NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Transmigrasi Ke Tubuh Selir Yang Tak Di Anggap

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:106k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Sila, seorang gadis karier dari dunia modern yang tajam lidah tapi berhati lembut, terbangun suatu pagi bukan di apartemennya, melainkan di sebuah istana mewah penuh hiasan emas dan para pelayan bersujud di depannya—eh, bukan karena hormat, tapi karena mereka kira dia sudah gila!

Ternyata, Sila telah transmigrasi ke tubuh seorang selir rendahan bernama Mei Lian, yang posisinya di istana begitu... tak dianggap, sampai-sampai namanya pun tidak pernah disebut dalam daftar selir resmi. Parahnya lagi, istana tempat ia tinggal terletak di sudut belakang yang lebih mirip gudang istana daripada paviliun selir.

Namun, Sila bukan wanita yang mudah menyerah. Dengan modal logika zaman modern, kepintarannya, serta lidah tajamnya yang bisa menusuk tanpa harus bicara kasar, ia mulai menata ulang hidup Mei Lian dengan gaya “CEO ala selir buangan”.

Dari membuat masker lumpur untuk para selir berjerawat, membuka jasa konsultasi percintaan rahasia untuk para kasim.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Hari itu, langit Kekaisaran Timur tampak berbeda. Awan menggantung berat di atas Istana Langit, seolah langit sendiri tahu bahwa hari itu akan menjadi penanda sejarah baru.

Mei Lin, sang Permaisuri yang dicintai rakyat dan ditakuti para selir di masa lalu, mulai menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan.

Tapi tentu, dalam gaya Mei Lin yang tak biasa, segalanya pun tidak berjalan seperti permaisuri lainnya.

Pagi itu, para dayang masuk ke kamar Permaisuri dan mendapati Mei Lin berdiri di atas ranjang sambil... memainkan lonceng kecil.

"Kenapa Beliau main lonceng?" bisik salah satu dayang.

"Membangunkan bayi, katanya... biar nggak terlalu kaget kalau harus keluar nanti," jawab pelayan pribadi Mei Lin dengan pasrah.

Tiba-tiba, Mei Lin berkata lantang, “Aku rasa waktunya tiba! Tapi... boleh nggak nanti kalau selesai lahiran, aku makan mie dengan taburan kelapa dan saus kedelai?”

“Yang Mulia... kita fokus dulu, ya,” ujar tabib yang dari tadi ikut bersama para dayang dengan peluh dingin.

Ruang khusus untuk kelahiran sudah disiapkan sejak bulan lalu. Tapi tidak satu pun yang bisa memprediksi bahwa sang permaisuri akan tetap cerewet meski kontraksi datang tiap menit.

“Aku nggak mau teriak. Aku Permaisuri. Aku harus anggun,” kata Mei Lin sambil menggigit sapu tangan.

Lima menit kemudian: “AKU MAU TERIAK!”

Tabib hampir jatuh karena dikagetkan, sementara Si Tang dan Panglima Mo berdiri di luar pintu dengan wajah tegang.

Kaisar Liang Xu sendiri... berkali-kali ingin masuk, tapi selalu ditolak oleh Mei Lin.

“Biar aku hadapi ini sendiri. Tapi setelah ini... kamu harus kasih aku izin buat bikin pesta jagung bakar sepanjang taman!” seru Mei Lin

Siang menjelang dengan langit yang bersih tanpa awan, dihiasi matahari yang bersinar terang seakan turut menyambut kedatangan kehidupan baru di dunia.

 Istana Kedamaian dipenuhi ketegangan bercampur harap. Seluruh penjuru istana, dari dapur hingga ruang utama, bersiaga. Para tabib terbaik telah berkumpul. Dan di tengah-tengahnya, sang Permaisuri Mei Lin sedang berjuang di ruang bersalin, wajahnya berkilau oleh keringat namun sorot matanya tetap kuat.

Kaisar Liang Xu duduk gelisah di luar, menatap pintu yang tertutup rapat. Si Tang berdiri di sampingnya dengan tangan penuh gulungan doa dan kantung wewangian untuk mengusir roh jahat.

“Kenapa lama sekali?” gumam Kaisar.

“Karena bukan memanggil menteri, Paduka. Ini memanggil anak,” sahut Si Tang, mencoba melucu meski suaranya gemetar.

Tiba-tiba suara tangisan bayi memecah keheningan.

Satu... lalu disusul suara tangisan kedua!

Pintu terbuka. Tabib istana keluar dengan senyum lebar di wajahnya.

“Selamat, Paduka. Anda dan Permaisuri telah dikaruniai anak kembar: seorang pangeran dan seorang putri.”

Kaisar Liang Xu berdiri kaku, matanya membelalak. “Kembar?”

Tabib mengangguk. “Ya, Paduka. Yang pertama lahir seorang anak laki-laki. Dan tak lama setelahnya, lahirlah seorang putri yang sehat dan kuat.”

Riang dan Haru itu yang di rasakan Kaisar Liang Xu

Saat Kaisar masuk ke dalam, ia mendapati Mei Lin lemah namun tersenyum bahagia. Di pelukannya ada dua gulungan kecil berselimut kain sutra halus putra dan putri mereka. Anak laki-laki tampak tenang, dengan tangan mengepal seperti prajurit kecil. Sedangkan adik perempuannya menguap lebar dan mengibas tangannya seperti menyuruh ayahnya cepat mendekat.

“Astaga...” Kaisar duduk di sisi ranjang, suara tenggorokannya tercekat. “Dua-duanya... sangat cantik dan... keras kepala.”

“Mirip siapa ya?” gumam Mei Lin sambil mengelus pipi si kecil.

“Kalau keras kepala, jelas menurun dari ibunya,” sang Kaisar membalas, lalu mencium kening Mei Lin dengan penuh syukur.

Siang itu juga, dilakukan upacara penamaan secara tertutup. Anak laki-laki diberi nama Liang Rui Feng bermakna kekuatan dan angin yang membawa perubahan. Sementara sang adik perempuan diberi nama Liang Lang Yue cahaya bulan yang lembut namun penuh pesona.

“Rui Feng akan menjadi penjaga. Lang Yue akan menjadi cahaya bagi negeri ini,” bisik Mei Lin sambil memeluk kedua bayinya.

Kaisar mengangguk. “Kita akan membesarkan mereka bersama, dengan tawa, cinta, dan... segudang kesabaran.”

Si Tang yang ikut mengintip dari balik tirai hanya bisa menahan air mata haru sambil bergumam, “Dua calon tiran kecil... dunia belum siap.”

"Cengeng" ujar Qin Mo lalu membuang muka sembari mengelap jejak air mata nya.

Dan demikianlah, hari itu menjadi awal dari bab baru dalam kisah Kekaisaran Liang di mana bukan hanya cinta antara Mei Lin dan Liang Xu yang berkembang, tapi juga lahir harapan baru untuk masa depan yang cerah.

Dua bayi kecil, dua takdir besar. Dan sepasang orang tua luar biasa yang siap menuntun mereka... dengan cara yang tak pernah biasa.

...----------------...

Sejak kelahiran Pangeran Liang Rui Feng dan Putri Liang Lang Yue, 3 bulan lalu. Istana berubah total,

Suasana yang dulu kaku dan penuh aturan mulai sering dihiasi tawa, jeritan pelayan, dan suara tangisan bayi yang bergema di koridor. Para pelayan tampak lebih sibuk dari biasanya, dan wajah Kaisar Liang Xu yang dulu dingin kini sering terlihat panik... terutama ketika digigit oleh putrinya sendiri.

 

Dua Bayi, Dua Dunia itulah yang di rasakan penghuni istana saat ini.

Liang Rui Feng adalah bayi yang tenang. Ia jarang menangis, matanya tajam seperti elang kecil dan bahkan ketika baru berusia dua bulan, ia sudah mulai menatap setiap orang dengan ekspresi menghakimi. Si Tang menyebutnya “Kaisar Kecil”.

Sedangkan Liang Lang Yue... ah, sang putri! Bayi perempuan itu luar biasa aktif. Ia suka menendang, memukul, dan merebut apa pun yang dipegang kakaknya. Dan kemarin, Si Tang bahkan menemukan Putri kecil itu berhasil memanjat bantal besar dan berguling ke atas kasur sambil tertawa cekikikan, meninggalkan bayinya pelayan yang kaget setengah mati.

“Yang satu jadi kaisar, yang satu jadi jenderal,” ujar Mei Lin sambil memandikan keduanya.

“Atau... yang satu jadi penulis puisi, yang satu jadi petarung jalanan,” gumam Si Tang dengan suara lirih.

Pagi ini entah pikiran dari mana tiba tiba kaisar Liang Xu nekat berkata, “Biar aku yang ganti popok kali ini.”

Si Tang langsung bersiap kabur. “Saya... saya ingat ada laporan penting di dapur.”

"Dan saya lupa jika ada yang tertinggal di Pasar" ujar Qin Mo lalu pergi

Mei Lin menyeringai, “Baiklah, Paduka. Ini kesempatan bagus.”

Tiga menit kemudian... terdengar teriakan.

“Astaga! Kenapa seperti ini?! Mereka ini... makhluk atau peledak kecil?” seru kaisar yang kaget

Mei Lin hanya tertawa terpingkal-pingkal, sambil menunjukkan cara membungkus popok dengan satu tangan. “Ingat, yang penting jangan lihat langsung ke arah senjata utama.”

“Senjata?” tanya kaisar bingung

“Pipis mereka. Mereka ahli menyemprot.” jawab Mei Lin

Tidak hanya kamar bayi yang kacau. Dapur istana kini seperti medan perang. Karena Mei Lin sedang menyusui, ia memiliki nafsu makan luar biasa dan ngidam makanan aneh-aneh.

“Aku ingin roti panggang isi acar mangga, dilumuri madu dan taburan cabe kering.”

Para juru masak melongo.

“Dan jus semangka dengan sejumput garam laut dan dua lembar daun mint. Tapi daunnya harus yang dipetik oleh anak pelayan paling muda.”

“Kita... kita harus membuat sistem giliran ngambil daun mint,” ujar pelayan dapur dengan panik.

bersambung

1
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 👍👍👍👏👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒐𝒌 𝒂𝒏𝒆𝒉 𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒊𝒕𝒖 𝑹𝒖𝒆 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒕𝒑 𝒌𝒆𝒏𝒂𝒑𝒂 𝒋𝒅 𝒀𝒖𝒏 𝒁𝒉𝒊 𝒅𝒏 𝒅𝒖𝒂"𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒆𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒕𝒓𝒖𝒔 𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒋𝒈 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒊𝒔𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖 𝒕𝒑 𝒌𝒐𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒔𝒌𝒓𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒏𝒐𝒗𝒆𝒍 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒏𝒚𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒓 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒅𝒉𝒍 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒘𝒂𝒍 𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒑𝒂𝒔 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒅 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝒂𝒎𝒃𝒚𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒉 𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒅 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒉𝒓𝒔 𝒂𝒏𝒋𝒍𝒐𝒌 𝒈𝒂𝒓𝒂" 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒈 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒖 🤦‍♀️🤦‍♀️😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒅 𝑳𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒊𝒏 𝑹𝒖𝒆 𝑭𝒆𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑱𝒊 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒋𝒅 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒍 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒑 𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒃𝒐𝒅𝒐𝒉 😒😒
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓" 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒌𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒈 𝒌𝒂𝒌𝒂𝒌 𝒊𝒕𝒖 𝑹𝒖𝒊 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒚𝒂 𝒌𝒐𝒌 𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒊𝒏𝒊 𝒚𝒈 𝒌𝒂𝒌𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝑳𝒊𝒂𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 🤔😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒊𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒕𝒓𝒊𝒑𝒍𝒆𝒕 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒍𝒈 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒊𝒓𝒊 𝒌𝒉𝒂𝒔𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒖𝒊 𝑭𝒆𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝑳𝒊𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒊𝒏𝒈 𝒀𝒖𝒆 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒆𝒃𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒑𝒖𝒕𝒆𝒓𝒊 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓' 𝒌𝒆𝒕𝒖𝒓𝒖𝒏𝒂𝒏 𝑴𝒆𝒊 𝑳𝒊𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒍𝒊𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒋𝒊𝒘𝒂" 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊𝒏𝒏𝒚𝒂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!