Perjanjian Dengan Tuan Muda

Ehem…heemm….Ehemmm..

  Sudah terhitung tiga kali Alfred berdehem, ia lakukan tentu saja untuk menarik perhatian Ariel. Untung saja wanita peka, dia menoleh tapi pertanyaannya tidak sesuai harapan, “Anda sakit tenggorokan?”

           Alfred menelan ludahnya, “Tidak!”

Jika tidak, kenapa harus berdehem seperti itu.

  Ariel kembali pada pandangan sebelumnya, Hutan.

Apa yang sedang dia lakukan disana? Aku sangat ingin memasuki hutan dan bertemu dengan.

    “Arthur, sudah memberitahumu apa yang harus kamu lakukan dan apa yang tidak boleh kamu lakukan di sana?” tanya Alfred, yang kini dalam mode serius.

Ariel kembali menoleh, “Sudah, saya juga sudah menghafal semuanya. Anda tidak perlu khawatir tuan, saya akan melakukan pekerjaan ini dengan sebaik mungkin.”

    “Bagus, jangan berpikir macam-macam.”

   Ariel mengangguk.

Bisa tidak, untuk tidak berpikir buruk tentangku.

   …

    Kediaman Smith.

“Kau mau kemana Jonas, sebentar lagi kakakmu datang dan kamu malah mau pergi?” Tegur Marion, saat mendapati jones ingin meninggalkan kediaman utama.

   Kepulangan Alfred sudah jauh-jauh hari direncanakan, dan keluarga inti tentu harus datang menyambut Tuan Muda utama.

     “Aku ada kerjaan di luar, sudah ada banyak orang di sini apa masih perlu penyambutan dariku juga,” jawab Jonas ketus.

“Jo, tinggallah sebentar paling tidak sampai kakakmu datang untuk mengucapkan selamat datang, setelah itu tidak apa jika kamu mau pergi,” Julie mencoba membujuk anaknya, dia harus tetep terlihat seperti wanita baik dan bijak.

  “Tidak bisa, pekerjaanku jauh lebih penting daripada ini.”

   Jonas sangat berbeda dengan Justin, dia akan selalu melakukan dan bertindak apa yang menurutnya benar. Tidak peduli dinilai buruk oleh keluarga Smith bahkan dia juga tidak peduli jika tidak menjadi Tuan Muda di Keluarga itu.

  Jonas sudah mendapatkan kunci mobilnya, baik Julie dan Marion sudah tidak bisa menghentikan lelaki itu.

  “Sebenarnya kau mau ke mana, apa yang dikatakan ibumu benar paling tidak tunggulah sebentar sampai Alfred datang, aku juga sudah tidak sabar ingin melihat istrinya,” Bertrand yang membantu membujuk Jonas, lelaki ini tidak mau kehilangan momen untuk melihat, istri buruk rupanya Alfred.

      “Dari pada aku menyambut kedatangan mereka lebih baik aku mencari gadis bermata bulat itu, aaahhh….sudah berapa malam ini aku tidak bisa tidur karena membayangkan wajahnya, aku harus menemukan gadis itu dan membawanya pulang.”

   “Itu bisa kamu lakukan besok, aku akan membantu mencarinya dengan mendatangi pemukiman kaki Gunung Bora. Gadis itu pasti tinggal di sana.”

    “Menunggu besok! sama saja menungguku mati perlahan karena rindu.”

  Hah…Bertrand sampai menggelengkan kepalanya berulang kali.

  Agaknya, untuk kali ini Jonas benar-benar serius.

    Dan lelaki itu benar-benar pergi tanpa menunggu kedatangan Alfred.

      …

“Nyonya, kamar untuk tuan muda sudah siap,” kata bibi pelayan, melaporkan tugasnya pada Ayunda.

   “Terima kasih bi.”

 “Tidak perlu sungkan nyonya, kalau begitu saya permisi ingin menyiapkan makan siang.”

    “Ya, pergilah!”

Ayunda kembali memeriksa kamar yang akan ditempati Alfred. Sebelumnya, wanita ini sudah mendapatkan kabar dari Imel jika Alfred tidak pernah tidur satu kamar dengan istrinya. Jelas ini membuat Ayunda kaget. Mereka menikah sudah hampir satu bulan masih tidak tidur bersama, jelas ada yang tidak beres.

  Dan di kesempatan ini, saat pasutri palsu itu tinggal di kediaman utama. Ayunda akan merekayasa segala sesuatu apapun itu agar Ariel dan Alfred bisa tidur satu kamar.

          “Aku harus memastikan sendiri jika kalian benar-benar pasangan sesungguhnya,” gumam Ayunda, setelah memastikan semua beres.

     …

“Justin, apa Milea tidak datang?” Tanya Julie, sudah dari kemarin dia memberitahu Milea, dan meminta gadis itu untuk datang pada hari ini.

    “Dia masih sibuk, tapi akan memastikan datang,” sahut Justin.

  Julie tentu sangat membutuhkan kehadiran Milea di momen ini, dia ingin membandingkan, Tidak! Lebih tepatnya ingin membuat mental istri Alfred down. Milea gadis cantik, anggun, memesona juga berpendidikan dan berasal dari keluarga terhormat. Apa jadinya dan bagaimana perasaan istri Alfred saat tau jika mantan kekasih suaminya seistimewa Milea.

  Dia…pasti akan menangis dan berhati-hati.

   Selain ingin membuat mental Ariel down dan berkaca diri, Julie juga akan menciptakan konflik pada hubungan Ariel dan Alfred. Menggunakan Milea tentunya, dengan adanya konflik di antara mereka sudah pasti pernikahan itu tidak akan harmonis dan bertahan lama, hingga pada akhirnya mereka akan berpisah sebelum masa 6 bulan. Dengan begitu, lengser lah Alfred sebagai Tuan Muda utama.

      “Tuan muda…tiba….!”

Seruan penjaga menggema sampai di telinga Marion dan Julie, sedangkan Ayunda sudah menunggu didepan sejak tadi.

“Ayo pa, kita harus menyambut Alfred dan istrinya,” ajak Julie, dia melingkarkan tangan di lengan suaminya. Ingin menunjukkan walaupun selir tapi dia yang paling dicintai oleh Marion.

      Arthur membuka pintu mobil untuk Alfred dan menyiapkan kursi rodanya. Ayunda berlari kecil mendekat, dia yang paling bahagia akan kedatangan mereka.

    “Al, mama senang akhirnya kamu tiba, Ariel ikut, kan?”

  “Iya.”

       Sebelum Arthur membuka pintu mobil untuk Ariel, wanita itu sudah lebih dulu membuka pintu mobil.

  “Selamat siang nyonya, eh…maksudku mama,” sapa Ariel kala melihat ibu mertuanya.

      “Terima kasih sayang, selamat datang! Mama senang kamu menyempatkan diri untuk ikut bersama Alfred,” Ayunda langsung memberikan pelukan hangat pada menantunya, “Kamu cantik sekali,” pujinya setelah menguraikan pelukan dan meneliti Ariel.

   “Terima kasih ma, bibi Imel yang memilihkan pakaian untukku.”

“Kamu sangat cocok dengan pakaian ini.”

   “Ayo, masuklah!” Ajak Ayunda.

Marion dan Julie berdiri didepan pintu, memperhatikan mereka.

  Sebelum mendatangi dua orang tua itu, Arthur memberi kode kepada Ariel dan Ariel langsung memahaminya dengan meraih kursi roda Alfred, dengan gerakan lembut dan memancarkan aura kebahagiaan Ariel mendorong kursi roda suaminya menuju ayah mertua.

   Ini mendebarkan bagi Ariel, bukan karena gugup karena bertemu langsung dengan keluarga bangsawan itu, lebih tepatnya Ariel takut melakukan kesalahan.

  “Selamat siang, tuan Marion, Nyonya Julie,” tepat di hadapan mereka Ariel menundukkan sedikit kepalanya.

   Ariel tahu peraturan, sebelum mendapatkan izin untuk memanggil Papa atau Mama siapapun dilarang memanggil dengan sebutan itu sekalipun menantu.

   Marion mengangguk, “Selamat datang! Masuklah!”

   “Terima kasih, tuan!”

Julie mematung kala melihat Ariel, sungguh jauh di luar ekspektasinya. Apa-apaan ini?

  Seharusnya, jelek, kan! Tapi apa ini! Dia sangat setara dengan Milea, bahkan lebih. Bagaimana mungkin dia bersedia menikah dengan Alfred. Tunggu! Wajahnya tampak tidak asing, aku seperti pernah melihatnya? Tapi dimana?

  Meskipun berpakaian sederhana, Ariel memancarkan aura yang tidak biasa. Dia bukan hanya cantik, tapi juga manis dan memiliki tatapan teduh.

     “Ah…iya, ayo! Masuklah, senang sekali saya bisa bertemu denganmu, Ariel.”

“Terima kasih nyonya Julie."

      Di sapaan pertama, Ariel sukses tanpa melakukan kesalahan apapun. Sampailah mereka duduk bersama di ruang keluarga ada Justin juga di sana. Ariel mengingat wajah lelaki itu. Dia tuan muda yang sebelumnya menggantikan Tuan Alfred, tidak terlihat seperti orang jahat, tapi kenapa Tuan Alfred seperti sangat membencinya.

  “Ariel, bagaimana dengan keadaan ayahmu? Aku dengar beliau sakit?” Tanya Ayunda, membuka obrolan.

    “Benar," sahut Ariel, dengan menarik nafas panjang dia melanjutkan ucapannya, "Dan saat ini ayah tengah dirawat di rumah sakit kota, beberapa hari yang lalu penyakitnya kambuh.” Ariel mengatakan ini dengan memasang wajah lesu, dia mengingat ayahnya yang belum sempat ia tengok selama beberapa hari.

  Rumah Sakit Kota…. Alfred terkejut mendengar ini, dia tidak tahu jika Yuran dibawa ke Rumah Sakit Kota, kenapa Ariel tidak memberitahunya? Bukankah seharusnya laporan, karena seluruh biaya dia yang menanggung.

   “Ya Tuhan, semoga ayahmu segera pulih, jika kamu ingin mengunjunginya aku akan menemanimu.”

    “Terima kasih, ma.”

“Ariel, saya dengar ayahmu bekerja di perkebunan teh milik Alfred, apa itu benar?” Kali ini Julie yang bertanya, dan pertanyaan ini jelas memiliki arti terselubung.

   Ariel mengulas senyum, tidak sedikitpun dia merasa malu atas pertanyaan yang dilontarkan Julie, “Benar nyonya, ayah saya bekerja di perkebunan milik tuan muda Alfred.”

    “Ha…takdir memang sangat unik dan sulit dipercaya. Ariel, bagaimana caramu merayu Alfred?”

   Deg…merayu Alfred…