NovelToon NovelToon
PICCOLA PERDUTA

PICCOLA PERDUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Dunia Lain / Dark Romance / Tamat
Popularitas:169.6k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap Bijak Dalam Memilih Bacaan‼️

Series #3 dan Series #4

Maula Maximillian dan rombongan kedokterannya dibuang ke sebuah desa terpencil di pelosok Spanyol, atas rencana seseorang yang ingin melihatnya hancur.

Desa itu sunyi, terasing, dan tak tersentuh peradaban. Namun di balik keheningan, tersembunyi kengerian yang perlahan bangkit. Warganya tak biasa dan mereka hidup dengan aturan sendiri. Mereka menjamu dengan sopan, lalu mencincang dengan tenang.

Yang datang bukan tamu bagi mereka, melainkan sebuah hidangan lezat.

Bagaimana Maula dan sembilan belas orang lainnya akan bertahan di desa penuh psikopat dan kanibal itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30 : Perkenalan Keluarga Besan

...•••Selamat Membaca•••...

Udara di puncak gedung itu tajam dan dingin.

New York berdengung seperti biasa, tapi bagi Advait, kota itu tak lebih dari suara putih yang membungkam isi kepalanya.

Ia duduk diam di pinggiran atap, dengan sebatang rokok terakhir yang sudah separuh terbakar. Jaketnya masih basah oleh darah musuhnya, tapi yang mengalir di balik kulitnya adalah luka yang tak bisa dikeringkan oleh waktu.

Perlahan, ia menunduk. Tangannya membuka aplikasi memo suara. Bukan untuk dikirim, hanya untuk didengarkan sendiri. Hanya untuk memberi ruang pada kata-kata yang tak pernah bisa diucapkan langsung.

Memo 01

“Sofia...

Aku menyesal tidak pernah bertanya apakah hatimu sedang kosong. Aku terlalu sibuk merasionalisasi perasaan ini, terlalu takut kalau ternyata cintaku hanya bertepuk sebelah tangan.

Dan sekarang, kamu akan menikah.

Bukan denganku.

Dunia punya caranya sendiri memecah hati yang paling dingin. Aku pikir aku bisa tahan. Tapi nyatanya, aku ambruk. Kita memang baru kenal, tapi hatiku mantap jatuh padamu.

Aku tak ingin jadi lelaki yang mengganggu hidupmu.

Tapi... aku akan selalu jadi lelaki yang... menyimpan kenanganmu di tempat terdalam, yang bahkan aku sendiri takut menyentuhnya.”

Suara rekaman berhenti. Hening.

“Lain kali,” gumamnya. “Kalau hidup memberi aku kesempatan lain, mungkin aku akan lebih cepat datang. Lebih berani untuk mengungkapkan.”

Ponselnya bergetar. Pesan masuk dari Rayden:

[Aku sudah lihat rekamannya. Dunia bawah juga sudah tahu. Mereka tidak akan ganggu bisnis berlian kita lagi.]

Advait membalas pendek:

[Kita tidak perlu mereka. Aku akan bangun ulang dari puing-puing. Seperti biasa.]

Ia menatap kosong ke horizon Manhattan yang kabur. Lalu berdiri, menyalakan rokok lain, dan menengadah ke langit gelap yang tidak memberinya jawaban.

Lalu ia tertawa kecil.

...***...

Keesokan harinya, di kantor pusat Vindex New York, semua anak buah sibuk menyusun ulang rencana ekspansi. Tapi Advait hanya duduk di balik meja besar kaca hitamnya, mengenakan setelan abu tua, mata sembab yang tak bisa ditutup oleh kafein atau concealer.

Di meja itu ada dua benda. Sebuah file bisnis dan satu undangan pernikahan yang telah direkat ulang olehnya.

Ia menarik napas panjang.

Lalu merobek undangan itu, dan kali ini benar-benar hancur, dan membuangnya ke tempat sampah di samping meja. Tangan kanannya mengepal.

“Cukup, Sofia. Kau boleh jadi alasan aku hancur hari ini, tapi besok aku akan jadi alasan musuh-musuhku takut untuk hidup.”

Advait bertekad untuk melupakan Sofia, karena gadis itu cukup jauh untuk dia rangkul.

...***...

Minggu ini mereka selesai ujian dan libur, walau tahun ini libur tak sepanjang tahun kemarin, tapi itu sangat cukup bagi Maula dan Rayden menenangkan pikiran di Indonesia.

Sofia sudah pulang kemarin bersama kedua orang tuanya, sedangkan Maula akan pergi sekarang menggunakan jet pribadi.

Perjalanan panjang itu dilalui mereka hingga sampai di Indonesia sudah malam dan hari mulai gelap. Rayden duduk di belakang bersama istrinya, Maula terlihat sangat lelah tapi matanya berbinar ketika melihat kulineran malam di Jakarta yang sangat menggugah hatinya.

“Kita jajan dulu ya. Aku pengen makan bakso,” ujar Maula dengan riang.

“Oke. Berhenti di depan, Pak.” Sopir itu melipirkan mobil dan mereka turun.

Rayden menggenggam erat tangan istrinya dan masuk ke warung bakso. Maula memesan satu mangkuk bakso mercon.

“Kenapa aku yang ngeri melihatmu makan ini, Piccola.” Rayden membulatkan matanya.

“Aku sudah lama tidak makan ini, sayang. Jangan bawel, oh iya, susu. Aku beli susu dulu buat netralin rasa pedas.” Maula berdiri tapi Rayden menahannya.

“Biar aku yang belikan. Mau yang rasa apa?”

“Susu murni aja.” Rayden berjalan menuju minimarket dan membeli satu kotak susu cair 1 liter.

Saat akan membayar, dia ditabrak oleh seorang pria.

“Maaf, saya tidak sengaja.” Rayden tersenyum.

“Ya tidak apa-apa,” balas Rayden.

Pria itu tampak buru-buru membawa satu keranjang makanan dan minuman, dia membawa belanjaan itu ke kasir sebelah dan tanpa sengaja Rayden melihat dia memesan satu kotak kondom.

Belanjaan Rayden di scan dan dia membayar semuanya, di luar minimarket, Rayden menerima panggilan dari Advait yang mengabarkan kalau dia akan ke Norwegia untuk sebuah misi berbahaya.

“Aku harap kau jauh lebih hati-hati, mereka tidak akan basa-basi dalam membunuh,” ingat Rayden, lalu panggilan diputus dan Rayden memasukkan ponsel ke dalam saku celananya.

Pria yang menabraknya tadi memasuki mobil di depan Rayden dan ada satu wanita di dalamnya. Mereka langsung berciuman dengan panas lalu pria itu menampakkan kondom yang dia beli pada si wanita.

Dari gerak-geriknya, Rayden paham kalau mereka bukanlah suami istri.

Rayden tak peduli, dia memilih kembali ke istrinya dan memberikan susu itu.

...***...

Pagi sekitar jam 8. Maula dan Rayden bersiap untuk ke rumah Sofia yang tidak jauh dari rumah Leo. Hanya sekitar satu jam perjalanan.

Mobil mereka keluar dari gerbang yang sudah dibuka oleh satpam. Terlihat Maureen sedang belanja di tukang sayur langganannya.

“Tunggu dulu, sayang.” Rayden menghentikan mobil dan Maula membuka kaca mobil lalu mengeluarkan sedikit kepalanya.

“Mama, aku mau onde-onde itu,” tunjuk Maula pada onde-onde yang ada di tangan Maureen.

“Kalian makan malam di rumah kan nanti?” tanya Maureen memastikan.

“Iya, Ma.”

Maureen menyuapkan onde-onde itu pada Maula dan isinya langsung terciprat ke piyama tidur yang dipakai Maureen.

“Maulaaa,” tegur Maureen dengan suara rendah.

“Maaf, Ma.” Maula sibuk mengunyah onde-onde itu lalu menutup kaca mobil.

Maureen hanya geleng-geleng kepala sambil membersihkan gula merah di piyamanya.

Sepanjang perjalanan, Maula tak hentinya ngemil hingga Rayden menjadi was-was kalau kalau istrinya muntah.

“Tumben kamu baik-baik aja hari ini, biasanya udah mabuk.” Maula hanya menggeleng dengan mulut dipenuhi makanan.

Perjalanan selama satu jam lebih sangat menyenangkan bagi Maula. Mereka akhirnya sampai di rumah besar milik Sofia, mereka disambut hangat oleh Sofia dan ibunya.

“Udah datang calon kamu?” tanya Maula penasaran.

“Udah, mereka di dalam, ayo masuk.”

Mereka masuk, Rayden menggenggam tangan Maula dan di ruang tamu sudah ramai orang. Yang mana mereka semua keluarga calon suami Sofia.

Rayden terpaku pada pria yang semalam dia temui, duduk di samping wanita yang dia cium di dalam mobil. Kini Rayden paham kalau mereka memang suami istri. Rayden duduk di hadapan mereka setelah saling bersalaman.

Orang tua Sofia memperkenalkan semua keluarga calon suami Sofia dan betapa kaget Rayden saat pria yang menjadi calon suami Sofia adalah pria semalam dan wanita yang di sampingnya merupakan istri dari adik kandungnya, berarti adik ipar dari pria tersebut.

Pria itu tampak tidak mengenali Rayden, mungkin karena semalam dia buru-buru dan tidak terlalu melihat jelas wajah Rayden.

Rayden langsung menekukkan kepala dan mengusap pelipisnya, “Haduh, mending aku suruh si Advait untuk culik dia kalau begini ceritanya,” batin Rayden sambil menatap tajam calon suami Sofia.

...•••Bersambung•••...

1
Mediterina
Penasaran kek mana cwek yg bisa naklukin hati Marlo
Syifa Mahira
Benar2 takut dijadiin duda dia😂
Lira Cantika
Mereka ni lucu ya saling menjahili kalau mode serius dan saling melindungi kalau mode bahaya
Natasha
Marlo sweet banget 👏
Tammy
Adikmu sick Mau
Fida🔥🔥
Aduh Marlo kamu kocak juga ya/Facepalm/
Ulfa Raynamia
Rayden telat pulang auto dijadiin duda sama Maula😂
🌹Andara Terina🌹
Tau aja sih Marlo😆
🌺Shella BTS🌺
Marlo plis peka dong
Agung Taimur
Kasih tau ajalah si Maula itu, kan biar peka diw
Kiaraaaa ❄❄❄
Pengen banget Maula tau masalah mental adiknya
Noer Hidayati
Bakalan ngeh gak ya si Marlo sama Dhruv ini?
Latifa Andriani
Mau, Marlo butuh dampingan psikiater loh itu🥲
Kenzia Dira🦋
Kalau dlm seminggu kagak pulang, elu yg dijadiin duda🤣
Gita Gekes
Ketakutan aku tuh ya, setiap kali Rayden gak ada, pasti maula malah kenapa napa
Bona Abim
Jagain kakak kamu ya marlo, takut banget sama kondisi begini
Jerera Jemia
Marlo sih kayaknya yg bakalan bisa kenalin Dhruv
Keficam Camel
Takut banget mereka dapat masalah
Loroye Barbara
Kalau nungguin polisi yg gerak mah kelamaan
Erni Sasa
kenapaa vanesa,y di matiiin maaak😭😭😭
Vebi Gusriyeni: Udah abis kak kontraknya 🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!