Impian setiap wanita adalah menikah dengan pria yang mencintai dan dicintainya. Namun takdir berkata lain untuk Azura, gadis cantik yang terpaksa menikah dengan pria pengidap gangguan jiwa demi kepentingan keluarga tirinya.
Meski sang ayah masih hidup, hidup Azura sepenuhnya digenggam oleh ibu tiri yang licik dan kejam. Akankah Azura mampu bertahan dalam pernikahan yang tak diinginkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 31 - 3 detik dan seterusnya
Srrrrrrrrrr...
Deg deg! Deg deg! Degdeg!
Waktu berjalan detik demi detik sementara posisi Azura dan Rangga masih sama, dalam pelukan satu sama lain.
"Ra... Rangga...."
Azura memegangi dadanya yang terasa seperti genderang perang. Ia tidak bisa memungkiri akan hasratnya sebagai wanita normal.
Berada dalam posisi yang sangat dekat dan kontak fisik membuat hati dan pikirannya berkelana.
"Haruskah aku melakukannya?," batin Azura. "Apa kamu yakin Azura?."
Dengan perasaan sedikit ragu, tangan Azura mulai meraba kancing bajunya dengan dada yang kembang kempis dan napas yang memburu.
Ia memejamkan matanya sejenak lalu mulai membuka kancing bajunya satu persatu sehingga nampaklah bagian tubuh depannya.
Sementara itu, kepala Rangga yang masih bersandar di bahu Azura kini sedikit terangkat dan menatap dada Azura yang terbuka.
"Rangga," panggil Azura sambil menangkup wajah Rangga dengan kedua tangannya dan menatapnya.
"Lihat aku," pinta Azura. Rangga pun hanya menurut dan menatap Azura dengan tatapan kosong namun seperti bingung.
"Kamu tau kan, kalau aku tidak akan meninggalkanmu?," tanya Azura dan Rangga pun mengangguk dua kali.
"Kita akan selalu bersama karena kamu sudah jadi bagian dari hidupku. Juga karena ternyata, dalam hatiku sudah tumbuh perasaan sayang dan takut kehilanganmu," lanjut Azura.
Setelah beberapa detik, Azura meraih tangan Rangga dengan perlahan lalu meletakkannya tepat di dada Azura yang terbungkus b*a berwarna krem.
Saat merasakan sentuhan tangan Rangga, spontan Azura sedikit tersentak dan memejamkan matanya, namun segera membuka matanya kembali ketika Rangga menjauhkan tangannya dengan gerakan cepat.
Melihat Rangga yang terlihat bingung sambil melihat ke kanan ke kiri, Azura kembali meraih tangan Rangga dan memeganginya. "Tidak apa-apa Rangga, tidak apa-apa...."
Saat menatap Azura Rangga pun perlahan menjadi tenang kembali. Ia menatap Azura yang tersenyum padanya lalu ikut tersenyum. "Azura terlihat cantik," gumam Rangga.
"Kamu juga sangat tampan," balas Azura, lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Rangga dan cup! Azura mengecup bibir Rangga selama tiga detik.
Mendapat ciuman dari Azura Rangga hanya pasrah dan tidak bereaksi apapun.
"Bolehkah aku melakukannya?," tanya Azura. Namun Rangga tidak menjawab tapi sebuah senyuman tersungging di bibirnya.
Melihat Rangga yang tenang dan tidak berontak, Azura pun mengecup bibir Rangga kembali dengan sedikit lebih lama meski hatinya berdegup seolah di serang banyak petasan.
CUP!!!
"Azura, benarkah yang kamu lakukan ini?," batin Azura sambil melumat bibir Rangga dengan lembut. "Sepertinya aku sudah jadi wanita yang tidak tau malu karena memintanya sendiri," lanjutnya dengan napas yang semakin memburu.
Azura melakukannya dengan mata yang terpejam seolah menikmati momen ciuman pertamanya itu. Namun tiba-tiba mata Azura terbelalak ketika Rangga membalas ciumannya.
Azura hendak melepaskan bibirnya tapi Rangga malah menekuk lehernya dan melumat bibir Azura dengan penuh gairah.
"Hmmfth!."
"Apa ini? Rangga membalas ciumanku?," batin Azura.
Mereka pun saling menyecap dan melumat bibir dengan bergairah. Bahkan tangan Rangga mulai menyusuri t*buh Azura layaknya hasrat laki-laki normal.
"Ra, Rangga. Hmfth!."
Saat ini Rangga seperti orang yang berbeda. Seperti seorang laki-laki yang pada umumnya memiliki hasrat ketika bersentuhan dengan lawan jenisnya. Namun sungguh ini benar-benar tidak di sangka oleh Azura.
"Hah hah hah...."
Rangga melepaskan ciumannya dan menatap Azura dengan tatapan yang sayu. Lalu memegangi wajah Azura dan menciumnya kembali dengan semakin bergairah.
Dan akhirnya, mereka kini berada dalam posisi yang siap be*c*nta dalam hasrat yang menggelora.
Rangga terus bergerak di atas t*buh Azura sambil mengeksplor bagian-bagian tubuh Azura sehingga membuat gadis itu tak berhenti mengerang. "Akhhh...."
Namun, sekian detik kemudian Rangga menghentikan aksinya dan tatapannya pun berubah menjadi menakutkan.
Menyadari perubahan Rangga, Azura pun menatapnya dan mulai waspada karena ia pikir mungkin Rangga akan mengamuk dan menyakitinya.
Tapi...
Rangga malah menenggelamkan wajahnya di dada Azura yang nyaris polos dan mulai beraksi kembali.
Cup...! Cup...! Cup...!
Karena belum berpengalaman, Azura menjadi kikuk dan gugup ketika ia merasakan benda pusaka milik Rangga yang sudah berdiri tegap.
"Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana selanjutnya?," gumamnya.
Kemudian Azura mulai melepas semua yang tertanggal di t***hnya lalu membantu Rangga melepasnya juga hingga keduanya kini benar-benar polos.
Namun entah kenapa, tenaga Rangga kini mulai semakin kuat. Ia mencengkeram bahu Azura hingga gadis itu meringis sementara bibirnya terus mengecup seluruh wajah Azura.
"Akhh! Rangga... Pelan-pelan...."
Namun Rangga semakin liar. Meski jiwanya terganggu, tapi naluri lelakinya begitu kuat.
Sehingga, ketika tiba waktunya Rangga langsung mencetak gol meski sempat tersendat beberapa kali karena kepunyaan Azura sangat sempit dan masih v**g*n.
"Akh... Mmmh...."
Suara desahan terus keluar dari bibir Azura karena keni*ma*annya dan merasa sakit karena menahan nyeri di bagian mahkotanya yang sudah termiliki Rangga.
Namun tidak sampai disitu. Entah karena kondisi Rangga atau juga karena saking bergairahnya, Rangga terus menghantam Azura tanpa ampun sehingga ranjang yang besar itupun bergoyang dengan cukup kuat.
Dan akhirnya, setelah cukup lama berduet, Rangga pun tumbang dan ambruk di atas tubuh Azura setelah keduanya menikmati puncaknya.
Napas keduanya memburu dengan keringat yang membasahi seluruh tubuh masing-masing.
Hahh...
Hahhhhh...
Hahhhhh...
Dalam posisi Rangga yang masih berada di atasnya, Azura membelai rambut Rangga sambil meneteskan air mata. Ia lalu tersenyum meski sorot matanya sedikit nampak kosong. Dan entah apa yang ada di benak Azura saat ini.
Dalam momen ini, pasangan suami istri itu nampak seperti layaknya pasangan suami istri normal lainnya.
Malam itu, mereka saling memenuhi hasrat dengan pasangan halalnya. Namun Azura belum yakin tentang hari esok dan selanjutnya akan seperti apa dan bagaimana?
BERSAMBUNG...
yang laju kak up nya.........
yang kenceng, jangan sampai kendor...... ok.
aku suka ceritanya.
dan tetap semangat untuk berkarya
maaf🙏🏻 sudah dui tunggu
tambah lagi doooooooong