NovelToon NovelToon
Permaisuri Bar Bar

Permaisuri Bar Bar

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Transmigrasi / Preman
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: ANWi

Zhao Yue, preman jalanan abad 21 yang menguasai pasar malam, hidup dengan moto " Kalau mau aman, jangan macam-macam denganku." Jago berkelahi, lidah pedas, dan aura menakutkan adalah ciri khasnya.

Suatu malam, setelah menghabisi geng saingan, ia dikepung dan dipukul keras di kepala. Saat tersadar, ia berada di ranjang keemasan dan dipanggil “Yang Mulia Permaisuri.” Kini, Zhao Yue berada di tubuh Permaisuri Xian Rong dari Dinasti Wei—istri kaisar yang dikenal lemah dan sakit-sakitan. Namun sejak roh preman masuk, sang permaisuri berubah menjadi galak, blak-blakan, dan barbar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANWi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Preman melawan Selir

Selepas dari Mei ke dapur. Tiba tiba saja rombongan selir datang dari arah pintu samping. Mereka memawa dayang masing masing. Mata Xian Rong menelusuri satu per satu selir.

" Salam Yang Mulia Permaisuri, kami izin masuk." Ujar salah seorang selir. Mungkin dia adalah ketua selir.

Mata Xian Rong menyipit. Ternyata tiga selir yang kedudukan nya tinggi adalah Selir Hua Qian, Selir Lian Fei dan menurut ingatan dari pemilik tubuh nama selir yang rambut nya dikepang adalah Selir Yin Yin.

Cih, kuat juga badan nya. Masih bisa berdiri menuju kesini rupa nya. Batin Selir Lian Fei.

Mereka mengetahui ada permaisuri dikarenakan terdapat sandal dan wangi wangian khas permaisuri dari dalam ruang makan.

" Masuk." Balas Xian Rong singkat.

Begitu kata “masuk” keluar dari bibir Xian Rong, ketiga selir itu melangkah masuk dengan anggun namun penuh perhitungan. Kain sutra mahal berdesir mengikuti gerakan mereka, aroma minyak wangi bercampur di udara. Di belakang masing-masing, dayang pribadi membawa baki atau kipas, seolah ingin menunjukkan kemewahan dan status tuannya.

Selir Hua Qian, dengan gaun merahnya yang menyala, berdiri sedikit di depan. Senyumnya manis, tapi tatapannya menusuk seperti jarum. Di sampingnya, Selir Lian Fei tampak seperti biasa—tenang, tersenyum tipis, tapi matanya berkilat licik. Sementara itu, Selir Yin Yin, yang paling muda di antara mereka, berdiri sambil memegang ujung kepangan rambutnya, tatapan matanya lugu namun penuh rasa iri.

“Yang Mulia Permaisuri,” ucap Hua Qian dengan suara lembut yang dibuat-buat. “Kami mendengar kabar Anda sudah sehat, tapi kami sungguh tak menyangka...” Kalimat nya terpotong. " Bagaimana jika kita merayakan nya." Senyum Hua Qian manis namun mematikan.

Xian Rong menatap mereka satu per satu, senyum tipis muncul di bibirnya. “Rayakan? Dengan apa? Dengan bunga? Dengan… doa?” Nada suaranya datar, tapi mengandung tawa sinis yang samar.

Sebelum ada yang sempat menjawab, suara langkah cepat terdengar dari pintu belakang. Mei masuk, membawa nampan besar berisi semangkuk ramen panas yang mengepulkan uap harum, ditemani teko teh jahe madu. Aroma gurih dan hangat langsung memenuhi ruangan.

“Yang Mulia, ramen dan minuman yang Anda minta sudah siap,” ujar Mei sambil meletakkan mangkuk di meja rendah di depan Xian Rong.

Tak lama kemudian, kepala koki istana masuk bersama dua pelayan, membawa beberapa hidangan tambahan: tumis sayur, pangsit kukus, dan daging panggang madu. Mereka meletakkan semuanya di meja, lalu menunduk dalam-dalam.

Namun belum sempat Xian Rong menyentuh sumpitnya, Selir Hua Qian melangkah maju. Alisnya terangkat tinggi saat menatap mangkuk ramen. “Apa ini?” tanyanya dengan nada sinis. “Makanan seperti ini… disajikan di paviliun utama permaisuri?!”

Ia berbalik ke arah kepala koki, nadanya meninggi. “Kenapa kalian masak seperti ini? Bukankah permaisuri pantas mendapat hidangan yang lebih… layak?”

Para dayang terdiam, suasana menjadi tegang. Kepala koki pucat, berlutut lagi sambil menunduk. “Ampun, Yang Mulia Selir Hua… ini dibuat atas perintah langsung Permaisuri.”

Mata Hua Qian membelalak. “Perintah—?”

Xian Rong mengangkat tangan, menghentikannya. “Jangan menghina masakanku.” Suaranya tenang, tapi cukup untuk membuat semua yang hadir menahan napas.

Hua Qian menoleh, matanya memicing. “Masakan… Anda?”

“Ya,” jawab Xian Rong sambil mengangkat sumpit, mengambil mi panjang dan meniupnya perlahan. “Kalau kau meragukan rasa atau khawatir ada racun… silakan coba.” Ia memandang langsung ke mata Hua Qian, senyumnya tipis tapi mematikan. “Lagipula, hanya orang bodoh yang takut makan masakan yang jelas-jelas… tidak beracun.”

Sindiran itu melesat seperti panah, menghantam tidak hanya Hua Qian, tapi juga Lian Fei yang sempat mencoba memberinya ramuan aneh, dan bahkan Yin Yin yang pura-pura polos. Ruangan hening, hanya terdengar bunyi sumpit Xian Rong yang beradu dengan mangkuk.

Lian Fei tersenyum kaku, mencoba memecah suasana. “Tentu saja, Yang Mulia. Bagaimana mungkin ada racun… di sini?”

“Ya,” sahut Xian Rong sambil menyesap teh jahe hangat. “Bagaimana mungkin… kecuali ada yang benar-benar berniat?”

Hua Qian menggertakkan gigi, tapi tak bisa menjawab. Yin Yin hanya menunduk, jemarinya memainkan ujung kepangan rambutnya.

Xian Rong menikmati ramen dengan santai, seolah tiga pasang mata yang menatapnya tak pernah ada. “Kalau kalian ingin makan, duduklah. Kalau tidak… pintu ada di sana.”

Tak ada yang bergerak. Hanya uap ramen dan aroma jahe yang terus memenuhi udara, sementara malam perlahan menyelimuti istana.

Dasar sedeng kalian semua! Batin Xian Rong. Tenang saja Xian Rong , aku juga lebih sedeng dari mereka. HAHAHA. Tubuh mu aman bersama ku. Batin Xian Rong.

***

Happy Reading ❤️

Jangan lupa like komen dan tambah favorit❤️ Terimakasih

1
Dewiendahsetiowati
mana ada yang nolak ramen yang enak
ANWi: hmm betulll, kecuali...kalo gengsi 😳
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
hadir thor
ANWi: asiap kaka cantik
total 1 replies
livv livv
lanjut thor
ANWi: Siap kak, terimakasih suda mampir ya❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!