"Aku tak peduli dengan masa lalu. Yang aku tahu adalah masa kini dan masa depan. Masa lalu hanya hadir untuk memberi luka, dan aku tak ingin mengingatnya!!" (Rayyan)
"Aku sadar bukan gadis baik baik bahkan kehadiranku pun hanya sebagai alat. Hidupku tak pernah benar benar berarti sebelum aku bertemu denganmu." (Jennie)
"Aku mencintaimu dengan hati, meski ku akui tak pernah mampu untuk melawan takdir."( Rani)
Kisah perjuangan anak manusia yang hadir dari sebuah kesalahan masa lalu kedua orang tua mereka. Menanggung beban yang tak semestinya mereka pikul.
Mampukah mereka menaklukkan dunia dan mendirikan istana masa depan yang indah dengan kedua tangan dan kakinya sendiri?
Atau kejadian masa kelam orang tua mereka akan kembali terulang dalam kehidupan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30.30 Harapan Arlan
Tak ada satu orangpun manusia didunia ini yang benar-benar membenci. Meski mulut dan mata selalu menyiratkan kebencian, namun niscaya dalam hati dan pikiran terkadang ada rasa rindu yang tak mampu dibendung. Begitupun dengan Rayyan, bohong jika dirinya benar-benar membenci sang ayah. Adakalanya rindu itu hadir membuat gemuruh didadanya semakin tak menentu.
Ingin bersua namun ego seolah menutup semua jalan untuk kembali kesana.
Kedua mata Rayyan nampak memanas menyaksikan bagaimana hangatnya perlakuan Arlan pada Jennie. Lelaki tersebut bahkan memeluk gadis itu dengan senyum yang menyiratkan kerinduan.
"Papa merindukanmu, nak. Maafkan papa karena tidak menyadari keadaan mu yang begitu sulit akhir akhir ini." Nampak nada penyesalan dalam setiap kata yang Arlan ungkapan.
Jennie tersenyum, dia masih betah untuk berlama-lama dalam dekapan papa sambungnya tersebut. Pelukan Arlan adalah hal ternyaman yang dia rasakan.
"Jenjen baik baik saja, pa. Tuhan masih memberiku kesempatan untuk hidup. Jenjen janji pada papa, Jenjen akan hidup lebih baik lagi. Jen akan menuruti semua yang papa ajarkan pada Jen. Maafkan Jenjen yang selama ini selalu keras kepala. Jen sadar jika semua ini adalah teguran Tuhan agar Jen sadar diri dan memperbaiki semuanya."
Arlan menepuk nepuk pelan punggung putri cantiknya tersebut. Rasa bersalah dalam dirinya kembali hadir. Bagaimanapun, gadis lemah dalam pelukannya ini hadir karena keegoisannya juga. Andai saja dirinya bisa menerima kehadiran Reni sebagai istrinya dan tak melakukan operasi vasektomi mungkin Jennie akan hadir sebagai darah dagingnya dan bukan sebagai hasil dari perselingkuhan mantan istrinya dengan tuan besar Darou.
Dirinya juga merasa Andil dalam nasib buruk yang selalu menyambangi gadis itu. Namun bagaimanapun dirinya menyesal semuanya telah terjadi. Masa lalu kelam yang menghantui kehidupan mereka itu harus segera dihancurkan dan anak cucu mereka tak lagi boleh memiliki nasib yang sama seperti para pendahulunya.
"Katakan nak, apa yang bisa papa lakukan untukmu? hem?"
Jennie mengurai pelukannya, diusap nya air mata lelaki parubaya di hadapannya tersebut dengan ujung jarinya. Bibir tipis gadis itu melengkungkan senyum manis.
"Papa tak perlu melakukan apapun untuk Jenjen. Cukup papa doakan Jenjen agar bisa melewati semuanya dengan baik."
Jennie tak pernah lupa siapa dirinya, meski Arlan tak pernah membedakannya semenjak lelaki itu berhasil menemukan putra kandungnya. Namun Jennie tak ingin kembali membuat lelaki tersebut merasa bersalah. Sudah cukup yang Arlan alami selama ini akibat dari perbuatan mama dan juga keluarga Daguan. Dan Jennie tak akan lagi menambah nya.
"Jen hanya ingin kasih sayang papa, dan tak ingin yang lain. Papa harus tetap sehat agar bisa selalu mendampingi Jenjen dan kak Radit. Papa nggak usah banyak pikiran, lagipula sekarang Jenjen sudah ada asisten Ray dan bangg Vino yang membantu, jadi papa tidak perlu khawatir lagi, ya." Sekali lagi Jennie tersenyum manis setelah menoleh ke arah Rayyan dan Vino yang mengangguk pelan mendengar ucapannya. Tentu saja hanya Vino yang ber reaksi, sedangkan Rayyan masih menampilkan wajah datarnya seperti biasa.
"Baiklah, papa percaya pada kalian." Pungkas Arlan sambil kembali membelai kepala Jennie dengan sayang, membuat gadis itu tak kuasa untuk kembali memeluk tubuh tegap lelaki tersebut.
"*Kak Radit, maaf. Aku masih egois karena menginginkan ayahmu untuk tetap menyayangi ku. Aku hanya ingin merasakan disayang tanpa berkeinginan untuk merebutnya darimu." Gumamnya dalam hati meski tahu jika Radit tak akan mempunyai pikiran buruk untuknya.
Putra Arlan dan Jelita itu sangat bijaksana melebihi umurnya. Dia bahkan menerima kehadiran Jennie dengan tangan terbuka meski tahu jika gadis itu adalah anak dari wanita yang menjadi penyebab kedua orang tuanya harus berpisah, juga wanita yang telah tega merencanakan pembunuhan pada Rena istri tercintanya*.
.
.
"Nak Ray, terimakasih telah menyelamatkan putri Om. Entah apa jadinya jika saja malam itu Jenjen tak bertemu denganmu. Terimakasih banyak." Arlan menepuk pundak asisten Raka tersebut dengan senyum yang tersungging di wajahnya.
"Semua hanya kebetulan saja, Om. Dia cepat pulih juga karena keinginannya yang kuat untuk segera sembuh."
Arlan meminta Rayyan dan Vino memanggilnya dengan sebutan Om, sama dengan Raka, Frans dan yang lainnya.
Para pemuda ini memiliki jiwa dan semangat yang sangat baik dimata seorang Arlan. Ada ambisi yang terpancar dari sorot mata mereka. Arlan tahu, jika semangat yang tumbuh dalam diri Jennie saat ini pasti tertular oleh mereka. Dulu, putrinya itu selalu saja keras kepala manakala ada yang menasehati nya. Jennie tetap berpegang teguh pada keinginannya untuk mendapatkan sebuah pengakuan dari keluarga kandungnya. Meski selalu mendapatkan sakit pada akhirnya.
"Om senang atas perubahan yang terjadi pada putri Om. Dia adalah gadis keras kepala meskipun demikian, Jennie tetaplah gadis biasa yang rapuh dan lemah. Dia selalu bisa menutupi kekurangannya dengan selalu menampilkan senyum dan juga wajah angkuhnya. Tapi Om tahu, jika batinnya sangatlah terluka."
"Om titipkan putri Om pada kalian. Jagalah dan bantu dia untuk bisa menjadi Jennie yang tangguh dan kuat. Om yakin, bersama kalian dia akan bisa bangkit melawan keterpurukan nya."
Arlan tersenyum menatap penuh harap ke arah Rayyan dan Vino yang hanya bisa saling pandang. Ya, Jennie telah memutuskan untuk tidak lagi menyusahkan Arlan dengan apa yang menimpa dirinya.
Dengan ataupun tanpa bantuan Rayyan dan Vino nantinya, gadis itu telah bertekat untuk bangkit dan berjuang untuk hidupnya sendiri.
"Kami akan melakukan yang terbaik yang kami bisa, Om." Vino menjawab dengan pelan.
Tatapan tulus dan penuh harap dari Arlan membuat keduanya tak kuasa menolak. Vino melirik ke arah Rayyan yang hanya diam. Namun begitu nampak jelas terlihat bagaimana dirinya memperhatikan Jennie yang saat ini sedang melatih kakinya dibantu oleh seorang terapis.
Tawa lepas nampak menghiasi wajah Jennie ketika dirinya malah terjatuh diatas matras ketika mencoba melakukan gerakan yang sedikit berat. Jennie yang memang sudah bisa berjalan meski sedikit lamban harus melatih otot-otot kakinya agar bisa berlari dan berdiri sedikit lama. Rasa ngilu masih dirasakannya namun gadis itu telah bertekad untuk tak lagi menyerah dengan kelemahannya.
Jauh di lubuk hati Rayyan, lelaki itu juga merindukan pelukan hangat serta tawa ayahnya. Dua belas tahun berlalu, namun rasa sakit hatinya tak kunjung sembuh. Dia rindu namun juga membenci lelaki itu.
Rayyan menghela nafas dalam, entah sampai kapan rasa sakit hatinya akan hilang. Rayyan bahkan pernah menolak takdir dan mengingkari jika dalam dirinya mengalir darah seorang Kevlin Sanjaya Prada. Namun kenyataan tak pernah bisa dia tolak. Sepahit apapun itu, Rayyan tak punya pilihan untuk melawan takdir.
"Aku membencimu, namun aku juga merindukanmu, Ayah. Bagaimana keadaanmu sekarang? apa kau bahagia tanpa kami?" Lirihnya dalam diam.
karena mereka berdua sama-sama menempati posisi istimewa di hati Rayyan
yang penting Daddymu selalu bersikap baik padamu toooh
koneksinya gak main-main seeeh
aaahh aku telat bacanya ya, harusnya pas maljum kemaren 😅😅😅
pasti rayyan bahagia dpet.jackpot yg masih tersegel.
wkwkw bisa langsung hamil itu kan thor, kasian para orang tua pingin punya cucu, bakal jadi rebutan pasti.
ok lah makasih ry udah buat rayyan dan jenie bahagia disini