Setelah perpisahan itu, Siena memulai hidup baru tanpa mengenang lagi masa lalu. Namun, saat kakinya meninggalkan Limerick, benih Erlan tumbuh di perutnya. Itu anak mereka. Tapi bagi Siena, anak itu hanya miliknya seorang.
Erlan tidak pernah membayangkan Siena akan benar-benar pergi. Erlan hidup dalam bayang-bayang penyesalan yang menyakitkan.
Nicole Ophelia Calliope tahu bahwa jatuh cinta pada Fernando Sagara Caesar adalah kesalahan besar. Pria itu adalah orang yang sangat ia benci selama lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, ia tahu bahwa hati Nando adalah milik kakaknya, Siena Ariana Calliope.
Sampai kapanpun ia tidak akan pernah memenangkan hatinya. Nando mencintai kakaknya, selalu. Nicole hanya bisa menyimpan perasaannya sendirian, bahkan saat perjodohan keluarga Caesar dan keluarga Calliope yang baru berdamai mengikat dirinya dan Nando dalam ikatan pernikahan.
***
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar itu hanyalah karangan penulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Nicole keluar dari kamarnya dengan pakaian lengkap khas kedokteran. Ia mengikat tinggi rambut panjangnya, mengambil tas dan laptop di meja kerja.
"Kupikir kamu akan lama di kantor kakekmu. Tak kusangka kamu datang ke apartemenku dalam waktu dua jam," kata Nicole menghampiri Nando, ia berdiri di depan pria itu dengan wajah datar.
"Aku juga ada pekerjaan di rumah sakit. Kita berangkat sekarang?" Tanya Nando melihat jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Nicole mendengus. Ia benci kenyataan bahwa rumah sakit tempat ia bekerja adalah milik Nando.
Keduanya berjalan bersama keluar apartment. Setelah Nicole mengunci pintu, mereka pergi ke parkiran.
"Serius deh, lebih baik kita berangkat sendiri-sendiri. Aku tidak suka ada yang melihat kita berangkat bersama," ujar Nicole.
"Mulai sekarang kamu harus terbiasa. Kita akan lebih sering berangkat bersama ke depannya. Pernikahan kita dua Minggu lagi." Nando mengingatkan sambil tersenyum lebar.
"Pernikahan sialan." Gerutu Nicole ingin sekali memukul mulut Nando. Bisa-bisanya dia masih tersenyum dan sialnya dia sangat tampan saat tersenyum.
'Orang ini memang penuh pesona. Pantas saja banyak yang menyukainya.' Nicole ingat lagi dengan kakaknya, mungkin hanya Siena yang tidak tertarik pada Nando. Nicole menggelengkan kepala, ayolah ini bukan waktu yang tepat untuk bersedih.
"Jangan kebanyakan mengumpat, Nico." Kata Nando mengingatkan. Mereka sudah sampai di parkiran, dengan santainya dia menggenggam tangan Nicole kemudian membawanya ke mobilnya.
"Aku bisa menyetir sendiri," Nicole masih keras kepala, ia menarik tangannya yang di genggam erat oleh Nando.
"Lepas!" Bentak Nicole ketika Nando masih tidak mau melepaskannya.
Nando membuka pintu mobil, mendorong lembut bahu Nicole masuk ke dalam mobil.
"Kamu harus sedikit menurut, sayang. Duduk disana dan biarkan aku menyetir." Nando menutup kembali pintu mobil lalu memutari mobil untuk masuk ke kursi kemudi.
Pipi Nicole merona merah. Nando pintar sekali bermulut manis. Apa katanya? Sayang?!
'Aku harus membunuh bajingan ini untuk membunuh perasaanku.' Gerutu Nicole dalam hati. Ia masih tidak terima kalau ia telah jatuh cinta pada Nando.
Belakangan ini Nicole sering mempertanyakan dirinya sendiri, dari sekian banyak pria tampan di muka bumi ini kenapa ia harus jatuh cinta pada bajingan seperti Nando.
"Ada apa dengan wajahmu itu? Kamu sedang mengutukku dalam hati?" Tanya Nando seraya melajukan mobilnya meninggalkan apartemen.
"Nggaklah. Jangan kepedean," Nicole mendelik sinis.
Nando mengangkat bahunya. "Aku hanya bertanya. Kamu masih membenciku, Nico?"
'aku mencintaimu bodoh!' Nicole hanya bisa mengatakan perasaannya yang sebenarnya di dalam pikirannya.
"Tentu saja. Kamu orang jahat, dan aku sangat membencimu. Ingat itu." Kata Nicole angkuh. Perasaannya biarlah ia kubur di lubuk hati terdalamnya. Orang-orang hanya boleh tahu kalau ia sangat membenci Nando.
"Kenapa? Sudah terbukti bukan aku yang membunuh Alvaro, kenapa masih membenciku?" Tanya Nando tidak mengerti. Ia tidak berharap Nicole menyukainya, tapi setidaknya namanya sudah bersih dan kenapa Nicole masih membencinya.
"Aku benci setiap pria yang suka mempermainkan perempuan. Bukankah kamu hanya memberi harapan palsu pada Cindy? Kamu tidak jadi menikahinya setelah melakukan banyak hal bersama dia," kata Nicole.
"Aku tidak mempermainkan dia, aku sudah sering menolaknya. Dia tidak mengerti, jadi ku katakan saja aku akan menikahinya jika aku berhasil menikah dengan Siena karena aku tahu Siena dan aku tidak akan pernah menikah."
Nicole cukup terkejut mendengarnya. "Kamu sudah tahu kamu tidak akan menikah dengan kak Siena kenapa kamu masih mengejarnya seperti orang gila?"
"Karena aku mencintainya, Nico. Aku masih menginginkannya meskipun aku tahu kami tidak mungkin bersatu... "
Nicole mengalihkan pandangannya keluar jendela. Ia tahu Nando mencintai Siena, posisinya dalam hati Nando tidak akan bisa digantikan oleh siapapun bahkan oleh Nicole. Tapi, mendengar langsung dari mulut Nando tetap saja membuat goresan dalam hati Nicole.
"Terus kenapa kamu tidak mencarinya?" Tanya Nicole getir.
Nando tidak menjawab. Dia menatap lurus ke depan, rumah sakit FSH sudah terlihat. Masih ada waktu untuk menjawab pertanyaan itu dengan beberapa kalimat, namun Nando tidak menjawabnya.
Mobilnya memasuki gerbang rumah sakit FSH dan berhenti di parkiran khusus petinggi rumah sakit.
"Sudah sampai. Kamu hari ini sampai jam berapa?" Tanya Nando sebelum keluar.
"Aku belum memeriksanya," jawab Nicole seraya keluar. "Terimakasih."
Nicole berjalan cepat ke dalam rumah sakit tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. Ia tidak mau menjadi trending topik karena berjalan bersama direktur rumah sakit, apalagi Nando manusia berwajah setebal tembok yang terkadang tidak memikirkan imagenya.
Nicole masuk sebentar ke dalam ruang yang biasa di gunakan oleh dokter junior, lalu pergi menemui dokter Steven. Hari ini ia akan menjadi asisten dokter Steven, ia cukup beruntung dipilih menjadi asisten dokter senior yang memiliki reputasi sangat baik.
...***...
...Like, komen dan vote......
kasihan kaivan 🥲🥲