NovelToon NovelToon
Married By Mistake (Terpaksa Menikahi Sahabat)

Married By Mistake (Terpaksa Menikahi Sahabat)

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Pernikahan Kilat / Persahabatan / Romansa
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Moira Ninochka Margo

"Aku hamil, Fir, tapi Daniel tidak menginginkannya,"

Saat sahabatnya itu mengungkapkan alasannya yang menghindarinya bahkan telah mengisolasikan dirinya selama dua bulan belakangan ini, membuatnya terpukul. Namun respon Firhan bahkan mengejutkan Nesya. Firhan, Mahasiswa S2, tampan, mapan dan berdarah konglomerat, bersedia menikahi Nesya, seorang mahasiswi miskin dan yatim-piatu yang harus berhenti kuliah karena kehamilannya. Nesya hamil di luar nikah setelah sekelompok preman yang memperkosanya secara bergiliran di hadapan pacarnya, Daniel, saat mereka pulang dari kuliah malam.

Di tengah keputus-asaan Nesya karena masalah yang dihadapinya itu, Firhan tetap menikahinya meski gadis itu terpaksa menikah dan tidak mencintai sahabatnya itu, namun keputusan gegabah Firhan malah membawa masalah yang lebih besar. Dari mulai masalah dengan ayahnya, dengan Dian, sahabat Nesya, bahkan dengan Daniel, mantan kekasih Nesya yang menolak keras untuk mempertahankan janin gadis itu.

Apa yang terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moira Ninochka Margo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUAPULUH SEMBILAN Rencana

3 hari Kemudian....

     Suasana di kediaman Zayn Estate pasca pesta cukup hening dan tenang. Tiga hari telah berlalu, dan hari ini adalah hari terakhir Firhan dan Nesya berada di rumah megah ini.

Cuaca sore ini cukup cerah. Para pelayan sedang sibuk di dapur, beberapa tante dari saudara orangtua Firhan—yang masih belum pulang, kini sedang nge-teh cantik di ruang keluarga sambil berbincang entah tentang bisnis atau gosip apapun. Sedangkan para Pria—termasuk Firhan, sedang berada di 'ruang rapat' bersama para om dan ayahnya.

Sedangkan Nesya, gadis ini memilih menyendiri di halaman belakang sambil duduk di salah satu saung di sana, sambil menikmati angin sepoi-sepoi yang berembus dan pemandangan indah di halaman ini yang mirip taman.

Seorang ibu paruh baya menghampiri gadis itu. Entah sejak kapan dia berada di sana. Wanita itu adalah Salsabila Ardhaniya Maheswari Zayn, ibu dari Firhan.

"Apa ayahnya Firhan benar, ya, tempat ini sangat nyaman untuk memikirkan sesuatu atau menenangkan diri?"

Nesya agak terkejut dan buyar dari lamunannya ketika mendengar suara itu. Kepalanya menoleh ke pemilik suara yang rumahnya telah duduk di sampingnya.

"Eh, bu. Maaf. " Tukas Nesya membalas senyuman ibu mertuanya

"Ada yang menggangumu, Nak? Sampai kamu harus melamun dan kepikiran begitu?" Tanya ibu menatapnya cemas.

"Apa sangat kentara, ya, Bu? Sejelas itu?"

Wanita paruh baya itu tergelak. "Ibu hanya menebak saja. Apalagi kamu sendirian di sini,"

Nesya tersenyum masam. Namun wanita yang dipanggil Salsabila itu malah membalasnya dengan senyuman lebar sambil meraih tangan Nesya dan menggenggamnya lembut dengan kedua tangan.

“Ibu tahu ... beberapa hari ini pasti tidak mudah buat kamu, kan? Apalagi kalau mendengar omongan yang tidak seharusnya.”

Nesya tersenyum getir, menahan emosi. Dia kembali teringat tentang Tante Claudia.

“Tidak apa-apa. Kamu boleh kecewa pada siapapun, kami mengerti. Tapi ibu ingin kamu tahu, Ibu dan Ayahnya Firhan tidak pernah memilihmu hanya karena kamu baik. Kami memilihmu karena kamu kuat. Kamu membawa cahaya yang Firhan sendiri pun tidak bisa jelaskan,"

Nesya menunduk, menahan air mata. Ibu mertuanya tersenyum.

“Kalau kamu butuh tempat berlindung, rumah ini bisa kamu anggap rumahmu. Bukan hanya karena kamu istri Firhan, tapi karena kamu Nesya,"

Nesya akhirnya tidak bisa menahan tangis haru. Ia kemudian dipeluk oleh ibu Firhan. Untuk pertama kalinya, ia merasa tidak lagi sendiri. Setidaknya ibu dan ayah mertuanya menyayanginya, bahkan menerima kehadirannya.

Sementara itu, di kamar Tante Claudia, sedang duduk bersama salah satu sepupu laki-laki Firhan yang dikenal cukup ambisius bernama Davin Zayn. Dia merupakan anak dari saudara bungsu ayahnya. Sedari siang tadi, Claudia dan Davin sibuk berbincang mengenai Firhan dan Nesya. Suaranya mereka kecil tapi penuh maksud.

“Kamu tahu kan, Davin, seharusnya bukan Firhan yang mewarisi bisnis keluarga," kompor Tante Claudia yang begitu antusias.

“Tentu saja, Tante. Kalau bukan karena ayahnya, pasti ayahku yang akan mendapatkan wewenang itu dan aku jauh lebih siap," timpal Davin dengan percaya diri.

Sejak dulu, dia selalu berpikir dan beranggapan bahwa kekayaan Keluarga Zayn pasti akan banyak di wariskan pada anak bungsu—adalah ayahnya. Namun, karena ia pikir ayahnya Firhan, Emir Noble Zayn lebih tegas, serakah dan sok berkuasa, terlebih dia adalah anak tertua, maka saudara-saudara lainnya takut padanya.

Tante Claudia tersenyum licik. “Dan sekarang dia malah sibuk dengan perempuan yang ... ya, kamu tahu sendiri, lah!"

“Kalau ada celah, kita manfaatkan! Tapi pelan-pelan, Tante, kita tidak boleh gegabah dan tidak bisa langsung juga!"

Claudia mengangguk. Mereka lalu tertawa kecil, penuh rahasia.

...^^^* * *^^^...

Langit Jakarta sudah gelap pekat, tapi halaman depan mansion keluarga Zayn Estate kini ramai karena perpisahan antara Keluarga Zayn dengan Firhan dan istrinya. Benar, malam ini mereka pamit untuk pulang ke rumah sendiri. Deru mesin Rolls-Royce Cullinan berhenti tepat di depan tangga marmer, pintunya di buka sigap oleh Sekretaris Sam yang tak pernah kehilangan ketenangannya.

Sam berdiri tak jauh dari Firhan, sambil sedikit menunduk sopan. “Tuan muda, mobil sudah siap. Champagne non-alkohol untuk perjalanan juga sudah di-chill sesuai permintaan Tuan,"

Firhan hanya mengangguk tipis sebelum menoleh ke Nesya yang masih terpukau menatap lautan bunga sisa dekorasi pesta di rumah ini tiga hari yang lalu.

Firhan memandang Nesya, lalu mendekatkan bibir di telinga gadis itu. Suaranya rendah dan hangat. “Kamu tahu apa yang belum usai dari malam ini?”

Mendengar itu Nesya hanya tersenyum samar. “Apa lagi? Pestanya sudah beres, tamu pulang, dan kita juga pulang.... "

Firhan mengeluarkan kartu titanium hitam dari dompet minimalisnya, menempelkannya ke telapak tangan istrinya. “Belum ada momen saat kamu benar-benar membuatku bangkrut,"

Mata gadis itu melebar sambil menatap tajam. "FIR?"

Suaminya hanya tergelak. "Apa?" sepertinya lelaki ini suka menggoda Nesya dengan cara seperti itu, terlebih setelah melihat reaksinya.

"Tolong, jangan berlebihan, Tuan muda!" desis Nesya dengan kesal.

Mendengar itu, Firhan mengulum senyum. Lalu mengkeret tubuh gadis itu dengan menarik pinggang Nesya agar semakin dekat dengannya. "Jangan mengetesku dengan panggilan seperti itu. Karena aku tidak akan segan-segan, mencium bibirmu di depan keluargaku,"

Nesya hanya meliriknya dengan senyuman kecil, "Dasar mesum!" bisiknya sebelum melepaskan diri yang membuat lelaki itu tergelak.

Mereka lalu pamit ke keluarga. Firhan kemudian menggaet tangan Nesya, membantu menaiki mobil seakan anak tangga itu terbuat dari kaca rapuh. Begitu pintu tertutup, suara dunia luar tenggelam digantikan denting halus gelas kristal—Sam telah menuang champagne tanpa memercik setetes pun.

Lampu ambient di kabin berubah lembut, menonjolkan garis rahang Firhan yang tegas. Ia menyelipkan helaian rambut Nesya ke belakang telinga sebelum berbisik, “Tapi aku serius, Sayang. Konglomerat bisa-bayar-apa-saja,” lanjut Firhan setelah berada di dalam mobil, ia melirik Nesya.

“Jangan bercanda! Aku sudah cukup bahagia beberapa hari ini," tukas Nesya. Gadis itu berusaha menghentikan Firhan karena dia tahu, suaminya itu terkadang melakukan hal berlebihan hanya untuk dirinya.

Firhan mengedikkan dagu ke arah jalan keluar. “Sam sudah menelepon butik Berlinto. Mereka buka khusus lima belas menit untukmu. Ambil apapun yang kamu suka atau semua sekaligus. Aku ingin melihatmu tidak ragu menyentuh sedikitpun dari kekayaanku,"

Sekretaris Sam mengisyaratkan sopir, pintu belakang Rolls-Royce terbuka, interior beige-caramel memancarkan aroma kulit baru. Sam menyelipkan iPad di sandaran depan—tampilan layar menunjukkan katalog perhiasan butik itu, lengkap dengan tombol Add to Cart sekali klik.

"Jika nyonya ingin lebih praktis, kita bisa langsung check-out dari dalam mobil. Sistem sudah terhubung ke jet pribadi besok pagi untuk pengiriman express.”

"PAK SAM?" Dengus kesal Nesya sambil menatap tajam Sam yang sedang duduk di kursi jok penumpang sebelah kemudi.

"Maaf, Nyonya, aku hanya menjalankan perintah Tuan muda," tukas Sam setelah berbalik lalu menunduk sopan. Tapi wajahnya sama sekali tidak merasa bersalah.

Lagi-lagi Nesya mendengus dengan kesalnya, matanya memutar ke arah Suaminya di sebelahnya.

"FIRHAN?"

Lelaki itu bahkan menatap wajah Nesya. Helaan napas keluar dari mulutnya, lalu seulas senyum tampak.

“Aku bukan sekadar memamerkan harta. Aku ingin ka.u tahu, semua ini ada untuk membuatmu nyaman. Uang adalah bahasaku menunjukkan rasa sayang, tapi kamu ... kamu terjemahan lengkapnya,"

Nesya memutar mata. Gadis itu benar-benar frustasi oleh tingkah suaminya itu. Setelah menghela napas berat, ia akhirnya pasrah dan menyerah. Percuma juga berdebat dengan lelaki itu, pada akhirnya akan kalah juga. Hari ini mungkin dia bisa menang, tapi besok, akan terjadi lagi topik ini. Jadi lebih baik ikuti saja.

Nesya dengan malas meraih iPad di tangan Sam, menatap layar iPad dengan malas dan kelas sambil memasang raut wajah datar, men-scroll anting berlian senilai mobil kecil. Bukannya memilih, ia meletakkan iPad di pangkuan Firhan, lalu menggenggam wajahnya. Lelaki itu memandangnya penuh tanya.

“Satu-satunya hal yang mau kuhabiskan malam ini adalah waktumu, bukan uangmu,"

Firhan terdiam—rare sight bagi pewaris Zayn Group. Ia memejamkan mata sejenak, seolah kalimat itu meninju tepat di ulu hatinya.

Firhan akhirnya tersenyum separo, suaranya terdengar serak. “Baiklah. Tapi aturan mainnya jelas. Kita habiskan keduanya,"

Firhan mengetuk kaca partisi. Sopir memahami kode, mobil membelok arah. Bukannya menuju butik, Cullinan melaju ke tol pribadi yang mengarah langsung ke penthouse Firhan—pemandangan kota terhampar bagai hamparan berlian jauh di bawah.

Sam, duduk di kursi penumpang seberang, merapikan berkas digital di tabletnya, pura-pura sibuk memberi privasi. Namun ia sempat menoleh dan menambahi—dengan nada ringan khas seorang sekretaris yang diam-diam kapten keseluruhan operasi romansa ini.

“Noted, Tuan muda. Total pengeluaran malam ini nol rupiah. Sepertinya kita perlu strategi lain untuk ‘membuat Tuan muda bangkrut’,"

Tawa Nesya meledak, menular ke Firhan. Champagne bergoyang, tapi tak tumpah—seperti segala hal yang sudah diatur Sam hingga presisi.

Rolls-Royce melesat di jalur kosong, di balik jendela gelap, lampu kota berpendar bagai rasi bintang buatan. Dalam pantulan kaca, Nesya melihat dirinya bersandar di bahu Firhan, kartu titanium masih tergenggam di tangan—ikon kecil kekuasaan yang tiba-tiba terasa remeh dibanding detak jantung lelaki di sebelahnya.

Dan di tengah gemerlap ibukota yang tidak pernah tidur, mereka pun sepakat, malam belum selesai, tapi cinta mereka sudah melampaui limit saldo maupun logika.

...* * * *...

1
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
lucu banget sih, cemburuan banget bocah satu itu utututu
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
ayo semangat!!
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
shhh udah biarin ajah!
Moira Ninochka Margo: biarin apa kak? biarin abisin duitnya?haha
total 1 replies
Drezzlle
semangat menulis, nanti aku mampir lagi
Drezzlle
mampir nih
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
lanjutt!! aku tungguin Thor! hihi:)
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
lanjut!!! aku penasaran loh:)
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
ihh lanjut oke?
aku mau tau kelanjutannya!:?
iqbal nasution
lanjut
Moira Ninochka Margo: siaaap
total 1 replies
Drezzlle
hadiah bunga untukmu /Wilt/
Moira Ninochka Margo: aww makasih
total 1 replies
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
ihhh seru!!!
mampir juga yuk ke karya ku:)
iqbal nasution
lanjut
Drezzlle
mampir juga ya ke novelku
Drezzlle
romantis banget
Drezzlle
bagus ceritanya
tasha angin
Gak sabar nunggu kelanjutannya!
Moira Ninochka Margo: halo kak, makasih udah baca, udah di up ya sampai bab 10
total 1 replies
Sky blue
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, mantap!
Moira Ninochka Margo: halo, makasih udah mampir dan support. Moga betah, hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!