Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebagai Suami
...****************...
"Kamu mau kemana Tama, kenapa kamu belum mandi dan ganti baju?"Tanya Ny.Ratna.
"Aku mau bicara sama Mami."Ucap Tama lalu melangkah pergi ke teras, dengan sedikit bingung Ny.Ratna mengikuti langkah Tama menuju teras.
"Kamu mau bicara apa Tama, dan kenapa kamu terlihat marah?"Tanya Ny.Ratna sesampainya di teras kepada Tama yang berdiri membelakanginya.
"Aku sudah tahu semuanya Mam, aku sudah tahu."Ucap Tama membalikkan badannya dan menatap Ny.Ratna.
"Kenapa Mam, kenapa Mami melakukan ini semua.Mami membuat drama seolah-olah aku sudah meniduri ART itu, supaya Mami punya alasan agar aku menikahinya.Dan Reza, Mami juga melibatkan dia dalam rencana Mami ini."Ucap Tama pelan menahan amarah.
Ny.Ratna bisa melihat kemarahan Tama, di mata Tama seolah-olah ada api yang membara, dan kedua tangan Tama mengepal dengan sangat erat.
"Kamu tahu dari siapa?"
"Dari ART itu, aku memintanya untuk mengatakan yang sebenarnya.Karena memang dari awal aku merasa ada yang aneh, dan ternyata benar, ini semua ulah Mami sama Reza."Ucap Tama.
"Tama, Mami melakukan ini semua demi kebaikan kamu.Mami ingin kamu menikah dengan perempuan baik-baik, dan menurut Mami Clara itu perempuan yang tepat untuk kamu."Ucap Ny.Ratna.
"Masih banyak Mam perempuan-perempuan di luar sana yang baik, yang cantik juga banyak, bisa melebihi ART itu.Dan juga, untuk apa Mami membelikan baju, tas, sepatu dan yang lain ke Clara.Itu semua dibeli dari uang hasil kerja kerasku Mam, kenapa uang yang aku kasih ke Mami malah Mami buat untuk beliin ART itu baju.Mana mahal-mahal lagi harganya, mau dia pakai baju semahal apapun dia tetap saja ART!"
"Oohh jadi sekarang kamu perhitungan sama Mami-."
"Bukan begitu Mam, kalau uangnya digunakan untuk keperluan Mami tidak masalah.Tapi ini uang yang seharusnya Mami pakai untuk keperluan sendiri malah dipakai untuk orang lain."
"Clara itu bukan orang lain Tama, dia itu istri kamu dan juga menantu Mami.Kamu sebagai suaminya Clara juga harus menafkahinya."Ucap Ny.Ratna.
"Aku tidak mau, secepatnya aku pasti bisa menemukan keberadaan Vera.Kalau sudah ketemu, dengan atau tanpa restu dari Mami aku akan menikahi Vera dan menceraikan ART tidak berguna itu!"
"Mami tidak akan membiarkan hal itu terjadi."
"Lakukan, lakukan apapun yang Mami suka.Aku tidak peduli, aku juga akan melakukan apapun yang aku suka."Ucap Tama lalu pergi,dia menaiki tangga menuju kamarnya.
Saat Tama masuk ke dalam kamarnya dia melihat Clara keluar dari walk in closet dengan wajah yang sedikit sembab, sementara Clara yang melihat Tama hanya diam mematung dengan menundukkan kepalanya.
Tama menghampiri Clara lalu mencengkeram erat pergelangan tangan Clara.
"Keluar kamu!!"Ucap Tama mendorong Clara keluar kamar lalu mengunci pintunya.
"Clara."Panggil Ny.Ratna saat melihat Clara, Ny.Ratna menghampirinya.
"Clara, kamu kenapa?"Ucap Ny.Ratna lalu memeluk Clara, Clara membalas pelukannya dan mulai terisak.
"Jangan nangis, ada Mami di sini."Ucap Ny.Ratna menenangkan Clara.
Mereka melepaskan pelukannya, Ny.Ratna menghapus air mata Clara.
"Ayo kita makan malam."Ucap Ny.Ratna tersenyum.
Akhirnya Ny.Ratna dan Clara makan malam berdua, seperti biasa, setelah selesai makan Clara membantu Bi Nur.
"Biar saya saja Clara."Ucap Bi Nur saat melihat Clara akan mencuci piring, Clara bergeser sedikit dan mempersilahkan Bi Nur untuk mencuci piring.
"Kamu kenapa?"Tanya Bi Nur menatap Clara, Clara hanya menggeleng lalu melihat ke arah lain.
"Saya selalu berdo'a semoga kamu selalu diberikan kebahagiaan."
Clara menoleh ke arah Bi Nur.
"Terima kasih Bu Nur, tapi inilah hidup.Kita tidak akan bahagia seterusnya, pasti nanti ada kesedihan.Dan saat kita sedih, kita juga tidak akan sedih seterusnya.Ada saatnya kita bahagia dan juga sedih."Ucap Clara, Bu Nur tersenyum menatapnya.
"Apa sudah selesai Clara?"Tanya Ny.Ratna tiba-tiba yang sudah berdiri di ambang pintu dapur.
"Sudah Nyonya."Jawab Bi Nur.
Ny.Ratna mengajak Clara pergi ke taman, duduk berdampingan di bangku taman yang berwarna putih.
"Apa tadi Tama marah sama kamu?"Tanya Ny.Ratna menoleh ke arah Clara setelah hening beberapa saat di antara mereka.Clara menatap Ny.Ratna agak lama, setelah itu mengangguk pelan.
"Maafin Tama ya, dia sudah menyakiti ka-."
"Tidak apa-apa Ma, aku yang salah.Aku di sini hanya ART, tidak seharusnya aku menerima semua barang-barang mahal dari Mami.Aku yang salah, tidak seharusnya masuk ke dalam kehidupannya Tuan Tama.Semua orang ingin menikah dengan kekasih hati mereka, dengan orang yang mereka pilih.Bukan menikah karena paksaan, jadi tidak masalah kalau Tuan Tama tidak suka sama aku.Karena aku bukan orang yang dipilih Tuan Tama untuk menjadi pendampingnya, aku hanya orang lain."Ucap Clara.
"Tidak, kamu tidak salah.Mami yang salah, kamu tahu sendiri kan kalau Mami yang membuat peristiwa salah paham di hotel waktu itu supaya kamu dan Tama menikah.Andai saja waktu itu Mami tidak melakukannya, pasti kamu tidak akan sedih dan menangis karena Tama.Tapi Mami juga tidak tahu kenapa Clara, Mami yakin kalau kamu bisa membuat Tama menjadi orang yang lebih baik dan bisa membuatnya melupakan Vera.Dan juga, Mami yakin suatu saat nanti Tama akan bisa mencintai kamu, menyayangi kamu dan takut kehilangan kamu Clara.
Mungkin sekarang sikap Tama kepada kamu sangat buruk karena dia belum menerima kamu, tapi nanti perlahan-lahan pasti sikap Tama akan menjadi lebih baik dan menerima kamu sebagai istrinya."Ucap Ny.Ratna mengelus pelan bahu Clara, Clara hanya diam menatap lurus ke depan.
Hening beberapa saat, Ny.Ratna lalu mengajak Clara masuk ke rumah.
"Kenapa Clara, masuklah."Ucap Ny.Ratna saat melihat Clara hanya diam berdiri di depan kamar Tama.
"Tadi pintunya dikunci Ma."
Ny.Ratna mengetuk pintu kamar Tama.
"Tama, buka pintunya, ini Clara mau masuk.Tama!!"Panggil Ny.Ratna, tapi pintunya tak kunjung dibuka.
"Kamu tenang saja Clara, Mami punya duplikat kunci kamarnya Tama."
"Enggak, enggak usah dibuka Ma.Biarkan saja."Cegah Clara.
"Lalu, kamu akan tidur dimana Clara kalau kamarnya ini tidak boleh dibuka?"Tanya Ny.Ratna.
"Aku bisa tidur di kamar tamu, atau kalau tidak tidur di kamarku yang dulu, yang di belakang."Jawab Clara menatap Ny.Ratna dengan tatapan memohon.
"Baiklah, kamu tidur saja di kamar tamu yang ada di samping kamar Tama ini ya."
"Iya Ma, terima kasih.Selamat malam."
"Malam."