NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.

Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.

Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.

Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.

Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.

Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.

Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.

Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

FIRST TIME

"Kenneth" Panggil Revina sambil mengetuk pintu kamar anaknya. Revina yang tidak mendapat jawaban dari Kenneth pun mencoba membuka pintu kamar Kenneth yang ternyata tidak terkunci.

Revina melangkahkan kakinya masuk ke dalam, "Ken, kamu gak sekolah sayang ini udah jam 06.00 nanti kamu telat loh" Ujar Revina yang melihat Kenneth yang masih setia memejamkan matanya di tempat tidur.

Revina berjalan ke samping tempat tidur Kenneth dan membuka tirai jendelanya agar cahaya dari luar masuk.

"Kenneth" Panggil Revina lembut membangunkan anaknya itu, "Ken bangun sayang" Ujar Revina lagi yang tidak mendapat jawaban dari Kenneth sambil menggoyangkan kaki anaknya itu.

"Ken izin gak masuk Mah" Ujar Kenneth yang merasa tidak sehat masih dengan mata yang tertutup.

"Kamu kenapa?" Tanya Revina langsung khawatir melihat Kenneth. Revina memegang dahi anaknya itu, "Badan kamu panas" Ujarnya begitu memegang dahi Kenneth,

"Perut kamu sakit gak?Sesak gak?"

"Ayo kita ke rumah sakit aja!" Ucap Revina panik sendiri

Kenneth dengan malas membuka matanya dan menatap Revina, "Ken gakpapa Mah cuma gak enak badan aja" Ujar Kenneth

"Nggak!pokoknya kita ke rumah sakit sekarang!mamah khawatir Ken. Mamah gak mau kamu kenapa-kenapa!" Kekeh Revina. Karena, Revina juga pernah berada diposisi Kenneth, yang menurut kita hanya demam biasa bisa jadi sesuatu yang buruk untuk seorang penderita gagal ginjal seperti Kenneth.

Kenneth menarik nafasnya dalam seluruh tubuhnya terasa lemas dan juga sakit tapi, Kenneth berusaha biasa saja agar Revina tidak terlalu khawatir dengan kondisinya, "Ya udah Mah" Ujarnya akhirnya menuruti perkataan Revina.

***

"WOI JONO!" Panggil Gino berteriak begitu melihat Jono yang berjalan sendiri di koridor. Fahri, Yuda dan Niko yang sedang bermain basket di lapangan bersama Gino berhenti bermain basket begitu Jono menghampiri mereka.

"Gue gak budek!lo kalau manggil gak usah teriak-teriak bisa?" Protes Jono begitu mendatangi Gino dan yang lainnya.

"Kenneth mana?" Tanya Gino tidak menggubris protesan Jono.

"Gak masuk."

"Kenapa dia?" Tanya Fahri.

"Mana gue tau"

"Gimana sih lo, temen sendiri bisa gak tau!" Sewot Gino.

"Gue udah chat dia, tapi dia gak balas mau gimana lagi?"

"Ya udah kalau gitu pergi sana lo!" Kata Gino mengusir Jono.

"Udah?lo manggil gue cuma mau nanya Kenneth aja?"

"Menurut lo?udah sana lo!bisa sakit mata gue lama-lama lihat muka lo"

Jono menatap Gino sinis, "Mata gue juga bisa buta lama-lama lihat muka lo yang buluk!" Ujarnya, lalu dengan segera langsung meninggalkan Gino dan yang lainnya.

"Awas lo ya kalau ketemu gue nanti!" Teriak Gino agar didengar Jono.

Yuda, Fahri dan Niko hanya tertawa melihat kedua orang itu.

"Awas nanti lama-lama lo akrab sama si Jono baru tau!" Ujar Niko.

"Ih amit-amit anjir" Ujar Gino enggan. "Udah ayo main lagi" Ujarnya lagi Kembali mendribble bola basketnya.

***

"Dok, apakah Kenneth harus mulai melakukan cuci darah sekarang?apa tidak cukup minum obat saja dok?selama ini kan juga keadaannya baik-baik saja dok cuma bergantung pada obat" Tanya Revina yang sedang berada di ruangan dokter membicarakan tentang kondisi Kenneth.

Saat ini Kenneth sedang berada di ruangan hemodialisa, menjalani proses hemodialisis (cuci darah) untuk pertama kalinya di sana. Begitu tadi mereka sampai di rumah sakit Kenneth langsung dilarikan ke IGD untuk diperiksa keadaannya dan dokter Rama langsung menyarankan Kenneth untuk menjalani cuci darah.

Dokter Rama adalah dokter yang direkomendasikan oleh dokter yang sebelumnya menangani Kenneth dari awal kondisi ginjalnya menurun di tempat tinggal mereka sebelumnya. Dan semenjak Kenneth dan Revina pindah, dokter Rama yang menangani kondisi Kenneth. Mereka selalu berkonsultasi dengan dokter Rama.

"Kita sudah cukup lama menunda perawatan Kenneth, seharusnya Kenneth harus sudah menjalankan cuci darah dari akhir tahun lalu. Mengingat Kenneth adalah penderita gagal ginjal yang hanya memiliki satu ginjal saja. Tapi, karena Kenneth menolak melakukannya saya membiarkan Kenneth untuk hanya bergantung pada obat-obatan dan sekarang kondisi ginjal Kenneth semakin menurun. Ginjalnya yang hanya tinggal satu, sudah tidak mampu melakukan fungsinya lagi pada tubuh Kenneth. Itu yang menyebabkan kondisi Kenneth seperti sekarang. Jadi Kenneth harus menjalani cuci darah rutin mulai sekarang" Jelas Dokter Rama dengan tenang pada Revina.

Revina menarik nafasnya dalam, "Tapi, Kenneth masih bisa bertahan dengan kondisi ginjalnya yang sekarang kan dok?

Dokter Rama mengangguk, "Selagi Kenneth rutin menjalani cuci darah juga mengonsumsi obat yang saya resepkan dan menjaga makanannya. Tapi, dengan kondisi yang sekarang ini pasti Kenneth akan lebih cepat merasa lelah dari pada sebelumnya yang bisa mengakibatkan kondisinya drop kapan saja, jadi saya menyarankan lebih baik jika Kenneth sedikit mengurangi aktivitasnya dan lebih baik lagi kalau kita bisa mendapatkan donor ginjal yang cocok untuk Kenneth segera"

Revina menundukkan kepalanya begitu mendengar ucapan dokter Rama, menghela nafasnya berat. Dadanya terasa sakit dan air matanya tanpa aba-aba keluar begitu saja membasahi pipinya.

"Ibu tidak perlu terlalu khawatir, saya dan pihak rumah sakit juga akan berusaha semampu kami untuk mendapatkan donor yang cocok untuk Kenneth dan kita juga sama-sama tau kalau Kenneth adalah orang yang kuat. Buktinya dia masih bisa bertahan dengan baik sejauh ini, jadi Ibu juga harus kuat agar Kenneth juga lebih kuat menjalaninya." Ujar dokter itu menenangkan Revina. Revina menghapus air matanya, tersenyum terpaksa pada dokter Rama.

"Makasih ya dok, kalau begitu saya permisi dulu" Ujar Revina lalu keluar dari ruangan dokter Rama.

.

.

.

"Sayang, gimana?sakit badannya?lemas?pusing gak?" Revina duduk di samping Kenneth yang baru selesai melakukan cuci darah pertamanya. Kenneth menggelengkan kepalanya. Revina yang melihat Kenneth tidak kuasa menahan rasa sedihnya, air matanya lagi-lagi keluar begitu saja.

"Ken gakpapa Mah," Ujar Kenneth sambil menghapus air mata Revina. "Mamah jangan nangis, Ken jadi ikutan sedih kalau gini." Ujarnya sambil tersenyum lembut pada ibunya itu.

Revina menggenggam tangan anaknya itu, menatapnya dalam, "Maafin Mamah karena Mamah kamu jadi harus cuci darah." Ujar Revina sambil mengusap air matanya yang kembali jatuh.

Ken yang mendengar itu pun berusaha sebisa mungkin menahan air matanya yang sepertinya juga akan jatuh, Ken memalingkan wajahnya dari Revina. Menghela nafas pelan, sakit sekali rasanya melihat Revina yang terus merasa bersalah atas kondisinya. Ken kembali menatap kedua mata Revina dengan lembut, "Ken gakpapa Mah, mamah jangan minta maaf, ini pilihan Ken. Ken bersyukur bukan Mamah yang ada di sini sekarang tapi Ken, jadi Mamah jangan merasa bersalah sama Ken. Ken malah sedih kalau Mamah minta maaf sama Ken kayak gini" Ujarnya pada Revina.

Revina Kembali menangis mendengarnya. Dia mengusap air matanya, lalu memeluk Ken, "Makasih ya sayang." Ujarnya dalam pelukan Ken. Kenneth yang sedari tadi berusaha menahan air matanya pada akhirnya tidak bisa menahannya lagi, air matanya lolos begitu saja membasahi pipinya. Kenneth langsung mengusap air matanya dan mengelus lembut punggung ibunya itu.

"Ayo pulang Mah, Ken lapar mau makan masakan Mamah" Ujar Kenneth. Revina melepas pelukannya dari Kenneth dan tersenyum lembut menatap Kenneth, lalu mengangguk kecil, "Iya, ayo pulang hari ini Mamah akan masakin semua yang kamu mau."

Kenneth melihat Revina, "Hari ini aja masaknya?" Tanyanya.

Revina tertawa kecil mendengarnya, "Besok, lusa, pokoknya setiap hari kamu mau makan apa nanti Mamah masakin yang enak." Ujarnya. Kenneth ikut tersenyum, dia bahagia melihat Revina yang kembali tersenyum.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!