NovelToon NovelToon
Sopirku Mantan Dosaku

Sopirku Mantan Dosaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Cinta Terlarang / Mantan / Romansa / Cintapertama / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Laila_Anta

Pernikahan seharusnya membuka lembaran yang manis. Tapi tidak bagi Nayara, dia menyimpan rahasia kelam yang akhirnya merenggut kebahagiaannya.

Suaminya membencinya, rumah tangganya hampa, dan hatinya terus terjerat rasa bersalah.

Hingga suatu hari sumber masalahnya sendiri datang dan berdiri dihadapannya, laki-laki yang kini memperkenalkannya sebagai sopir pribadi.

“Sudah aku katakan bukan. Kamu milikku! Aku tidak akan segan mengejarmu jika kau berani meninggalkanku.”

Apakah Nayara akan mempertahankan rumah tangganya yang hampa atau kembali pada seseorang dimasa lalu meski luka yang ia torehkan masih menganga dihatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laila_Anta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Dafa."

Pemuda itu berjalan tergopoh saat namanya dipanggil. "Iya Tuan."

"Aku harus segera pergi. Jaga istriku. Dan jangan sampai dia tau, siapa dan kenapa aku buru-buru pergi. Ingat itu!"

Lebih terdengar seperti ancaman. Seolah Bian ingin bilang, kalau kau sampai membocorkan semuanya pada Nay, mati kau.

"Tentu Tuan."

Bian kembali memasuki kamar. Ia mendapati Nay yang sudah terduduk di sisi tempat tidur dengan pakaian yang kembali melekat utuh di tubuhnya.

"Ada apa?"

Laki-laki itu berdehem sebelum menjawab. "Maaf. Aku harus segera pergi. Ada sesuatu yang terjadi di perusahaan. Kuharap kau mengerti."

Entah kenapa tidak ada raut kecewa di wajah Nay. Entah ia tidak perduli atau memang ia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini.

Gadis itu mengangguk. "Pergilah. Hati-hati di jalan."

Bian mengulas senyumnya. "Jaga dirimu baik-baik. Aku akan segera kembali."

"Heum."

Bian membalikkan badan, mengayunkan langkah meninggalkan janji yang sudah ia ucapkan sendiri. Langkahnya semakin jauh begitupun hubungannya dengan Nayara.

Dev tersenyum menyeringai saat Bian menuruni tangga dan mempercayakan istrinya padanya.

"Pergilah Tuan. Saya dengan senang hati akan menjaga istri anda lahir dan batinnya."

Dev berinisiatif hendak memasuki kamar Nay. Tapi sebelum itu, pintu ditutup dengan keras dari dalam. Suara dentuman kedua balok kayu membuat pemuda itu tersentak dan hampir saja hidung mancungnya menubruk pintu.

"Sial, kenapa dia menutupnya keras sekali si. Tapi sudahlah. Masih ada banyak waktu, hehe."

Bibirnya mengukir sebuah senyuman yang cukup manis membuat ketampanannya meningkat berkali-kali lipat.

* * *

Sinar matahari mulai meredup, memancarkan cahaya keemasan yang menembus celah-celah pepohonan pinus dan kabut tipis yang mulai turun perlahan. Udara sore terasa segar, dengan hembusan angin lembut yang membawa aroma tanah basah dan daun-daun yang gugur. Suara alam terdengar jelas, kicau burung, gesekan daun, dan kadang suara serangga yang bermunculan menjadikan backsound merdu di telinga.

Dev menikmati sore harinya seorang diri di teras belakang. Ia duduk di sebuah kursi dekat kolam renang. "Kenapa dia belum turun juga. Apa dia tidak kelaparan."

Pemuda itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Tidak lama terdengar seseorang membuka lemari pendingin yang berada di dapur. Tentu saja Dev antusias mendekat ke sumber suara.

"Nyonya sudah lapar. Saya bisa membuatkan sesuatu untuk-"

"Tidak usah," potong Nay ketus. Ia kembali menutup lemari pendingin setelah berhasil mendapatkan bahan masakan yang akan ia masak.

Kedua tangan Nay cekatan membuat masakan tanpa mempedulikan seseorang yang sejak tadi berada disekitarnya.

Kening Dev mengkerut. 'Ada apa dengannya. Kenapa dia berubah ketus seperti itu si. Membuatku bingung saja.'

Kedua netranya tidak bisa lepas dari sosok gadis di depannya. Hingga hidangan sudah tersedia di meja pun Dev masih tetap tidak bergeming di tempatnya.

"Makanlah. Kau juga pasti lapar." Nay duduk di kursi meja makan membawa dua piring di tangannya.

Gadis itu menggeser satu piring spaghetti lengkap dengan beberapa toping ke hadapan Dev.

Wajah pemuda itu berubah sumringah. Tanpa berpikir panjang, ia duduk di hadapan Nay. "Makasih Nyonya."

Tanpa sepatah kata, hanya suara dentingan sendok, garpu dan piring yang saling beradu.

Hanya tinggal beberapa jam lagi menuju malam. Kedua orang itu sudah selesai menghabiskan makanannya. Nay keluar dari dapur menuju tepi kolam renang.

Dev pun ikut menyusul. "Nyonya, di villa ini hanya ada kita berdua. Maka dari itu saya-"

"Cukup!" Nay berbalik menatap tajam. "Siapa kamu sebenarnya?"

Ada hantaman keras menusuk hati Dev. Tubuhnya membeku dengan kening yang mengkerut. "M-maksud Nyonya? Saya Dafa sopir pribadi anda."

Nay menarik sudut bibirnya. "Katakan, siapa dirimu sebenarnya."

"Nyonya, apa maksud anda. Saya-"

"Katakan!" desak Nay. Kedua tangannya terkepal disamping tubuh. Tatapannya nyalang seolah menusuk. "Atau saya akan lompat ke kolam ini."

Deg. 'Apa Nay curiga. Ia sudah tau indentitas ku?'

"Kau tau betul bukan, aku tidak bisa berenang."

'Sial. Dia benar-benar tau. Bagaimana ini? Padahal aku belum cukup mempunyai bukti dan alasan yang kuat.'

Melihat laki-laki di hadapannya hanya terdiam, akhirnya Nay memutuskan untuk menceburkan dirinya ke dalam kolam.

Byurrrr. . .

Suara hantaman keras di permukaan dan percikan air yang bahkan membasahi tubuh Dev. Pemuda itu terkesiap melihat kejadian itu hanya sekelebat mata.

"Nay. Apa yang kau lakukan!"

Tanpa berpikir panjang lagi Dev pun ikut melompat menceburkan dirinya karena melihat Nay berada dalam bahaya.

Pemuda itu mencoba menggapai tubuh Nay. Tapi gadis itu menolak. "Pergi! Menjauh dariku!" Sentak nya.

Nay mendorong tubuh kekar Dev. Tapi tentu saja kalah jauh. Akhirnya Dev berhasil membawa Nay ke sisi kolam.

Tubuh keduanya basah kuyup. "Kamu tidak papa?" Tentu saja Dev khawatir.

Lagi-lagi Nay mendorong dada Dev dengan sisa tenaganya. "Pergi. Jangan sentuh aku."

Pemuda itu bersikeras ingin memangku tubuh Nay. "Aku akan membawamu ke atas."

Sebelum Dev berhasil, sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipi kirinya. "Aku tidak sudi kau menyentuh tubuhku," sarkas Nay. Kedua matanya memerah, dadanya naik turun dengan nafas yang memburu. "Pergi!"

"Nay!" Dev menaikkan intonasi suaranya. "Tubuhmu basah. Aku harus membawamu ke kamar. Jadi diam lah, aku tidak mau kau kenapa-napa."

Gadis itu mendengus kembali menarik sudut bibirnya. "Apa aku tidak salah dengar. Kau-" menunjuk Dev. "Tidak ingin aku kenapa-napa. Lalu kemana saja kau selama ini." Perkataan Nay telak menancap di ulu hati Dev.

"Nay, aku bisa jelaskan. Kumohon dengarkan aku dulu."

Gadis itu tersenyum getir. "Jadi kau mau mengaku siapa dirimu sebenarnya kali ini?"

Dev pasrah. Untuk kali ini ia tidak bisa lagi mengelak. "Baiklah, aku mengaku. Aku laki-laki yang sejak dulu begitu mencintaimu bahkan hingga saat ini."

Bukan hanya tubuh Dev yang basah, sisa-sisa penyamaran nya pun sudah terlepas dari tubuhnya.

Nay hendak pergi dari hadapan Dev tapi sebelum Nay berhasil, laki-laki itu lebih dulu merengkuh tubuhnya.

"Aku bisa jelaskan sayang. Kumohon dengarkan aku dulu."

Plak!

Wajah Dev berubah merah dengan cap tangan kanan Nay tercetak jelas di wajahnya.

"Kau sudah tidak punya hak dengan panggilan seperti itu padaku. Aku bahkan jijik mendengarnya."

"Nay," lirih Dev dengan wajah yang memelas. "Kumohon-" kata-katanya tercekat di tenggorokan. Ia tidak kuasa mendengar penolakan kasar seperti itu dari seseorang yang begitu ia cintai.

"Untuk apa kau disini? Pergi. Jangan muncul lagi di hadapanku. Sebelum suamiku tau, kau harus sudah pergi dari tempat ini," usir Nay.

"Tidak. Aku tidak akan pergi dari sini sebelum kau mendengar semua penjelasanku."

"Penjelasan apalagi, hah?! Bukankah sudah sangat jelas, perkataanmu di dalam isi surat itu."

"Itu semua salah paham. Aku tidak pernah menulis surat apapun."

"Hahaha, lelucon apa yang sudah kau mainkan. Kau pikir aku akan percaya?"

Tatapan Dev berubah tajam. "Ya. Kau harus percaya padaku. Bahwa dibalik semua ini ada skenario yang sudah tersusun rapi oleh ayahku."

Kepala Nay berdenyut. Tubuhnya seketika lemas hingga akhirnya ia kehilangan keseimbangan.

Sebelum tubuh Nay ambruk, Dev lebih dulu merengkuhnya. "Nay, kumohon tidak begini. Maafkan aku."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!