NovelToon NovelToon
Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Pelampiasan Hasrat Suami Kejam

Status: tamat
Genre:Mafia / Duda / Ibu Pengganti / Tamat
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: Kacan

Dijual oleh ibu tiri ke pada seorang duda kaya berumur 40 tahun tidak serta merta membuat Citara bahagia.

Kekejaman pria beranak dua itu menjadikan Citara sebagai pelampiasan hasratnya.

Sampai sebuah fakta mengejutkan diketahui oleh Citara. Jika, pria yang dinikahinya bukan pria biasa.

Sisi gelap dari pria itu membuat Citara menjulukinya dengan sebutan Monster Salju. Pemarah, dingin, misterius dan mengerikan.

Akankah Citara mampu meluluhkah hati ayah dan anak itu? Simak kisahnya hanya di "Pelampiasan Hasrat Suami Kejam "

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHSK 31

Varen baru saja tiba di mansion-nya tengah malam. Langkahnya menghasilkan bunyi gemerisik di lantai yang ia tapaki.

Seiring melangkah, cahaya bulan yang menyinari dunia malam menyertai gerak kaki pria tersebut.

Tidak seperti biasa, kali ini pria berumur 40 tahun itu hanya disambut oleh para maid.

Ketidakhadiran sang istri membuat Varen berdecih di dalam hati.

"Di mana istriku?" tanya Varen begitu kakinya menapaki lantai utama mansion.

Sontak ke-empat maid yang menemani Citara hari ini menundukkan kepala, sementara maid lainnya diam tak bersuara.

Raut wajah Varen yang dingin tanpa ekspresi membuat ketegangan menjalar ke seluruh penjuru mansion.

Tak ada satu pun maid yang berani menjawab, sampai Rani unjuk diri.

Rani membungkukkan sedikit tubuhnya lantas berucap, "nyonya sedang beristirahat di kamar, Tuan."

"Sudah kuduga," ucap Varen dalam hati.

Tanpa kata Varen melenggang pergi begitu saja, meninggalkan para maid dan penjaga dengan jejak ketegangan yang ia ciptakan.

Akhirnya para maid dapat bernapas dengan normal saat punggung sang pemilik mansion semakin samar termakan jarak.

Lama kelamaan sang pemilik pundak lebar dan tegap itu tak lagi terlihat.

Dinginnya lantai dilewati oleh kaki jenjang Varen. Dalam kesenyapan mansion di tengah malam, suara derap kakinya memecah kesunyian.

Hingga sampailah di depan pintu lift, ia pun masuk dan benda kubus berteknologi canggih itu membawanya sampai ke lantai dua.

Dalam kesunyian Varen berjalan diikuti oleh bayangannya, di sisi tepi lorong lantai dua berdiri para penjaga yang berjaga bak patung di setiap hari.

Para penjaga berseragam hitam tersebut membungkuk memberi hormat pada Varen, sementara yang diberi penghormatan tampak tak acuh dengan melenggang begitu saja.

Aura kesombongan yang begitu kuat, selaras dengan wajah dingin penuh misterinya.

Saat ini kamar Citara adalah tujuan pria berparas tampan itu.

Langkahnya perlahan melambat, dan berakhir di depan pintu sang istri yang tertutup rapat.

Dengan sorot mata tidak terbaca Varen memandang pintu yang menjulang tinggi di hadapannya sejenak.

Kemudian tangannya menggapai handle pintu, ditekannya gagang bermaterial brass itu dengan sekali tekan.

Cklek!

Sial, ternyata pintu itu terkunci dari dalam.

Seketika rahang Varen mengeras, otot wajahnya berubah kaku dengan tangan mengepal kuat di sisi kanan dan kiri.

"Wanita kurang ajar! Berani sekali kau mengunci pintu dari dalam," umpat Varen diiringi geraman kesal.

Bukan masalah sebenarnya bagi Varen, hanya saja ia tak suka dengan apa yang dilakukan oleh Citara. Sebab, baginya Citara tak memiliki hak, dirinya lah penguasa di mansion ini, sekaligus pemilik wanita yang sudah dijadikannya sebagai pelampiasan.

Varen yang memang memiliki kunci kamar sang istri pun mulai memasukkan kunci dan memutarnya ke arah kiri.

Suara peraduan benda silver dan handle berbahan material brass menghasilkan denting yang menandakan kunci berhasil dibuka.

Pria berumur 40 tahun itu pun mendorong pintu dengan tenaga ringan.

Suara pintu yang dibuka terdengar seperti gemuruh kayu yang bergesekan dengan pelan, diiringi dengan suara gemerincing logam dari kunci yang berputar.

Pintu terbuka lebar, Varen disambut oleh cahaya lampu tidur yang berada di atas nakas yang letaknya tak jauh dari sisi ranjang.

Di sana terlihat Citara tengah berbaring di bawah balutan selimut tebal. Penerangan seadaanya yang mengelilingi tubuh wanita itu membuat keadaan sekitar sang wanita terlihat hangat.

Varen berdeham pelan demi menetralkan debar di dadanya yang menghasilkan dentum tak berirama.

Ia yang masih berada di ambang pintu pun mulai melangkah masuk, tak lupa dirinya menutup pintu kembali sebelum langkanya semakin jauh.

Tap! Tap! Tap!

Sepatu milik pria berumur 40 tahun itu bergesekan dengan lantai yang dilaluinya, menghasilkan bunyi berisik di tengah kesenyapan ruang yang dirinya lewati.

Anehnya Citara tampak tak terganggu sedikit pun dengan kehadirannya.

Perlahan langkah kaki Varen tak lagi terdengar.

Pria dengan julukan monster salju itu sudah berada di pinggiran ranjang.

Dengan sorot mata penuh selidik pria berumur 40 tahun itu menatap tajam sang wanita pemilik lesung pipi.

"Bangun!" sentaknya kasar.

Citara yang dibangunkan dengan suara penuh intimidasi pria itu tampak tak terusik.

Hal itu membuat Varen semakin berang. Kesabarannya yang setipis kulit ari mudah sekali terkoyak.

Varen menarik napas berat sebelum akhirnya menarik selimut yang menutupi tubuh Citara.

Srak!

Kain lebar nan tebal yang menyelimuti tubuh Citara pun teronggok di atas lantai karena tarikan Varen yang kuat.

Sontak Citara tersentak, matanya langsung terbuka lebar saat mendapati seseorang sedang berdiri di sisi kiri ranjangnya.

"Tuan." Citara merubah posisinya menjadi duduk.

Wajah wanita berlesung pipi itu tampak ketakutan, bahkan dengan reflek tubuh ramping itu memberingsut mundur.

"Apa yang tuan lakukan di sini?" tanyanya lirih.

Wajah Varen seketika berubah dingin saat pertanyaan kurang ajar meluncur dari bibir manis wanita yang merupakan istri pelampiasannya.

"Kau tidak punya hak untuk bertanya seperti itu," balas Varen sengit.

Aura permusuhan berkobar di antara Varen dan Citara.

Varen dengan mata tajam menghunus sang istri hingga si istri tak berani berkutik.

"Turun! Aku ingin melihatmu menari sekarang juga!" ucap Varen tegas, dan terdengar tak ingin dibantah.

Seketika Citara membalas tatap sang suami dengan tatapan terkejut.

Entah keberanian dari mana, Citara menggelengkan kepala seiring tangannya bergerak melindungi bagian perut seolah-olah ada hal yang sedang ia jaga.

Mata Varen memicing tajam, dengan ekspresi wajah dinginnya pria berumur 40 tahun itu menatap wajah Citara dengan tatapan mengejek.

"Wanita murahan, berharap kau bisa mengandung benihku, hm?" ejek Varen tak berperasaan.

Citara yang mendengar tuduhan super tajam dari sang suami reflek melepaskan perlindungan pada bagian perutnya.

Pikiran Citara langsung mengarah pada dokter yang memeriksanya tadi.

Apakah dokter wanita itu memberitahu kejadian tadi pagi pada si Monster Salju, pikir Citara.

"M-maksud tuan apa?" Citara berusaha menahan getar di bibirnya untuk menutupi kegugupan yang sedang menyerbu.

Seketika salah satu sudut bibir Varen terangkat tinggi, dengan ringan ia berdecih.

"Jangan berpura-pura bodoh!" sahut Varen tampak muak serta jengah.

Tubuh Citara menegang, matanya sontak menghindar dari tatapan sengit sang suami yang menatapnya dengan tatapan mengejek.

"Tuan—"

"Kau pikir aku tidak tau?" Varen membungkuk maju, lirik matanya menguliti Citara yang tiba-tiba membeku.

Tipisnya jarak membuat Citara dan Varen saling merasakan hembusan napas masing-masing.

Hangat terasa. Namun, tidak selaras dengan situasi yang terasa dingin mencekam.

"Aku tidak mungkin membiarkan seorang anak lahir dari rahim wanita sepertimu!" cela Varen penuh penekanan.

Citara terhenyak, ia memberanikan diri untuk memberingsut mundur.

Diangkatnya kepala sedikit tinggi sehingga ia bisa menatap tepat ke kedua netra sang suami.

Tatapan mereka saling bertubrukan, yangmana hal itu membuat Varen tampak sedikit terganggu.

Mata Varen mengindari tatapannya ke arah lain, ia menegakkan tubuh seraya berdeham.

"Saya juga tidak berharap memiliki anak dari Anda," balas Citara tak kalah tajam.

Entah dari mana keberanian itu datang sehingga wanita pemilik senyum manis dapat membalas hinaan suaminya dengan impas.

Varen langsung meradang dibuat istri pelampiasannya, ia yang sudah meradang hendak membuka sabuk yang melingkar di pinggangnya.

Melihat hal itu sontak Citara kehilangan keberanian, dirinya yang masih lemas segera membuat perlindungan dengan menyilangkan kedua tangan di depan wajah.

Dengan kesadaran penuh Citara memantapkan diri menerima libasan yang akan menghabisi tubuhnya. Namun, Varen tak kunjung melakukannya. Pria berwajah dingin itu malah bersedekap dada.

"Ingat kata-kataku, vasektomi yang kulakukan tidak akan pernah membuatmu hamil. Jadi, kau hanya akan menjadi pelampiasanku selamanya," ungkapnya sengit.

Kedua tangan Citara mengepal kuat mendengar penghinaan yang dilontarkan oleh Varen, ia menahan rasa sakit di hatinya, dirinya merasa tak lebih baik dari seorang pela-cur.

Varen melihat kemarahan di wajah sang istri, dan itulah yang ia harapkan. Dirinya merasa puas dapat membalas kesombongan wanita miskin seperti Citara.

Pria dengan julukan monster salju itu lantas membalik badan dan melenggang pergi setelah melontarkan hinaan pedas pada istrinya sendiri.

Meninggalkan Citara yang sudah menangis tersedu-sedu.

"Aku membencimu," ucap Citara lirih di sela Isak tangisnya yang mengeras.

Bersambung ....

Jangan lupa dukung novel Othor dengan like, komen, favorit dan vote ya zeyeng🤗🤗♥️

1
Ning Suswati
selesaikan aja dulu ceritanya sampai memuaskan, jgn putus begitu aja, ka bafu hamil
Ning Suswati
operasi pasektomi, kali y, karena si salju pengen punya anak dari citara
Ning Suswati
ya semoga dg niat baik, varen segera sembuh dan pulih kembali
Ning Suswati
iiihhhhh bikin jangtungan aja sih, segeralah datang bala bantuan, kemana aja pengawalan selama ini, masa citara sampai keluar gk ada yg ngawal, dasar
Ning Suswati
semoga saja pertolongan segera datang
Ning Suswati
kayanya fisualnya mendekati dg karakter masing2
Ning Suswati
nah lho selimpungan kan citara kabur atau di cilulik nih oleh mak lampir
Ning Suswati
kemana aja para pengawal kok bisa2nya aretha datang, terus citara bantu orang lain, suami ditinggal sendiri
Ning Suswati
yg sabar citara, yg namanya mantan yg dicampakkan karena selingkuh, ya begitulah kerjaannya penggoda dan pengganggu
Ning Suswati
semoga manusia iblis tu benar2 berubah, gk menyakiti isterinya lagi
Ning Suswati
senyum aja bikin masalah, dasar manusia iblis gk punya hati
Ning Suswati
hhhh bikin panas dingin aja🤭
Ning Suswati
dasar manusia iblis, semua salah dimatanya, kapan sih bucinnya, kasian citara yg serba semua salah
Ning Suswati
semoga saja indah pada waktunya, dg hukuman yg sdh tuhan berikan pada varen yg sekarang mengalami patah kaki
Ning Suswati
🤭🤫, lagi menetralkan jantung, semoga saja gk jadi jantungan
Ning Suswati
🤣🤣🤣, rasain tuh burungnya berada dlm mode terbang
Ning Suswati
hhhhh,.marco udak matek dibunuh mantan 🤫
Ning Suswati
semoga farah tdk menampakkan hati iblis turunan dari bapaknya, dan bisa mencair seperti batu es balok🤭
Ning Suswati
semoga saja kekerasan hati varen luluh dg perhatian kecil yg selalu dilakukan citara, dan menyadari bahwa citara tdk bersalah, napa juga citara menjadi samsaknya, citara tdk tau apa2.
Ning Suswati
kasian sekali bergelimang dg harta dan kekuasaàn tapi tdk memberikan kasih sayang dg anak2, sungguh terlalu diperdaya uang dan kekuasaan, semoga dg adanya citara bisa merubah sdt pandang manusia berhati iblis menjadi lembut dan penyayang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!