NovelToon NovelToon
Madu CEO Koma

Madu CEO Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Konflik etika / Nikah Kontrak / Pihak Ketiga / Pernikahan rahasia
Popularitas:30.8k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

"Jika memang kamu menginginkan anak dari rahim ku, maka harganya bukan cuma uang. Tapi juga nama belakang suami mu."
.... Hania Ghaishani .....


Ketika hadirnya seorang anak menjadi sebuah tuntutan dalam rumah tangga. Apakah mengambil seorang "madu" bisa menjadi jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tahanan

Cahaya lampu kamar di lantai bawah mansion itu begitu silau. Bau alkohol dan antiseptik menusuk hidung. Suasana hening, bahkan suara gemercik hujan diluar tak terdengar sama sekali.

Hania tergeletak di ranjang besar, wajahnya pucat, tubuhnya diam tak bergerak. Luka di tangan dan kakinya masih mengeluarkan darah segar dan luka memar akibat perlawanan hebat yang ia berikan sebelum akhirnya sebuah suntikan membuat dunia gelap baginya. Sebuah besi stainless melingkar di kedua pergelangan kaki dan tangan gadis itu. Tak ubahnya seperti tahanan.

Dokter lelaki berseragam putih itu menggeleng pelan. Ia menatap kepala pelayan yang berdiri di ujung ruangan dengan kedua tangan dilipat rapi. Sementara seorang suster sibuk mengoleskan alkohol untuk membersihkan luka di tangan dan lutut Hania. Bagaimanapun, mereka sangat butuh tubuh wanita ini.

“Ini... tidak bisa terus begini,” ujar sang dokter sambil melepas sarung tangannya, setelah memeriksa keadaan Hania. Memastikan tidak ada luka serius pada wanita itu.

“Aku memang bisa menanamkan benih Tuan ke dalam rahimnya dalam kondisi tidak sadar, tapi…”

Ia menatap wajah Hania yang tertidur paksa oleh obat bius.

“Kalau dia terus memberontak seperti ini, berusaha kabur, stres, atau bahkan trauma berat... maka usaha kita akan sia-sia. Janin tidak akan bisa tumbuh di rahim yang penuh tekanan seperti itu.”

Senyap.

Ivana tidak langsung menjawab. Matanya tajam, tetapi ragu menyelinap di balik wajah dinginnya. Ia berjalan pelan ke sisi ranjang, menatap wajah Hania seperti menatap masalah yang belum punya solusi. Ivana diam cukup lama, seolah menimang sesuatu.

Perempuan paruh baya itu akhirnya angkat bicara, suaranya rendah dan mantap. "Bagaimana kalau kita cari orang lain, Mario?"

Dokter bernama Mario itu menatap Ivana dengan tidak percaya.

"Mau cari lagi? Apa kau gila?!" Mario menutup mulutnya saat tatapan Ivana begitu tajam mengarah padanya.

"Maaf... Tapi aku harap kau mengerti hal ini Ivana. Hasil pemeriksaan tadi yang aku lakukan tadi pagi pada perempuan ini sangat bagus, sel telurnya lumayan banyak dana kan matang dalam seminggu ini. Aku bisa memberika obat yang akan membuat sel telurnya matang lebih cepat ....." Mario menghela nafas dalam.

"Jika kita mencari orang lain lagi, kau pikir akan semudah itu. KIta harus cek lagi kesehatan dan kesiapan rahim juga setelurnya. Kita tiak punya banyak waktu, kau sendiri yang mendesakku agar bisa menumbuhkan benih Tuan Brivan dalam waktu kurang dari satu bulan ... Sekarang terserah lah. Mau cari yang lain pun silahkan, tapi aku juga tidak bisa menjamin kita bisa menemukan yang seperti dia, kita beruntung bisa membeli wanita ini," oceh Mario panjang lebar.

Dia sudah terlalu frustasi menghadapi permintaan, orang-orang kaya ini. Sebenarnya sebelum Hania, ada dua wanita yang sempat dibawa ke mansion. Mereka secara sadar diminta untuk menjadi ibu pengganti. Tapi keadaan mereka tidak seperti yang Mario inginkan, ada kekurangan. Dan tentu saja, mereka tidak keluar dari mansion setelah pemeriksaan. Mereka abadi, menjadi teman peliharaan Brivan Maheswara.

Ivana menatap Hania dengan tatapan dingin. Wanita itu lalu menjauh, menghampiri Mario.

"Baik. Saya akan lapor pada Nyonya... biar beliau yang putuskan.” Ia keluar dari kamar itu.

Langkah Ivana menggema, menyusuri lorong dengan langkah terukur.

Setelah mengobati luka Hania, Mario dan Fira pun keluar. Pintu tertutup perlahan di belakang mereka, menyisakan Hania yang masih tak sadarkan diri. Malam yang panjang untuk wanita malang itu.

Pagi mulai menyapa, tapi cahaya matahari tak bisa masuk ke kamar yang Hania tempati. Kelopak mata Hania mulai mengerjap pelan, terbuka kecil lalu menutup kembali. Pandangannya begitu buram, dia tidak bisa menatap sekitar dengan jelas. wanita itu mengigit bibirnya, merasakan nyeri di kepala dan tubuhnya membuatnya meringis kesakitan Ia mendapati dirinya terbaring di ranjang empuk, tapi tak bisa bergerak bebas.

"Apa ... Ini?" Hania menoleh ke kanan dan kiri melihat benda dingin yang menahan pergerakkannya.

"Apa mereka pikir aku binatang? Kenapa aku di rantai seperti ini!!" Teriak Hania tidak terima.

"Lepaskan aku ... Lepaskan rantai ini!"

Hania meronta, berusaha melepaskan logam stainless yang membelenggu tangan dan kaki.

"Bangs@t .... Lepaskan aku, kalian semua gila!!" Suara Hania menggema di ruangan tanpa jendela itu.

Wanita itu menoleh saat pintu kamar perlahan terbuka. Hania meleparkan tatapan dingin pada suster yang masuk membawa nampan makanan untuknya. Suster bernama Fira, berjalan pelan menghampiri Hania yang terbaring bak tahanan penjara.

"Kenapa kau berteriak? Percuma ... Tidak akan ada orang yang mendengarmu." Fira meletakan nampan berisi nasi dan lauk di nakas dekat ranjang.

Hania hanya diam, matanya terus menatap tiap gerak Fira dengan tatapan dingin, penuh amarah. Tapi Fira begitu tenang, seolah apa yang terjadi pada Hania adalah hal biasa. Wanita berseragam putih itu duduk, menumpukan dagu dengan satu tangannya.

"Kenapa kau membuat hidupmu sulit Hania? Ikuti saja kemauan mereka dan kau bisa hidup tenang di mansion ini," ucap Fira.

"Pikiran gila!" Sarkas Hania.

"Kalau kau punya seperti itu, kenapa bukan kau saja yang jadi wadah pejuh pria itu!" Hania menatap Fira dengan remeh.

"Hmm .... Sebenarnya aku ingin, tapi sayangnya aku tidak punya rahim."

Hening. Hania tertegun dengan apa yang baru saja ia dengar, ia merasa bersalah pada suster itu. Karena menayakan sesuatu yang begitu sensitif.

"Maaf," lirih Hania.

"Tidak perlu," jawab Fira, sembari mengendurkan rantai pada tangan Hania. Memajangkan untaian besi itu agar Hania bisa duduk.

Perlahan Fira menarik pelan tangan Hania, membantu wanita itu untuk duduk. Ia lalu memberikan nampan berisi makanan yang ia bawa tadi.

"Habiskan, memberontak juga butuh tenaga."

Hania hanya diam, menatap nasi dengan paha ayam dan sayuran yang ada di wadah stainless steel, yang ada di pangkuannya. Hidangan yang cukup mewah, bagi Hania. Sudah lama sekali rasanya tidak memakan ayam sebesar ini seorang diri.

"Kenapa diam? Apa kau tidak suka menunya?"

Wanita itu menggeleng, perlahan tangannya merah sendok dan mulai memasukan nasi serta ayam ke mulut. Fira tersenyum lega melihat Hania mulai makan. Setidaknya wanita itu masih sayang dengan dirinya sendiri.

Tak ada percakapan apapun. Fira hanya duduk di samping ranjang dengan ponsel ditangannya. Menunggu sang tahanan menghabiskan sarapan yang ia berikan. Sejujurnya Fira tidak tega melihat keadaan Hania. Tapi dia juga tidak bisa melakukan apapun untuk menolong gadis itu.

1
Biancilla
brivan sudah mulai sadar....kalau beneran sadar kamu harus pura2 masih koma brivan biar pulih dulu kondisinya dan bongkar semua yg Mario dan ivana rencanakan
Jasmine
Kasian banget Audy, seolah dikhianati oleh orang2 terdekatnya. Dibalik koma nya brivan ada rencana besar yg di susun oleh ivana dan Mario. kamu b0doh Audy mau diperdaya oleh mereka 🙈
Queen shy
walaupun Brivan sadar, aku sih berharap Brivan tetap berpura-pura koma agar tau siapa kawan dan siapa lawan yg tinggal di mansion Brivan.
untuk Hania dan Fira tetaplah seperti biasa jika melihat Brivan bangun.
Queen shy
Audy GK sadar klo dijadikan jembatan oleh Mario dan Ivana.. tapi masih belum jelas apa tujuan yang sebenarnya.
Milda_ynt
Aih giliran brivan sadar malah kepengen Audy jangan sadar dulu gimana sih
Novi Manggala Qirani
Audy ini ga pinter yaaa, Orang koma kan kuping nya masih bisa dengar. Audy malah ngomong di sebelah kuping nya, membeberkan semua rahasia nya sendiri 🤣🤣
Dimas Setyo 😍
Alhamdulillah tangan brivan bergerak itu tandanya brivan udah mulai sadar dari komanya
jimin park
syukurlah brivan uda mulai sadar....lagian y audy kenapa sih percaya bgt sama kata" mario...untungnya audy g tau apa yg dilakukan fira dan hania..
kieky
alhamdulillah, jika memang brivan uda mulai sadar...emng seharusnya seperi itu...agar tidak ada lagi yg memanfaatkan kondisi brivan dimansion...kenapa percaya bgt sih audy sama mario
Soraya
lama updatenya thor
Nor aisyah Fitriani
up terusas kak
Fitri HY
.sadar? beneran?
nur asiah
ayolah Brivan
bangun segera,agar kamu mengetahui kepahitan yang dirasakan oleh haniah
Fitri Herra
.deuh Audy udh kena racun Mario kah?,kalo gitu jgn biarkan Brivan sadar saat Audy ada,takutnya nganu
.nnti aja sadarnya pas ada Hania sma Fira
vay73
💜💜💜💜
Shakura
Ayo Brivan buka matamu.. tunjukkan klo kamu kuat dan bisa melawan kedzaliman mereka..
Sahidah Sari
brivan sdh mulai sadar nih sejak Hania ga menyuntikkan obat itu ,, jgn2 Brivan mendengar apa yg di katakan Audy ya.
Estri Gunyani
alhmdulilah brivan sudah sadar semoga lekas sembuh tuan brivan.
Anita♥️♥️
yok sadar yokkk,,,penasaran apa yang sebenarnya Ivana dan Marco rencanakan
Na_
wah sadar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!