NovelToon NovelToon
Menikahi Pria Gila

Menikahi Pria Gila

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Obsesi / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Tamat
Popularitas:9.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Afsheen

Bijaklah dalam membaca!!

Firo, seorang pria malang yang dianggap gila. Salah satu keluarganya sengaja mengasingkan Firo dan mencampurkan ganja di makanannya sejak kecil. Dia sanggup bertahan hingga dewasa demi mengungkap siapa pelaku pembunuh ibunya.

Medina, gadis cantik yang mau menikah dengannya, menemani Firo mengungkap misteri yang tersimpan rapat di keluarganya.

Balas dendam, pembunuhan dan keikhlasan mengiringi perjalanan pernikahan mereka yang penuh dengan cinta dan tangisan.

Akankah mereka berakhir bahagia? Atau akan berakhir menyedihkan?


Simak kisahnya disini.

follow Ig author: @afsheen_yanyan


Cerita ini di bumbui adegan romantis, balas dendam dan juga pembunuhan.



Terimakasih sudah membaca novelku
jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.

Salam hangat_Afsheen.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afsheen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendatangi Tuan Bram

Menemui Tuan Bram di rumah itu sangatlah sulit, Tuan Bram selalu pulang larut malam dan berangkat kerja pagi pagi sekali. Tuan Bram sangat sibuk bahkan hari minggu pun dia tak berada di rumah.

Medina merasa risih kalau harus di ikuti terus oleh pengawal yang di kirim mertuanya. Dia akan memberitahu Tuan Bram kalau dia sebenarnya tidak hamil dan pengawal itu tidak mengikutinya lagi.

Medina juga berinisiatif untuk memberitahukan ayah mertuanya bahwa ibu tirinya berniat tidak baik terhadap Firo.

Medina malas kalau harus menemui Tuan Bram di rumah utama karena pasti dia bakal bertemu dengan Nyonya Stella di rumah utama.

Siang itu Medina ijin keluar untuk menemui Tuan Bram langsung ke perusahaannya. Sebenarnya Medina ingin membicarakannya lewat telepon, tetapi menurut Medina cara itu kurang sopan baginya.

Medina telah sampai di depan pintu utama gedung yang sangat tinggi, Sebuah resort milik Tuan Bram.

Medina masuk ke lobby hotel dan di sambut oleh pegawai hotel dengan senyum ramahnya menyapa Medina.

"Selamat siang Nona" Pegawai tadi menempelkan tangan kanan dan kirinya di depan dadanya sebagai salam hormat.

Karena tidak tahu ruangan Mertuanya Medina berjalan ke arah resepsionis untuk bertanya.

"Ada yang bisa di bantu Nona? "

Seorang resepsionis tersenyum ke arahnya.

"Aku ingin bertemu dengan Tuan Bramantyo," jawab Medina.

"Apakah anda sudah membuat janji dengan Tuan Presdir, Nona?"

Resepsionis tadi kembali bertanya, Medina menjawab dengan menggeleng.

"Aku menantunya Tuan Bram"

"Maafkan kami Nona, kami tidak tahu kalau anda Menantu Presdir kami"

"Tunggu sebentar, Kami akan menghubungi Tuan Presdir," ujar resepsionis hotel.

Resepsionis tadi kemudian menelepon sekretaris Tuan Bram.

"Nona Anda bisa langsung saja ke lantai 15. Tuan Bram menunggu Anda di atas," ucap resepsionis tadi ramah.

Medina langsung bergegas menuju lift dan masuk kedalamnya bersama dua orang pria berjas hitam yang kebetulan akan naik. Kedua orang tadi tersenyum ramah kepada Medina.

Kedua pria itu memandangi wajah Medina tak berkedip. Walaupun hanya menggunakan make up tipis tetapi Medina sangat terlihat cantik natural dengan kulit putihnya.

Mereka bertiga sama-sama menuju lantai lima belas.

Pintu lift di buka ketiga orang itu kemudian keluar dari lift.

Medina di sambut ramah oleh sekertaris Tuan Bram.

"Nona, tunggu di sini dulu ya, Tuan Bram sedang ada pertemuan sebentar"

"Oh baiklah, Terima kasih!"

Sekertaris itu mempersilahkan Medina duduk di depan ruangan Tuan Bram.

Dua orang yang bersamanya di lift, masuk lebih dulu keruangan Tuan Bram.

Pandangan Mata Medina berkeliling ke segala arah tempat itu. Semua barang di situ sangatlah mewah bahkan untuk masuk ke dalam ruangan pun harus menggunakan sandi.

Sekertaris di depannya terlihat sangat ramah. Berpenampilan sangat elegan dan cantik. Medina merasa tidak canggung menemui langsung mertuanya di tempat kerja karena menurutnya mertuanya sangat baik kepadanya.

Sepuluh menit berlalu, Dua orang yang tadi masuk ke ruangan Tuan Bram kemudian keluar dengan wajah murung dan raut muka di tekuk. Berbeda ketika Medina tadi bertemunya di lift.

"Nona, silahkan masuk Tuan Presdir sudah menunggu anda"

"Terima kasih" sahut Medina.

Medina lalu masuk ke dalam ruangan Tuan Bram. Dia melihat Tuan Bram terlihat sangat sibuk.

"Maaf, Tuan. Bolehkah aku masuk?" pinta Medina berdiri di depan pintu.

"Ada perlu apa kamu kesini?" Nada suara Tuan Bram sangat keras. Medina terkaget baru sekarang Medina melihat ayah mertuanya berbicara keras.

Deg,

Medina yang kaget belum sempat di persilahkan duduk. Tuan Bram sudah membuat dia berpikir beberapa kali untuk dapat berbicara kepadanya.

"Maaf sepertinya aku menggangu, sepertinya lain waktu saja, Tuan"

Sepertinya ini waktu yang tidak tepat pikirnya.

"Kamu sudah datang kesini, Lalu buat apa kalau datang kesini sia-sia," ucap Tuan Bram seperti tidak menyukai menantunya datang ke tempat kerjanya.

"Maaf, Tuan! Aku mau bilang...kalau.....sebenarnya aku tidak hamil, Tuan!" Medina berkata sangat pelan takut mertuanya marah.

Tuan Bram menatap sebentar ke arah Medina.

Medina tambah takut harus berkata apa lagi, baru kali ini dia gemetar saat berbicara.

"Maafkan aku, Daddy. Kemarin aku tak bermaksud menipumu, kemarin aku hanya masuk angin biasa," Medina berbicara seperti hendak menangis.

"Apa kamu ingin menyuruhku menghentikan pengawal agar tidak mengikuti mu lagi?" Tuan Bram berbicara tampa melihat ke arah Medina.

"Bu... kan begitu tuan maksudku,"

"Ah sudahlah aku sudah mengerti, Aku sudah baik kepadamu tetapi kamu malah menolaknya,"

ucap Tuan Bram marah meneruskan pekerjaannya.

"Maafkan aku Tuan, Aku tidak bermaksud menolak kebaikan Tuan," Air mata Medina tiba-tiba keluar.

Medina ingin berbicara banyak mengenai Firo, Tetapi karena melihat ekspresi wajahTuan Bram yang tidak seramah dulu membuatnya enggan berkata lagi.

Tuan Bram menunggu Medina berkata lagi.

"Kalau sudah tidak ada yang di bicarakan sebaiknya kamu keluar, aku sangat sibuk" Tuan Bram dengan entengnya berbicara seakan Medina seperti bukan menantunya.

"Baiklah, Tuan. Aku akan segera keluar, Maaf sudah mengganggu waktu anda"

Medina cepat-cepat keluar dari ruangan itu. Dia sangat menyesal kenapa dia mendatangi tempat itu.

Medina sama sekali tidak berpikiran buruk dengan sifat Tuan Bram hari ini. Dia menyalahi dirinya sendiri yang bertindak tidak benar karena sudah menggangu mertuanya bekerja. Menurutnya mungkin mertuanya seperti itu karena tidak mau di ganggu di tempat kerja atau karena kerjaannya sangat menumpuk hari itu.

"Ahhh.. bodoh sekali aku.. terlalu gegabah dalam bertindak," batin Medina sambil mengusap air matanya.

Medina tidak mengetahui kalau mertuanya sebenarnya memiliki kepribadian ganda. Terkadang Tuan Bram sangat baik seperti malaikat, Terkadang kalau moodnya jelek dia bahkan menjadi orang yang sangat kasar dan kejam.

1
Erina Munir
lanjutannyaaa...thoor...udh aja thoor
Erina Munir
bagus thor...cuma jngn sering adegan yg degdegan ya thor
Erina Munir
lanjuut doong thoor
Erina Munir
aku ga tegaa bangeettt...
Erina Munir
😭😭😭😭😭 suediiiihh thooor...
Erina Munir
kesian el...firo bahaya terlalu ngebelain drago...takutnya mimpinya menjadi k nyataan
Erina Munir
💕💕💕 udh dpt jodoh aja drago....
Erina Munir
kesian shaka
Erina Munir
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Erina Munir
sekamat shakaa....semoga kalian selalu d limpahi kebagiaan
Erina Munir
naahhh bnerkaan
Erina Munir
jngn2 karan bpknya shaka
Erina Munir
makanya jngn percaya sama temen kadang juga punya hati julit
Erina Munir
kesiaan
Erina Munir
mustinya d eksekusi aja tuh para penjahat itu
Erina Munir
terlalu berani firo...bpk luh tuh kuat banget
Erina Munir
aduuuh thoor..
udh doong..kesian medinaa
Erina Munir
kesian firo punya bpk kaya gituh
Erina Munir
hajaar bleeh s sonyy
Erina Munir
pertemuan yg sangat mengharikan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!