Sinopsis:
Liora, seorang gadis muda, dipaksa menjadi pengantin pengganti tanpa mengetahui siapa calon suaminya. Namun saat tirai pernikahan terbuka, ia terseret ke dalam Azzarkh, alam baka yang dikuasai kegelapan. Di sana, ia dinikahkan dengan Azrakel, Raja Azzarkh yang menakutkan, dingin, dan tanpa belas kasih.
Di dunia tempat roh jahat dihukum dengan api abadi, setiap kata dan langkah bisa membawa kematian. Bahkan sekadar menyebut kata terlarang tentang sang Raja dapat membuat kepala manusia dipenggal dan digantung di gerbang neraka.
Tertawan dalam pernikahan paksa, Liora harus menjalani Upacara Pengangkatan untuk sah menjadi selir Raja. Namun semakin lama ia berada di Azzarkh, semakin jelas bahwa takdirnya jauh lebih kelam daripada sekadar menjadi istri seorang penguasa neraka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 31
Di ruang interogasi terlihat di sana ada Yudha yang tengah duduk menunggu Kaelith, dan tak lama kemudian Kaelith pun datang.
"Aku akan memulainya, jawablah semua pertanyaanku tanpa ada yang kau sembunyikan." ucap Kaelith.
"Baiklah, aku akan menjawab semua yang ingin kau ketahui." jawab Yudha dengan senyum kecil.
"Siapa kau sebenarnya?" Kaelith memulai pertanyaannya.
"Aku manusia." sahut Yudha.
"Aku tahu, tapi bukan itu maksud dari pertanyaanku. Dan kau juga tahu benar apa yang aku tanyakan." kata Kaelith tanpa berbelit.
"Kalau begitu, boleh aku bertanya lebih dulu?" tanya Yudha membuat Kaelith mengernyit.
"Apa yang ingin kau ketahui?" Kaelith memberi Yudha kesempatan untuk bertanya lebih dulu.
"Siapa Liora sebenarnya? Dan apa kaitannya dengan alam baka?" Wajah riang Yudha kini berubah serius.
"Dia adalah Selir dari Raja Azzarkh, laki-laki yang kau saksikan menghancurkan roh kejam yang hampir membunuh Putri Liora, juga dirimu." sahut Kaelith menjelaskan.
Yudha tampak terkejut mendengar penjelasan itu.
"Jadi... dia Selir Raja, penguasa alam baka," gumamnya. Kini Yudha mengerti bahwa Liora bukanlah gadis sembarangan.
"Karena aku sudah menjawab pertanyaanmu, maka sekarang giliranku. Jawablah pertanyaanku," kata Kaelith.
"Aku adalah keturunan dari Gen Gendra," ujar Yudha.
"Gendra?" ulang Kaelith. Yudha pun mengangguk membenarkan.
Dulu, beribu tahun yang lalu, ada empat Gen di bawah kekuasaan Azzarkh, dan keempat Gen itu bersumpah untuk membayar jasa atas kebaikan alam baka kepada mereka. Demora, adalah salah satu di antara empat Gen tersebut. Karena itu, Nenek Serena hendak menikahkan Serena kepada penghuni Azzarkh, namun justru Liora yang menjadi pengantin penggantinya.
Jika Gen Demora harus menikahkan anak perempuan dari keturunan mereka kepada penghuni Azzarkh, maka berbeda dengan Gen Gendra. Gen Gendra adalah pemburu roh yang berkeliaran di dunia manusia untuk diantar ke Azzarkh untuk dihakimi, menerima konsekuensi atas perbuatannya di dunia manusia setelah kematian jika tak mematuhi hukum alam baka.
"Aku hanya mematuhi tugas dari kakekku. Awalnya kukira Liora adalah roh yang merasuki tubuh manusia karena energi negatif di dalam dirinya sangat kuat," jelas Yudha lagi.
Dan itulah sebabnya ia mendekati Liora, karena mengira gadis itu roh jahat yang bersembunyi dalam tubuh manusia.
"Ah, ternyata aku salah. Hampir saja aku dihukum oleh kakek karena mengira Selir Raja adalah roh jahat," gumam Yudha menyesal.
Setelah mendengar penjelasan dari Kaelith bahwa Yudha adalah keturunan Gen Gendra, Raja meminta Kaelith membawa Yudha untuk menemuinya di ruang kerjanya.
"Aku tak menyangka jika pemburu dari Gen Gendra akan semuda dirimu," ucap Raja saat Yudha sudah berada di hadapannya.
Selama berabad-abad, para pemburu Gen Gendra selalu orang-orang tua berpengalaman.
"Aku juga tak menyangka jika aku akan bertemu langsung dengan penguasa Azzarkh sebelum mengetahui siapa sebenarnya Yang Mulia," ujar Yudha sopan.
"Kau boleh pergi. Pengawalku akan mengantarmu kembali ke duniamu," kata Raja, mengusirnya secara halus.
"Tapi aku ingin menanyakan sesuatu," ucap Yudha sebelum beranjak.
"Apa yang ingin kau tanyakan?" sahut Raja.
"Bagaimana dengan Liora? Apakah dia baik-baik saja?" tanyanya, nada suaranya tampak tulus.
"Dia sudah diobati dan sedang beristirahat," jawab Raja datar.
"Syukurlah... aku lega mendengarnya," ucap Yudha tersenyum.
"Kalau begitu, aku pamit, Yang Mulia," katanya lalu menunduk.
Namun sebelum Yudha pergi, Raja bersuara lagi,
"Sebaiknya, jaga batasan antara dirimu dan istrimu."
Yudha tersenyum tipis, lalu berbalik.
"Baik, Yang Mulia," ucapnya hormat, sebelum pergi meninggalkan ruangan megah itu.
"Bagaimana dengan dirimu? Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Kaelith ketika datang melihat Vaelis.
"Ya, aku sudah jauh lebih baik. Aku justru mencemaskan Putri Aerish," sahut Vaelis pelan.
"Putri Aerish sudah diobati, dan dia baik-baik saja," kata Kaelith.
"Syukurlah..." ucap Vaelis lega.
Setelah itu, suasana di antara keduanya menjadi canggung.
"Hem, apa tak ada yang akan menanyakan keadaanku? Aku juga terluka, tahu!" Suara Dreya memecah keheningan. Ia juga tengah berbaring di sisi lain ruangan.
"Tampaknya kau sudah baikkan," sahut Vaelis santai, membuat Kaelith menahan senyum.
"Apa aku perlu keluar dari sini?" tanya Dreya tiba-tiba.
"Kenapa harus keluar?" Vaelis balik bertanya.
"Bisa saja kalian tidak nyaman untuk bicara," jawab Dreya pura-pura polos, padahal maksudnya ingin mencairkan suasana.
"Apa perlu aku mencekikmu?" canda Vaelis.
"Jika kau lakukan itu, aku akan benar-benar hilang. Padahal tadi aku sudah merasa lega karena tidak jadi abu akibat ulah roh mengerikan itu," jawab Dreya sambil menggigil ngeri mengingat kejadian sebelumnya.
"Roh itu benar-benar kuat," kata Dreya lagi.
"Dia adalah roh yang telah hidup seratus tahun, itulah sebabnya dia bisa sekuat itu," jelas Kaelith.
"Untung saja kau dan Yang Mulia Raja tiba tepat waktu. Jika tidak, aku tak bisa membayangkan nasib Putri Aerish," ucap Vaelis tulus.
"Mulai sekarang, kau juga harus lebih berhati-hati. Jika nanti bertemu dengan roh seperti itu, segera laporkan. Aku juga tak ingin kau kenapa-apa," kata Kaelith menatap Vaelis serius.
Vaelis yang mendengar ucapan itu sedikit berbunga-bunga. Ia tahu Kaelith sebenarnya peduli padanya, meski tak mengatakannya secara langsung.
Sementara itu, Dreya hanya menatap mereka berdua dengan senyum geli. Sepertinya hubungan keduanya mulai berkembang, pikirnya diam-diam.
"Lalu bagaimana dengan manusia bernama Yudha itu? Dia punya kekuatan, siapa dia sebenarnya?" tanya Vaelis, masih penasaran.
"Dia adalah keturunan Gen Gendra, pemburu roh," jawab Kaelith.
"Itu berarti... dia baik," sahut Dreya.
"Ya. Dia hanyalah pemburu roh, mereka yang gentayangan, menyesatkan, atau mencoba merasuki manusia," ujar Kaelith.
"Syukurlah kalau begitu. Aku sempat khawatir dia akan mencelakai Putri Aerish," ucap Vaelis lega. Karena setidaknya kini ada seseorang di dunia manusia, Yudha, yang mungkin bisa menjaga Liora.
krn di dunia nyata kamu g diperhatikan, g disayang
apa mungkin bgmn cara'a spy kembali ke dunia sebenar'a, bgtukah thor🤭💪