NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BULAN MADU YANG TERGANGGU

Sebelum masuk ke dalam kamar, Maya memegang tangan Pram.

"Mas, jangan dulu masuk! Aku ingin sebentar lagi menikmati suasana malam dengan pemandangan pantai," ajak Maya.

Pram yang tak bisa menolak apapun permintaan sang istri, hanya mengangguk dan tersenyum, " Okey sayang.. Asal kamu senang, aku pasti oke-oke aja!"

Keduanya masih dalam posisi berdiri berdampingan merasakan angin sepoi-sepoi dengan deburan ombak nusa dua Bali yang begitu fantastis.

Hotel itu menjadi saksi bisu keindahan Nusa Dua di malam hari. Pram dan Maya menikmati semilir angin yang membawa aroma laut. Lampu-lampu dari kejauhan berkelip seperti bintang yang jatuh ke bumi, menciptakan suasana romantis yang sempurna.

"Indahnya," bisik Maya, menyandarkan kepalanya di bahu Pram.

Pram melingkarkan erat tangannya di pinggang maya. "Tidak seindah kamu, Yang," balasnya, membuat Maya tersipu malu.

Setelah puas menikmati pemandangan, mereka memutuskan untuk masuk kamar karena Riko sudah tak sabar mau tidur. Ia mulai merengek minta ASI. Mulut mungilnya sudah nyasar dengan keahliannya mencari sumber asi dibalik baju Maya.

"Mas, Riko udah pengen ASI. Mau bobo kayaknya. Kita masuk kamar aja yuk!" ajak Maya. Tanpa menunggu jawaban dari Pram, Maya berjalan masuk kedalam. Tanpa menjawab, Pram mengikutinya dari belakang.

"Cepet bobo ya sayang," ucap Maya lembut sambil mengelus rambut Riko. Ia kemudian memberikan ASI yang sudah mulai mengalir deras.

Riko tampak senang. Dengan tangan mungilnya, ia memegangi sebelah melon Maya yang sedang disesapnya dengan lahap.

"Pemandangan ini yang sangat aku suka, kedekatan antara Maya dan anakku Riko. Dari ASI-nya Maya, antara Maya dan Riko sudah terjalin ikatan batin. Alhamdulillah.. aku terharu dan bahagia. Tak salah aku menikahi Maya karena ia sangat menyayangi Riko, seperti anak kandungnya sendiri," gumam Pram dalam hati.

Pram tersenyum melihat kearah Maya dan Riko. Ia tahu, Maya akan menjadi ibu yang baik untuk Riko.

Tak lama kemudian, Riko tertidur pulas. Maya dengan hati-hati meletakkannya di ranjang bayi yang sudah disiapkan. Ia lalu menghampiri Pram yang sudah dari tadi menunggunya di ranjang.

"Ia sudah tidur," kata Maya sambil tersenyum.

Pram menarik Maya kedalam pelukannya. "Terima kasih," bisiknya. "Kamu sudah menjadi ibu yang hebat untuk Riko."

Maya membalas pelukan Pram dengan erat. "Aku menyayanginya seperti anakku sendiri."

Malam itu, mereka berdua berencana untuk menikmati waktu berdua. Setelah memastikan Riko tidur dengan nyenyak, Pram mematikan lampu kamar, hanya menyisakan cahaya redup dari lampu tidur. Ia ingin malam ini menjadi malam yang romantis untuk mereka berdua.

"Yang, aku buka ya?" Pram berbisik lembut ke telinga Maya. lengannya memegangi resleting baju Maya. Maya tak menjawab, ia hanya mengangguk.

Pram membuka semua baju yang melekat ditubuh mereka, hingga keduanya bagai bayi baru keluar dari perut sang ibu. Dengan mulut saling pagut, Pram mulai melancarkan serangan agresi militer Belanda ke 2!!

Decak saliva terdengar nyaring mengisi kamar. Tak perduli dengan rasa kantuk yang mulai menyerang. Yang penting malam itu mereka melakukan tugas 'urgent' terlebih dahulu.

Selang satu jam, akhirnya..

"Mas.. Aku udah banjir.."

"Tunggu, bentar lagi.." Pram makin lancar melakukan serangan balik terhadap Maya.

Beberapa menit kemudian, Pram mengerang menahan sensasi luar biasa ketika air irigasi nya sudah tak terbendung lagi, merayap masuk Goa miliknya Maya.

"Uuughh.." Pram mengerang keras. Nafas Pram memburu, ia terpejam menikmati indahnya surga dunia. Rasa berdenyut di area sensitifnya mulai berhenti berbarengan dengan tangis Riko yang dahsyat.

"Oeeekkk.." bayi Riko menangis keras. Ia terganggu akan erangan sang papa yang keras.

Maya mulai tak fokus, "mas.. udah keluar?"

"Tunggu, dikit lagi tanggung. Siapa tahu ini bisa jadi bayi."

Suara tangis Riko makin keras.

" Oeekkk..."

" Mas, udah.. kamu minggir! Aku mau nyusuin Riko dulu. kasihan dia." Maya mencoba menjatuhkan tubuh Pram kesamping.

Beberapa menit kemudian setelah dirasa semua aliran sungainya masuk sumur, Pram menjatuhkan diri disamping Maya. "Cape, Yang. Aku ngantuk. Gak apa ya aku tidur duluan?" nafasnya tersengal, ia terpejam dan langsung tertidur pulas.

"Kamu tidur aja duluan Mas, aku mau kasih dulu Riko ASI." Maya mencium pipi Pram. lalu menyelimuti tubuh suaminya itu dengan rapi. Maya mengambil kimono yang tergeletak disampingnya lalu memakainya dengan cepat karena tak tega akan tangisan Riko yang makin keras.

"Cup, cup, cup, Sayang.." Maya mendekap tubuh mungil itu dan mulai menyusuinya. Tangisan Riko pun reda. Ia mulai menyusu dengan lahap hingga tertidur nyenyak. Tak lama kemudian, Maya pun ikut tertidur disamping Riko. Keadaan jadi sunyi karena Maya sekeluarga sudah terbang ke alam mimpi.

Tanpa mereka sadari, seorang pria misterius terus memperhatikan mereka dari kejauhan. Pria itu sudah sejak dari tadi berada didepan parkiran hotel, mengawasi setiap gerak-gerik Pram dan Maya. Ia bahkan sengaja menyewa kamar di hotel yang sama dengan mereka.

melihat lampu kamar Pram dan Maya yang dari tadi padam, pria misterius itu menyeringai dengan hati penuh amarah.

"Kamu pengkhianat Maya! Kamu sudah bermesraan dengan laki-laki lain. Aku muak!" Ada perasaan tak ikhlas dihati pria tersebut, rupanya rasa cinta masih tertanam di benaknya hingga cemburu muncul tanpa ia sadari.

Dengan langkah pasti, ia masuk ke dalam hotel dan menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, pria itu langsung mengunci pintu dan membuka masker serta kacamata hitam yang sedari tadi dikenakannya. Ia lalu berdiri di depan cermin, menatap wajahnya sendiri dengan tatapan marah.

"Aku tak kalah gantengnya dari si Pram!" gerutunya. "Aku harus ambil kembali Maya. Aku tak ikhlas mantan istriku bahagia bersamanya!"

Rupanya, pria misterius itu adalah Reno, mantan suami Maya. Ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Maya sudah bahagia dengan pria lain. Ia merasa sakit hati dan marah melihat kemesraan Maya dan Pram.

"Aku tidak akan membiarkan mereka bahagia," gumam Reno dengan nada penuh dendam. "Maya harus kembali padaku. Dia milikku!"

Reno kemudian berjalan mondar-mandir di dalam kamar, memikirkan cara untuk merebut kembali Maya. Ia tahu, ini tidak akan mudah. Pram adalah pria yang baik dan Maya sangat mencintainya.

Namun, Reno tak akan menyerah. Ia sudah bertekad untuk mendapatkan Maya kembali, apapun caranya, ia akan melakukan segala hal untuk menghancurkan kebahagiaan Pram dan Maya.

Keesokan harinya, Pram dan Maya bangun dengan perasaan segar. Mereka berdua sudah tak sabar untuk menikmati hari-hari bulan madu mereka di Bali.

"Mau kemana hari ini?" tanya Pram sambil mencium kening Maya.

"Terserah kamu," jawab Maya sambil tersenyum. "Aku ikut saja."

Pram berpikir sejenak. "Bagaimana kalau kita ke Pantai Pandawa?" usulnya. "Aku dengar, pantainya sangat indah."

Maya mengangguk setuju. "Boleh, aku juga belum pernah ke sana."

Setelah bersiap-siap, mereka berdua keluar dari kamar hotel sambil menggendong Riko. Mereka lalu menuju ke restoran hotel untuk sarapan pagi.

Saat sedang menikmati sarapan, Maya merasa seperti ada seseorang yang memperhatikannya. Ia lalu menoleh ke sekeliling, tetapi tidak melihat siapa-siapa yang mencurigakan.

"Kenapa Yang?" tanya Pram, menyadari perubahan ekspresi Maya.

"Tidak apa-apa," jawab Maya sambil tersenyum. "Aku hanya merasa seperti ada yang memperhatikan kita."

Pram ikut menoleh ke sekeliling, tetapi ia juga tidak melihat siapa-siapa yang mencurigakan. "Mungkin hanya perasaanmu saja," ujarnya. "Sudah, jangan dipikirkan. Lebih baik kita nikmati sarapan ini."

" baik, Mas." Maya mengangguk dan kembali melanjutkan sarapannya. Namun, ia tetap merasa tidak tenang. Perasaan seperti ada yang mengawasi mereka terus menghantuinya.

Setelah selesai sarapan, Pram dan Maya pergi ke Pantai Pandawa dengan menggunakan taksi. Mereka berdua sangat antusias untuk melihat keindahan pantai yang terkenal itu.

Sesampainya di pantai Pandawa, mereka langsung terpukau dengan pemandangan yang ada di depan mata mereka. Pantai itu sangat indah dengan pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Di kejauhan, tampak tebing-tebing tinggi yang menjulang, menambah keindahan pantai tersebut.

"Waah.. bagus banget ya Mas. Baru kali ini aku lihat pemandangan yang sangat indah." Maya mengagumi suasana baru yang ada dihadapannya.

"Ya sayang.. aku senang kalau kamu menyukainya," balas Pram.

Pram dan Maya kemudian mencari tempat yang teduh untuk meletakkan barang-barang mereka. Setelah itu, mereka mengajak Riko untuk bermain di pasir.

Riko tampak sangat senang bermain di pasir. Ia tertawa riang sambil menggali pasir dengan tangan mungilnya. Pram dan Maya ikut tertawa melihat tingkah lucu Riko.

"Dia senang sekali," kata Maya sambil tersenyum.

"Iya," jawab Pram. "Aku senang melihatnya bahagia."

Mereka berdua kemudian ikut bermain dengan Riko di pasir. Mereka membuat istana pasir, menggali lubang, dan berlarian di sepanjang pantai. Mereka benar-benar menikmati waktu bersama sebagai sebuah keluarga.

Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Saat sedang asyik bermain, tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka. Pria itu adalah Reno.

"Maya!" panggil Reno, penuh emosi.

Pram dan Maya terkejut melihat kehadiran Reno. Mereka tidak menyangka akan bertemu dengannya di sini.

"Reno? sedang apa kamu di sini?" tanya Maya, heran. Pikiran Maya cemas karena melihat ekspresi wajah Reno yang tidak bersahabat.

"Aku datang untuk menjemputmu," jawab Reno dengan tatapan tajam. "Kamu harus kembali padaku."

Pram mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu? Maya adalah istriku sekarang. Dia tidak akan kembali padamu."

"Kamu jangan ikut campur!" bentak Reno. "Ini urusanku dengan Maya."

Reno kemudian menarik tangan Maya dengan kasar. "Ayo ikut aku!" ujarnya.

Maya berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Reno. "Lepaskan aku!" teriaknya. "Aku tidak mau ikut denganmu!"

Pram tidak tinggal diam melihat Maya diperlakukan seperti itu. Ia langsung menarik Reno dan mendorongnya hingga terjatuh ke pasir.

"Jangan sentuh istriku!" bentak Pram, marah.

Reno bangkit dari pasir dengan wajah penuh amarah. Ia lalu menyerang Pram dengan membabi buta.

Pram berusaha menghindar dari serangan Reno. Ia tidak ingin berkelahi di depan Maya dan Riko. Namun, Reno terus menyerangnya tanpa ampun.

Akhirnya, Pram terpaksa melawan Reno untuk melindungi dirinya dan keluarganya. Ia membalas serangan Reno dengan tinju dan tendangan.

Perkelahian antara Pram dan Reno semakin sengit. Mereka berdua saling pukul dan tendang hingga babak belur. Maya hanya bisa menangis histeris melihat kedua pria itu berkelahi.

"Tolong hentikan!" teriak Maya.

Riko juga ikut menangis melihat keributan itu. Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tetapi ia merasa takut dan sedih.

Setelah beberapa saat berkelahi, Pram berhasil menjatuhkan Reno ke pasir. Ia lalu menindih Reno dan memukulinya hingga tidak berdaya.

"Cukup Pram! Hentikan!" teriak Maya sambil berusaha menarik Pram. "Jangan sakiti dia lagi!"

Pram akhirnya menghentikan pukulannya. Ia bangkit dari atas Reno dan menghampiri Maya.

"Kamu tidak apa-apa, Yang?" tanya Pram, khawatir.

Maya mengangguk sambil menangis. "Aku takut, aku tak ingin ada perkelahian lagi."

Pram memeluk Maya dengan erat. "Aku janji, aku akan melindungimu dan Riko. Aku tak akan membiarkan siapapun menyakitimu."

Reno yang sudah babak belur berusaha bangkit dari pasir. Ia menatap Pram dan Maya dengan tatapan kesal. Dendamnya makin membara.

"Aku belum selesai dengan kalian, dan aku akan kembali untuk merebut Maya darimu," ancam Reno sembari telunjuknya menuding wajah Pram.

Setelah mengatakan itu, Reno pergi meninggalkan pantai dengan langkah gontai dan jalan sempoyongan.

Pram dan Maya hanya bisa menatapnya dengan tatapan khawatir.

Mereka berdua tahu, masalah mereka dengan Reno belum selesai. Reno akan terus berusaha untuk menghancurkan kebahagiaan mereka. Mereka harus berhati-hati dan selalu waspada agar tidak menjadi korban dari dendam Reno yang makin membara.

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!