Bermaksud menyampaikan amanah justru berujung menjadi malapetaka
Amoera dituduh sebagai pembunuh ayah marvin.
Ia disiksa atas kesalahan yang sama sekali tidak pernah ia lakukan hingga membuat Amoera kerap berulang kali mengakhiri hidupnya
bahkan Marvin merenggut paksa mahkota wanita malang itu.
Hingga akhirnya kebenaran pun terungkap, lantas bagaimanakah kisah Amoera selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Segenggam obat ~ Amoera
Marvin kembali kedalam kamarnya, ia memandangi foto keluarganya ketika masih utuh
" bagaimana kalian semua tega, meninggalkanku dan alice sendiri ? " gumam marvin bersedih
" aku bersumpah akan membalas penderitaan yang sudah kalian hadapi , karna om alex " gumamnya kembali sembari mengepalkan kedua tangannya ,marvin pun keluar dari kamar ia pergi kekamar adiknya alice , terlihat alice sedang tertidur
Marvin membelai lembut kepala alice ia menatapnya dengan penuh rasa iba dan mata yang berkaca kaca , Alice pun yang merasakan sentuhan tangan kakaknya ia langsung terbangun
" kakak " panggil alice lirih , marvin pun tersenyum
" kakak dimana amoera? , kakak.. Alice mohon jangan sakiti dia lagi . Dia tidak bersalah.. Dia gadis yang baik " pinta alice hendak beranjak duduk namun dihentikan oleh marvin
" Tidurlah kembali, ini sudah malam " pinta marvin beranjak meninggalkan alice
" kakak.. Semakin lama aku semakin tidak mengenalimu " ujar alice, air matanya meleleh , marvin yang mendengar perkataan alice ia hanya memejamkan matanya dengan getir! Marvin pun berlalu meninggalkan kamar alice
Pagi itu amoera terbangun ia sudah berada didalam kamar yang kemarin sempat ia tempati, ikatan yang ada ditubuhnya sudah terlepas dan baju kotor yang ia kenakan sudah diganti , tiba tiba bibi yona menghampirinya dengan membawa sebuah obat obatan beserta makanan dan juga minum , ia duduk di tepi tempat tidur menghampiri amoera
" ayo makanlah ini " pinta bibi yona, menyodorkan sesuap makanan dimulut amoera
" saya tidak mau nyonya, biarkan saya mati kelaparan " saut amoera melelehkan air matanya
" Nak.. Jangan berbicara seperti itu cepat makanlah , dan minum obatnya " pinta bi yona kembali
" untuk apa saya hidup nyonya? kalau hanya untuk disiksa? saya ingin pergi dari sini " pinta amoera menangis, bi yona menoleh kekanan dan kekiri memastikan tidak ada orang disekitarnya
" aku akan membantumu bebas dari sini tapi makanlah dulu " bujuk bi yona dengan suara lirih, amoera pun mengiyakannya dan amoera pun makan
" panggil aku bibi yona, namamu siapa? " tanya bi yona memegang pipi amoera
" nama saya amoera bi " saut amoera sembari mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya , tiba tiba amoera melirik ke arah kotak obat .
" Bibi bisakah aku minta air hangat untuk mengompres lukaku " pinta amoera dengan memegang pelipis nya yang sempat terluka
" tentu saja tunggulah disini " pinta bi yona ia beranjak dari duduk nya dan meninggalkan amoera keluar dari kamar ,
Setelah melihat bi yona keluar dari kamarnya
Amoera yang tengah berada diatas tempat tidur. ia langsung turun dan pergi ke arah pintu, ia mengunci pintu kamar dan meraih semua isi obat yang ada dikotak tersebut, hampir satu genggam obat yang sudah berada ditangan amoera . Ia hendak memasukan obat tersebut kedalam mulutnya namun dirinya Tiba tiba dikagetkan dengan suara gedoran pintu yang terdengar dari luar kamar.
" Amoera .. Kenapa kau mengunci pintunya " teriak bi yona.
" Amoera cepat buka pintunya " teriak bi yona , teriakan bi yona semakin membuat amoera panik ia langsung menelan dengan kasar semua obat obatan yang sedang ia genggam.
Merasa tidak ada sautan sari dalam kamar amoera, Bi yona langsung lari memberitahukan kepada marvin yang kala itu sedang membaca koran di ruang depan
" Tuan marvinnnn, tuan.. gadis itu mengunci diri di dalam kamar " kata bi yona kepada marvin
" biarkan saja " saut marvin dengan tidak peduli
" tuan.. Aku takut dia mencoba bunuh diri lagi " ucap bi yona, marvin yang mendengar ucapan bi yona ia langsung menutup koran yang sedang ia baca dan bergegas menghampiri amoera di kamar, para pekerja rumah itu berdiri didepan kamar yang amoera tempati, marvin pun datang dan mencoba membuka pintunya namun tidak bisa, ia mencoba mendobrak pintunya namun tetap tidak bisa. Ia mencoba mendobrak pintunya kembali dengan keras akhirnya pintu kamar itu terbuka dan terlihat amoera sedang terkapar di lantai dengan mulut yang sudah berbusa
" cepat panggilkan dokter " teriak marvin
" aku tidak akan membiarkanmu mati semudah ini " gumam marvin dengan geram
aku baca ulang kmbli karya nona krn kangen dengan nona 😘