Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Chen Li menghindari tebasan horizontal yang di arahkan Long Yi padanya. Sembari terus menepis dan bertahan, Chen Li juga sebenarnya tengah mencari-cari penyebab sesuatu yang salah dengan laki-laki bertanduk tumpul di depannya ini.

Setiap terjangan pedang Long Yi mengandung kekuatan yang begitu besar, serangannya selalu mengarah ke titik paling vital Chen Li. Tak sedikitpun keraguan terlihat tiap kali pedangnya menargetkan sasaran. Kalau bukan karena tingkat kekuatan Chen Li yang tidak berbeda jauh dengan Naga itu, mungkin sudah sejak pertukaran jurus awal Chen Li tumbang.

Sesaat Chen Li menyadari pemicu lawannya mengalami sikap aneh ini adalah karena simbol tengkorak merah yang ada di keningnya. Simbol itu mengandung kekuatan iblis, jiwa Long Yi terkunci di dalam sana.

"Bagaimana mungkin senior Long bisa dikendalikan Iblis?" Chen Li menyadari sejauh apa kekuatan Long Yi, dia tidak yakin senior naga ini akan dirasuki iblis dengan mudah. Jika demikian Chen Li menyadari situasi istana Naga Langit sudah memasuki tahap krisis. Naga Tua telah menghilang, dan kini Long Yi malah kerasukan Iblis.

Chen Li melakukan serangan balasan yang mengejutkan lawan. Long Yi hampir saja kehilangan momen untuk menahan serangan itu setelah sebelumnya merasa di awan-awan karena berhasil menyudutkan Chen Li. Meskipun berhasil menahannya pun dia tetap dibuat terdorong mundur.

Long Yi mengeram, tatapannya semakin tajam, nafsu membunuhnya pun semakin besar. Pedangnya mendadak memancarkan sinar merah gelap. Setelahnya melakukan tebasan horizontal, memicu sebuah sabit yang bergerak cepat ke arah Chen Li.

Chen Li berhasil menghindari sabit itu. Namun sebagai gantinya, mengenai dua pilar tersisa. Dua pilar itu seketika terbelah.

Persis setelahnya, ruangan tempat berlangsungnya pertarungan itu mendadak bergetar hebat. Lantai tempat mereka berpijak mendadak runtuh. Chen Li maupun Long Yi sebenarnya bisa saja untuk melayang, namun sebuah tekanan yang sangat kuat tiba-tiba saja menimpa keduanya, memaksa mereka untuk ikut terjatuh ke dasar runtuhan yang seolah tak berdasar sebab kedalamannya yang terlampau jauh.

BUKK!

Suara jatuhan Chen Li berdentum sangat keras, material yang di timpanya langsung hancur tak berbentuk. Meskipun memiliki tulang dengan kualitas sangat tinggi, namun Chen Li nyatanya merasakan tulang-tulangnya remuk. Berkat tekanan besar tadi, keduanya jatuh dengan sangat cepat. Beruntung tekanan itu tidak berlangsung lama, berhenti persis saat mereka telah mencapai dasar.

Chen Li mencoba untuk bangkit. Dia mengambil posisi bersila untuk memulihkan diri, terutama memperbaiki tulang-tulangnya yang retak. Berkat bantuan pil tingkat tinggi yang dimilikinya, tak butuh waktu lama dirinya untuk menyelesaikan pemulihan.

“Sebenarnya tekanan apa itu tadi?” Chen Li memikirkan kembali asal muasal tekanan yang menimpanya tadi. Kekuatan dibaliknya sangat besar. Saat dirinya ditimpa tekanan tadi, seluruh titik meridiannya seolah terkunci, sehingga dia tidak bisa menggunakan energi Qi nya. Dia kemudian melempar pandangannya ke sekeliling.

Saat ini Chen Li berada di ruang bawah tanah. Tak ada pencahayaan membuat sekelilingnya sangat gelap. Chen Li bahkan harus mengaktifkan mata dewanya untuk bisa melihat dengan jelas. Chen Li mencari keberadaan Long Yi. Dia yakin naga itu jatuh tidak jauh darinya. Namun setelah beberapa saat memeriksa seisi ruangan, tidak didapatinya Long Yi. Chen Li mengerutkan dahi setelah selesai memeriksa sudut terakhir. Yang didapatinya hanyalah kepala salah satu dari empat pilar naga.

“Hmm, kepala pilar naga ini hanya terdapat satu saja di ruangan ini, kemungkinan ada ruangan lain tempat terjatuhnya Long Yi. Andaikan dia jatuh di ruangan inipun harusnya tiga kepala pilar naga juga harusnya bisa kutemui.” Chen Li mulai mengingat lagi saat dia terjatuh. Meskipun kecepatan jatuhnya sangat cepat, namun samar Chen Li merasa kalau tubuhnya di bawa oleh sebuah arus yang menggiring tubuhnya ke rungan ini.

Setelah memeriksa kembali ruangan itu dengan lebih teliti, Chen Li menemukan dua ruangan tertutup dan tiga ruangan terbuka yang bisa langsung diperiksanya. Selain itu, dia juga mendapati sebuah lorong panjang berliku. Chen Li telah memeriksa semua jalur lorong itu dengan mata dewanya. Yang didapatinya hanyalah jalur yang tak berujung, banyak cabang ambigu tak berdasar. Jika saja dia memasuki lorong itu dengan tidak mengandalkan kemampuan matanya, kemungkinan besar dia akan terus berputar di jalur yang sama.

Yang paling misterius adalah dua ruangan tertutup itu. Namun sebelum membahas lebih jauh tentang dua ruangan, sebelumnya di salah satu dari tiga ruangan yang terbuka itu terdapat sebuah lukisan yang membuat Chen Li bergetar. Chen Li mendekat, memasuki ruangan yang dimaksud untuk memeriksa lebih jelas.

Sebuah lukisan yang membuat Chen Li beberapa tahun terakhir menjadi tidak tenang karenanya. Lukisan yang terpampang di hadapannya ini mirip dengan lukisan yang di berikan oleh tiga orang misterius melalui kepala desa Fengli. Lukisan tentang dirinya tengah memegangi sebuah pedang dengan matanya yang aktif memancarkan sinar emas.

Saat pertama kali mendapati lukisan di ruangan tersebut, kedua mata Chen Li sebenarnya langsung menimbulkan reaksi. Tubuhnya bahkan sempat bergetar sebentar. Dia tidak menyangka akan kembali menemukan lukisan itu di ruangan tak terjamah ini.

Namun, satu hal paling menarik perhatiannya adalah pedang yang ada di cengkraman Chen Li dalam lukisan itu persis dengan pedang yang dilihatnya dalam gambaran salah satu pilar naga. Satu misteri lagi yang membebani pikiran Chen Li. Dia mulai menerka akan hubungannya dengan pedang itu. Kemudian mengeluarkan pedang Mata Jiwa dan pedang Kesetiaan Bulan. Kemudian mencocokkannya dengan pedang di lukisan. Namun, dari kedua pedang yang dimilikinya saat ini, tidak ada yang benar-benar mirip.

“Mungkinkah lukisan ini merupakan ramalan untukku di masa depan?” terkanya sembari memandangi pedang itu sekali lagi. Meski dalam bentuk sebuah lukisan, namun pedang tersebut memiliki kualitas jauh di atas pedang Mata Jiwa. Namun ada hal janggal lain yang Chen Li sendiri tidak mengerti. Chen Li merasa seolah dirinya berisonasi dengan pedang itu, bukan dalam bentuk senjata dan pengguna.

Chen Li mengambil lukisan itu dan menyimpannya. Setelahnya dia berjalan keluar dari ruangan untuk memeriksa ruangan tertutup. Dua ruangan ini cukup istimewa, terbukti bahkan dengan menggunakan kemampuan dari mata dewanya sekalipun Chen Li bahkan tetap tidak bisa untuk menembusnya.

Dia menyentuh pintu ruangan sebelah kanan. Tanpa energi Qi pun pintu itu telah terbuka dengan sendirinya. Chen Li melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut, setelahnya dia seperti telah memasuki sebuah dimensi lain. Sebuah ruang hampa yang kemudian memunculkan ribuan cermin dari kehampaan itu sendiri. Chen Li berdiri tepat diantara cermin-cermin yang mengelilinginya. Meskipun awalnya tampak cermin biasa, namun beberapa saat setelahnya, sesuatu yang salah mulai tampak dan langsung membahayakan nyawa Chen Li.