NovelToon NovelToon
Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Diceraikan Suami, Dipinang Sahabat Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengganti / Cerai / Wanita Karir / Angst / Romansa
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Anjana

Adinda tak pernah membayangkan bahwa pernikahan yang ia jaga dengan sepenuh hati justru kandas di tengah jalan. Sejak mengalami insiden yang membuatnya harus menjalani perawatan panjang, ia kehilangan banyak hal—termasuk komunikasi dengan suaminya sendiri. Berbulan-bulan ia berjuang seorang diri, berharap ketika pulih, rumah tangganya masih bisa dipertahankan.

Namun harapan itu runtuh seketika. Saat suaminya akhirnya pulang dan berdiri di hadapannya, bukan pelukan hangat atau kabar baik yang datang… melainkan satu kalimat yang menghancurkan seluruh dunianya: ia diceraikan.

Adinda hanya bisa terpaku, tak pernah menyangka bahwa ketegarannya selama ini justru berakhir pada kehilangan yang lebih besar daripada rasa sakit yang pernah ia derita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 30 Kenyataan yang sebenarnya

Suasana di ruang rawat Vikto dipenuhi tekanan yang tak terlihat. Dinda duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan suaminya dengan lembut, sementara Ziro menjaga jarak. Riko hanya berdiri di dekat pintu, memperhatikan tanpa suara. Dirinya sengaja belum pulang, yakni demi mengetahui kondisi mantan istrinya baik-baik saja, meski harus disuguhkan dengan api cemburu.

Tiba-tiba, pintu diketuk.

Seorang staf keuangan perusahaan Kusuma memasuki ruangan dengan wajah gelisah. Ia langsung menunduk hormat pada Vikto.

“Maaf, Tuan… tapi saya harus mengatakan hal penting. Kami menemukan hard drive cadangan di ruang kerja Tuan Abdi. Seluruh laporan yang diklaim bocor… hanyalah rekayasa. Tidak ada penggelapan. Nominal yang dituduhkan sengaja dipindahkan ke rekening bayangan… atas instruksi langsung dari Tuan Abdi.”

Ruangan itu langsung membeku.

Dinda menahan napas.

Riko mengerutkan kening.

Ziro melotot tidak percaya.

Dan Vikto yang baru saja siuman beberapa jam lalu, ia membuang selimutnya, bangkit duduk meski tubuhnya masih lemah.

“Apa kau bilang barusan?” suaranya berat, tertekan.

Staf itu menelan ludah. “Semua rekaman, penandatanganan, bukti transfer… semuanya dibuat untuk menciptakan tekanan. Agar Tuan Vikto menerima perjodohan dengan Nona Kaira.”

Seolah dunia berhenti berjalan.

---

Tak menunggu waktu, Vikto memaksa turun dari ranjang. Infusnya hampir tercabut jika Dinda tidak cepat menahannya.

“Kak Vikto, jangan! Kamu baru sadar dari koma,” seru Dinda panik.

Namun amarah dalam diri Vikto telah meledak. Air mata bercampur kemarahan membuat dadanya naik turun.

“Dinda… aku harus menemui Papa.”

Ziro mencoba menenangkan. “Bos, nanti dulu. Kondisi Bos belum kuat.”

“Terserah kondisiku! Papa sudah… Dia menyebabkan Oma… Oma…” Suaranya pecah. “Semua ini karena ambisinya.”

Dinda menahan wajah Vikto dengan kedua tangannya, memaksanya menatap. “Kak… dengarkan aku… aku ada di sini. Oma Hela tidak ingin kamu menyiksa diri seperti ini. Tolong, tarik napas dulu…”

Vikto menggigit bibirnya, menahan emosi yang hampir meledak. Tubuhnya bergetar, antara marah, kecewa, dan berduka.

Riko, meski cemburu, ikut bicara untuk meredam. “Vikto, kalau kamu memaksa sekarang, kamu bisa tumbang lagi. Dan Dinda juga… dia sudah cukup hancur. Jangan tambah beban di pundaknya.”

Ucapan itu sukses menghentikan Vikto.

Vikto yang baru bisa turun dari ranjang, ditemani Dinda menuju kamar rawat ayahnya. Ia ingin menuntut kejelasan, yakni tentang “sakitnya”, tentang perusahaan, tentang semua yang membuat Oma Hela ambruk hingga akhirnya berpulang.

Namun begitu sampai di depan pintu, kamar itu rupanya sudah kosong. Tidak ada lagi pasien didalamnya. Vikto benar-benar tercengang melihat kondisi didalamnya.

Tempat tidur sudah dirapikan, infus menghilang, bahkan catatan medis tidak tertinggal sama sekali. Ruangan itu seolah tidak pernah diisi pasien.

“A-apa… ini?” Vikto mematung, rahangnya mengeras. “Mana Papa?”

Dinda yang berdiri di belakangnya menelan ludah. “Kak… mungkin dipindah? Kita bisa tanyakan ke perawat—”

Belum sempat Dinda melangkah, Ziro muncul tergesa-gesa, napasnya memburu. “Bos… saya sudah cek seluruh lantai. Tuan Abdi… sudah pergi. Dia keluar dari rumah sakit dua jam yang lalu.”

“Apa?” Suara Vikto merendah namun bergetar, tanda bahaya yang Dinda kenal makin jelas.

Ziro menunduk. “Dan… itu bukan karena kondisi beliau membaik. Sebenarnya… Tuan Abdi tidak pernah sakit kritis, Bos. Semua itu… cuma rekayasa.”

Dunia Vikto seperti runtuh tanpa suara.

“Apa maksudmu?” Tatapannya tajam, menusuk, memaksa.

Ziro ragu sejenak, tapi pada akhirnya ia bicara.

“Pingsannya… dibikin-bikin. Dia hanya ingin memaksa Bos menyetujui perjodohan dengan Nona Kaira. Termasuk data penggelapan itu, Bos… itu juga bagian dari rencana mereka. Kebocoran dana memang ada, tapi bukan Bos yang harus menanggungnya. Itu dijadikan alasan untuk menekan keluarga Bos.”

Hening. Hening yang terlalu dingin.

Vikto memejamkan mata, napasnya naik turun. Tangan mengepal begitu kencang hingga buku-buku jarinya memutih.

“Jadi… semua ini,” suaranya pecah namun penuh bara, “sampai Oma… sampai beliau… jatuh sakit dan—”

Dinda spontan memeluk lengannya, mencoba menghentikan goncangan di tubuh suaminya.

“Kak… jangan menyalahkan diri sendiri. Bukan Kakak penyebabnya. Bukan.”

Tapi air mata Vikto sudah menggenang.

“Aku anaknya, Dinda…” suaranya serak, jatuh patah. “Aku… bahkan tidak sempat meminta maaf pada Oma. Sementara Papa… Papa malah memilih bohong daripada menyelamatkan ibunya sendiri.”

Dinda menggenggam wajah Vikto, memaksa pria itu menatapnya.

“Kak… Oma tidak pernah menyalahkanmu. Bahkan saat terakhir… dia hanya meminta aku untuk tetap berada di sampingmu. Itu bukti beliau percaya Kakak adalah pria yang benar. Bukan mereka.”

Vikto terisak dalam diam, bahunya bergetar sementara Dinda memeluknya erat-erat.

---

Ketegangan itu pecah seketika ketika pintu belakang rumah sakit terbuka dan terdengar seseorang memanggil dari kejauhan.

“Bos!” Ziro kembali masuk dengan wajah lebih serius. “Kami sudah dapat info dari satpam gerbang. Tuan Abdi meninggalkan rumah sakit bersama sopir pribadi. Sepertinya… beliau kembali ke kediaman.”

Vikto menghapus air matanya, sorot matanya berubah, dingin, tegas, seperti batu yang retak namun tetap kokoh.

“Baik.”

Ia berdiri tegak.

“Aku akan menemui Papa.”

Dinda langsung memegang tangannya.

“Kak… tolong, jangan emosi. Ingat Oma… ingat apa yang beliau titipkan padaku. Aku mohon sama Kakak, jangan pulang dulu. Kondisi Kakak belum stabil. Kak Vikto masih butuh perawatan. Kalau Dokter sudah mengizinkan, baru Kakak bisa pulang."

Vikto menatap istrinya lama, sangat lama… sebelum akhirnya ia mengangguk pelan.

“Baik. Kakak turuti perkataan mu.”

Dinda mengangguk, merasa lega karena suaminya dapat dikendalikan. Riko yang mendapati keamaan untuk Dinda tidak begitu mengkhawatirkan karena adanya orang-orang kepercayaan Vikto selalu siaga, Riko memilih pamit untuk pulang.

"Dinda, aku pamit pulang. Kalau ada apa-apa, atau kamu butuh sesuatu, hubungi aku."

Dinda tidak menjawab sama sekali, rasa kecewanya masih membekas dalam ingatannya. Riko yang tidak mendapat respon dari mantan istrinya, pun langsung balik badan dan pergi meninggalkan rumah sakit. Pergi dengan penuh penyesalan, dan penyesalan terbesar baginya.

1
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya tuan Abdi dan nyonya wirna dihukum berat dan Adinda dan Vikto dapat hidup bersama dengan damai dan bahagia
Sunaryati
Riko sekarang sadar syukurlah, semoga Dinda bahagia selalu dan cepat tumbuh kecebong Vikto di rahimmu
Sunaryati
Ada tiga pasangan, yo yang dua segera dihalalkan
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya cinta mendekati Erizon-tia,Diva-Ziro akankah menuju pernikahan
Uba Muhammad Al-varo
Diva renungankan apa yang dikatakan Vikto, hidup itu pilihan dan yang menentukan hidup mu mau dibawa kemana itu diri mu sendiri Diva.
Sunaryati
Kamu jadilah perempuan baik, Diva. Ikuti kata kakak Vikto, jangan seperti kedua orang tuamu.
Sunaryati
Dinda mau jadi mak comblang kakaknya 🤣🤣🤭
Uba Muhammad Al-varo
kebenaran apa yang sebenarnya ditunjukkan oleh Oma Hela ke Vikto membuat Vikto letih dan menanggung berat beban
Sunaryati
Bikin penasaran apalagi yang di dapat dari oma Hela, semoga masalah lancar ditangani
Uba Muhammad Al-varo
waktunya kamu bahagia dengan berkumpul kembali dengan kakak mu dan hidup bersama dengan suami yang mencintaimu dengan tulus
Uba Muhammad Al-varo
kasih banyak misteri yang tersembunyi, apa sebenarnya pesan yang disampaikan orang kepercayaan Oma Hela sehingga nggak boleh ada yang tahu🤔🤔🤔
Sunaryati
Kesalahan kedua orang tuamu, namun kamu kena getahnya Diva
Uba Muhammad Al-varo
ternyata banyak konspirasi yang terjadi antara pak abdi,Bu wirna dan keluarga Hambalang demi keserakahan harta mereka membunuh keluarga goawana (kedua orang tuanya Adinda dan Erijon)dan Kesuma ( kedua orang tuanya Vikto)semoga aja pak abdi dan Bu wirna dan keluarga Hambalang dapat hukuman yang berat
Sunaryati
Makanya Ny Hela memberikan saham dan aset paling banyak untuk Adinda ternyata itu milik keluarganya. Selamat menikmati masa tua di penjara Pak Abdi dan Ny Wirna dan juga keluarganya Hambalang. 💪Thoor
Sunaryati
Seharusnya sudah curiga sejak Pak Abdi da Bu Warna memaksamu menikah dengan wanita pilihan mereka. Ternyata hanya anak angkat Nenek Hela. Semoga segera terungkap
Uba Muhammad Al-varo
ternyata banyak misteri yang terjadi pada kehidupan nya Vikto
Sunaryati
Kenapa Oma Hela tidak mengungkapnya, ketika masih sehat. Apa ada ancaman Abdi?
Sunaryati
Rahasia apa sih Oma kok bikin penasaran saja
Sunaryati
Suka
Sunaryati
Semoga liburan kalian membuahkan hasil, segera tumbuh Victo yunior, Otw bahagia Dinda. Untuk Riko demoo kamu dapat jodoh lagi, buka hati kamu untuk dicintai dan mencintai wanita. Jodoh kamu bukan Dinda. Semoga orang tua dan adik Victo segera sadar akan kesalahannya jika belum juga sadar semoga dapat karma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!