Antonio Budi santoso adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia berusia sekitar tiga puluh lima tahunan dan dia bertemu dengan seorang gadis yang sederhana dan menawan dalam pandangannya, gadis itu bernama Larasati yang akhirnya membuatnya jatuh cinta dan menikah tetapi rumah tangga yang mereka jalani tidak seindah yang mereka bayangkan.
Keretakan mulai terjadi karena Anton di ketahui pernah tidur dengan Mira sahabat Larasati yang bekerja di perusahaan Anton.
Namun Anton mengelak dengan mengatakan kalau dirinya di jebak malam itu
dan dia tidak mau kalau Larasati menceraikan dirinya hanya karena kesalahan satu malam itu.
Dan dengan berbagai cara Anton berusaha untuk mempertahankan penikahannya dengan Larasati meski Larasati bersikukuh untuk berpisah darinya.
yuk simak kelanjutannya hanya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 35
"Makasih Rin," ucap Laras.
Arin melepaskan pelukannya dari Laras dan kembali bertanya lagi pada Laras.
"Terus kapan mas CEO ganteng akan menikahi kamu Laras?" tanya Arin penasaran.
"Aku juga gak tau Rin, tadi mas Anton bilang mau ketemu sama ibu aku katanya."
"Wah.....itu tandanya hilal sudah kelihatan dong Laras," Arin memeluk pundak Laras.
"Ah kamu Rin ada-ada aja," Laras mencolek lengan Arin.
"Sebentar lagi sahabatku akan menjadi istri seorang CEO yang ganteng dan baik hati juga tidak sombong," ucap Arin dengan riangnya.
Laras tersenyum mendengar perkataan Arin.
Antonio baru saja datang ke kantornya dan seperti biasa Mira selalu menyapa Antonio ketika dia melewati meja kerja Mira.
"Pagi pak," sapa Mira pada Antonio.
"Pagi Mir," balas Antonio yang kemudian masuk ke dalam ruang kantornya.
Antonio duduk di kursi sofa yang ada di sudut ruang kantornya itu, Antonio merogoh saku celananya dan mengambil handphone yang ia letakkan di dalam saku celananya itu, kemudian Antonio melihat ke layar handphonenya tersebut dan mulai mencari nama mamanya di sana.
Setelah nama mamanya ketemu Antonio langsung melakukan panggilan pada Bu Clara mamanya.
Di rumah orang tua Antonio terlihat Bu Clara dan pak Sebastian sedang duduk santai di kursi sofa estetik yang terletak di halaman belakang rumah yang penuh dengan berbagai macam tanaman bunga dan buah-buahan, di sudut halaman terdapat sebuah taman kecil yang penuh dengan berbagai jenis bunga anggrek karena Bu Clara memang pecinta anggrek, jadi tak heran kalau di halaman rumahnya selalu saja ada jenis anggrek yang di tanam di situ.
Sementara pak Sebastian adalah seorang pecinta buah-buahan dan banyak pula jenis buah cangkokan yang di tanam di halaman belakang rumah itu.
"Pa, lihat itu!" seru Bu Clara sambil menjulurkan tangan kanannya dengan posisi menunjuk pada sebuah pohon strawberry yang mulai berbuah.
Netra pak Sebastian mengikuti arah tangan Bu Clara yang menunjuk ke salah satu tanaman buah strawberry di sana.
"Buah strawberry nya lebat banget pa," kata Bu Clara pada suaminya itu.
"Iya ma, ayo kita lihat," ajak pak Sebastian pada istrinya.
Bu Clara dan pak Sebastian sudah mau beranjak dari tempat duduk mereka tapi tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk di handphone Bu Clara.
Bu Clara melihat ke arah layar handphonenya dan di sana tertera nama Antonio sang putra yang sedang menelpon.
"Siapa ma?" tanya pak Sebastian pada Bu Clara.
"Antonio pa," ucap Bu Clara.
"Angkat dulu ma, mungkin ada yang mau di bicarakan," kata pak Sebastian kembali duduk di kursinya lagi.
"Iya pa," ucap Bu Clara yang juga duduk lagi sambil meraih handphone nya dan menempelkan di telinganya.
"Halo ma," terdengar suara Antonio dari seberang sana ketika panggilan telepon dari nya sudah di angkat oleh mamanya.
"Ya Antonio ada apa?" tanya Bu Clara pada Antonio.
Tiba-tiba datang bibik dengan membawa sepiring pisang goreng dan dua cangkir teh panas permintaan Bu Clara tadi sebelum mereka duduk santai di kursi belakang rumah itu.
"Ini nyonya pisang goreng dan teh panasnya," ucap bibik pada Bu Clara nyonya rumah itu.
"Iya bik makasih ya," ucap Bu Clara sambil menjauh kan sedikit handphonenya dari mulut nya.
Antonio mendengarkan pembicaraan mamanya pada bibik dan Antonio menunggu sampai mamanya selesai bicara dengan bibik dan tak lama kemudian Bu Clara kembali bicara pada Antonio masih berbicara di handphone nya.
"Ya Antonio tadi kenapa kamu telepon mama sepagi ini?" tanya Bu Clara lagi.
"Emmm...aku cuma mau cerita ma," Antonio melepaskan kancing jasnya yang sedikit membuatnya kegerahan.
"Mau cerita apa Anton?" tanya Bu Clara penasaran.
"Aku mau cerita soal Laras pacar aku ma."
"Laras pacar kamu, jadi nama wanita yang sudah membuat kamu jatuh hati lagi itu Laras ya," Bu Clara berucap sambi tersenyum.
Pak Sebastian yang sedang makan pisang goreng yang masih hangat buatan bibik itu sampai menoleh pada Bu Clara ketika istrinya itu mengucapkan nama Laras pacar Antonio.
"Iya ma, tadi pagi itu aku menjemput Laras di rumahnya untuk berangkat ke kantor bareng dan aku juga sudah merencanakan untuk sarapan bareng dia di cafe Bernady dan juga aku ingin memberikan sebuah cincin berlian tanda aku sudah serius dengan dirinya," Antonio menghentikan sejenak bicaranya.
"Terus," ucap Bu Clara sambil mencomot pisang goreng yang ada di piring di atas meja estetik di depan nya itu.
"Aku menyuruh kepala pelayan cafe Bernady untuk menata halaman belakang cafe, aku suruh dia untuk menata tempat itu seindah dan secantik mungkin karena aku akan membawa seorang wanita yang spesial ke sana untuk sarapan pagi bersama.
Lalu si Jon kepala pelayan cafe itu pun menyuruh semua anak buah nya untuk menata ruang halaman belakang itu dan ternyata hasilnya juga sangat memuaskan ma, mereka meletakkan kursi dan meja kayu estetik di teras halaman belakang cafe lalu menambahkan beberapa bunga-bunga yang berwarna-warni di pinggiran taman kecil yang ada di pojok halaman belakang itu dan aku juga menyuruh mereka untuk menyiapkan beberapa makanan dan minuman yang termahal yang ada di cafe Bernady."
Bu Clara tersenyum mendengar Antonio bercerita dengan penuh semangat dan dengan nada yang terdengar sangat bahagia sekali.
Pak Sebastian juga ikut mendengarkan cerita Antonio dari handphone istrinya yang sebelum nya sudah di loud speaker oleh Bu Clara, pak Sebastian tersenyum sambil melihat ke arah Bu Clara, kedua orang tua itu seperti nya juga ikut merasakan rasa bahagia yang sedang putra mereka rasakan saat ini.
"Terus, bagaimana tanggapan Laras dengan semua ide kamu itu? Dia suka?" tanya Bu Clara kemudian.
"Iya ma, Laras suka banget dengan suasana cafenya dan dia juga sempat heran karena aku memesan beberapa makanan dan minuman yang mahal harganya."
"Apa Laras tahu kalau cafe Bernady itu milik kamu?" Bu Clara penasaran.
"Enggak ma, Laras tidak tahu dan aku tidak memberitahukan hal ini padanya."
Bu Clara mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengerutkan sedikit alisnya.
"Ma," panggil Antonio masih bicara di telepon.
"Iya," jawab Bu Clara.
Tiba-tiba terdengar suara pintu ruang kantor Antonio di ketuk dari luar tapi Antonio tidak mendengarkan karena posisi dia masih telpon-telponan dengan mamanya.
Mira yang sedang mengetuk pintu ruang kantor Antonio mengerutkan keningnya karena Antonio tidak segera menyuruhnya masuk ke dalam.
"Pak Antonio lagi ngapain ya, kok tidak mendengar aku mengetuk pintunya? Gak biasanya pak Antonio seperti ini? Mira memicingkan matanya sambil memikirkan sesuatu.
dah selingkuh menyesal minta balikan Weh Weh
so kita lihat apa kah Laras akan move on ga mau balikan atau sama dengan yg lain di tunggu next episode