NovelToon NovelToon
Gadis Belia Istri CEO Duda

Gadis Belia Istri CEO Duda

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / CEO / Percintaan Konglomerat / Tamat
Popularitas:16M
Nilai: 4.5
Nama Author: Dhessy

Yang kemarin nungguin Gilang, ada di sini tempatnya. 🥰🥰

♥️♥️♥️

Banyak wanita yang menginginkannya. Tapi mengapa harus jatuh pada Belva yang masih belia?

Usianya dua puluh sembilan tahun dan berstatus duda. Tapi memiliki seorang istri yang usianya sepuluh tahun lebih muda darinya.

Gadis yang belum lama lulus sekolah menengah atas. Dia lebih memilih menjadi seorang istri ketimbang mengenyam pendidikan lebih tinggi lagi.

Redynka Belva Inara.

Gadis cantik keturunan Belanda itu lebih memilih menikah daripada harus bermain-main seperti kebanyakan gadis seusianya.

Namun sayang, cintanya ditolak oleh Gilang. Tapi Belva tak berhenti untuk berjuang agar dirinya bisa dinikahi oleh Gilang.

Sayangnya, Gilang yang masih sulit untuk membuka hati untuk orang lain hanya memberikan status istri saja untuk Belva tanpa menjadikan Belva istri yang seutuhnya. Memperistri Belva pun sebenarnya tak akan Gilang lakukan jika tidak dalam keadaan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhessy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31

Sore itu Gilang mengantar Belva ke rumah kedua orangtuanya. Jika sudah seperti itu, tandanya Gilang akan segera kembali ke Jakarta. Kembali bekerja demi nafkah istri tercinta.

Ah, soal nafkah. Gilang tak perlu banting tulang memeras keringat jika untuk memberi uang bulanan untuk Belva.

Sebenarnya, cukup ongkang-ongkang kaki saja yang milyaran di setiap bulannya sudah mengalir ke rekening Gilang.

Tapi Gilang sadar, kelak akan ada anak-anaknya yang harus hidup dengan baik tanpa kekurangan suatu apapun.

Juga harta benda yang dia miliki, serta usaha yang sudah turun temurun dia jalani, tidak akan berhenti begitu saja hanya karena Gilang terlalu banyak leha-leha untuk saat ini.

Gilang tidak mau itu. Gilang tidak ingin hanya dirinya saja yang merasakan hidup enak. Anak cucunya nanti pun harus merasakan hidup enak pula seperti dirinya dan Belva sekarang.

Sejak masih di rumah mereka, Belva sudah memasang wajah cemberut. Tak ikhlas jika Gilang kembali ke Surabaya. Satu tangan Gilang pun tidak diperbolehkan untuk lepas dari genggaman tangan Belva.

Jadi sepanjang perjalanan, Gilang menyetir hanya dengan satu tangannya saja.

"Jangan cemberut gitu, dong, Sayang. Kakak, kan, ke Jakarta mau kerja."

"Kakak apain aku, sih, sampai aku nggak rela gini jauhan dari Kak Gilang? Kayaknya semalam aku yang fine-fine aja berjauhan sama kakak."

"Kakak habis ke dukun tadi pagi."

"Beneran?" Belva terkejut dengan jawaban Gilang.

Gilang pun tertawa kecil melihat Belva yang serius menanggapi ucapan Gilang. "Ya nggak lah. Jaman sekarang masih percaya sama dukun?"

"Aku kira beneran di guna-guna."

"Tanpa kayak gitu aja kamu udah cinta sama kakak, kan?"

"Iya." Belva mengiyakan tanpa banyak basa-basi.

Ibu jari Gilang mengusap jemari Belva. Terasa hangat genggaman dan usapan itu di tangan Belva.

"Kamu tenang aja, Sayang. Rumah kakak sekarang bukan lagi di Jakarta. Tapi ada di sini. Jadi kakak akan pulang ke sini, ke rumah kita. Kamu adalah rumah kakak sekarang, Sayang. Kita bersabar untuk ujian pernikahan kita kali ini, ya. Jarak dan waktu tak akan mampu menghapus cinta dan rindu kita nanti."

"Jaga mata, jaga hati. Jangan lupa hubungin aku terus kalau kakak lagi nggak sibuk!"

"Pasti, Sayang."

Gilang meminggirkan mobilnya, membuat Belva bertanya-tanya kenapa Gilang harus menghentikan mobil?

"Kok, berhenti?" tanya Belva yang dibalas senyuman penuh arti.

"Cium dulu sini! Nanti di rumah Papa kita nggak bisa ciuman lagi."

"Ih, om-om mesum."

"Tapi kamu juga suka, kan, Sayang, kalau kakak cium?"

Belva tak menjawab. Tapi bibirnya tak mampu untuk menahan senyuman. Rona di pipinya juga tak bisa berbohong kalau apa yang diucapkan Gilang itu benar.

Tanpa mengulur waktu, Gilang segera menangkup kedua pipi Belva, lalu mencium bibir Belva dengan lekat, lembut dan hangat.

Mata Belva terpejam menikmati lembutnya bibir Gilang yang ada di atas bibirnya.

Ciuman yang hangat, yang akan Belva rindukan sampai beberapa hari ke depan. Sampai Gilang kembali lagi ke Surabaya.

Satu menit keduanya berciuman. Belva segera melepaskan diri. Sadar tempat bahwa mereka bukan sedang berada di dalam rumah yang jelas ada privasi.

"Takut digerebek," ucap Belva yang justru membuat Gilang tertawa keras.

Tapi apa yang dikatakan Belva memang ada benarnya juga. Kalau mobil mereka terlalu lama berhenti, tentu akan mengundang tanya orang-orang yang melihatnya.

Lebih baik Gilang segera menjalankan mobilnya sebelum dia kelepasan bertindak lebih jauh lagi. Padahal mau sejauh apapun juga tidak bisa sampai tahap "itu" karena Belva masih mendapatkan tamu bulanannya.

***

"Ciyeee... Baikan nih yeee."

"Apa, sih, Ma?"

"Paaa... Anak kita kayaknya lagi kasmaran banget nih."

"Ma... Udah, dong. Kan, aku malu." Belva menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Sedangkan Vita dan Darmawan yang melihatnya pun tak bisa menahan tawa mereka.

"Kemarin siapa, ya, Ma, yang nangis-nangis minta cerai?"

"Ah, Papa malah ikutan."

Vita dan Darmawan kembali tertawa. Tentu mereka sangat senang melihat Belva dan Gilang yang sudah berbaikan. Bahkan tanpa ragu menunjukkan kemesraan mereka di hadapan Vita dan Darmawan.

Saat berpamitan tadi, Belva tak canggung lagi untuk mencium tangan Gilang. Gilang pun tanpa ragu mencium kening Belva dan memeluknya sebentar.

Sebagai orangtua yang sempat mengkhawatirkan hubungan pernikahan Belva dan Gilang, tentu sekarang bisa bernapas lega.

Memang ujian tak akan berhenti sampai di sini. Tapi setidaknya, satu persatu ujian itu mampu mereka lewati bersama, tanpa ada kata pisah yang terucap.

🌻🌻🌻

Gadis yang berstatus istri Gilang itu sudah menjadi pusat perhatian sejak pertama dia masuk ke kampus. Sejak masa pengenalan, sudah banyak yang mulai melirik gadis manis berdarah Jawa Belanda itu.

Pantas saja Gilang ketar-ketir. Istrinya itu memiliki kecantikan yang sempurna di mata laki-laki.

Kulit putih, hidung mancung, bibir tipis, tubuh yang proporsional. Semua dimiliki oleh Belva Inara.

Sejujurnya, dua bulan dia berkuliah, ada beberapa laki-laki yang menghubungi Belva lalu menyatakan perasaannya.

Tak hanya dari fakultas yang sama. Dari fakultas lain pun tak sedikit yang mendekati Belva. Entah satu angkatan, atau kakak tingkat.

"Mau pulang, Bel?"

"Ah, iya. Mau pulang."

Belva menunduk sopan pada Arkan yang ternyata benar dia adalah salah satu dosen muda di fakultas hukum. Belva baru tahu setelah dia menanyakan hal tersebut pada Rania tadi.

"Sekarang tinggal dimana, Bel?"

"Di Permata, Pak."

"Panggil kakak saja. Saya kan, bukan dosen kamu."

"Nanti kalau udah semester empat juga jadi mahasiswinya Pak Arkan."

"Sekarang aja jadi lebih dari mahasiswi mau nggak, Bel?"

"Maksudnya?"

"Ah, lupakan! Hati-hati di jalan, ya."

Belva mengangguk kaku. "I-iya, Pak."

Keduanya lalu sama-sama pergi meninggalkan tempat dimana mereka mengobrol tadi. Belva ke parkiran umum. Dan Arkan ke parkiran dosen.

Sesampainya di parkiran, Belva melihat ada Wisnu yang sedang berdiri dan bersandar pada mobilnya.

Sebenarnya tidak ada masalah apapun diantara mereka. Hanya Belva malu kemarin harus meminjam jaketnya karena hal tersebut.

Dan apa kabar jaket itu? Belva sudah tidak melihatnya sejak dia berganti baju kemarin. Kemana pula itu jaket?

"Hai, Kak." Belva memberanikan diri untuk menyapa Wisnu.

Wisnu hanya tersenyum sekilas sebagai balasan.

"Terimakasih untuk kemarin. Maaf sudah merepotkan Kak Wisnu. Untuk jaketnya _"

"Buang saja! Jaket murah seperti itu tidak perlu di simpan."

"Maksudnya_"

Belum juga Belva melanjutkan ucapannya, handphone di tangannya berdering.

Ada nama Gilang yang menjadi peneleponnya.

"Halo, Kak," ucap Belva setelah mengangkat telepon tersebut.

"Jangan ngobrol sama laki-laki itu, Bel!"

Ucapan Gilang spontan membuat Belva menoleh ke kanan dan ke kiri dengan cepat. Tidak ada Gilang memang. Tapi Belva mencari siapa yang terlihat mencurigakan dan menjadi mata-mata Gilang.

"Kak Gilang nggak lucu!" Belva segera menjauhi Wisnu dan masuk ke dalam mobilnya sendiri. "Ini nggak adil buat aku. Kakak bisa nyuruh orang buat mata-matain aku. Sedangkan aku nggak bisa kayak gitu ke Kak Gilang. Aku nggak tau Kak Gilang di situ ngapain, sama siapa, ketemu cewek apa enggak? Kenapa, sih, nggak bisa percaya sama aku, Kak?"

"Kakak percaya sama kamu, Bel_"

"Enggak! Kakak nggak percaya sama aku. Buktinya kakak pakai bayar orang buat mata-matain aku. Terserah kakak mau ngapain, mau ngelakuin apa! Mau aku berhenti kuliah aja? Oke. Aku turutin. Puas!"

Belva mematikan sambungan teleponnya dan melempar handphonenya dengan asal sampai tak terlihat lagi di mana handphone itu.

Jika Gilang memang cinta, Belva anggap ini keterlaluan. Secinta-cintanya orang, tidak akan sampai memata-matai seperti ini.

Belva mungkin lupa kalau suaminya itu sudah hampir berkepala tiga. Sedangkan dirinya, sembilan belas tahun saja belum genap.

Gilang semakin tua, sedangkan Belva semakin ranum-ranumnya.

Dan Gilang tentu takut kalau Belva akan melirik laki-laki lain yang lebih muda dan lebih tampan dari Gilang sendiri.

🌻🌻🌻

Kalau hari Rabu gini seadanya aja ya... karena setiap Rabu aku harus ke RS jadi sibuk banget pastinya. sempat nulis cuma seadanya yg di kepala aja yg penting update.

1
SumiNem
terlihat dah cemburunya.
Runik Runma
udh murah murahan lgi
Runik Runma
aduh bencana lgi
Runik Runma
wah udah otw nih jabang bayi
Runik Runma
sabar bel
Runik Runma
kasihan
Runik Runma
sabar
dillaaa
ngakak woyyyyy,disaat lagi tegang"nya malah?😂😂😂😭😭😭😭
Endang Werdiningsih
kesalahan yg slalu diulang oleh gilang..
membohongi belva..
Endang Werdiningsih
gilang punya anak dr wanita yg oernah tidur dengan'a,,begitukah???
Endang Werdiningsih
sepupu boleh dinikahi tp dr pihak mana dulu,,kalo sepupu dr pihak ibu memang boleh tp kalo dr pihak ayah ga boleh,,misal rey anak dr adik atau kakak darmawan yg cowok,,karena jika ada apa" yg jd pengganti sbg wali nikah belva ya ayah'a rey..itu setahu sy...
Endang Werdiningsih
rey sepupu belva dr pihak mana nih,,darmawan atau vita
Endang Werdiningsih
belva tdk pernah sekakipun kamu membatalkan pertunanganmu gilang,,lu aja yg memaksakan diri menjd dewa penolong buat belva,,lu umur lebih tua dr belva tp lu ga bisa menjaga oerasaan belva dgn berbohong ke istri hanya untk menyenangkan mantan istri... kesalahan lu lebih fatal,,kebohongan belva ga sebanding dgn kebohongan lu...
Endang Werdiningsih
kalo hanya soal kuliah kan bisa pindah ke universitas yg ada dijakarta drpd LDR-an ampe 4thn..
LDR-an ujung"a bnyk pelkor dan pebinor,,apalagi pernikahan belva-gilang msh disembunyikan
Fitriani Month
Luar biasa
s
Gilang kembali ke Jakarta Thor.
Echa Maricha Hehe
tidak bertele2 dan muter2
Tavia Dewi
y tuhan,,,,saya ja hamil 2 x ja badan seperti ne pa gi banyak anak bisa melar badan,,,,suami kan klo istri badan melar suka lihat cewek seksi
Sukma Wati
mana ada orang bahagia melihat orang yg dicintai bahagia dgn orang lain yg ada itu sessek tp bukan asmah
Sukma Wati
benar.. perempuan klo lagi pms gak ada lawan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!