Lin Yi Yue hanya punya satu keinginan, terbang bebas. Dia tidak ingin lagi terikat atau pun terkurung dalam sangkar lagi.
Bertemu Bai Ruyi membuat perasaannya campur aduk, harusnya ada rasa benci tapi mengapa juga ada harapan. Pria itu memberikannya janji yang indah, berkata akan mengubah sangkar menjadi rumahnya dan akan menemaninya terbang kemana pun.
Lin Yi Yue menginginkannya, tapi apakah itu mungkin? Beban yang dia tanggung sangat besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Velika Sastra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Bawah Flamboyan
Hari berlalu begitu cepat sudah hampir tiga bulan para murid tinggal di Paviliun Bai Yue. Selama tiga bulan ini, banyak hal terjadi. Energi jahat semakin merajalela alam manusia, para murid berusaha sekuat tenaga membantu mengurung energi jahat dalam lukisan.
Selama tiga bulan ini, Lin Yi Yue telah membunuh banyak monster dan iblis. Hampir setiap kali pergi akan membawa kembali ratusan energi jahat ke Paviliun.
Cahaya pedang melintang, sekali lagi Bai Ruyi menebas kepala monster. Tak jauh di sana Lin Yi Yue duduk menggaruk kepalanya.
''Kamu kenapa?''
''Tidak ada, kepalaku hanya terasa gatal.'' Lin Yi Yue meraba, seperti ada benjolan kecil di kepalanya. ''Jangan-jangan ada yang diam-diam memukulku?'' Lin Yi Yue melirik Bai Ruyi, selain Zhao Hua hanya pria itu yang memungkin.
''Kenapa menatapku seperti itu?'' Bai Ruyi merasa aneh.
''Tidak apa-apa, monsternya sudah selesai kamu bunuh kan, jadi ayo pergi.''
...****************...
''Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu.''
''Apa, permen?'' Bai Ruyi tidak menjawab, ia menarik Lin Yi Yue ke halaman timur.
''Kamu yang menanamnya?'' Lin Yi Yue mendongak, menatap pohon Flamboyan yang berbunga lebat.
Ia menatap kolam di samping, ''Kolam ini… apakah kamu tahu itu air spiritual?''
''Tahu.''
''Wah, tidak tahu apa yang Klan Bai pikiran jika melihat ini. Kamu bahkan mengubah kolam spiritual mereka sebagai tempat tumbuh kembang bunga teratai.'' Lin Yi Yue tertawa, tidak menyangka Bai Ruyi akan melakukan hal ini.
''Kemari.'' Bai Ruyi menariknya ke bawah Flamboyan, mendudukkannya di ayunan.
''Bai Ruyi dorong dengan tinggi ya.''
Lin Yi Yue mengeratkan pegangannya, angin lembut menerpa wajahnya, merahnya Flamboyan ingin ia petik. ''Bai Ruyi lebih cepat!''
Lin Yi Yue berteriak, tertawa saat tangannya hampir berhasil memetik Flamboyan. Bai Ruyi ikut tertawa melihatnya, ini adalah kali pertamanya ia melihat Lin Yi Yue tertawa, dulu ia juga tertawa lebar di tubuh Li Yue.
''Apakah tidak takut jatuh?''
''Tidak akan… aku sudah memasang jimat.''
''Jimat?'' Tercengang, Bai Ruyi buru-buru menghentikan laju ayunan.
''Apa yang kamu lakukan?''
''Kamu memasang jimat?''
''Ya.'' Lin Yi Yue membalikkan papan kayu, secarik jimat tertempel di sana.
''Kukira benar tidak takut jatuh.''
''Tentu saja takut, aku terbang begitu tinggi jika terlupa dan jatuh bagaimana. Maka dari itu aku memasang jimat ini, tidak perlu khawatir akan jatuh.'' Lin Yi Yue duduk kembali.
''Jika kamu jatuh aku akan menangkapnya.''
Lin Yi Yue menoleh, ''Kamu…''
Sepasang mata saling menatap dalam diam, keduanya seakan tenggelam dalam masing-masing tatapan. Bunga Flamboyan bertiup pelan, bunga merahnya gugur menambah warna merah dalam hidup.
''Jika kamu jatuh aku akan menangkapnya, jika kamu ingin terbang akan aku temani, bagaimana?''
Lin Yi Yue berpaling, ''Kamu harus memiliki kemampuan untuk melakukannya.''
Bai Ruyi mendorong ayunan, ''Tenang saja, mulai hari ini Paviliun Bai Yue akan menjadi sarang mu dan tiga alam akan menjadi tempat mu terbang.''
Mendengar itu, sebuah senyum kecil muncul di wajahnya. Senyum paling tulus sejak ia tinggal di Paviliun Bai Yue.
''Bai Ruyi, dorong lebih tinggi!''
...****************...
Lin Yi Yue menarik Bai Ruyi menuju aula leluhur.
''Untuk apa kita kemari?''
''Kamu sudah tahu kan bahwa Penjara lukisan hanyalah penjara sementara dan untuk membuat penjara sesungguhnya kurang satu bahan.''
''Jadi, satu bahan yang kurang… ada di sini?''
Mengangguk, ''Benar, hanya Klan Bai yang bisa mengambilnya.''
''Kamu ingin aku mengambilnya?''
''Apakah ada Klan Bai lainnya di sini?''
Bai Ruyi mulai bingung, ''Tapi bagaimana jika aku tidak bisa?''
Lin Yi Yue mengusap dagunya, ''Jika tidak bisa hanya ada satu kemungkinan.''
''Kemungkinan apa?''
''Tetua Fu mungin salah memungut orang.''
Bai Ruyi, ''…''
Lin Yi Yue menepuk pundaknya, ''Tenang saja kamu hanya perlu masuk ke ruang buatan Klan Bai dan mengambil barang lalu pergi, bukankah mudah?''
Bai Ruyi mengangguk, memang terdengar sedikit mudah. ''Bagaimana aku bisa masuk ke sana?''
''Mudah, itu pintunya.'' Lin Yi Yue menunjuk nama papan roh paling besar, matanya memancarkan kemilau licik.
''Papan roh itu bisa kamu hancurkan…''
''Hancurkan!''
''Bukan bukan, tapi patahkan…''
''Patahkan! Kamu ingin aku menghancurkan papan leluhurku?''Bai Ruyi tidak percaya.
''Bukan… jika tidak bisa biar aku saja.'' Lin Yi Yue menyisingkan lengan bajunya, maju.
Bai Ruyi melotot ingin menghentikannya, tapi gerakan Lin Yi Yue sungguh cepat langsung mematahkan papan roh itu. ''Kamu… sungguh mematahkannya.''
''Ada apa dengan wajahmu, terlihat minta dipukul. lihat ini…'' Lin Yi Yue memperlihatkan liontin giok.
Wajah Bai Ruyi memerah, ''Kamu mematahkan papan leluhurku.''
Lin Yi Yue menghilangkan senyumnya, ''Jadi?''
''Kamu mematahkan papan leluhurku, tidak merasa bersalah.''
Lin Yi Yue menggeleng, ''Tidak, bahkan rasanya aku ingin mematahkan semua papan roh ini.''
Bai Ruyi merebut papan roh di tangan Lin Yi Yue, tidak mengerti dengan sikapnya. ''SETIDAKNYA BERIKAN RASA HORMAT! APA KAU JUGA MELAKUKAN LELUHURMU SEPERTI INI?'' Lin Yi Yue terdiam.
''Apa masalahmu, papan ini bisa disambungkan lagi.'' Lin Yi Yue merebut kembali potongan papan roh itu, benar saja papan roh itu dengan cepat menyatu.
Lin Yi Yue berjalan pergi, ''Aku tidak punya leluhur.''
......................
''Bocah Bai itu ingin sekali Aku memukul kepalanya!'' Lin Yi Yue menatap bayangannya dalam cermin, kini dia berada di kamarnya.
''Tumbuh lagi.'' Di kepalanya dua tanduk tumbuh dalam sekejap.
Meski lahir dengan tubuh manusia Lin Yi Yue memiliki tiga darah berbeda di tubuhnya. Darah manusia, darah iblis dan darah siluman dari Ayahnya.
Tanduk iblis itu pernah tumbuh sebelumnya, saat itu Lin Yi Yue memotong sendiri tanduknya membuat setengah kultivasinya hilang. Sebenarnya waktu itu dia bisa saja tidak memotongnya dan menggunakan laba-laba perak untuk menyembunyikan tanduknya.
Lin Yi Yue mengusap dua tanduk itu membuka buku. ''Kali ini aku harus mendapatkan laba-laba perak.''
''Yi Yue.'' pemilik nama menoleh kaget, ia dengan cepat mengunci pintu.
Di luar pintu Zhao Hua mengetuk, ''Yi Yue mengapa mengunci pintu? Aku ingin membicarakan sesuatu.''
''Aku sedang berganti pakaian, katakan saja apa yang terjadi.''
''Tetua Fu datang, ingin bertemu denganmu.''
Lin Yi Yue mondar-mandir di depan pintu, ''Tetua Fu, bawa saja kemari.''
''Bawa ke sini?''
''Ya, aku juga ingin bicara dengannya.''
''Baik.'' Zhao Hua pergi, sedikit bingung dengan tingkah Lin Yi Yue.
Tak lama pintu diketuk lagi, ''Yi Yue, Tetua Fu datang.''
''Tetua Fu masuklah.'' Pintu terbuka Fu Xin masuk, tapi saat Zhao Hua ingin masuk pintu langsung tertutup.
''Hua Hua bisakah siapkan beberapa air spiritual.''
''Oh, baik.'' suara langkah kaki menjauh.
''Tumbuh lagi?'' Fu Xin menatap dua tanduk itu.
''Benar, kali ini aku harus menggunakan laba-laba perak untuk menyembunyikannya.''
''Kapan akan pergi?''
''Sekarang, semakin cepat semakin baik. Oh benar Bai Ruyi sudah berjanji akan memberikan bola penjaranya. Setelah aku menyelesaikan tugasku, aku bisa bebas.'' Lin Yi Yue tersenyum senang, ''Kakek Fu bisakah kamu…''
''Tenang saja, aku akan mengawasi Bai Ruyi. Aku jamin dia akan memberikan bola penjara padamu.''
Senyum Lin Yi Yue melebar, ''Kakek Fu, terima kasih.''
