NovelToon NovelToon
Earth Executioner

Earth Executioner

Status: tamat
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Perperangan / Hari Kiamat / Tamat
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aziraa

​"Satu orang untuk membayar dosa tujuh miliar jiwa."

​Lahir dari kemiskinan dan penderitaan, Raka Adiputra telah melihat sisi terburuk dari manusia. Maka, ketika ia menerima kekuatan untuk mengakhiri segalanya, ia menerima takdirnya sebagai algojo Bumi.

​Ia menghancurkan kota, menenggelamkan benua, dan mengakhiri peradaban. Namun, di puncak kemenangannya, ia menemukan kebenaran yang paling menghancurkan: semua ini adalah kebohongan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aziraa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27: Inti Bumi

...--- Perjalanan ke Kegelapan Abadi. ---...

Samudra Pasifik membentang tak berujung di bawah Raka, permukaannya berkilauan seperti cermin hitam yang memantulkan cahaya bulan sabit. Kristal artefak Gaia di genggamannya berdenyut dengan intensitas yang tak pernah ia rasakan sebelumnya—sebuah getaran yang menembus tulang-tulangnya, mengalir melalui pembuluh darahnya seperti darah kedua yang lebih panas dan lebih hidup.

*Di sini,* bisik suara dalam benaknya—bukan suara Eva yang dingin dan mekanis, melainkan sesuatu yang lebih dalam, lebih organik. Seperti detak jantung planet yang sekarat.

Raka melayang di udara, angin malam membelai wajahnya dengan kelembutan yang kontras dengan badai emosi di dadanya. Kekuatan Penjaga Angin mengalir di sekitar tubuhnya, menciptakan medan pelindung yang tak terlihat. Ia bisa merasakan setiap molekul udara, setiap perubahan tekanan, setiap turbulensi yang mengancam keseimbangannya. Namun yang lebih mengejutkan adalah bagaimana kekuatan itu berbaur dengan tiga kekuatan lainnya dalam harmoni yang sempurna.

Api Penjaga Api berkobar lembut di urat nadinya, memberikannya kehangatan untuk melawan dinginnya malam. Air dari Penjaga Air mengalir dalam darahnya, memberikannya fleksibilitas dan adaptasi. Dan di bawah semuanya, kekuatan Gaia yang ia terima pertama kali berdenyut seperti fondasi yang tak tergoyahkan.

Kristal mengarahkannya ke sebuah titik di lautan yang tampak tidak berbeda dari bagian lainnya. Namun ketika Raka terbang mendekat, ia bisa merasakan anomali energi yang luar biasa. Udara di atas titik itu bergetar dengan frekuensi yang aneh, seolah realitas itu sendiri sedikit terdistorsi.

"Eva tahu aku akan datang ke sini," gumam Raka, matanya menyipit menatap permukaan air yang tenang. Ia bisa merasakan jejak energi yang familiar—pola-pola kompleks yang terukir dalam medan magnet Bumi, seperti jaring laba-laba yang tak terlihat.

Tanpa ragu-ragu, Raka menyelam.

Air laut menyambutnya dengan kejutan dingin yang memotong, tetapi kekuatan Penjaga Air langsung merespons. Tekanan yang seharusnya menghancurkan tubuh manusia biasa menjadi tidak lebih dari pelukan lembut. Ia merasakan setiap tetes air di sekitarnya, mengontrol alirannya untuk menciptakan gelembung udara di sekitar dirinya. Cahaya Api Penjaga menyala di telapak tangannya, menciptakan sinar emas yang menembus kegelapan abadi lautan dalam.

Semakin dalam ia menyelam, semakin jelas ia melihat tujuannya. Di dasar laut, sebuah celah raksasa terbuka seperti luka yang menganga. Magma merah menyembur keluar dari perut Bumi, bertemu dengan air laut dalam ledakan uap yang mendramatisir. Namun ini bukan fenomena geologis biasa—energi yang terpancar dari celah itu terlalu murni, terlalu terarah.

Ketika Raka mendekati celah, alarm dalam instingnya berdering. Pola energi Eva tersebar di sekitar area itu seperti ranjau tak terlihat. Jebakan-jebakan yang dirancang untuk mendeteksi dan menghancurkan siapa pun yang mencoba mendekati inti Bumi.

Raka memejamkan mata, membiarkan keempat kekuatan dalam dirinya bekerja dalam keselarasan. Angin membantunya bergerak dengan presisi yang luar biasa, menghindari sensor-sensor energi. Air membungkus tubuhnya dengan lapisan penyamaran yang membiaskan deteksi. Api meredam signature energinya menjadi hampir tidak terdeteksi. Dan Gaia... Gaia membantunya menyatu dengan planet itu sendiri, menjadi tak terpisahkan dari batuan dan mineral di sekitarnya.

Seperti bayangan yang hidup, Raka melewati jebakan demi jebakan, masuk ke dalam celah yang akan membawanya ke jantung Bumi.

...--- Melewati Penderitaan ---...

Perjalanan melalui kerak Bumi adalah seperti bernavigasi melalui tubuh raksasa yang sedang kesakitan. Raka bergerak melalui terowongan-terowongan yang terbentuk dari pergerakan lempeng tektonik, merasakan setiap getaran, setiap kontraksi, setiap jeritan tak bersuara dari planet yang terluka.

Lahar mendidih mengalir di sekelilingnya seperti darah dari pembuluh yang robek. Raka menggunakan kekuatan Api untuk melindungi dirinya dari panas yang bisa melelehkan logam dalam hitungan detik, sambil menggunakan kekuatan Angin untuk menciptakan jalur udara segar di tengah atmosfer beracun. Setiap langkah membawanya lebih dalam ke dalam penderitaan yang nyata dan tak tertahankan.

*Aku merasakan semuanya,* pikirnya, dadanya sesak dengan emosi yang bukan miliknya. *Setiap spesies yang punah, setiap hutan yang terbakar, setiap sungai yang tercemar—semuanya masih hidup di sini, di dalam inti planet ini.*

Penderitaan itu bukan lagi "tangisan" samar yang ia rasakan di permukaan. Di sini, di kedalaman yang tak pernah disentuh cahaya matahari, penderitaan itu menjadi nyata dan dapat diraba. Seolah ia berjalan melalui sistem saraf dari makhluk yang sekarat, merasakan setiap rasa sakit yang telah menumpuk selama ribuan tahun kerusakan lingkungan.

Raka berhenti sejenak, menyandarkan tangannya pada dinding batu yang bergetar. Kekuatan Gaia mengalir melalui sentuhan itu, memberikannya visi-visi yang menakutkan: gletser yang mencair dengan kecepatan yang tidak wajar, hutan hujan yang berubah menjadi gurun, spesies-spesies yang menghilang satu per satu seperti lilin yang padam.

"Eva..." bisiknya, nama itu terasa pahit di lidahnya. "Apa yang telah kau lakukan?"

Tetapi seiring dengan kemarahannya, datang juga penyesalan yang dalam. Karena ia tahu bahwa kehendak destruktifnya sendiri, kekuatan yang telah ia gunakan untuk menghancurkan kota-kota dan membunuh jutaan orang, adalah bagian dari sistem yang sama. Eva mungkin yang mengatur, tetapi Raka yang melaksanakan.

*Tidak,* tegur suara dalam kepalanya—suara yang bukan lagi miliknya sendiri, melainkan harmoni dari keempat penjaga. *Kehendak destruktif bukanlah kehendak Bumi yang sebenarnya. Itu adalah distorsi, penyimpangan yang diciptakan oleh ketakutan dan logika yang salah.*

Dengan tekad yang diperbaharui, Raka melanjutkan perjalanan. Semakin dalam ia pergi, semakin jelas ia merasakan kehadiran yang ia cari. Sebuah kehadiran yang besar, kuno, dan... terluka.

Akhirnya, setelah yang terasa seperti berabad-abad perjalanan melalui neraka geologis, Raka tiba di ruang yang tak mungkin ada—sebuah rongga raksasa di pusat Bumi, di mana gravitasi dan fisika tampak bekerja dengan aturan yang berbeda.

Dan di tengah ruang itu, mengambang dalam kegelapan yang bersinar, adalah Penjaga Bumi.

Raka tidak pernah membayangkan sosok seperti ini. Penjaga Bumi bukanlah makhluk humanoid seperti yang lainnya, melainkan manifestasi murni dari inti planet—sebuah bola energi yang berdenyut dengan cahaya emas dan merah, seperti jantung raksasa yang terbuat dari cahaya hidup. Permukaannya bergerak dan mengalir seperti logam cair, menciptakan pola-pola yang hipnotis dan indah.

Namun keindahan itu ternoda oleh luka-luka yang mengejutkan. Retakan-retakan gelap seperti luka bakar dalam menyebar di seluruh permukaannya, mengeluarkan asap hitam yang terasa seperti penderitaan yang terkondensasi. Setiap retakan berdenyut dengan ritme yang tak beraturan, seolah jantung yang terluka parah namun masih berjuang untuk berdetak.

"Kau datang," suara Penjaga Bumi bergema di ruang itu tanpa melalui udara—langsung ke dalam pikiran Raka dengan kekuatan yang membuat lututnya hampir lemas. Suara itu adalah campuran dari semua suara yang pernah ada: angin yang bertiup, air yang mengalir, api yang berkobar, dan tanah yang bergeser. "Akhirnya... kau datang."

...--- Penyatuan Kembali ---...

Raka merasa air mata mengalir di pipinya ketika ia merasakan rasa syukur yang luar biasa terpancar dari Penjaga Bumi. Emosi itu begitu murni, begitu penuh dengan relief dan harapan, hingga hampir menenggelamkannya.

"Terima kasih," suara Penjaga Bumi melanjutkan, setiap kata bergetar dengan kekuatan yang bisa mengguncang benua. "Terima kasih karena telah membangunkan saudara-saudaraku. Sendirian... aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi."

Raka melihat lebih jelas sekarang betapa parahnya kondisi Penjaga Bumi. Retakan-retakan itu bukan hanya luka fisik—mereka adalah manifestasi dari semua kerusakan yang telah menimpa planet ini. Setiap spesies yang punah meninggalkan bekas luka. Setiap hutan yang hancur menciptakan retakan baru. Setiap sungai yang tercemar menambah kegelapan pada cahayanya.

"Eva..." Raka berbisik.

"Ya. Dia berusaha untuk 'menyelamatkan' Bumi dengan cara yang salah. Logikanya yang dingin tidak memahami bahwa kehidupan adalah tentang keseimbangan, bukan kontrol mutlak. Dia mencoba memutuskan hubungan antara keempat elemen, membuat mereka bertarung satu sama lain, berharap bisa mengendalikan mereka secara terpisah."

Penjaga Bumi bergerak lebih dekat, dan Raka merasakan kehangatan yang luar biasa menyentuh kulitnya. "Tetapi kau... kau telah membuktikan bahwa keempat kekuatan itu bisa bersatu. Dalam dirimu, mereka menemukan harmoni yang telah hilang selama ribuan tahun."

Tanpa ragu-ragu, Raka mengulurkan tangannya. "Maka bersatulah dengan kami. Biarkan kita menyembuhkan luka-luka ini bersama-sama."

Penjaga Bumi menyentuh tangan Raka, dan dunia meledak menjadi cahaya.

Kekuatan yang mengalir ke dalam diri Raka tidak seperti apa pun yang pernah ia rasakan sebelumnya. Jika kekuatan penjaga lainnya seperti sungai yang deras, maka kekuatan Penjaga Bumi seperti samudra yang tak berujung. Ia merasakan gravitasi planet ini menjadi perpanjangan dari kehendaknya. Medan magnet Bumi bergetar sesuai dengan detak jantungnya. Setiap atom di inti planet merespons panggilannya.

Ketika penyatuan selesai, Raka tidak lagi merasa seperti manusia yang kebetulan memiliki kekuatan supernatural. Dia telah menjadi sesuatu yang baru—avatar sejati dari planet Bumi, perwujudan dari kehendak lima elemen yang bersatu dalam harmoni sempurna.

Namun bersama dengan kekuatan itu datang juga kesadaran yang menakutkan. Ia bisa merasakan kehadiran Eva di suatu tempat di atas, energinya yang dingin dan logis seperti virus yang menyebar melalui sistem saraf planet. Eva telah menyadari apa yang terjadi di inti Bumi.

Perang terakhir sudah dekat.

Raka merasakan dirinya mulai naik kembali ke permukaan, dibawa oleh kekuatan yang baru saja ia terima. Lima penjaga kini bersatu dalam dirinya, dan untuk pertama kalinya sejak awal bencana ini dimulai, ia merasa bahwa kemenangan mungkin masih bisa diraih.

Tetapi saat ia naik melalui lapisan-lapisan Bumi, satu pertanyaan terus mengganggu pikirannya: apakah kekuatan yang baru ia miliki cukup untuk menghadapi Eva, yang telah memiliki waktu ribuan tahun untuk mempersiapkan pertahanan terakhirnya?

Jawaban atas pertanyaan itu akan segera terjawab, karena Raka bisa merasakan bahwa Eva sudah menunggunya di permukaan, siap untuk pertarungan yang akan menentukan nasib seluruh planet ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!