akan pernah sibuk," ungkap Hery yang kemudian menyalakan mesin mobilnya dan melaju cepat meninggalkan rumah sakit.
Zelan terdiam dan melirik Hery sekilas, sejak dia di rawat beberapa hari di rumah sakit dia selalu berharap Valeria datang dan meminta maaf kepada nya karena sudah pergi begitu lama, namun kenyataannya Valeria tidak pernah datang apalagi menghubungi nya melalui ponsel.
"Zelan, sudah begitu lama dia pergi, sepertinya dia tidak akan kembali, kau sendiri tidak tau kan, dia pergi ke mana," ucap Hery lagi.
"Tidak, dia tidak mungkin tidak kembali, dia hanya marah padaku, aku yakin nanti setelah tau kalau aku sakit dia akan datang menemui ku," ucap Zelan tak ingin merusak pikiran nya sendiri.
"Ya, ya baiklah, kalau begitu sekarang kau ingin pulang ke mana? Rumah orang tuamu atau apartemen mu?" tanya Hery lagi.
Zelan terdiam sejenak, dia berfikir kalau ke kembali ke apartemen nya mungkin tidak akan ada orang, di sana pasti kosong,
"Ke rumah orang tuaku saja, siapa tau Valeria ada di sana, dia mungkin tidak mau menginap di apartemen lagi, mungkin saja dia sudah kembali dan sekarang ada di rumah orang tuaku," jelas Zelan.
"Bagaimana kau bisa yakin?" tanya Hery dengan wajah datar.
"Ya, dia itu wanita yang tidak tau bekerja, dia hanya bisa mengerjakan pekerjaan rumah dan memasak, jadi dia tidak mungkin punya banyak uang untuk tinggal di hotel," jelas Zelan dengan penuh keyakinan.
"Ya, baiklah," jawab Hery acuh tak acuh.
"Zelan, kau tidak tau saja, sebenarnya aku melihat Valeria membawa kopernya di bandara, tapi maaf aku tidak bisa mengatakan ini kepada mu, biarkan waktu dan keluarga mu yang menjelaskan nya," batin Hery.
Tak butuh waktu lama, mereka pun akhirnya tiba di kediaman kedua orang tua Zelan.
"Terima kasih sudah mengantarku," ucap Zelan turun dari mobil.
"Ya, kalau begitu aku permisi," ucap Hery yang kemudian berlalu pergi dengan mobil nya.
Zelan berjalan perlahan menuju pintu rumah kedua orang tuanya.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
"Ma! Pa! Ini aku," ucap nya.
Seorang pelayan yang mendengar itu segera membukakan pintu tersebut.
Zelan segera masuk dan menuju ruang tengah, terlihat mama, papa dan adik perempuan nya saat ini sedang nonton televisi bersama.
****
