NovelToon NovelToon
RUMAH EYANG

RUMAH EYANG

Status: tamat
Genre:Misteri / Horor / Rumahhantu / Iblis / Tamat
Popularitas:963.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"

Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.

Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 4. Pagi pertama di rumah eyang.

Dara masih mengusap dada nya setelah mendapati ternyata yang menepuk pundak nya lagi - lagi adalah bi Lastri, bi Lastri juga ikut kebingungan karena Dara begitu kaget dan bahkan kagetan sejak pertama datang.

"Bibi, kaget aku." Ujar Dara.

"Non cari siapa? Bibi liat - liat non jalan sambil nangis." Ujar bi Lastri.

"Nangis?? Aku??" Dara terkejut.

"Iya, tadi non nangis jalan kesini." Ujar bi Lastri.

"Aku nggak nangis kok bi, tadi aku denger suara orang main piano jadi aku kesini. Di rumah ini apa masih ada anggota keluarga lain bi?" Tanya Dara.

Bi Lastri yang di tanya wajah nya malah menjadi pucat seketika, tidak tau bagian mana yang Dara ucap salah tapi mendengar penuturan Dara, bi Lastri langsung pias.

"Ayo non, makan malem udah siap." Ujar bi Lastri.

"Oh, iya." Sahut Dara.

Dara pergi mengikuti bi Lastri ke meja makan yang letak nya tidak jauh dari kamar nya, dia masih penasaran dengan siapa yang memainkan piano tadi.

"Bi, di rumah ini ada berapa orang? tadi bibi belum jawab pertanyaan aku." Ujar Dara.

"Di rumah ini ada Eyang nya non Dara, tante nya non Dara, ada bi Endang, sama bi Lastri." Ujar bi Lastri.

'Ooh, mungkin tadi yang main piano tante. Tapi kok gue nggak liat tante? Apa dia nggak mau nemuin aku?' Batin Dara, dia berasumsi.

"Ooh, ya udah bi." Ujar Dara.

"Eyang mana? Eyang nggak makan?" Tanya Dara.

"Eyang sudah makan non, sekarang lagi tidur." Ujar bi Lastri.

"Jadi aku makan sendirian?" Tanya Dara dan bi Lastri ngangguk.

"Ya udah, bi.. Bibi udah makan? Kita makan bareng aja kalo gitu." Ujar Dara.

"Makasih non, tapi bibi sudah makan tadi." Ujar bi Lastri.

Akhir nya Dara manggut - manggut, bi Lastri pun akhir nya pergi meninggalkan Dara di meja makan sendirian. Dara benar - benar merasa terasingkan sekarang, kesunyian itu lebih buruk dari apa yang dia bayangkan.

Dara pun makan dengan perasaan sedih, dia masih merasa keluarga nya tidak ada yang menyayanginya. Bahkan setelah datang ke rumah itu pun dia semakin merasa di asingkan.

'Dah lah, nggak ada yang sayang gue.' Batin Dara.

Tiba - tiba, sepersekian detik setelah Dara membatin sendiri, tengkuk nya terasa dingin, Dara merasa ada angin yang meniup tengkuk nya. Dara menoleh kesana kemari, tapi tidak ada orang..

Keesokan harinya..

Dara bangun ketika dia mendengar suara adzan subuh berkumandang.. alarm nya juga berbunyi. Dara perlahan membuka mata tapi sebelum matanya terbuka dengan jelas, samar - samar Dara melihat ada perempuan memakai dress panjang sebetis berwarna merah hati sedang berdiri menatapnya dari arah pintu masuk.

Dara pun mengucek matanya dan melihat kembali siapa yang berdiri tadi, tapi perempuan itu sudah hilang.

"Eh, tadi ada orang.." Gumam Dara.

Tapi Dara tidak memgambil pusing, dia duduk lalu meregangkan otot nya sambil menguap.

"Ehmm.. Badan sakit banget, padahal tidur nya di kasur." Gumam Dara.

Dara turun dari ranjang nya dan hendak ke kamar mandi, tapi saat itu juga Dara ingat.. kamar mandi nya di luar kamar, yang otomatis dia harus lebih dulu keluar dari kamar nya. Dara mengambil pakaian nya dan membawa handuk lalu dia pun keluar dari kamar.

Saat Dara keluar dari kamar, Dara melihat ada perempuan yang menggunakan dress merah hati tadi.. yang dia lihat saat matanya masih belum terbuka sempurna dia sedang duduk di meja makan. Dara melihat nnya dari samping dan perempuan itu hanya duduk diam saja.

"Pagi tante.." Dara langsung memanggilnya tante, karena dia yakin itu pasti tante nya yang di maksudkan oleh bi Lastri.

Disapa oleh Dara, perempuan itu pun menoleh ke arah Dara dan tersenyum. Dara terkesima dengan wajah cantik dan kalem tante nya itu, meski dia berdarah jawa tapi kulit nya putih dan sangat cantik. Dara berjalan menghampiri tantenya itu lalu salim tangan, tapi Dara tertegun sejenak dan setelah nya dia kembali senyum..

"Dara mau mandi ya?" Tanya perempuan itu dan Dara mengangguk.

"Iya tante, mau sholat." Ujar Dara, dan perempuan itu mengangguk sambil tersenyum.

"Ya sudah, nanti kesiangan." Ujar tante nya, Dara pun mengangguk lalu dia pergi.

Dara pun akhir nya pergi sambil tangan kanan nya dia kepalkan, Dara kembali menoleh menghadap tante nya dan tantenya masih tetap tersenyum menatap Dara.. akhir nya Dara pun masuk kedalam kamar mandi.

'Dingin.. apa karena udara disini dingin ya.' Batin Dara..

Dara langsung mandi, dan setelah dia keluar lagi dari kamar mandi Dara sudah tidak melihat tantenya yang ber dress merah hati itu lagi. Dara langsung pergi ke kamar nya dan sholat..

Setelah sholat Dara yang tidak tahu harus melakukan apa karena masih asing pun akhir nya malah tidur lagi, masih dengan keadaan memakai mukena dan tidur nya juga dia atas sajadah. Dara tidak mendapat sinyal di rumah itu, hp nya tidak bisa di gunakan sama sekali.

Dan beberapa jam kemudian.. Dara kembali terbangun setelah mendengar suara ketukan pintu dari luar kamar nya. Dara pun bergegas bangun dan membuka pintu kamar yang ternyata sudah ada bi Endang yang berdiri sambil tersenyum pada Dara.

"Siang non.. maaf bibi bangunin, non ndak keluar - keluar jadi bibi khawatir." Ujar bi Endang.

"Siang?? Emang ini jam berapa bi?" Tanya Dara.

"Jam sepuluh non, ayok sarapan.. bibi ndak tau non suka nya makan apa, kata mang Nuri non makan nya roti, jadi bibi beli roti." Ujar bi Endang.

Dara terkejut bukan kepalang, jam 10 siang dia baru bangun setelah dia sholat subuh. Senyenyak itukah dia tidur sampai tidak terasa tidur sangat lama pikir nya..

"Bentar ya bi, aku ganti baju dulu." Ujar Dara dan bi Endang mengangguk.

Dara kembali menutup pintu dan dia melihat jam di dinding yang memang sudah menunjukan jam 10 siang. Dara menepuk kening nya karena bisa - bisa nya dia tidur sepulas itu. Dara lalu melepaskan mukena nya dan dia melipat nya, setelah itu Dara pun keluar dari kamar.

'Demi apa nggak ada sinyal sama sekali, gue mau ngabarin temen aja nggak bisa.' Batin Dara, dia masih memandangi layar ponsel nya yang tidak terdapat sinyal. Sampai Dara terkejut setelah tiba - tiba saja ada suara teriakan perempuan yang sangat keras.

"Haaarrgghhh! Hu! Hu! Hu!"

"Astagfirullah, eyang!" Bi Endang berlari dengan panik.

Dara yang melihat itu pun juga spontan ikut lari mengejar bi Endang yang berlari sambil menyebut nama eyang, Dara memasuki sebuah kamar dan dia terkejut melihat kondisi seorang perempuan tua berambut putih sedang menangis tersedu - sedu sambil berteriak - teriak.

"Hu.. hu.. hu.. hiks! hiks!" Tangis nya sangat pilu.

"Eyang kenapa?" Tanya bi Endang.

"Ituuu.. Suruh pergi! Suruh pergi dia!! Haarrgghhh!!" Eyang berteriak sambil menunjuk ke satu titik di atas, di mana dibawah nya ada Dara sedang berdiri.

"Suruh dia pergi!!" Teriak eyang.

Dara kebingungan hendak melakukan apa, dia baru kali ini bertemu eyang nya dan keadaan nya sudah memprihatinkan.

"Eyang..'' Panggil Dara, dan Dara maju mendekat pada eyang nya.

"Suruh dia pergi, aku takut! Suruh dia pergi.. Endang! Suruh dia pergii!!" Teriak eyang nya, masih menunjuk titik yang sama.

Dara yang kebingungan pun menatap ke titik yang di tunjuk eyang nya, tapi memang tidak ada apa - apa di sana. Dara pun menggenggam tangan eyang nya dan Dara terkejut karena eyang nya menggenggam balik tangan nya dengan sangat keras.

"PERGI! PERGIIIII!!"

BERSAMBUNG..

1
Eno cute18
kok aku greget ya sama dara, gatau bahaya apa ya
Fitra Andriyani
sekarang teelalu banyak iklan baru baca 1 bab udah iklan lagi
Sandisalbiah
jd yg dimaksud gak mau pergi sendiri dan dia harus ikut aku itu si Dara.. hila aja itu mbak gosong.. udah jd areng pun masih aja buat masalah..
Sandisalbiah
wah.. mereka di kasi pr banyak ini ama para arwah..
Sandisalbiah
lha.. si Amar langsung di samperin cewek tuh.. 🤭
Sandisalbiah
jika ki Gede sosok yg menjaga Dara sedari kecil kenapa Dara sampe berulang kali hampir meregang nyawa, beliau tak muncul? apakah di halangi ama mbah gosong itu? 🤔
Sandisalbiah
LUAR BIASA
Sandisalbiah
artinya si mbah uyut juga menjadikan eyang Ningsih sebagai tumbalnya
Sandisalbiah
udah nebak sih.. Amar yg sampai terisak.. pasti neneknya yg di celakai Dara yg lagi kerasukan... apakah beliau meninggal... harus sampai berapa lagi org² baik yg jd korbannya..?
Sandisalbiah
justru aneh kalau para emban yg selalu di sisi eyang selama ini sampai tdk tau akan hal i i kan..?
Sandisalbiah
biadab si ini.. eyang dan mama si Dara... sama aja.. menjadikan Dara sebagai korban.. jahat mereka.. sumpah
Sandisalbiah
wah.. jgn sampe Riri yg jd tumbal ya
Sandisalbiah
mbah uyut itu yg menyesatkan eyang putri
Sandisalbiah
ayo buruannn... ini readers udah kawatir plus tegang... ampun deh... sampe lupa tarik napas...
Sandisalbiah
akhirnya ketemu rp kerisnya yg hilang... semoga bisa segera di musnahkan
Sandisalbiah
tuh kan... musuh dlm selimut ini mah.. pak Kiyai juga pernah bilang bahwa pelakunya org terdekat
Sandisalbiah
fix... si uyut ini lha biang keroknya... dia yg menyesatkan eyang putri
Sandisalbiah
hampir seluruh bab yg terbaca full ketegangan...
Sandisalbiah
srem banget..
puput konyel
seru menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!