Karya pertama.
Bukan Sekedar Murid Biasa.
***
Bagaimana rasanya dicintai, dan mencintai murid sendiri? Geli-geli gimanaa gitu?
"Yessss! Ayo jadi pacarku!"
"Ethannn!!!"
***
Makasih udah sempet mampir ❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfathania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hadiah terbaik dari Tuhan (31)
Sesudah makan, Indah meminta untuk bertemu langsung dengan Ayah Bundanya. Indah sering menceritakan tentang Ethan pada sangat Ayah. Ayah yang melihat putrinya bahagia, ikut merasa bahagia juga. Apalagi dari cerita Indah, Ayah yakin bahwa Ethan adalah calon suami yang baik.
𝙭𝙭𝙭 𝙝𝙤𝙨𝙥𝙞𝙩𝙖𝙡
"Ayo." Ucap Ethan hendak menggandeng tangan Indah. Namun gerakannya terhenti karna melihat Indah yang hendak menangis kembali. Rasanya, Indah sudah sangat rindu. Ethan tentu bisa merasakan itu.
Kembali di peluknya, sang wanita. Tidak menganggap Indah baperan, cengeng. Sama sekali tidak. Dia hanya rindu dengan orangtuanya.
"Terakhir kali aku kesini pas aku umur 12 tahun. Dan sekarang aku kembali dengan tujuan yang sama. Hiks.."
***
Ceklek..
"Ayah.. Bunda.." Ucap gadis kecil yang tiba–tiba sudah dewasa itu. Kini hadir di hadapan pria berwajah teduh yang sedang memegangi tangan seorang wanita yang tengah terpejam di ranjang rumah sakit.
Ruangan hening beberapa saat. Indah yang tak kuasa menahan air matanya, dan seorang lelaki tua yang menatap Indah dengan lekat. Indah mendekat perlahan.. Kemudian menyalami punggung tangan sang.. 𝘈𝘺𝘢𝘩..
"Indah! Anakku!" Di peluknya dengan erat anak satu–satunya yang amat ia sayangi itu. Tangisan Ayah dan anak itu, sungguh mengiris hati bagi yang mendengarnya. Hingga seorang wanita yang tengah terpejam dan berbaring di ranjang, merasa terusik dan ingin berusaha membuka matanya.
"Ayah.. Indah kangen.. Hikss.."
"Indah.. Anakku.. Sudah besar sekali kamu nduk.. Maafin Ayah ya gak bisa lihat kamu berkembang secepat ini.." Seorang pria yang terkenal kejam dan dingin, detik ini juga runtuh karna kehadiran sang anak yang sudah berubah dan tumbuh dengan sangat baik. Hati Ayah mana yang tidak terharu?
"Eungh.." Ruangan yang penuh haru tadi, seketika hening. Saat semua mendengar suara wanita yang asing. Semua melihat ke arah ranjang, dimana Bundanya Indah sedang terbaring. Terlihat Ibunda berusaha membuka matanya sedikit demi sedikit.
"B–bunda ..." Indah memanggil panggilan itu dengan lemah dan pelan. Tubuhnya lemas, seakan terkejut dan muncul sebuah harapan besar pada dirinya.
"ayah.. indah.." Suara yang telah lama tidak terdengar, hari ini.. Terdengar kembali..
"B–bunda.." Sang suami dari wanita tersebut yang Indah panggil Ayah, mendekat kepada sang Bunda. Di elusnya perlahan jemari sang Bunda. Di genggamnya dengan lembut jemari Bunda yang telah lama tidak bergerak itu.
"ayah, bunda.. dimana..?" Ucap Ibunda yang bernama Ami dengan lemah. 12 tahun tidak sadarkan diri, bukan hal yang mudah untuk mereka semua. Ayah yang terkejut sampai lupa memanggil dokter. Dengan cepat, Ayah menekan tombol di samping ranjang. Dan tak lama kemudian dokter masuk ke ruangan mereka.
"Ini.. Benar–benar keajaiban!" Ucap seorang dokter setelah memasuki ruangan. Dokter sempat mematung sejenak. Tapi kemudian akhirnya mendekati Ami untuk memeriksa keadaannya.
"Tuan, Nona. Ini sebuah keajaiban! Saya selalu dokter sempat memprediksi, jika 3 bulan lagi Nyonya Ami belum sadar dari koma, terpaksa Nyonya Ami harus kita suntik mat*. Karna jika 3 bulan kedepan Nyonya belum sadar, saya selaku dokter memprediksi bahwa keadaan Nyonya Ami akan semakin parah."
"Tapi lihatlah hari ini Tuan Sam, istri anda telah sadar. Dan kondisinya sangat sehat. Ini benar–benar di luar logika. Bersyukurlah pada Tuhan karna telah memberikan keajaiban ini." Dokter yang bernama Gio itu tersenyum.
"Dan.. Ini..?" Dokter Gio menatap Indah. Seakan tidak asing dengan wajah gadis itu.
"Iya Dok, ini.. Indah." Indah mengatakan itu dengan lemah. Tak menyangka, Dokter yang dari dulu merawat Bundanya, masih setia merawat Bundanya sampai di titik ini.
"Nak Indah.. Ya Tuhan.. Sudah putih sekarang ya, udah gak insecure lagi?" Ucap Dokter Gio memeluk Indah. Dokter Gio adalah pria yang mandul. Bertahun–tahun Tuhan tidak memberikan dia dan istrinya keturunan. Hadirnya Indah, adalah obat baginya. Indah sedari dulu, anak yang ceria dan Gio langsung menyayanginya. Menganggap Indah seperti anaknya. Apalagi Indah sering ke rumah sakit bersama Sam untuk merawat Ami. Indah sering curhat pada Gio, dia insecure dengan teman sebayanya yang berkulit putih, sedangkan dia coklat karna di Indonesia, Indah sering 𝘮𝘣𝘰𝘭𝘢𝘯𝘨.
***
kirain dah pacaran pas saling twmbak di bab 5