Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30 PPYD
Sesampainya di rumah sakit, Edgar langsung mendapat penanganan. Alesha menunggu dengan deraian air matanya, bahkan baju dan roknya sudah penuh dengan darah Edgar. Tidak membutuhkan waktu lama, kedua orang tua Edgar datang dengan wajah paniknya.
"Sayang, ada apa ini?" tanya Mama Dini.
"Tadi Edgar tertabrak saat menyeberang, Tante," sahut Alesha dengan deraian air matanya.
"Ya, Allah."
"Tuan, orang yang sudah menabrak Tuan muda ternyata sudah meninggal karena dia mengemudi dengan kondisi mabuk," ucap Sopir Edgar.
"Tapi kamu tidak apa-apa 'kan, Nak?" tanya Papa Handoko.
"Alesha baik-baik saja. Maafkan Alesha, tadi Edgar menyeberang karena ingin membelikan bunga untuk Alesha tapi justru Edgar jadi tertabrak," ucap Alesha dengan deraian air matanya.
Dini mengusap air mata Alesha dan memeluknya. "Sudah sayang, ini semua bukan salah kamu jadi kamu jangan merasa bersalah," ucap Mama Dini menenangkan Alesha.
Tidak lama kemudian, seorang polisi datang dan membawa ponsel Alesha yang terjatuh di sana. Alesha langsung menghubungi kedua orang tuanya. Setelah menunggu beberapa saat, Raina dan Juan pun datang.
"Sayang, kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Mommy Raina.
Tanpa banyak bicara, Alesha pun langsung memeluk Mommynya dan menangis sejadi-jadinya dipelukan Raina. "Bagaimana kondisi Edgar? apa pelaku yang menabrak sudah ditangkap?" tanya Daddy Juan.
"Penabrak Edgar sudah meninggal di tempat, dia mabuk dan akhirnya menabrak Edgar yang sedang menyeberang," sahut Papa Handoko.
"Astaga."
Dini mengusap punggung Alesha. "Sudah sayang, tidak apa-apa. Ini bukan kesalahan kamu jadi kamu jangan merasa bersalah seperti ini," ucap Mama Dini.
"Tapi, Alesha takut terjadi kenapa-napa sama Edgar, Tante," sahut Alesha sesenggukan.
"Jangan bicara seperti itu, kita do'akan semoga Edgar baik-baik saja dan kembali sehat," ucap Mommy Raina.
Handoko di panggil oleh dokter, Edgar harus segera dilakukan operasi karena Edgar mengalami pendarahan di otak. Kondisi Edgar sangat kritis, hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan Edgar. Semuanya menunggu di depan ruangan operasi dengan perasaan cemas bahkan mata Alesha sudah sangat bengkak karena dari tadi menangis terus.
Beberapa jam kemudian, pintu ruangan operasi terbuka dan semua orang langsung menghampiri dokter. "Dok, bagaimana dengan keadaan putra saya?" tanya Papa Handoko khawatir.
"Putra Bapak mengalami pendarahan di otak dan akibat benturan yang sangat keras membuat putra anda juga mengalami cidera kepada kepalanya. Kami sudah melakukan yang terbaik untuk putra Bapak, tapi sayang putra Bapak mengalami koma dan kami tidak bisa memastikan seberapa lama putra anda akan sadar," jelas Dokter.
Semuanya sangat syok mendengar penjelasan dokter bahkan saking merasa bersalahnya Alesha sampai jatuh pingsan. Beberapa saat kemudian, Alesha mulai membuka matanya dan ternyata dia sudah terbaring di atas ranjang pasien. "Mom, bagaimana dengan keadaan Edgar?" lirih Alesha.
"Sudah, kamu jangan banyak pikiran dulu," sahut Mommy Raina.
"Tidak Mom, Alesha ingin melihat Edgar sekarang," ucap Alesha.
Alesha berusaha turun dari ranjang pasien dan Mommy Raina pun tidak bisa menahan Alesha selain mengikuti keinginan putrinya itu. Raina dan Juan pun mengantar Alesha ke ruangan rawat Edgar. Alesha sangat terkejut dengan kondisi Edgar yang seluruh tubuhnya penuh dengan alat-alat medis.
Dengan langkah gontai, Alesha menghampiri ranjang Edgar. Lagi-lagi air mata Alesha menetes dengan sangat deras. "Edgar, bangun. Maafkan aku, coba kalau tadi aku larang kamu mungkin semua ini tidak akan terjadi," ucap Alesha.
Dini menghampiri Alesha dan memeluknya. "Sudah sayang, jangan nangis. Kamu jangan menyalahkan diri kamu terus, lebih baik sekarang kita semua berdo'a saja semoga Edgar cepat siuman dan sembuh seperti sedia kala lagi," ucap Mama Dini.
***
Tidak terasa sudah 1 bulan Edgar koma dan sama sekali belum ada perubahan. Alesha, Wili, dan Grace setiap hari tidak pernah absen menjenguk Edgar di rumah sakit. Apalagi Alesha, kadang di saat week end dia akan menginap menemani Edgar dan mengajak Edgar ngobrol walaupun Edgar sama sekali tidak bisa merespon Alesha.
Dini dan Handoko sampai terenyuh melihat Alesha tapi mereka merasa bangga juga karena Alesha benar-benar tidak meninggalkan Edgar. "Sayang, kamu makan dulu ya, itu Tante sudah pesankan makanan untuk kamu," seru Mama Dini.
"Iya, Tante."
Alesha pun bangkit dari duduknya dan berpindah ke sofa untuk makan makanan yang dipesankan oleh Dini. "Tante, makan bareng sama Alesha," tawar Alesha.
"Tante sudah makan tadi, kamu saja makan yang kenyang," sahut Mama Dini.
Dikarenakan Alesha sudah lapar, dia pun tanpa menunggu lama langsung melahap makanan itu. Dini memperhatikan Alesha dengan senyumannya. Tiba-tiba pintu ruangan rawat Edgar terbuka dan terlihat Handoko masuk.
"Ma, semuanya sudah Papa siapkan dan Papa juga sudah mengurus semuanya jadi kita tinggal bawa Edgar saja," ucap Papa Handoko.
Alesha menghentikan suapannya dan mengerutkan keningnya. "Maksud Om apa? Edgar mau dibawa ke mana?" tanya Alesha.
"Nak, kita akan bawa Edgar berobat ke luar negeri di sini gak ada perubahan sama sekali," sahut Papa Handoko.
Alesha kaget mendengar ucapan Handoko, kalau Edgar dibawa ke luar negeri berarti dia tidak akan bertemu dengan Edgar lagi. Dini tahu dengan kesedihan dan kekhawatiran Alesha. Dia pun merangkul Alesha dan mengusap kepala Alesha.
"Ini demi kebaikan Edgar, kita harus ikhtiar karena pasti kamu juga ingin melihat Edgar sembuh 'kan? memangnya kamu mau melihat Edgar seperti itu terus, koma?" tanya Mama Dini.
Alesha menggeleng dengan cepat. Handoko tersenyum lalu mengusap kepala Alesha. "Maka dari itu, kita akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Edgar. Jika kamu ingin bertemu, kamu bisa ajak kedua orang tua kamu. Jangan khawatir, kita akan selalu memberikan info kepadamu," ucap Papa Handoko.
"Semoga Edgar cepat siuman, supaya dia bisa sekolah lagi," sahut Alesha.
Siang ini, Edgar dibawa pindah ke rumah sakit di luar negeri. Kedua orang tua Edgar akan membawa Edgar ke Eropa, tepatnya ke Rusia karena saat ini Handoko memang sedang ada urusan pekerjaan di sana. Alesha melepas kepergian Edgar dengan perasaan sedih, tapi kali ini dia tidak menangis karena dia optimis kalau Edgar akan sembuh.
"Semoga kamu lekas sembuh Ed, aku akan selalu menunggu kepulangan kamu," batin Alesha sembari melihat pesawat yang membawa Edgar sudah mengudara.
"Ayo kita pulang, Sayang!" ajak Mommy Raina.
"Kita do'akan semoga Edgar cepat siuman, jika nanti kamu ingin bertemu Edgar, kita bisa jenguk dia ke sana," timpal Daddy Juan.
Alesha mengangguk sembari tersenyum. Mulai hari itu, dia akan berpisah untuk sementara dengan Edgar. Semoga Edgar cepat sembuh dan kembali lagi bersama Alesha.