NovelToon NovelToon
ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Pelakor jahat / CEO / Romantis / Ibu Pengganti / Duda
Popularitas:10.9k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Selama tiga tahun menikah, Elena mencintai suaminya sepenuh hati, bahkan ketika dunia menuduhnya mandul.

Namun cinta tak cukup bagi seorang pria yang haus akan "keturunan".
Tanpa sepengetahuannya, suaminya diam-diam tidur dengan wanita lain dan berkata akan menikahinya tanpa mau menceraikan Elena.

Tapi takdir membawanya bertemu dengan Hans Morelli, seorang duda, CEO dengan satu anak laki-laki. Pertemuan yang seharusnya singkat, berubah menjadi titik balik hidup Elena. ketika bocah kecil itu memanggil Elena dengan sebutan;

"Mama."

Mampukah Elena lari dari suaminya dan menemukan takdir baru sebagai seorang ibu yang tidak bisa ia dapatkan saat bersama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15. BALASAN HANS

Pagi itu, ruang kantor pusat Morelli Corporation terasa seperti markas perang.

Suara langkah cepat para staf menggema di sepanjang koridor, ponsel berdering tak henti, dan layar-layar monitor di ruangan strategi menampilkan grafik saham yang naik-turun tajam.

Di tengah kesibukan itu, Hans Morelli berdiri di depan jendela kaca besar ruangannya, mengenakan jas biru tua dan kemeja putih tanpa dasi. Tatapan matanya tajam, fokus pada gedung milik Wattson Group di seberang sana.

"Kau pikir kau bisa menjatuhkanku dengan skandal murahan, Raven?" gumam Hans pelan. "Kau akan tahu apa artinya kehilangan segalanya."

Pintu ruangannya terbuka.

Victor, kepala hukum sekaligus tangan kanannya, masuk sambil membawa beberapa berkas.

"Mr. Hans, semua persiapan sudah lengkap," lapornya cepat. "Kita sudah dapat akses penuh ke daftar klien Wattson Group dari kontak lama di Departemen Keuangan. Dan ada hal menarik; beberapa investor besar Raven mulai goyah sejak berita rekayasa itu muncul."

Hans menoleh, senyum tipis terbentuk di bibirnya. "Bagus. Kita mulai dari situ."

"Rencana Anda tetap sama?" tanya Victor.

Hans berjalan ke meja, membuka map besar bertuliskan Operation Turnover.

"Ya," jawab Hans mantap. "Kita rebut proyek Eropa milik Raven, mulai dari Hydra Energy Deal di Berlin."

Victor mengangguk cepat. "Tim legal sudah menyiapkan strategi. Jika kita masuk dengan tawaran harga yang lebih kompetitif dan teknologi bersih, kontrak itu otomatis berpindah tangan. Wattson Corporation tidak akan sanggup mempertahankan tanpa suntikan dana."

Hans menatap layar besar di dinding, tabel dan grafik menunjukkan kondisi keuangan Wattson Group yang menurun tajam.

"Raven menghabiskan terlalu banyak uang untuk pencitraan dan kampanye medianya. Saat ini arus kas mereka minus tiga belas persen," ujar Hans.

"Dan saham mereka jatuh dua poin sejak kemarin," tambah Victor.

Hans tersenyum dingin. "Bagus. Sekarang waktunya dorong lebih dalam."

Ia melangkah ke depan layar, menekan satu tombol. Muncul diagram besar bertuliskan:

Langkah Kedua: Pengambilalihan Aliansi Pasar Asia.

"Hubungi tim Tokyo. Katakan kita tawarkan kerja sama langsung tanpa perantara. Aku ingin kontrak mereka berpindah tangan dalam 48 jam, beritahukan ini kepada Ronald, dia tahu apa yang harus dilakukan," perintah Hans.

Victor mengangguk dan segera keluar ruangan.

Sementara itu, di kantor Wattson Corporation, Raven menghantam meja kerjanya keras.

"APA?!" teriak Raven pada sekretarisnya yang ketakutan. "Hydra Energy batal menandatangani kontrak dengan kita?!"

Sekretaris itu menelan ludah. "Mereka bilang ... mereka menerima tawaran yang lebih baik dari Morelli Corporation, Sir."

"Morelli ...," Raven menggeram. "Bajingan itu."

Raven berdiri, berjalan mondar-mandir di ruangannya, menatap layar berita yang menampilkan grafik saham Wattson Group yang turun.

Belum selesai dengan berita fitnah yang berbalik, kini proyek terbesar mereka di Eropa diambil alih.

"Hubungi investor kita di Berlin!" perintah Raven. "Kita tidak boleh kehilangan-"

"Terlambat, Sir," potong sekretarisnya dengan suara pelan. "Investor Berlin sudah menandatangani perjanjian baru ... tadi pagi."

Raven terdiam. Matanya membulat, wajahnya memerah karena marah.

Di layar televisi, berita ekonomi baru saja menayangkan breaking news:

'Morelli Corporation Rebut Kontrak Hydra Energy dari Wattson Corporation!'

'Pasar menilai langkah ini sebagai bukti kekuatan baru Morelli di sektor energi hijau. Sementara itu, saham Wattson Corporation turun 5% hanya dalam satu jam.'

Raven membanting remote ke lantai. "Hans ... Morelli!" serunya.

Sementara Raven kehilangan kendali, Hans tetap tenang di ruang rapatnya, memimpin pertemuan kecil dengan tim eksekutif.

"Langkah pertama berhasil," kata Hans, matanya tajam. "Sekarang, kita masuk ke tahap berikutnya: serangan finansial."

Clara, direktur pemasaran, bertanya cepat, "Maksudnya?"

Hans membuka berkas lain. "Kita tahu Raven punya tiga sumber pendanaan utama: Bank Northline, investor swasta bernama Gavin Trent, dan satu perusahaan penjamin asuransi internasional."

Hans mengetuk tiga titik merah di layar.

"Mulai hari ini, kita tarik dukungan dari dua di antaranya."

"Bagaimana caranya?" tanya Victor yang baru masuk.

Hans menatapnya dengan senyum miring. "Dengan cara yang paling sederhana: tunjukkan bahwa bekerja dengan Wattson sama dengan rugi."

Ia lalu berdiri, menatap seluruh tim. "Kita sebarkan laporan tentang penurunan kualitas produksi mereka, keterlambatan pengiriman proyek lama, dan kebocoran keuangan akibat skandal media. Kita gunakan data nyata, bukan fitnah. Kebenaran akan jadi senjata paling tajam."

Ruangan sunyi beberapa detik, lalu Victor menepuk meja. "Baik, Sir. Saya paham maksudnya."

Hans melangkah ke arah jendela, menatap langit kota yang mulai berubah abu-abu.

"Raven sudah menyerangku dengan fitnah. Sekarang, aku akan menghancurkan reputasinya dengan fakta."

Tiga hari kemudian, dunia bisnis geger.

Laporan resmi dari lembaga audit independen keluar, menunjukkan adanya penyimpangan dana di dalam proyek-proyek Wattson Corporation.

Media menayangkan berita itu tanpa henti.

'Audit Menemukan Ketidakwajaran Laporan Keuangan Wattson Coper!'

'Investor Utama Wattson Cabut Dukungan, Saham Anjlok 12%!"

'Hans Morelli Puji Transparansi Sebagai Kunci Kepercayaan Pasar.'

Raven memandang layar televisi dengan wajah tegang.

"Ini tidak mungkin!" teriaknya. "Siapa yang menyebarkan laporan ini?!"

"Lembaga audit internasional, Sir," jawab stafnya gugup. "Dan mereka bilang data itu dikirim secara anonim ke redaksi bisnis.”

Raven memukul meja. "Anonim? Hans Morelli! Aku tahu ini kerjaanmu!"

Sementara di kantor Morelli, suasananya justru tenang tapi hidup. Timnya bekerja cepat, menyusun langkah berikutnya.

Hans berdiri di tengah ruangan strategi, memberi instruksi singkat:

"Perkuat kerja sama dengan Bank Northline. Aku ingin mereka mengumumkan dukungan penuh terhadap Morelli, dengan alasan stabilitas dan transparansi," perintah Hans.

"Yes, Sir."

"Dan pastikan media mendapat konfirmasi dari Gavin Trent bahwa dia sedang mempertimbangkan menarik modal dari Wattson," tambah Hans.

"Yes, Sir."

Hans melirik layar berita di dinding. Wajah Raven muncul di sana, diwawancarai dengan ekspresi gugup, mencoba menyangkal tuduhan penyimpangan dana.

"Aku bukan pencuri," kata Raven dalam rekaman itu. "Semua laporan itu fitnah-"

Hans tersenyum sinis. "Fitnah? Kata yang sama yang kau gunakan padaku, Raven. Sekarang rasakan sendiri."

Victor masuk membawa laporan baru. "Mr. Hans, ini hasil terbaru. Investor dari Swiss sudah menyatakan keluar dari proyek Wattson Energy. Dana mereka ditarik per hari ini."

Hans membaca cepat. "Bagus. Berapa total kerugian Wattson sekarang?"

"Sekitar 60 juta dolar," jawab Victor.

Hans memejamkan mata sejenak, lalu berkata pelan tapi dingin, "Itu baru awal."

Sore menjelang malam.

Hans akhirnya menutup laptopnya setelah seharian penuh rapat, negosiasi, dan panggilan internasional. Perang sudah dimenangkan di babak pertama.

Ia berdiri di depan jendela, memandangi lampu-lampu kota yang menyala di kejauhan.

Wajahnya lelah, tapi matanya tetap tajam.

Dalam hati, ia tahu: Raven tak akan tinggal diam. Tapi untuk saat ini, Hans memimpin permainan. Dan kali ini, ia tak akan membiarkan satu pun celah untuk diserang balik.

Ia mengambil jasnya, meraih kunci mobil, dan melangkah keluar dari kantor.

Rumahnya sunyi saat ia tiba. Udara malam dingin menyambut, dan aroma lembut masakan menyelinap dari arah dapur.

Hans mengernyit pelan.

Biasanya rumahnya gelap pada jam segini Theo sudah tidur, dan tak ada siapa pun di dapur.

Namun kali ini berbeda. Saat ia membuka pintu, suara kecil Theo terdengar.

"Papa?!"

Anak kecil itu berlari dari dapur, memeluk kakinya erat. Hans tersenyum samar, menunduk mengusap kepala putranya.

"Masih belum tidur, Boy?" sapa Hans.

"Belum! Mama sedang buat makan malam, Theo lapar," jawab Theo dengan mata berbinar.

Hans menatap ke arah dapur, dan langkahnya terhenti.

Di sana, Elena berdiri dengan apron putih sederhana, rambutnya dikuncir rendah, wajahnya hangat diterpa cahaya lampu dapur. Aroma masakan buatan rumah memenuhi ruangan, sesuatu yang sudah lama tak ia rasakan.

"Elena?" suara Hans nyaris seperti bisikan.

Wanita itu menoleh, tersenyum kecil. "Kau pulang terlambat. Aku pikir ... kau butuh makan malam yang layak."

Hans berdiri beberapa detik tanpa berkata apa pun. Semua ketegangan perang bisnis yang menumpuk seharian seolah hilang dalam sekejap.

Theo menarik tangannya. "Papa, bantuin Mama siapin meja!"

Hans tersenyum kecil, menurunkan jasnya, lalu menggulung lengan kemejanya.

"Baiklah. Ayo kita bantu."

Mereka bertiga menyiapkan meja makan dengan suasana sederhana tapi hangat.

Elena menghidangkan sup ayam dan pasta buatan sendiri.

Theo berceloteh tentang sekolah, tentang teman-temannya, tentang hal-hal kecil yang membuat Hans akhirnya tertawa, tawa tulus yang sudah lama tak ia keluarkan.

Setelah makan, Theo berlari ke kamarnya untuk mengambil buku gambar, meninggalkan Hans dan Elena berdua di ruang makan.

Hans menatapnya. "Kau tak harus repot-repot datang ke sini."

Elena menatap piring di tangannya. "Aku dengar dari Victor ... kau belum makan layak selama tiga hari."

Hans terdiam sejenak, lalu menunduk, suaranya lebih lembut. "Kau tak perlu khawatir."

Elena tersenyum tipis. "Sulit tidak khawatir, setelah semua yang terjadi."

Mereka terdiam beberapa detik.

Lalu Hans berkata pelan, "Aku sudah mulai membalikkan keadaan. Raven akan menerima balasannya."

Elena menatapnya lama. "Dan setelah dia jatuh?"

Hans terdiam, menatap pantulan dirinya di mata Elena. "Aku akan pastikan dia tak pernah bangkit lagi."

Elena menghela napas. "Jangan biarkan dirimu hancur dalam perang ini, Hans. Aku tahu seperti apa tabiat Raven, tidak mau kalah saing."

Hans menatapnya lama, lalu berkata lembut, "Aman saja. Aku berperang karena harga diri, karena seseorang harus menghentikan kebusukan itu."

Elena tersenyum tipis, lalu mengulurkan tangan mengambil piring di hadapannya. "Setidaknya ... malam ini, berhentilah berperang. Makanlah, Hans."

Hans memandangi wanita itu, wanita yang dulu jadi rival terbesarnya, kini berdiri di dapurnya, tersenyum hangat.

Untuk sesaat, perang bisnis, laporan, dan strategi lenyap dari pikirannya.

Hans menarik kursi, duduk kembali, dan membiarkan keheningan lembut menyelimuti ruangan.

Di luar, hujan turun perlahan, menimpa jendela. Dan di dalam rumah itu, untuk pertama kalinya dalam beberapa belakangan, Hans Morelli merasa tenang.

1
Dew666
👄🥰🔥
LB
ya ampun Hans 🤦 dari masih rival bisnis sampai sudah jadi rekan ranjang halal , masih aja debat.membuat elena dongkol itu adalah kesenangan untuk mu kan, dasar tom Jerry.
Mundri Astuti
pasangan absurd 😄
gaby
Pengantin baru masih hot2nya. Kalo dah 10thn keatas lain lagi critanya/Facepalm//Facepalm/
tia
semoga elena cepat hamil
Miss Typo
pengantin baru adu mulut trs, tapi manis sih aku tersepona jadinya 😁
masih penasaran sm mlm pertama mereka berdua, othor nih bikin penasaran aja deh 😁
mom'snya devadhamian
uuh penganten Baru jadi pengen dah ah di goda pagi,."😄suami goda aku dong🤣🤣
Miss Typo
dasar pengantin baru bikin gemes aja, kok di skip sih thor, jadi penasaran kan mlm pertama mereka 🫢
Ir
memar memar kecil di tubuh, tinggal bilang kissmark aja susah amat 🤣🤣
Archiemorarty: Jangan diperjelas donk...banyak bocil nihh 🤣
total 1 replies
Ir
cinta dan benci itu emang beda tipis Hans kadang kita saja tidak bisa membedakan, malam pertama nya di skip banyak jomblo soal nya 🤣🤣
Archiemorarty: Hahaha...kasian yg jomblo 🤭
total 1 replies
Ir
kak kemana hari minggu ko ga update
Archiemorarty: Othor lagi kurang sehat jadi nggak update 🤭
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
mom'snya devadhamian
aku penasaran dengan bisikan mu elena🤣kepooo tingkat dewa nih aku
Archiemorarty: Ohohoho....nanti diliat aja 🤭
total 1 replies
mom'snya devadhamian
uh akhirnya selamat ya elena hans💪💪 buat malam pertamanya☺️
Miss Typo
bisikan Elena ke Hans, kok aku merasa Elena sebenarnya gak mandul ya, semoga aja benar jadi Theo bisa punya adik.
kalau Elena gak mandul, semoga yg mandul Raven dan ternyata Jessy hamil dgn pria lain, pasti aku akan bersorak kegirangan 🤣
Wulan Sari: kayaknya ia deh Thor bener tuh elena ga mandul 😀lanjut penasaran
total 3 replies
Sunaryati
Selamat Hand dan istri namanya Theo, semoga kamu tidak mandul, yang mandul Raven. Menunggu kehancuran Raven dan Jessi
Archiemorarty: Hahahaha....ditunggu aja ya 🤣
total 1 replies
tia
lanjut thor
Archiemorarty: Siap kak /Determined/
total 1 replies
Miss Typo
Jessy Jessy selalu penuh drama penuh sandiwara penuh kebohongan.
selamat atas pernikahan Hans dgn Elena dan selamat untuk Theo akhirnya Elena jadi Mama nya beneran 😍
Miss Typo
semoga lancar sampai pernikahan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!