NovelToon NovelToon
In The Shadow Of Goodbye

In The Shadow Of Goodbye

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Nikah Kontrak / Cerai / Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Cataleya Chrisantary

Salma dan Rafa terjebak dalam sebuah pernikahan yang bermula dari ide gila Rafa. Keduanya sekarang menikah akan tetapi Salma tidak pernah menginginkan Rafa.
"Kenapa harus gue sih, Fa?" kata Salma penuh kesedihan di pelaminan yang nampak dihiasi bunga-bunga.
Di sisi lain Salma memiliki pacar bernama Narendra yang ia cintai. Satu-satunya yang Salma cintai adalah Rendra. Bahkan saking cintanya dengan Rendra, Salma nekat membawa Rendra ke rumah yang ia dan Rafa tinggali.
"Pernikahan kita cuma pura-pura. Sejak awal kita punya perjanjian kita hidup masing-masing. Jadi, aku bebas bawa siapapun ke sini, ke rumah ini," kata Salma ketika Rafa baru saja pulang bekerja.
"Tapi ini rumah aku, Salma!" jawab Rafa.
Keduanya berencana bercerai setelah pernikahannya satu tahun. Tapi, alasan seperti apa yang akan mereka katakan pada orang tuanya ketika keduanya memilih bercerai nanti.
Ikuti petualangan si keras kepala Salma dan si padang savana Rafa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cataleya Chrisantary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak ingin menceraikan

31

              Salma membaca dengan seksama isi dari perjanjian tersebut yang Salma sendiri tidak tahu kapan Rafa membuatnya. Sebenanrya cukup rinci isi dari perjanjian tersebut karena Rafa memasukan juga masalah cerai dan harta.

              Dimana mereka setelah menikah nanti tidak akan pernah saling meminta harta gono-gini. Namun ada hal yang membuat Salma mengganjal. Dimana dalam perjanjian tersebut Rafa menuliskan hubungan mereka berakhir setelah ibu dari Rafa meninggal dunia.

“Apa aku bilang. Kalau nunggu mama kamu meninggal itu gak pasti. Aku pengen jawaban pasti.”

“Maunya kapan? Kalau kamu pengen setelah enam bulan atau satu tahun, mau dengan alasan apa? Jika kita nanti pulang ke Indonesia dan bilang kalau kita akan cerai. Orang tua aku dan kamu pasti akan menahan. Apapun alasannya.”

“Tapi kan kalau nunggu sampe mama kamu meninggal lama. Lagian kenapa sih harus sampe nunggu meninggal dulu. Kamu doain ibu sendiri cepet meninggal apa?”

“Bukannya gitu. Aku juga pengennya mama panjang umur kok. Tapi, kalau misalkan kita nanti cerai setelah mama aku meninggal, kamu bisa bilang ke orang tua kamu kalau pernikahan kita ini pernikahan palsu, pernikahan kontrak. Dengan begitu mereka pasti gak akan mencoba untuk mempertahankan pernikahan kita.”

              Salma diam lagi. Agak sedikit masuk akal juga sebenarnya ucapan Rafa barusan. Tapi, jika menunggu mama Nanda meninggal itu tidak pasti. Siapa tahu mama Nanda meninggal dua tahun lagi, atau tiga tahun atau bahkan mungkin lima tahun lagi.

              Usia itu rahasia yang manusia manapun tidak akan pernah mengetahuinya. Salma berpikir jika itu sampai terjadi maka ia yang lebih dirugikan.

“Terus kalau mama meninggalnya lima tahun lagi gimana? Ya masa sih kita selama lima tahun terus-terusan hidup dalam pernikahan ini. Rendra masih nunggu aku.”

              Rafa terdiam sejenak. Jemarinya, memegang pinggiran meja yang menjadi pemisah diantara mereka berdua. Sebenarnya Rafa sengaja membuat perjanjian ini. Sengaja Rafa tidak menentukan tanggal dan menjadikan ibunya patokan mereka bercerai.

              Karena, Rafa bertekad akan meluluhkan hati Salma. Dan lagi, rasanya tidak akan mungkin jika selama beberapa bulan kedepan atau paling pendek saja dalam setahun pernikahan mereka sampai tidak saling jatuh cinta.

              Kasarnya jika Rafa terus memberikan perhatian pada Salma bukan tidak mungkin jika Salma akan mencintai Rafa atau setidaknya menyukai Rafa atau paling tidak, tergantung dengan Rafa apalagi selama di Canada.

              Rafa sengaja mengatakan sampai mamanya meninggal karena hanya dengan cara itu ia bisa mengikat Salma. Bisa membuat Salma tetap berada dengan dirinya meskipun hitungannya tidak pasti. Bisa jadi cepat bisa jadi lambat.

“Dua tahun kalau gitu. Jika dalam dua tahun ini mama Belum meninggal. Tepat di hari ke dua tahun pernikahan kita, kita cerai.”

“Deal!” kata Salma. “Tapi aku punya permintaan.”

“Apalagi?” tanya Rafa.

“Seperti perjanjian awal, aku boleh kapan saja jadian lagi sama Rendra. Aku boleh kembali pacaran sama Rendra meskipun kita masih menikah.”

“Emangnya Rendra mau?” jawab Rafa. Agak sedikti sensi karena jujur saja Rafa cemburu.

              Dalam hatinya berkata, “kenapa Salma terus mengatakan tentang Rendra padahal di hadapannya ada seorang lelaki yang jauh dari Rendra. Baik dari segi fisik maupun financial.”

              Di titik ini, memang Rafa agak sombong. Karena sebenernya tidak ada yang salah dengan Rendra. Hanya saja memang, dari segi fisik, tubuh Rafa lebih berotot, dan secara financial, keuangan Rafa jauh dari Rendra.

              Rafa percaya diri, ia bahkan bisa lebih membahagiakan dan memberikan segala hal yang Salma mau. Tapi, tetap saja Rafa tidak bisa memiliki hati Salma meskipun dari segi apapun, Rafa lebih unggul.

“Aku bakalan bilang ke Rendra semuanya. Aku bakalan bilang segala hal tentang pernikahan kita ke Rendra.”

              Rafa jelas keget. Lelaki itu sekarang berdiri tegak lalu memalingkan wajah serta mengusap kepalanya. “Apa kamu bilang?” Rafa hampir ingin menyalahkan pendengarannya tapi kalimat yang diucapkan Salma terlalu jelas di telinganya.

“Aku mau bilang ke Rendra kalau pernikahan kita ini pernikahan palsu!” ulang Salma.

“Aku gak setuju,” kata Rafa tiba-tiba.

              Salma yang mendengar jawban dari Rafa juga gak terima. “Kenapa gak setuju ya terserah akulah.”

“Bukannya terserah tapi aku gak percaya sama Rendra. Aku gak mau rahasia terbongkar, Salma. Cukup sahabat kamu aja yang tahu gak ada lagi.”

“Tapi masalahnya, aku pengen balikan lagi sama Rendra. Kami masih saling cinta. Kamu taukan saat aku mutusin dia, posisinya aku masih sayang Rendra.”

“Ya aku gak peduli kamu masih sayang atau nggak sama Rendra pokoknya jangan pernah bocorin masalah ini ke dia.”

              Salma berdecak kesal. Perempuan tersebut menyilangkan tangannya di dada. Wajahnya nampak marah, terlihat jelas dari tatapan sinis Salma memancarkan kobaran api kebencian.

“Terus, gimana caranya aku balikan lagi sama Rendra.”

“Ya nantilah pas kita udah cerai.”

“Terlalu lama, Rafa. Paling lama itu dua tahun loh. Aku gak mau Rendra keburu dapet wanita lain.”

Rafa lalu tertawa mendengar jawaban itu. Nampaknya itu adalah kalimat terlucu diantara perdebatan mereka saat ini. Bagaimana tidak lucu, Salma bilang mereka masih saling cinta, saling sayang tapi Salma tiba-tiba saja bilang takut Rendra dengan yang lain.

“Jadi, kalian masih cinta apa nggak?” tanya Rafa. “Kalau masih cinta mau selama apapun itu. Mau lima tahun sekalipun, kalau cinta ya pasti ditunggulah gak akan nyari yang lain.”

“Nggak pokoknya, aku bakalan kasih tahu Rendra masalah ini. Biar aku juga masih bisa pacaran meskipun kita nikah.”

“Aku gak masalah kamu mau pacaran lagi sekarang sama Rendra tapi jangan pernah bilang kalau kita nikah kontrak. Atau kalau kamu masih ngotot pengen bilang, selamanya aku gak akan menceraikan kamu.”

PLAK!!!

              Salma menampar lagi pipi Rafa untuk kedua kalinya. Salma kesal dengan ucapan Rafa barusan. Salma jelas tidak mau jika harus terus hidup dalam ikatan perkawinan dengan Rafa.

              Salma kesal dan melemparkan kertas barusan lalu pergi ke kamar setelah menampar wajah Rafa.

Sementara itu, Rafa sekarang diam. Pipinya tidak merasakan sakit sama sekali. “Aku tidak pernah berniat menceraikan kamu sejak awal, Salma,” kata Rafa pelan.

              Rafa memegang pipinya meskipun tidak terasa apapun. Namun, yang sakit justru hatinya. Segitu inginnya Salma bercerai dari Rafa. Segitu inginnya Salma berpisah dari Rafa tanpa mau mencoba memiliki hubungan dengan Rafa.

              Hati Rafa perlahan goyah. Dirinya sendiri sekarang bertanya. “Haruskah aku menceraikan Salma bulan depan atau tiga bulan lagi?”

              Rafa pernah dengan jika cinta memang tak harus memiliki. Level tertinggi dari cinta adalah merelakan dia bersama yang lain asalkan yang dicinta bahagia. Namun, pribahasa itu rasanya tidak akan pernah berlaku bagi Rafa.

              Rafa ingin bersama Salma meskipun perempuan tersebut terus menolaknya. Rafa ingin bersama Salma meskipun Salma tidak mau dengannya. Rafa hanya ingin Salma mencoba dan memberinya kesempatan.

              Rafa berjanji akan membuat Salma jatuh cinta dengannya. Tidak secara langsung tapi perlahan. Rafa meminum kembali dari botolnya, hampir saja Rafa melemparkan botol itu namun, ia kembali menarik nafasnya.

              Sementara itu, Salma sekarang sudah berkemas. Mendadak Salma bertekad untuk pulang sendiri ke Jakarta sendirian sekarang juga. ia sudah mengemasi beberapa barang, yang dikira penting.

              Tapi, niatnya kembali ia urungkan. Salma duduk memikirkan kalimat yang Rafa katakan tadi. “Jangan sampai rahasia ini bocor.”

“Ya kalau sampai bocor emangnya kenapa? Toh, nanti bukan gue juga yang disalahin.”

              Salma akhirnya bertekad akan pergi. Ia tidak peduli denan apapun pokoknya ia harus pergi dari sini. Salma mengemasi berangnya ke dalam sebuah koper kecil dan tas jinjing kecil. Tidak lupa Salma juga memakai tas slempang kecil.

              Rafa kaget saat melihat Salma yang menggeret koper. “Mau kemana?” tanya Rafa.

“Pulang ke Jakarta!” jawabnya tanpa banyak bicara.

“What? Pulang ke Jakarta sekarang?” tanya Rafa terheran-heran.

“Menurut kamu kapan?”

“Emangnya kamu tahu bandara dimana?”

              Salma menjawab ia tinggal naik beberapa bus lalu sampai di bandara setempat. Salma juga tidak lupa mengatakan jika ia tidak mendapatkan tiket ia cukup tidur di bandara saja.

“Kamu pikir segampang itu apa pergi ke bandara lalu kamu bilang tidur disana? Kamu yakin?”

“Kenapa nggak? Lagian aku gak betah disini hidup sama kamu. Tiap hari ketemu kamu.”

“Kenapa emangnya kalau tiap hari ketemu sama aku?” tanya Rafa membalikan situasi. “Mengapa memangnya kalau tiap hari bertemu? Kita bukan orang asing, Salma. Kita ini sahabat sejak SMA.”

              Tapi Salma terdiam. Karena diam-diam Salma juga sebenanrya takut jika ia sampai jatuh hati dengan Rafa.

“Aku tanya sekali lagi, kenapa memangnya kalau kita bertemu setiap hari di rumah ini dengan status kita sekarang sebagai suami istri?”

Bersambung

Hmmm menurut kalian ini Salma baklaan jawab apa ayo?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!