Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.
"Darah dibalas dengan darah."
"nyawa dibalas dengan nyawa."
"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
"Besok saya nikahin Siska," ucap Om David membuat yang lain syok.
"HAH!!!" semua orang pun terkejut dengan perkataan Om David, dan menatap tak percaya ke arah Om David.
"Kenapa?" tanya Om David heran dengan semua orang
"Kamu yang bener aja Mas," ucap Mommy Siska dan diangguki oleh yang lainnya.
"Loh saya memang seriusan ingin menikahi kamu, lagian kita nunggu apalagi coba. Kamu sama mantan suami kamu udah cerai, terus keluarga sama anak-anak kita juga udah pada setuju dan udah nerima satu sama lain. So, kita nunggu apalagi?" tanya Om David sambil menaikan satu alisnya.
"Tapikan ya masa besok, nyiapin pernikahan itu gak gampang loh," ucap Mommy Siska.
"Aduh Siska, kamu jangan kaya orang kismin deh. Kita tuh orkay, apa pun yang kita mau pasti terkabul dalam waktu yang dekat," ucap Opa Dave dengan songong nya.
"Mulai dah mulai nih songong nya," sindir Aqila kepada Opa Dave.
"Loh Opa ngomong sesuai faktanya kok, kita kan emang orang kaya asli bukan orang kaya yang cuman pura pura kaya," ucap Opa Dave yang memang benar adanya.
"Tapi kan emang bener juga sih," gumam Aqila.
"ASSALAMUALAIKUM, ALEA YANG CANTIK DATANG DENGAN MEMBAWA SEJUTA SENYUMAN," teriak Alea tak tau malunya.
"Berisik bego," sinis Wilona yang terganggu dengan suara toa milik Alea.
"Iri? bilang babi," ucap Alea dengan wajah yang menjengkelkan membuat Wilona ingin memakan Alea hidup-hidup.
"Kalian bisa gak sih tenang atau damai aja bentaran doang?" tanya Jesika yang mulai jengah akan tingkah temannya.
"GAK," ucap Wilona dan Alea bersamaan.
"Sabar sabar," gumam Jesika sambil mengelus dadanya.
"Ngapain lo usap-usap dada gitu? tepos mah tepos aja kali," sinis Alea.
"Gak apa-apa tepos, yang penting bukan hasil karya mantan," ucap Jesika yang tak kalah sinisnya.
"EKHEM," deheman Kiara yang memang sengaja dikeraskan. Mengalihkan perhatian mereka bertiga.
"KYAAA KIARA KAPAN LO BALIK HAH?" tanya Alea histeris.
Aqila yang melihat Alea mengambil ancang-ancang di depan pintu, langsung saja mengambil alih Alina dari pangkuan Kiara soalnya dia tau apa yang akan terjadi. Dan ya apa yang ia perkirakan benar-benar terjadi.
BRUK
Alea langsung menerjang tubuh Kiara, dan ya Kiara ketiban oleh tubuh Alea yang untungnya ada karpet berbulu yang lumayan tebal jadi tidak terlalu sakit jika punggungnya menghantam lantai.
"Berat ish Alea, lepasin," ucap Kiara tapi tak dihiraukan oleh Alea.
"Bentar dulu ih, gua masih kangen," ucap Alea yang tak mau melepaskan Kiara.
"Tapikan ini gua ketimbang lo, berat anjir," sebal Kiara.
Alea pun bangkit dan duduk di hadapan Kiara sambil cengengesan.
"Maaf lah, gua kan kangen sama lo," ucap Alea.
"Sini-sini kalian gua peluk," ucap Kiara kepada teman-temannya kecuali Aqila yang memang sedang memangku Alina.
Jesika dan Wilona pun berhamburan memeluk Kiara, temen sebleng yang paling mereka rindukan.
"Gua kira omongan lo cuman boongan aja, eh taunya lo beneran pulang," ucap Alea sambil memeluk Kiara.
"Kenapa gua harus bohong coba? gua emang mau beneran pulang ke Indonesia," ucap Kiara.
"Lah kan bukannya lo suka cogan ya? di London pasti lah banyak yang cakep-cakep, lumayan buat memperbaiki keturunan," ucap Jesika.
"Gak mau ah, maunya yang di sini aja," ucap Kiara sambil mengedipkan mata genitnya ke arah Tara.
"Kamu ngapain kedip-kedip gitu? kelilipan?" tanya Tara kepada Kiara.
"Genit lo," sinis Wilona sambil melepaskan pelukannya dan diikuti oleh yang lainnya.
"Biarin lah," ucap Kiara.
"ASSALAMUALAIKUM PARA PENGHUNI SURGA," teriak Arga dan langsung mendapatkan geplakan dari Wili.
"Malu-maluin anjing," umpat Wili.
"Tambah lagi ini beban kehidupan," gumam keluarga Aqila.
Jujur aja keluarga Aqila merasa dosa apa Aqila sampai-sampai ia mempunyai teman atau sahabat yang absurdnya melebihi kapasitas kewajaran, mungkin saja rumah sakit jiwa pun enggan menerima mereka sebagai pasiennya karena kewarasannya melebihi kapasitas yang ada.
"Sakit anjir, gak usah sambil geplak-geplak pala orang aja," sinis Arga.
"Dih salah sendiri, ngapain coba teriak-teriak gitu. Bikin malu aja," ucap Wili tak kalah sinis nya.
"Diem!" tegas Aland dan mereka pun diam tak ada yang berani membantah.
Mereka bertiga pun pergi menghampiri semua orang yang sedang berkumpul.
"Wih kenapa nih kumpul-kumpul?" tanya Arga dan duduk di karpet bulu dekat Aqila dan kawan-kawannya.
"Lagi berunding mau bunuh lo pake apa," sinis Gibran.
"Jahat bener lo jadi temen, masa temen lo yang gantengnya melebihi kapasitas gini mau lo bunuh," ucap Arga dengan alay nya.
"Bukan gantengnya, tapi kewarasannya yang melebihi kapasitas," sinis Kiara.
"Wih si pencinta cogan pulang nih, balik kapan?" tanya Wili.
"Wih jelas dong, pencinta cogan lokal nih. Gua balik kemaren malem, baru dateng tadi pagi," jawab Kiara.
"Oh gitu, kenapa lo tiba-tiba pulang?" tanya Arga.
"Ya karena ada seseorang yang buat gua pulang ke Indonesia," jawab Kiara dengan jujur.
"Cielah, si buaya betina udah bucin nih," sindir Kiara.
"Suka-suka gua lah," ucap Kiara tapi tak dihiraukan oleh Arga.
"Oh ya Nak, kalo Mami sama Papi kamu ikut pulang ke sini?" tanya Mommy Siska.
"Enggak Mom," jawab Kiara.
"Kenapa gak ikut pulang?" tanya Mommy Siska lagi.
"Mami nemenin Papi di London, soalnya ada sedikit masalalu di perusahaannya," jawab Kiara.
"Oalah gitu toh, terus kamu tidur di mana?" tanya Mommy Siska.
"Di mansion," jawab Kiara dan Mommy Siska pun menganggukan kepalanya.
"Oh ya, Opa mau minta tolong sama kalian," ucap Opa Dave kepada Aqila dkk dan Gibran dkk.
"Minta tolong apa Opa?" tanya Aqila.
"Besok Mommy Siska bakalan nikah," ucap Opa Dave.
"Sama siapa?" tanya Wili dengan polosnya.
"Ya sama Om David lah, ya kali sama yang laen," sinis Aqila.
"Kalem dong!" ucap Wili agak ngegas.
Di saat Aqila ingin membalas ucapan Wili, ucapannya dipotong oleh Opa Dave yang mulai kesal.
"Diem!" tegas Opa Dave dan yang lainnya pun diam seketika.
"Opa minta tolong apa untuk pernikahan Mommy?" tanya Aland yang Alhamdulillah masih ada yang waras.
"Menjaga keluarga ini, kita memang banyak penjaga yang siap menyerahkan nyawanya. Tapi untuk kali ini kita yang bakalan turun langsung terjun ke lapangan," jelas Opa Dave.
"Oke Opa," ucap Gibran dan diangguki oleh yang lainnya.
Meski mereka tak tahu dengan jelas apa yang jelas maksud dari Opa Dave, tapi mereka yakini bahwa yang Opa Dave yakini yang bakalan menghancurkan acara besok adalah 'mereka'.
"Oh ya Tan, apa aku boleh ikut?" tanya Tara agak ragu.
"Mommy kan udah bilang, jangan panggil Tante tapi panggil Mommy," sebal Mommy Siska.
"Maaf Mom, Tara lupa," ucap Tara sambil cengengesan dan Mommy Siska memutar bola matanya malas.
"Jadi boleh kan Mom?" tanya Tara.
"Iya kamu boleh ikut," jawab Mommy Siska membuat Tara senang.
"Eh tapi Opa, emangnya Om David gak masalah acaranya hancur?" tanya Gilang.
"Om tak masalah jika pestanya hancur, tapi pas ada 'mereka' datang ingin menghancurkan pesta. Hancurkan saja pas acara pestanya, asal jangan pas akad nya," ucap Om David.
"Oke lah, kalo gitu Aqila gak akan pelan-pelan mainnya," ucap Aqila sambil tersenyum miring dan diikuti oleh yang lainnya.
Ini lah acara yang paling mereka tunggu-tunggu, kehancuran!