NovelToon NovelToon
Tantrum Girl

Tantrum Girl

Status: tamat
Genre:Teen / Cintamanis / Teen School/College / Basket / Tamat
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Daisyazkzz

⛔ jangan plagiat ❗❗
This is my story version.
Budayakan follow author sebelum membaca.

Oke readers. jadi di balik cover ungu bergambar cewek dengan skateboard satu ini, menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan bungsu yang cinta mati banget sama benda yang disebutkan diatas.
dia benar-benar suka, bahkan jagonya. anak perempuan kesayangan ayah yang diajarkan main begituan dari sekolah dasar cuy.
gak tanggung-tanggung, kalo udah main kadang bikin ikut pusing satu keluarga, terutama Abang laki-lakinya yang gak suka hobi bermasalah itu.
mereka kakak-adik tukang ribut, terutama si adik yang selalu saja menjadi biang kerok.
tapi siapa sangka, perjalanan hidup bodoh mereka ternyata memiliki banyak kelucuan tersendiri bahkan plot twist yang tidak terduga.
salah satunya dimana si adik pernah nemenin temen ceweknya ketemuan sama seseorang cowok di kampus seberang sekolah saat masih jam pelajaran.
kerennya dia ini selalu hoki dan lolos dari hukuman.

_Let's read it all here✨✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisyazkzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

•Double date•

"Gila!! Ya ampun!! Om Victor, followersku bertambah banyak dalam semalam! Nyaris dua juta!!"

Damara bertepuk tangan di samping Victor yang sedang bersantai di pinggir kolam renang.

Zyle melirik penuh curiga, "hei, apa hubungannya sama om?"

"om Victor semalam muncul di live streaming ku!!" tukas Damara berbunga-bunga.

Zyle sekedar memajukan bibir, "pokoknya om jadi kan mau ajak kita jalan-jalan ke ice skating di world fantasy?"

Pagi itu Victor memang berjanji. keesokan harinya ia bilang ada wahana bagus di world fantasy, semacam amusement park di dekat pantai.

Makanya Zyle sudah siap memakai jaket tebal dan syal. Kebetulan udara di sini juga sangat menusuk kulit.

Setelah sarapan pagi di villa, mereka pun berangkat menuju word fantasy dengan mobil sport Victor, kali ini Devano yang menyetir.

Sekitar satu jam kurang mereka sudah sampai di amusement park itu, tidak lama mengantri tiket masuk.

Di dalamnya benar-benar luas, dikelilingi pagar megah berbentuk menara-menara istana, ada puluhan wahana, kolam renang, dan yang paling dicari Zyle, tempat ice skating.

Damara langsung mengambil foto, tak lupa selfie dengan Victor untuk diposting.

"Om! Ayo main ice skating!" ajak Zyle tak sabar.

"Zi, biarkan aku sama om Victor dong. Please?" bisik Damara modus.

Melihat gerak-gerik adiknya yang mencurigakan, Devano menatap tajam. Tapi Zyle paham dan buru-buru menariknya masuk ke bangunan ice skating yang sangat besar.

Mereka berpisah, Victor dan Damara entah kemana. Sementara Zyle berdua dengan Devano.

Setelah masuk ke sana mereka diharuskan membeli tiket masuk lagi ditambah harga peralatan sepatu.

tapi tenang saja, Zyle memakai kartu yang dipinjamkan om Victor, dan Devano mau membayar sendiri.

"Kenapa sih gak mau dibayarin?" tanya Zyle sambil memilih sepatu skate.

"tidak apa-apa."

Zyle mencibir, memang pak direktur beda ya.

"Damara ternyata seleranya om-om! Hihi.." celetuknya lagi, kali ini ribet sendiri berusaha memakai sepatu itu.

Devano inisiatif membantu, menimpali, "itu terserah dia dan mama."

"oh begitu?" Zyle senang dibantu, urung mau menggodanya lagi.

Karena baru kali kedua Zyle bermain ice skating, ia jadi agak kesusahan menyeimbangkan kaki, bahkan berdiri saja agak sulit.

Devano mengulurkan tangannya, perlahan menuntun gadis itu keluar dari ruang ganti sepatu sampai ke hamparan es luas yang sebenarnya.

Disana lumayan banyak pemain lain. Zyle yang masih berpegangan pada besi penuntun kagum melihat beberapa orang yang benar-benar jago bermain.

Devano sendiri mulai berseluncur dengan sangat mulus dan cepat, gayanya keren abis.

Zyle bertepuk tangan. Hampir lupa kalau negara kelahiran Devano memang memiliki musim salju, jadi kemungkinan besar dia biasa berselancar.

"Ajarin dong!!"

Devano berhenti mendengar suara Zyle. "tidak usah gemetar, lepas pegangan itu. Tinggal maju berseluncur, jangan ragu-ragu!" katanya setengah berteriak. tempat ini memang agak berisik.

Zyle mengikuti instruksi sang ahli, dia melepas tangannya, gemetar, tapi dengan modal nekat Zyle sembarangan berseluncur ke arah Devano yang berjarak sekitar tujuh meter.

Sialnya sepatu yang sangat licin itu berjalan kencang, Zyle panik karena lupa cara mengerem, akhirnya terjadilah tabrakan ke tubuh Devano di depan.

Aww...dingin..Zyle meraba-raba.

Devano sempurna terdiam, tangannya reflek menjaga punggung itu.

Zyle baru tersadar, ia terjatuh tepat menimpa Devano. Gadis itu buru-buru menjauh, malu. "Sori....eh..."

Devano sendiri terlihat masih shock. tapi setelah melihat cengiran Zyle dia malah menahan tawa.

"eumm...sakit ya? Sori..sini peluk.." Zyle tertawa.

Devano mendengus, "Kamu mau melakukan itu?"

Zyle cepat-cepat kabur dengan susah payah. Soalnya kalau Devano yang balas bercanda itu lebih menakutkan.

Devano terkekeh. wajah kecil itu tidak pernah berubah meskipun dipandang dari dekat, perempuan yang sangat pintar membuatnya merasa terhibur.

Saat ia menyusul Zyle, Devano lagi-lagi tak bisa berkata-kata.

Gadis itu sedang berjongkok di pojokan, arena, mengukir gambar hati besar ditulisi namanya di tengah-tengah.

Zyle terkejut melihat Devano berdiri di belakangnya tanpa suara.

"Eh..uh...mm..bagus gak?"

Devano menatap lembut namun dalam. Membalas dengan senyum.

Zyle merasa Akward. Jujur kejadian tabrakan tadi masih membuatnya canggung. Masalahnya ia tidak sengaja meraba tubuh bagian atas sang kakak temannya ini.

untung saja tak lama kemudian Devano mendapat telfon.

Zyle menyimak di samping, ikut-ikutan penasaran.

"iya saya bisa menyiapkan bahannya...baik." Devano kelihatan sibuk, mengangguk-angguk sendiri.

Setelah selesai menelfon, Zyle meledek, "Saya...sayaa~~kenapa pakai saya sih? coba ditambahin NG,"

"Iya...sayang."

Jangan tanya jantung Zyle aman atau tidak. Sekarang sedang berdisko hebat. Rasanya mau kayang.

Devano tersenyum tipis. "maaf, bercanda."

Duh... ngapain sih minta maaf? Gak perlu ! Zyle masih berpikiran nakal. "pernah ada yang bilang you ganteng gak? Bikin aku pengen wanna be with you."

kali ini Devano tertawa melihat tingkah usil Zyle yang nggak mikir itu.

apa dia memang seberani itu juga dari dulu?

***

Sambil beristirahat sekaligus menunggu Damara dan Om Victor, Devano mengajak Zyle mampir sebentar ke toko kopi unik yang memiliki ayunan besar di pohon.

Zyle sih sama sekali tidak mau ditawarkan kopi.

"benar tidak mau?" tanya Devano.

"iya." jawab Zyle pelan. "kenapa sih Depan kelihatan sibuk terus?"

Pertanyaan tiba-tiba itu agak membuat Devano heran.

"karena.."

"kata Damara Depan harusnya nikah aja." kata Zyle lagi dengan wajah serius.

"Adikku bilang begitu? Dia sendiri tidak mau menikah."

Zyle tertawa ringan. Baru kali ini Devano membandingkan dengan adiknya.

"kamu juga kenapa tidak menjalani hubungan dengan seseorang?" Devano balik bertanya.

Zyle menatap lawan bicaranya itu. ingin sekali berteriak, soalnya aku menyukaimu.

"karena ada syarat tertentu buat mendekati seorang Zyle."

"apa itu?"

"harus tinggi, penyayang, lembut, ganteng, peka, rajin, keren, sabar.." tanpa sadar ia malah menatap Devano lama.

"apa mau aku kenalkan dengan seseorang yang memiliki ciri-ciri itu?"

Zyle jadi kesal. "CK, gak mau." entah kenapa kalau bicara soal perasaan dengan Devano, ia lebih mudah cemburu atau semacamnya.

suruh siapa gak paham kode cewek!

***

1
Siti Arbainah
happy ending ya thor
Daisyazkzz: maunya sih gtu (;
total 1 replies
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Ngangenin
Daisyazkzz: baca terus ya!
total 1 replies
Aono Morimiya
karya ini bikin gue ketagihan baca terus!
Daisyazkzz: makasih💌
jangan lupa baca karya author yang lain juga ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!