NovelToon NovelToon
Belenggu Terindah

Belenggu Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintamanis
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: wasabitjcc

Ilya Perry-Ivanova menikahi Nicholas Duncan hanya untuk satu tujuan: melarikan diri dari sangkar emas neneknya yang posesif.

Tapi Nicholas Duncan, sang pecinta kebebasan sejati, membenci setiap detik dari pernikahan itu.
Tujuannya Nick hanya satu: melepaskan diri dari belenggu pernikahannya, yang mana berarti Ilya. Istrinya yang paling indah dan jelita.

Ketika satu pihak berlari ke dalam ikatan itu, dan pihak lain mati-matian berlari keluar, mampukah mereka selamat dari perang rumah tangga yang mereka ciptakan sendiri?

×wasabitjcc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wasabitjcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Dingin

Sejak kecil, Ilya Ivanova sudah tinggal dengan tiga pria yang terobsesi melindunginya. Jika tidak tiga, maka dua, atau tidak satu. Tidak pernah Ilya ditinggalkan sendirian tanpa seorang pria memonitornya dan menjaganya.

Ilya hidup di bawah sangkar perhatian dan perlindungan yang berlebihan, ia menjadi terbiasa pada bentuk perhatian dan perlindungan itu.

Ilya terbiasa melihat Seryozha mendelik tajam kepada pria asing yang berusaha menggodanya, terbiasa melihat Eddy kembali dari kamar mandi setelah mematahkan hidung pria asing yang bersiul kepadanya. Ilya tidak akan terkejut pada tingkah Nick yang entah mengapa—malah mengingatkan Ilya pada para lelaki Ivanov yang terlalu melindunginya.

"Kamu tahu kamu tidak perlu melakukan apa pun padanya, kan? Maksudku, dia cuma melihat." Ilya mengerti tatapan yang berlebihan pun dapat diartikan sebagai pelecehan, tapi Ilya juga tidak mendukung kekerasan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya dan Nick.

"Laki-laki tidak hanya melihat, Ilya. Mereka membayangkan."

"Oke, Expert." Ilya menyikapi Nick sembari mencebik. Separuh dirinya tidak mempercayai ucapan pria itu, tapi separuh dirinya yang lain tidak mau membantah. Ia tidak mempunyai bantahan untuk disuarakan. Nick adalah pria dewasa, mungkin Nick lebih tahu dari dirinya.

"Sayang sekali kita tidak sempat melakukan snorkeling," kata Ilya, tatapannya tertuju kepada laut biru.

Pagi itu, setelah sarapan, mereka hanya berjalan di pesisir pantai, menikmati sensasi gelombang dingin air laut, dan panas pasir pantai di kaki mereka. Nick membawa sepatu Ilya di tangan kirinya, dan tas selempang perempuan itu di lehernya.

Ilya bergerak kesana-kemari, mengambil foto sampai energinya mereda, dan mereka jadi berjalan-jalan santai tanpa Nick perlu mengerahkan energi dan memanggil perempuan itu berkali-kali agar tidak berpetualang terlalu jauh.

"Aku tidak pernah menanyakan ini, karena kamu orang Rusia, kalian mendominasi olahraga senang indah di dunia, tapi..., Princess, apa kamu bisa berenang?"

Mata Ilya membola. "Kenapa kamu bertanya?"

"Karena kamu berencana melakukan sesuatu, dan rencanamu terkadang tidak sejalan dengan realita."

Seperti Ilya yang ingin mendaki Halaekalā, ketika pada realita, ia tidak pernah mendapat pelatihan mendaki atau pernah berolahraga sebelumnya. Snorkeling membutuhkan skill, dan kalau Ilya tidak memiliki skill di bidang itu, dia sama saja pergi bunuh diri.

"Aku..., aku bisa berenang." Ilya menatap Nick tepat di mata, berusaha meyakinkan pria itu dengan gemilang indah dan jelita wajahnya. Namun, keraguan sudah lebih dulu melingkupi Nick. Rubah cilik itu berdusta padanya. Nick sangat yakin itu.

...----------------...

Setelah berjalan-jalan di sekitar pantai Wailea—bermain dengan air laut yang seperti sapphire jernih, berbaring di atas pasir putih yang halus dan bersih, menikmati beberapa cemilan, makan siang di bibir pantai, mengambil gambar, dan membeli beberapa souvenir, Ilya dan Nick akhirnya memutuskan kembali ke resor kedua mereka yang tidak jauh dari sana.

Nick adalah orang yang mengusulkan agar mereka kembali, dan meski awalnya Ilya agak berat hati, Ilya pun mengikuti Nick pulang. Ilya merasa dirinya pun agak kelelahan dan butuh istirahat.

Perjalanan kembali ke vila hanya lima belas menit. Saat tiba di sana, Nick melenggang terus ke kamarnya untuk beristirahat, begitu juga Ilya. Ilya pergi mandi dan ketika keluar dari kamar, ia mengistirahatkan tubuhnya di tempat tidur dan terbangun ketika sore hari menyapa.

"Sial, aku ketiduran," kata Ilya. Ia tidak berniat tidur, tapi merebahkan tubuhnya di atas ranjang langsung membuatnya terlelap. Ilya keluar dari kamar dan mencari Nick.

Entah kenapa dia mencari Nick.

Mungkin kehadiran pria itu memberikannya ketenangan kalau ia tidak sepenuhnya sendirian.

Saat turun dari lantai dua, Ilya pun menemukan Nick berenang di kolam belakang.

"Holy—" Ilya takjub pada pemandangan di hadapannya.

Nick, hanya mengenakan celana renang, sedang berenang dari hulu ke hilir kolam yang biru dan jernih. Tubuhnya seperti atlet renang sungguhan, dan gaya renangnya pun sangat brilian. Ilya hampir mengabadikan momen itu di kamera ponselnya andai saja Nick tidak tiba-tiba berhenti dari aktivitasnya dan menatapnya.

Bagaimana bisa pria itu peka pada kedatangannya?

"Menikmati pemandangan, Princess?" Nick berenang ke tepi kolam, matanya memandang Ilya dengan kejenakaan.

Jelas sekali, Nick melihat tindakan Ilya yang hampir memotretnya. Hampir, tapi tidak sempat. Nick keburu menangkap basahnya.

"Baba meminta foto bulan madu kita," kata Ilya, tidak sepenuhnya berdusta. Yang Ingrid inginkan adalah kabar bulan madu mereka, bukan foto Nick yang berenang seperti putera duyung di kolam, memamerkan otot-otot yang menggugah ketakjuban.

"Aku sudah mengirim beberapa foto padanya," sahut Nick, membuat Ilya terbelalak.

"Kamu mengirimkan foto ke Baba?" Ilya menepi ke bibir kolam dan mendekati Nick yang bersedekap lengan di tepian kolam itu. Air menetes dari rambutnya, mengalir ke wajah tampan dan rahang tajamnya.

"Yeah. Dia menginginkan update dariku, jadi aku mengirim beberapa foto."

"Foto apa?"

"Fotomu," sahut Nick.

"Aku?"

"Ya."

Ilya tidak mengerti. Kapan Nick mengambil fotonya? Foto apa? Apa dia cantik di foto itu? Apa dia terlihat absurd?

"Kenapa Baba tidak memberitahuku kalau dia sudah meminta update-an bulan madu kita darimu?"

"Well, bukankah sudah jelas karena dia ingin melihat bulan madu ini dari sudut pandangmu, yang mana berarti, itu adalah aku." Nick kembali menyeringai remeh saat Ilya cemberut atas tudingannya. Nick memperhatikan Ilya yang kini duduk di tepi kolam dan sebuah pemikiran terbit di benaknya.

"Princess," panggil Nick dengan sikap kasual dan datar, "Bantu aku keluar, udaranya sudah agak dingin."

Bukan hanya dingin, saat itu matahari juga sudah hampir tenggelam. Sudah saatnya Nick berhenti berenang kalau dia tidak mau tubuhnya keriput.

"Kemari," ujar Ilya, ia berdiri dan mengulurkan tangannya pada Nick.

Yang tidak Ilya ketahui adalah, uluran tangannya saat itu adalah jebakan, dan sebelum ia sempat mencerna apa yang terjadi, putera duyung licik dan tampan itu sudah menariknya ke dalam kolam, membuatnya basah dan tenggelam, sebelum kemudian terbit ke permukaan dalam kepanikan.

Napas Ilya memburu tak karuan, beberapa detik di dalam kolam, tenggelam, membuatnya dilanda kengerian. Saat ia kembali ke permukaan pun, kepanikan itu tidak mereda, tidak ketika ia tidak menemukan pijakan di kakinya.

"Apa yang kamu lakukan?" pekik Ilya, dengan ketakutan melanda dirinya, ia mendekap erat satu-satunya orang yang bisa menjadi penyelamat nyawanya. Orang yang juga sudah membuat dirinya tercebur ke kolam yang dalam itu.

Nick memperhatikan Ilya dan bagaimana wanita itu bereaksi. Sedikitnya, Nick merasa lucu pada kepanikan perempuan itu, tapi di sisi lain, ia merasa kaku.

Sulit baginya untuk menikmati buah keusilannya ketika Ilya kini bergelayut kuat di lehernya dan mendekapnya. Sulit untuk berkonsentrasi dan menikmati momen itu ketika aroma sunscreen kelapa menguar dari tubuh Ilya, disertai dengan aroma manis bunga yang Nick perkirakan adalah aroma parfumenya.

"Ketika kamu bilang kamu bisa berenang, aku tidak membayangkan kalau berenang yang kamu maksudkan adalah menempeli orang terdekat darimu seperti parasit, Ilya." Komentar Nick di telinganya membuat Ilya melupakan sejenak ketakutannya. Ia menatap pria itu tepat di mata dan kekesalan menguar kentara dari tatapannya.

"Apa ini tujuanmu? Melihat aku berbohong atau tidak? Menguji perhitungan dan rasionalitasmu dan membuktikan kalau kamu lebih superior dalam hal berpikir dariku?"

Nick tidak gentar di bawah pelototan Ilya, kemarahan gadis itu memang baru baginya, tapi tidak cukup untuk mengintimidasinya. Sebaliknya, Nick menyukai api amarah itu. Rasanya begitu baru, begitu nyata, begitu... memukau.

"Kamu terlalu banyak berbohong, Ilya. Maka dari itu, aku butuh bukti sebelum mempercayai ucapanmu."

"Banyak? Aku hanya berbohong tentang aku bisa berenang."

"Kamu berbohong tentang London."

"Ada apa dengan London?"

"Ilya Ivanova tidak pernah menapakkan kakinya keluar dari Rusia. Satu-satunya perjalanan yang kerap ia lakukan adalah liburan ke Petersburg setiap akhir tahun."

Ucapan Nick membungkam Ilya. Saat itu, kendati mata mereka bersua, saling bertatapan dalam jarak yang terbilang begitu dekat, tidak ada suara yang keluar dari bibir mereka. Hanya ada suara gelombang air kolam dan angin yang bergesekan dengan dedaunan.

Ilya merasa seperti diekspos oleh ucapan Nick. Seluruh keangkuhan yang berusaha ia tunjukkan, sikap seakan ia adalah perempuan yang tahu segalanya, kini runtuh. Meninggalkannya dengan sosok kosong yang tidak tahu apa-apa tentang dunia.

Sosok yang jiwanya terpenjara, lumpuh, dan menyedihkan.

"Aku tidak tahu kenapa kamu berbohong padaku," ujar Nick kembali, ia membawa Ilya menepi ke bibir kolam. Sebelum melanjutkan ucapannya, Nick mengangkat Ilya dan mendudukkan perempuan itu ke tepian kolam."Tapi aku tidak menyukai kebohongan."

"Kamu tidak menyukaiku, mau aku berbohong atau tidak."

Nick menyusul keluar dari kolam itu berikutnya. "Kamu benar, tapi itu tidak membenarkanmu berbohong padaku. Kita sedang berada di luar, Ilya. Kamu adalah tanggung jawabku. Aku tidak mau kebohonganmu berujung membuatku melakukan kesalahan dan menyakitimu. Keamananmu adalah tanggung jawabku."

"Kamu bukan bodyguard-ku," bantah Ilya. "Bukan tugasmu untuk mengawasiku. Aku bisa menjaga diriku sendiri!"

Ilya berdiri di depan Nick dengan mata menyalak. Perlawanannya membuat Nick terpana. Itu bukan perlawanan yang biasa Ilya berikan padanya. Bukan perlawanan yang menyertakan rengekan dan kemanjaan, melainkan murni kemurkaan.

"Kamu adalah istriku," balas Nick, menjaga suaranya tetap stabil dan tidak terdengar mengancam. "Kamu yang memilihku, Ilya. Dan hidup sebagai istriku berarti kamu akan menjadi tanggung jawabku, mau kamu suka atau tidak."

"Kamu hanya peduli padaku karena keselamatanku berarti keselamatanmu." Kemurkaan di mata Ilya mereda menjadi kesinisan, ia berpaling dari Nick dan membawa tubuhnya yang basah melewati pria itu.

"Jangan bertingkah seperti kamu adalah suami yang peduli."

...----------------...

1
carlos cupu
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Cute/Mm
Cerita yang mencairkan hati, romantis abis!
kozumei
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!