Janda Perawan

"kita mau kemana pak?" tanya adel

"mau ke kuburan!" ucap niko asal

"ngapain pak! serem ahh ngga jadi ikut!" teriak adel

"ssssttttt! diam dikira orang kamu saya apa apain lagi. kalau beneran mah ngga apa!"

"jangan macam macam ya, saya sudah punya suami!" ancam adel

"hahahaha, punya suami kok pergi sama pria tampan lain" ledek niiko

deg

pikiran adel langsung melayang. benar juga yang dikatakan niko

tak sepantasnya adel mau saja diajak pergi oleh pria yang bahkan belum adel kenal dengan baik

rafa yang sudah lama saja masih tak adel duga sifatnya

"bapak benar, sebaiknya saya pulang saja! ngga pantes wanita seperti saya pergi dengan lelaki lain" adel sedih

bahkan hanya untuk bahgia sebenar saja dirinya tak diberi kesempatan

"apanya yang tak pantas! dan siapa yang menilai boleh atau tidaknya!" jawab niko terus melajukan mobilnya

"saya lupa jika saya sudah punya pasangan pak maafkan saya, lebih baik saya turun saja disini" adel meminta pada niko

"maaf ucapan saya menyinggungmu, tapi kamu pantas dapatkan kebahgian" ucap niko santai

"maaf pak saya tak bisa pergi. tolong turunkan saja saya disini" adel kekeh ingin membatalkan acaranya

"saya bantu kamu lepas dari mantanmu yang gila itu. dan kamu juga bantu saya lepas dari kebohongan keli" ucap niko berterus terang

"maksud bapak?" adel tak mengerti ucapan niko

"nanti saya jelaskan setelah kita sampai" tawar niko

adel mengangguk dia penasaran dengan maksud dari niko. apakah keduanya punya masalah dengan orang yang sama

"anak pintar!" niko tanpa sadar mengusap kepala adelia karena gemas

"om!" adel melotot pada niko

"saya bukan anak kecil ya!" adel mendengus kesal tak sadar siapa yang sedang iya marahi itu

niko terdiam memikirkan apa yang baru saja ia lakukan. bahkan tak ada niat sedikitpun menyentuh adel

kenapa tangannya tak bisa dikondisikan

"iya maaf bu adel" ralat niko

adel mencibikan bibirnya

***

"tunggu disana! saya mau ambip tiket dulu!" niko menunjuk kursi tunggu untuk pengunjung seperti yang lain

"oke!" adel menurut saja

adel semakin penasaran dengan masalah niko dan keli. rasanya tak mau tau film apa yang dia tonton nanti

"ayo masuk!" niko membawa dua minuman dan juga cemilan untuk menemani keduanya menonton film dibisokop

"terimakasih!" adel mendapat tempat duduk yang paling belakang dan tak ada penghuni lain lagi selain niko dan adel

niko bukanlah orang yang terlalu kaya hingga memboking semua kursi hanya untuk bersama adel. namun jika ia mau bisa dilakukan

"kenapa ngga nonton di mall om eh bapak aja, pasti gratis!" ucap adel polos

"ini juga mall saya tapi hanya sebagian sahamnya, sudah jangan cerewet liat saja filmnya" ucap niko yang membuat adel terdiam juga

"kamu tidak takut?" tanya niko ragu

biasanya wanita akan ketakutan nonton film bergenre horor tapi adel malah ketawa karena banyak adegannya yang mengudang gelak tawa

"ini sih film komedi pak, bukan film horor" ejek adel

"astaga wanita macam apa dia ini" guman niko

"apa pak, tidak dengar suaranya berisik banget" adel berteriak

"kamu cantik!" ucap niko asal

"banyak yang bilang begitu pak, saya cantik dari lahir hahaha" adel tertawa seolah tak ada masalah apapun dalam hidupnya

niko jadi malu sendiri rasanya, padahal suara filmnya menggelegar kenapa bisa pas niko bicara justru suara filmnya mengecil

hingga adel dapat mendengar suara niko dengan jelas

"kepedean kamu! maksud saya kalau lagi gelap. jadi ngga keliatan hahaha" niko gantian yang tertawa kencang

adel yang kesal memasukan popcorn kedalam mulut niko agar berhenti mengejeknya

"rasakan!" adel kembali fokus pada filmnya dan mengabaikan niko yang kesusahan mengunyah makanan dimulutnya