NovelToon NovelToon
Semalam Bersama Mantan

Semalam Bersama Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Cinta Terlarang / Aliansi Pernikahan
Popularitas:22k
Nilai: 5
Nama Author: 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒

Dua puluh tahun setelah melarikan diri dari masa lalunya, Ayla hidup damai sebagai penyintas dan penggerak di pusat perlindungan perempuan. Hingga sebuah seminar mempertemukannya kembali dengan Bayu—mantan yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta.

Satu malam, satu kesalahan, dan Ayla pergi tanpa jejak. Tapi kepergiannya membawa benih kehidupan. Dilema mengungkungnya: mempertahankan bayi itu atau tidak, apalagi dengan keyakinan bahwa ia mengidap penyakit genetik langka.

Namun kenyataan berkata lain—Ayla sehat. Dan ia memilih jadi ibu tunggal.

Sementara itu, Bayu terus mencari. Di sisi lain, sang istri merahasiakan siapa sebenarnya yang pernah menyelamatkan nyawa ayah Bayu—seseorang yang mungkin bisa mengguncang semua yang telah ia perjuangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝕯𝖍𝖆𝖓𝖆𝖆𝟕𝟐𝟒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31.Menantang

Lobby gedung megah itu mendadak terasa membeku saat suara berat memecah keheningan.

“Ellen.”

Langkah Ellen terhenti. Suara itu... tak asing.

Jantungnya berdegup pelan namun mantap. Senyum kecil mulai menghiasi bibirnya.

"Akhirnya… kau muncul juga," gumamnya dalam hati.

Ia berbalik dengan elegan.

Dan di sana, berdiri sosok pria yang sejak tadi ada di kepalanya. Bayu.

Wajahnya dingin. Datar. Tatapannya tajam, menusuk.

Semua mata di lobby seolah ikut membeku.

Para karyawan menahan napas. Inilah pasangan yang sejak pagi jadi topik utama di semua media.

Istri yang dikhianati. Suami yang tergoda mantan.

Ellen menarik napas pelan dan tersenyum penuh drama.

“Bayu...” gumamnya. Suaranya lembut, penuh luka pura-pura. Wajahnya dirundung kerinduan dan… kepedihan yang diatur rapi.

"Akhirnya kau mau menemuiku. Lihatlah semua orang… mereka memihakku. Kasihan istri sah yang ditinggalkan demi wanita dari masa lalu. Sempurna."

Tapi langkah Bayu mantap. Tegas. Dan berhenti hanya beberapa senti darinya.

Semua orang memasang mata dan telinga baik-baik, siap menyaksikan dan mendengar apa yang akan terjadi.

Dengan suara berat, penuh tekanan dingin yang menusuk, Bayu berkata,

“Aku datang bukan untuk drama, Ellen.”

“Aku datang untuk memperingatkanmu.”

Ellen tak menjawab. Sorot matanya menantang, tapi Bayu tak gentar.

“Jangan pernah lagi berani memutar balik fakta dan menghancurkan nama Ayla. Berhenti menjadikan dirimu korban, berhenti main peran seolah-olah kau istri malang yang ditinggal karena wanita lain. Aku tahu permainanmu. Playing victim. Manipulatif.”

Tenggorokan Ellen tercekat.

"Tidak… tidak di hadapan semua orang..."

Bayu mendekat sedikit, membiarkan setiap kata terdengar jelas di telinga siapa pun yang menyaksikan.

“Kau punya waktu dua belas jam. Bersihkan nama Ayla dari semua tuduhan. Atau aku sendiri yang akan membuka seluruh kebenaran tentang hubungan kita. Tentang siapa yang sebenarnya perusak hubungan orang.”

“Dan saat itu terjadi…”

Tatapan Bayu mengeras.

“…nama baikmu akan hancur. Tak akan ada satu pun merek yang mau dikaitkan dengan namamu. Kau tak akan berani lagi menatap publik.”

“Jangan paksa aku membuka aibmu, Ellen.”

Tanpa menunggu balasan, Bayu membalikkan badan dan berjalan pergi. Langkahnya tak goyah. Tegas. Seolah tak ada ruang untuk keraguan.

Ellen berdiri membeku.

Tangannya mengepal.

Senyumnya lenyap.

Dan untuk pertama kalinya hari itu, wajah manipulatifnya… retak.

Pintu lift tertutup perlahan di belakangnya. Ellen berdiri tegak, menatap pantulan dirinya di dinding stainless mengilap.

"Bayu."

"Berani-beraninya dia mempermalukanku di hadapan semua orang."

"Di lobby kantorku sendiri."

Matanya menyipit, senyum dingin terukir di wajahnya.

“Dua belas jam?” Ia mendengus pelan. “Kau terlalu percaya diri, Bayu.”

Tangannya menekan tombol lantai teratas. Tapi pikirannya sudah menyusun strategi. Ia akan mengubah semua ini menjadi senjata.

Rekaman CCTV.

Adegan saat Bayu mendekatinya, saat dia tampak seperti istri setia yang ditinggalkan—akan jadi narasi baru.

“Mereka hanya perlu sedikit framing dan suara latar yang menyayat. Semua akan memihakku.”

Ia membuka ponsel dan menghubungi staf kepercayaan di ruang kontrol keamanan.

“Ambilkan rekaman kamera di lobby hari ini. Kirim langsung ke tim media.”

Tak ada kata “tolong” atau “jelaskan.” Perintah. Singkat. Dingin.

Ellen menatap pantulan wajahnya sekali lagi.

Matanya bersinar.

Penuh perang.

“Kau ingin perang, Bayu? Maka ini akan jadi pertempuran yang tak akan pernah kau menangkan.”

Denting lift berbunyi pelan saat pintu terbuka.

Ellen melangkah keluar dengan langkah ringan, seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Padahal badai sedang ia bangun.

Dan Ayla… akan jadi korbannya lagi.

-----

Bayu mengepalkan tangannya.

Rahangnya mengeras.

Sorot matanya membara menatap layar ponsel yang menampilkan headline yang tengah viral.

Foto-foto mesranya dengan Ayla itu tersebar masif.

Namun rekaman saat Bayu menekan Ellen untuk melakukan klarifikasi dan membersihkan nama Ayla dalam waktu dua belas jam justru memperburuk citra Bayu dan Ayla di mata publik.

Komentar penuh hujatan terhadap Ayla mengalir deras di kolom-kolom media sosial.

“Sialan…” gumamnya pelan tapi penuh tekanan. Ia melempar ponselnya ke sofa, lalu menatap ke luar jendela dengan napas terengah.

Ini bukan sekadar peringatan yang diabaikan. Ini penghinaan.

Ia mengambil ponsel lain dan menekan nama yang sudah sangat familiar.

“Rendra.”

“Ya, Tuan?”

“Kita tak perlu menunggu dua belas jam lagi.” Suaranya dingin, tegas. “Ellen benar-benar menantangku.”

“Hubungi semua media. Yang besar, kredibel. Aku akan melakukan klarifikasi terbuka. Siapkan semua bukti—semua. Mulai dari percakapan, pesan suara, pernikahan yang dipaksa papaku, dan bukti-bukti kebusukan Ellen.”

“Baik, Tuan. Segera kami atur,” sahut Rendra cepat.

Bayu menutup telepon dengan satu tarikan napas panjang. Dalam sorot matanya kini tak ada lagi keraguan. Hanya tekad.

 

Sementara itu, jauh di tempat lain…

Ayla duduk di pojok ruang tamunya, tangan gemetar memegang ponsel.

Wajahnya pucat. Napasnya teratur, meski matanya menunjukkan luka batin yang tak bisa disembunyikan.

Ia membaca komentar-komentar pedas, melihat kembali video itu… hatinya mencelos.

“Tuhan…” bisiknya lemah.

Namun di balik luka itu, ia paksa dirinya untuk tetap percaya.

“Bayu tidak akan tinggal diam. Dia janji. Dia akan bersihkan namaku. Dan… Tuhan tidak tidur. Dia pasti tunjukkan kebenaran.”

Matanya terpejam sejenak. Ia tahu badai ini belum berlalu. Tapi ia percaya… seseorang di luar sana sedang menyiapkan pelindung untuknya.

Dan badai… hanya akan menguatkan akar yang tak menyerah.

 

Langit mendung di luar jendela besar ruang kerja itu, seolah mengerti suasana hati pria tua yang duduk terpaku di balik meja kerjanya. Di depannya, sebuah map cokelat terbuka lebar, lembar-lembar dokumen medis yang telah dikonfirmasi keabsahannya tersebar rapi. Armand berdiri tegak, menunggu dengan wajah tegang.

Shailendra menunduk, jari-jarinya menyentuh pelan lembaran paling atas.

“Ini… tak mungkin salah?” suaranya nyaris berbisik, seperti suara orang yang baru saja ditampar keras oleh kenyataan.

Armand mengangguk pelan. “Sudah diverifikasi. Rumah sakit di Selandia mengonfirmasi identitas pendonor. Itu Ayla, Tuan. Wanita yang—”

“—yang aku benci.” Shailendra menyela, suaranya serak, penuh penyesalan.

Ia menutup mata, kepalanya menunduk semakin dalam. Sesaat kemudian, ia bersandar ke sandaran kursi, seolah tubuhnya tak sanggup lagi menyangga beban di dadanya.

“Dia menyelamatkan aku,” gumamnya. “Meski ia bahkan tak mengenalku. Ia tak meminta apa pun. Tak membanggakan apa pun. Ia menyelamatkan aku… sementara aku…” suara itu menggantung, patah di udara.

Tangannya mengepal di atas meja, menggigil. “Aku hampir menghancurkan hidupnya. Aku… aku menyebutnya tak layak. Aku paksa Bayu menjauhinya. Aku…”

Ia terdiam.

Armand, perlahan, membuka iPad-nya dan menunjukkan berita terbaru.

“Tuan... ini.”

Tampilan layar memperlihatkan tajuk berita besar: "Bayu Shailendra Siap Ungkap Kebenaran Skandal Ayla-Ellen: Ada Nama Besar di Balik Drama Ini?"

Di bawahnya, potongan video saat Bayu memperingatkan Ellen di lobi kantor tersebar luas di berbagai kanal berita. Namun alih-alih membalikkan keadaan, publik justru semakin mencibir Ayla. Narasi bahwa ia hanyalah wanita penggoda yang berhasil mencuci otak Bayu kembali menguat, membuat Ayla semakin terpojok dan disudutkan sebagai biang keretakan rumah tangga yang tak pernah ia ganggu.

“Apa yang harus kita lakukan, Tuan?” tanya Armand pelan. “Anda tahu sendiri, jika sudah menyangkut nama Ayla… Tuan Muda tak akan berhenti. Ia siap membakar nama siapa pun, bahkan nama Anda, jika itu demi membersihkan nama wanita yang dicintainya.”

Shailendra terdiam sejenak, lalu perlahan berdiri. Sorot matanya tak lagi penuh arogansi seperti biasanya. Kini yang tersisa hanyalah guratan letih dan luka batin.

“Biarkan.”

“Biarkan dia lakukan apa pun yang perlu dia lakukan—even jika itu menyeret nama baikku. Karena aku… sudah gagal jadi ayah yang baik.”

Ia menatap lurus ke arah Armand.

“Dan Ellen…”

Suaranya berubah tajam, penuh kebencian.

“Ular berbisa yang aku pelihara. Yang kuizinkan menginjak rumah ini… demi status, demi nama. Aku beruntung dia tak sempat memberi keturunan. Aku tak mau darah keturunanku tercemar oleh racunnya.”

Armand menunduk dalam diam.

Shailendra menarik napas panjang. “Jika Bayu jadi buat klarifikasi, tambahkan juga satu hal. Ungkap bahwa Ellen pernah mengaku sebagai pendonor sumsumku. Semua hanya karena ingin mempertahankan posisinya di keluarga ini.”

Matanya menyala, tak lagi ragu.

“Saat kebenaran terungkap… biarlah dunia tahu siapa yang menyelamatkan hidupku. Bukan Ellen. Tapi Ayla. Dan aku... akan menebus dosaku dengan diam, dan membiarkan Bayu berbicara.”

...🍁💦🍁...

.

To be continued

1
Ratu
g usah nyamain ama cerita sebelah yg pasti akan kena pisau y si pembuat onar lalu ayla msk RS , basithor , udah kebanyakan drama sampai puluhan thn, mboklgs kena ellen sendiri , gusah pake lama , udahhgemeess soal y org licik ngalahin yg jenius
Siti Jumiati
lanjut kak
abimasta
ellen akan berusaha melenyapkan ayla
^ã^😉
wanita seperti Ellen sungguh bahaya ,,dia yg Salah tapi menyalahkan orang lain atas segala kegagalan nya,

berhadap Ayla Dan debaynga Selamat Ellen yg hancur kalau g di penjara seunir hidup bisa meninggal Karna tertembak
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
apakah kali ini Ellen melakukan sendiri atau ada yg membantunya?
De bungsu
dan kamu yg terlalu egois.. terlalu memaksakan kehendak, Agar Ellen ttp di samping Bayu
De bungsu
ayahnya Bayu yg handal, shailandra...
De bungsu
hati2 Bayu... jgn gegabah mengambil kepuasan
De bungsu
tegang yah... perang dari dalam tanpa berdarah²
mbok Darmi
jgn dibunuh dgn mudah ellen hrs dgn penderitaan yg setimpal yg sdh dirasakan ayla, jgn biarkan ellen berhasil dgn dendam nya semoga senjata makan tuan ellen yg terluka dan tertangkap polisi, semoga penolong ayla bayu atau Leo
syisya
kira" siapa yg mau ditikam, bayu atau ayla ?
mbok Darmi: pastinya ayla krn dia dianggap merebut semua yg menjadi miliknya
mbok Darmi: pastinya ayla krn dia dianggap merebut semua yg menjadi miliknya
total 2 replies
Dek Sri
tetap waspada Ayla dan bayu
Siti Jumiati
Ellen Kamu keras kepala banget sih, kenapa semakin gagal kamu semakin menjadi, kenapa kamu gk sadar2.
lanjut kak....
Siti Jumiati
ellen harusnya Kamu belajar dari pengalaman,sadarlah Ellen dendam tidak akan pernah membuat tenang,dan itu malah akan menciptakan masalah baru untukmu.
kalea rizuky
jalang woy lu yg jalang ayla mah masih perawan gk kayak lu gatel
kalea rizuky
sadar jalang berasa korban
kalea rizuky
kayaknya yg donor in laras
kalea rizuky
lama amat 20 tahun umur brp skg laras uda tua berarti
abimasta
sudah lah ellen lebih baik menyerah
Siti Jumiati
sabar Ellen... kenapa kamu masih melakukan kejahatan,kenapa belum sadar apa yang kamu tanam itu yang kau tuai ellen
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!