Impian setiap wanita adalah menikah dengan pria yang mencintai dan dicintainya. Namun takdir berkata lain untuk Azura, gadis cantik yang terpaksa menikah dengan pria pengidap gangguan jiwa demi kepentingan keluarga tirinya.
Meski sang ayah masih hidup, hidup Azura sepenuhnya digenggam oleh ibu tiri yang licik dan kejam. Akankah Azura mampu bertahan dalam pernikahan yang tak diinginkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 30 - Dalam Dekapan Malam
Malam semakin larut. Yang nampak dan terdengar di luar jendela hanya suara jangkrik dan hembusan angin lembut yang sesekali menggesek daun-daun di pohon.
Lampu tidur yang redup di kamar hanya menyisakan cahaya temaram, membingkai dua sosok yang terbaring di atas ranjang yang besar.
Azura tidur dalam posisi menyamping, wajahnya menghadap Rangga yang saat ini masih pulas dalam tidurnya.
Wajah Azura nampak tenang dalam tidurnya, seolah merasa lega karena setidaknya malam ini berjalan tenang setelah semua kejadian siang tadi yang menguras emosi dan pikirannya.
Tapi ketenangan itu tidak bertahan lama, karena tiba-tiba...
“TIDAK!! JANGAN BAWA DIA! JANGAN!!”
Suara teriakan itu membelah kesunyian malam, bahkan Azura pun langsung terbangun dengan tubuh yang menegang karena saking terkejut.
Ketika bola matanya terbuka sempurna, ia melihat Rangga yang duduk dengan tubuh berkeringat, napas memburu, dengan kedua tangannya yang mencengkeram kepala seperti sedang menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Rangga? Rangga!."
Azura segera bangkit dan memegang bahu suaminya, meskipun ia sangat panik melihat ekspresi Rangga yang kacau.
"Tidak... jangan! Jangan ambil dia! Jangan bawa dia pergi! Jangan sentuh dia!!," teriak Rangga lirih.
Matanya terbuka namun tidak benar-benar melihat, seolah sedang berada dalam dunia yang lain dan berada dalam mimpi buruknya.
"Rangga, ini aku… Azura. Kamu tidak apa-apa. Kamu aman sekarang. Aku di sini…" ucap Azura sambil memeluk tubuh Rangga yang gemetar hebat.
Azura membiarkan suaminya merapat ke dadanya dan merangkulnya seolah Azura adalah satu-satunya yang bisa membuat dunia ini tidak menakutkan.
"Tenanglah Rangga...."
Rangga membenamkan wajahnya ke pundak Azura dengan tubuhnya yang masih gemetar tapi perlahan, napasnya mulai teratur.
Azura bisa merasakan derasnya napas Rangga di lehernya. Lalu ia membelai rambut hitam Rangga dengan lembut, untuk memberikan kenyamanan sebanyak yang ia mampu.
"Aku disini Rangga..."
Beberapa menit pun telah berlalu.
Suasana kembali menjadi tenang. Tapi hati Azura justru semakin berdebar.
Posisi mereka begitu dekat. Rangga masih memeluknya dengan erat, dan Azura bisa merasakan detak jantung lelaki itu yang mulai melambat. Sementara jantungnya sendiri malah berdetak semakin cepat.
"Rangga…" bisiknya pelan.
Namun panggilannya itu tidak ada balasan. Yang terasa hanya desahan lembut dari napas Rangga yang perlahan kembali stabil.
Wajah Rangga kini bersandar di bahu Azura dengan mata yang setengah tertutup. Tapi Azura tahu, ia belum sepenuhnya tidur. Mungkin hanya tenang dan hanya butuh rasa aman.
Azura menatap langit-langit kamar, lalu menunduk memandangi wajah suaminya.
"Aku harap… kamu bisa sembuh, Rangga. Bukan cuma supaya kamu bisa menjalani hidupmu dengan normal… tapi karena aku menyimpan banyak harapan dalam pernikahan kita ini," ucap Azura.
"Argh." Rangga mengerang kecil. Tangannya meremas lengan Azura dengan lembut, seperti menjawab bahwa ia mendengar.
Sementara itu, tubuh Azura kini tidak bisa bergerak, tapi bukan karena takut melainkan karena jantungnya sendiri berdetak begitu kencang.
Ia merupakan gadis yang tumbuh dengan hati yang rapuh, dan sekarang ia menjadi istri dari pria misterius yang rusak, namun juga lembut di saat-saat seperti ini.
"Kita mungkin tidak menikah karena cinta… tapi aku ingin membangun cinta itu, Rangga. Sedikit demi sedikit. Meski harus sabar. Aku akan menunggumu pulih."
Rangga pun tidak menjawab, tapi kali ini, ia mengangkat kepalanya perlahan dan menatap Azura. Wajahnya masih sayu, tapi matanya mulai memperlihatkan sedikit kesadaran.
"Azura… jangan tinggalkan aku ya."
TEG!!
Hati Azura nyaris runtuh mendengarnya. Lalu ia mengangguk sambil menjawab, "Aku tidak akan kemana-mana, Rangga. Aku di sini. Selalu."
Kemudian, Azura mengecup pelan kening suaminya, lalu kembali membiarkan Rangga menyandarkan diri padanya.
BERSAMBUNG...
yang laju kak up nya.........
yang kenceng, jangan sampai kendor...... ok.
aku suka ceritanya.
dan tetap semangat untuk berkarya
maaf🙏🏻 sudah dui tunggu
tambah lagi doooooooong