Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4. Pingsan
"Jelas dong, bos melakukan kriminal, kalau tidak kenapa gadis ini ada disini, kalau bos udah kepepet ingin mencari menantu untuk Ibu, tidak harus kek gini caranya, gadis ini sudah mati, bos akan kena pidana, aku tidak--"
Tuk, terdengar suara ketukan dikepala Agus.
"Aduh, sakit bos." Protes Agus mengusap kepalanya yang sedikit sakit.
"Makanya jangan asal nuduh, ceplas ceplos. Aku aja gak tau kenapa gadis ini ada disini." Juni kepala pada asistennya.
"Beneran, berarti bos tidak melakukan kriminal, lalu kenapa dia ada disini, meninggoi pulak."
"Ya mana aku tau, coba kamu lihat, dia mati apa masih hidup !" Juni menyuruh Agus, karena dia sendiri gak berani.
"Gak ah, aku gak mau, nanti kalau beneran mati, aku pulak yang ditangkap." Jawab Agus Tidka mau, dia juga takut.
Juni melihat Mbok Darmi sedang menyapu diteras, dia langsung memanggil pembantunya itu.
"Mbok, Mbok Darmi, sini." Bok Darmi yang melihat majikannya memanggilnya, dia langsung bergegas menghampiri.
"Mbok, coba lihat, apa gadis ini masih hidup."
Mbok Darmi gak kalah terkejut, dia juga sama seperti Agus, dia menatap majikannya curiga.
Juni yang paham tatapan Mbok Darmi dia langsung menceritakan.
"Mbok, aku tidak tau gadis ini ada disini, aku terkejut tadi, kenapa dia ada disini, padahal saat di supermarket tidak--" Juni tidak melanjutkan perkataannya, dia ingat sesuatu.
"Aku ingat, tadi waktu di super market, diparkiran ada dua orang bertubuh tegap menanyakan seorang gadis, jangan-jangan yang mereka cari--" lagi-lagi Juni tidak melanjutkan perkataannya.
"Pasti terjadi sesuatu pada gadis ini, Mbok cepat lihat ?" titah Juni.
"Iya Den," Mbok Darmi langsung mengecek nadi April, dan juga meletakkan jemari dibawah hidung April.
Mbok Darmi lega, saat nadi April masih berdenyut, dan nafas April juga masih terasa.
April ternyata pingsan, dia kelelahan, dan didalam bagasi juga panas, dia susah bernafas, jadi akhirnya dia pingsan.
"Gimana Mbok ?" tanya Juni dia angguki oleh Agus yang juga ingin tau.
"Gadis ini masih hidup, mungkin dia hanya pingsan." Jawab Mbok Darmi.
"Iya lah pingsan, disini pengap, dia pingsan pasti karena panas, si bos sih, narik anak orang di bagasi." Racau Agus. Lagi lagi kenak sentil dari Juni.
"Gus, panggilkan dokter, suruh datang cepat. Mbok rapikan kamar tamu, kita bawakan dia kedalam rumah untuk sementara."
Juni segera mengangkat tubuh April, dia membawa gadis itu kedalam kamar tamu yang sudah dirapikan oleh Mbok Darmi.
Agus berdiri disamping tempat tidur ukuran king size itu, matanya terus saja menatap wajah April yang begitu cantik menurutnya walaupun gadis itu sedang berantakan.
"Gadis ini cantik sekali, tapi kenapa dua orang tadi mengejarnya, sebenarnya apa yang terjadi ?" gumam Juni dalam hati.
"Mbok, temani dia, aku ingin mandi sebentar." Ujar Juni, setelah itu dia langsung keluar, begitu juga dengan Agus.
"Ada apa kamu kesini ?" tanya Juni karena tidak biasanya Agus menemuinya di sore hari apa lagi ini udah hampir magrib.
"Direstoran yang ada dibandung, ada sedikit masalah, chef disana mengundurkan diri, karena ada cekcok dengan pelayan." Jawab Agus.
"Biarkan dia, cari chef lain, temukan malam ini juga." Juni memanggil tidak suka pada chef disana, dia melihat chef itu banyak tingkah, tapi Juni tidak mau memecatnya, sekarang dia mengundurkan diri itu lebih baik.
"Baik bos." Agus segera pergi dari rumah Juni, dia harus mencari chef lain dan harus dapat malam ini juga, seperti permintaan bosnya.
Tidak lama kemudian, Juni turun lagi kebawah, dia terlihat sudah fresh setelah membersihkan diri, Juni tidak langsung masuk kedalam kamar tamu, dia terlebih dahulu mengambil barang belanjaannya yang tadi tertunda.
Setelah meletakkan barang belanjaan didapur, Juni kembali keruang tamu, dia berpapasan dengan dokter Jihan yang baru sampai setelah di telepon oleh Agus tadi.
"Eh dokter, silahkan dok, pasien ada di kamar tamu." Juni mempersilahkan dokter Jihan masuk kekamar tamu.
Disana terlihat Mbok Darmi sedang menyiapkan minyak kayu putih di hidung April untuk membuat gadis itu sadar dari pingsannya.
Dokter Jihan segera memeriksa April, dia melihat detak urat nadi April yang sedikit lemah.
"Gimana dok, dia kenapa ?" tanya Juni setelah dokter Jihan selesai memeriksa.
Dokter Jihan tidak menjawab, dia menatap Juni seperti meminta penjelasan.
Dokter Jihan tau kalau Juni tidak pernah membawa wanita kerumah, jangankan membawa wanita kerumah, bahkan Juni teman satu kuliahnya itu tidak pernah dekat dengan wanita.
Juni yang peka terhadap tatapan dokter Jihan, dia menceritakan bagaimana dia terkejut saat membuka bagasi mobil, dan melihat ada April yang pingsan didalam bagasi mobilnya.
Dokter Jihan mengangguk mengerti, kemudian dia mengatakan keadaan April pada Juni.
"Dia hanya kelelahan, dan sepertinya dia ketakutan, dia juga seperti banyak pikiran, tapi kenapa, sebenarnya apa yang terjadi padanya ?" dokter Jihan juga penasaran sama seperti Juni.
"Entahlah Jihan, aku juga tidak tau, nanti setelah dia sadar, aku akan menanyakan padanya."
"Baiklah, kalau begitu aku permisi, jaga dia baik-baik, mungkin itu jodoh yang di takdirkan tuhan untuk mu." Setelah mengatakan itu dokter Jihan berlari kecil keluar dari rumah itu.
Tentu saja dokter Jihan ingin segera pergi, kalau tidak sudah pasti dia akan mendapatkan semprotan kata mutiara dari temannya itu.
"Sialan." Umpat umpat Juni, namun sendiri karena dokter Jihan sudah tidak ada lagi disana.
Sementara ditempat lain, yaitu dirumah Ibu Martha, Bu Martha kedatangan dua orang laki-laki dan seorang perempuan puan.
Ketiga orang itu, adalah orang yang membeli rumah Bu Martha, Pak Alan baru saja menjual rumah Bu Martha tanpa sepengetahuan Bu Martha.
"Kalian siapa, kenapa malam-malam keruang ku ?" tanya Bu Martha tidak tau dan tidak kenal siapa ketiga orang yang berdiri didepannya saat ini.
"Kamu orang yang membeli rumah ini, dan kami akan tinggal disini malam ini juga." Jawab perempuan yaitu istri dari lelaki yang membeli rumah Bu Martha.
Bu Martha shock, saat mendengar perkataan wanita itu.
"Ini rumah ku, rumah peninggalan suamiku, dan aku tidak menjual pada kalian." Bu Martha seperti terisak.
Bagaimana tidak, dia tidak ada lagi tempat tinggal, dan ini rumah suaminya, tapi teganya Alan menjualnya.
"Kami tidak mau tau, kami sudah membelinya dari Pak Alan, ini semua suratnya, anda harus keluar dari rumah ini malam ini juga." Ujar wanita itu, dan memperlihatkan surat milik pada Bu Martha.
"Tidak aku tidak mau keluar, aku tidak menjualnya pada kalian, dan ini rumahku," tantang Bu Martha.
"Tidak mau keluar tidak apa-apa, tapi anda siap-siap saja masuk penjara, karena kami akan melaporkan pada polisi, kalau anda menempati rumah kami tanpa izin." Ancam wanita itu membuat Bu Martha mau tidak mau harus keluar dari rumah itu.
Bu Martha tidak mau berurusan sama polisi, lagi pula semua surat pemilikan ada ditangan mereka.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣