NovelToon NovelToon
Reany

Reany

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Aerishh Taher

Selama tujuh tahun, Reani mencintai Juna dalam diam...meski mereka sebenarnya sudah menikah.


Hubungan mereka disembunyikan rapi, seolah keberadaannya harus menjadi rahasia memalukan di mata dunia Juna.

Namun malam itu, di pesta ulang tahun Juna yang megah, Reani menyaksikan sesuatu yang mematahkan seluruh harapannya. Di panggung utama, di bawah cahaya gemerlap dan sorak tamu undangan, Juna berdiri dengan senyum yang paling tulus....untuk wanita lain.

Renata...
Cinta pertamanya juna
Dan di hadapan semua orang, Juna memperlakukan Renata seolah dialah satu-satunya yang layak berdiri di sampingnya.

Reani hanya bisa berdiri di antara keramaian, menyembunyikan air mata di balik senyum yang hancur.


Saat lampu pesta berkelip, ia membuat keputusan paling berani dalam hidupnya.

memutuskan tidak mencintai Juna lagi dan pergi.

Tapi siapa sangka, kepergiannya justru menjadi awal dari penyesalan panjang Juna... Bagaimana kelanjutan kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aerishh Taher, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28 : Setengah kebenaran?

Gerald berdiri membeku sesaat setelah nama itu keluar dari mulut Ricardo.

“Renata,” ulangnya pelan.

Ricardo mengangguk lemah. “Dia… dia yang hubungi aku, lewat perantara. Dia memberiku bayaran yang besar, Daviz adalah perantara itu.Aku tidak mungkin menolak.”

Gerald menatap Ricardo tajam.

Renata? Kekasih Juna?

Perempuan itu tidak punya kuasa, uang, atau koneksi untuk merencanakan pembunuhan terselubung.

“Itu tidak masuk akal,” gumam Gerald.

Ia berbalik, melangkah menjauh dua langkah, lalu berhenti. Otaknya bekerja cepat. Terlalu cepat.

“Renata tidak berdiri sendirian,” katanya akhirnya. “Dia hanya wajah depan.”

Ricardo terdiam. Itu cukup sebagai jawaban.

Gerald keluar dari ruang bawah tanah tanpa menoleh lagi. Begitu pintu baja menutup, ia langsung mengeluarkan ponsel.

“Lacak semua pergerakan Renata,” perintahnya singkat. “Sekarang juga.”

Kurang dari setengah jam setelah Gerald memberi perintah, tablet di mejanya bergetar pelan.

Ia menurunkannya ke permukaan meja, layar menyala menampilkan sebuah data.

Nama Renata muncul di bar paling atas.

Gerald menyipitkan mata.

Ia menggeser layar dengan satu jari. Riwayat perjalanan terbuka. Visa. Tiket. Kota tujuan yang berulang muncul dalam kurun waktu yang sama.

Milan, tujuh tahun lalu.

Tahun ketika Renata meninggalkan Juna.

Gerald berhenti menggulir. Ia bersandar ke kursi, menatap layar tanpa benar-benar melihatnya, lalu kembali fokus.

Dokumen pertama menunjukkan surat penerimaan universitas. Nama kampus ternama. Cap resmi. Tanda tangan rapi.

Ia membuka lapisan berikutnya.

Status akademik: tidak aktif.

Absensi: nihil.

Catatan kampus: nama tidak pernah tercatat hadir di kelas mana pun.

Gerald menghela napas pelan melalui hidung.

Ia membuka berkas lain.

Alamat tempat tinggal Renata selama di Milan bukan asrama mahasiswa. Bukan apartemen jangka panjang. Daftarnya berisi hotel. Nama-nama mahal. Perpindahan cepat. Tidak ada satu pun yang menunjukkan kehidupan seorang pelajar.

Jarinya berhenti di satu foto.

Gambar buram hasil CCTV hotel. Seorang perempuan muda berdiri di lobi, gaun hitam menempel di tubuhnya, bahu telanjang, rambut disanggul rapi. Tatapannya kosong, terlatih.

Renata terlihat lebih muda, dengan tubuh yang lebih kurus.

Gerald menekan layar, memperbesar detail waktu di sudut foto. Tengah malam.

Ia menutup foto itu dan membuka laporan ringkas di sampingnya.

Jaringan escort eksklusif.

Transaksi melalui perantara.

Klien kalangan elit.

Koneksi langsung ke kelompok kriminal terorganisir.

Gerald tidak bereaksi. Tidak mengumpat. Tidak mengernyit berlebihan. Hanya satu tarikan napas panjang yang keluar pelan, seolah potongan terakhir akhirnya jatuh ke tempatnya.

Ia beralih ke berkas berikutnya.

Nama Daviz.

Muncul sebagai penghubung transaksi di Milan. Muncul lagi bertahun-tahun kemudian sebagai perantara antara Renata dan Ricardo.

Lingkaran itu tertutup rapi.

Gerald meletakkan tabletnya. Ujung jarinya masih menyentuh layar, menahan agar tidak langsung mati.

Renata tidak berubah.

Ia hanya kembali ke peran lamanya.

Yang berubah hanyalah target.

Gerald berdiri. Langkahnya pelan, tapi rahangnya mengeras. Ia mengambil ponsel dari saku jasnya.

“Hubungi Alfred sahabatku di Milan,” katanya singkat saat sambungan terangkat. “Aku butuh semua yang mereka tahu tentang jaringan ini. Dengan siapa sebena Renata terlibat.”

Ia mematikan panggilan, lalu menatap jendela gelap di depannya.

Reani tidak sekedar berurusan dengan sebuah masalalu, jelas semua ini lebih dari itu.

Dan jika Renata hanya pion,

maka papan permainannya jauh lebih besar dari yang terlihat.

Gerald merogoh sakunya sekali lagi.

Ia harus kembali ke rumah sakit.

Karena satu hal kini pasti—

kecelakaan itu bukan sebuah kebetulan, tapi sebuah puzzle yang harus Gerald pecahkan demi melindungi wanita yang sudah lama dia cintai.

____

Gerald tiba di rumah sakit tepat dua jam setelah ia pergi.

Lorong menuju ruang VVIP sunyi. Lampu-lampu putih memantul di lantai mengilap, langkahnya terdengar terukur—tidak tergesa, tidak ragu. Ia berhenti sejenak di depan pintu, menarik napas pendek, lalu mengetuk sekali sebelum masuk.

Reani berbaring setengah duduk. Rambutnya disisir rapi, wajahnya masih pucat, tapi matanya jernih. Doroti duduk di kursi dekat jendela, kaki disilangkan, tablet di tangan—namun perhatiannya langsung terangkat saat Gerald melangkah masuk.

“Kamu kembali tepat waktu,” kata Reani lebih dulu.

Gerald mengangguk. “Aku janji.”

Ia mendekat ke sisi ranjang. Tangannya tidak menyentuh Reani, hanya berhenti di sandaran, seolah memastikan jarak yang aman. Tatapannya turun cepat ke perban di pelipis, ke selang infus, lalu kembali ke mata Reani.

“Bagaimana kepalamu?”

“Masih berdenyut,” jawab Reani. “Tapi aku sudah membaik, setelah beristirahat.”

Gerald menghela napas kecil. Ketegangan di bahunya sedikit turun.

Doroti memperhatikan dari sudut mata. Ada sesuatu yang tertahan di wajah Gerald—ketenangan yang terlalu dipaksakan.

“Kamu pergi ke mana?” tanya Reani.

“Urusan kerja,” jawab Gerald tanpa berkedip. “Aku pastikan satu hal—ini bukan kecelakaan biasa.”

Reani tidak langsung merespons. Jemarinya meremas selimut, lalu mengendur. “Kamu tahu lebih dari itu.”

Gerald menimbang sejenak, lalu berkata, “Aku menemukan pelakunya. Satu orang.”

“Ditangkap polisi?” Doroti menyela, suaranya ringan, tapi tajam.

Gerald melirik sekilas. “Belum.”

Doroti tersenyum tipis melihat interaksi kedua orang dihadapannya.

Reani mengangkat alis. “Kenapa?”

“Karena yang kita cari bukan dia,” jawab Gerald pelan. “Dia hanya sebuah pion lain.”

Reani menatapnya lama. “Apa ada yang kamu tutupi dariku?”

“Tidak,” Gerald mengaku. “Kamu hanya terlalu khawatir.”

Keheningan menerpa, bunyi mesin monitor berdetak pelan secara teratur.

“Aku tidak ingin kamu memikul hal yang tidak perlu,” lanjut Gerald. “Cukup tahu bahwa aku dan Breinzo sudah bergerak.”

Nama itu membuat Doroti menegakkan punggung. “Kamu bicara dengan Breinzo?”

“Sudah,” kata Gerald. “Aku sudah menceritakan segalanya padanya dan kami sepakat—kamu harus istirahat dan tidak berfikir berlebihan tentang semua ini, aku dan kakakmu akan melindungimu.”

Reani menghela napas, setengah pasrah. “Kalian bersekongkol di belakangku?”

“Demi kebaikanmu,” Jawab Gerald dengan nada suara yang tidak berubah.

Doroti berdiri lalu berjalan satu langkah lebih dekat, menatap Gerald lurus-lurus. “Apa ada hal lain yang tidak kau ceritakan pada Rea?”

Gerald membalas tatapan itu. “Ada, tapi itu bukan ranahmu Doroti!”

Doroti menelan ludah. Tangannya mengepal di sisi tubuh, lalu ia mundur setengah langkah. “Baik.”

Itu saja.

Reani memandang Doroti, lalu kembali ke Gerald. “Aku benci dibohongi.”

“Aku tahu,” kata Gerald. “Itu sebabnya aku bilang sebagian. Yang perlu kamu tahu sekarang—orang yang mencoba mencelakaimu akan kembali melakukan nya dan aku tidak akan membiarkan itu terulang, jadi ku mohon... percaya padaku.”

Reani menatap wajahnya, mencari kebohongan, namun ia tidak menemukannya.

“Baiklah kalau begitu,” katanya pelan, “Jangan terluka”

Gerald mengangguk. “Ya, aku janji.”

Ia menarik kursi, duduk dengan diam dan menunggu.

Di sudut ruangan, Doroti kembali ke kursinya. Tablet di tangannya padam. Matanya tetap awas—namun kali ini, ia memilih diam.

bersambung.....

1
Ara putri
Hay kak, jgn lupa mampir keceritaku PENJELAJAH WAKTU HIDUP DIZAMAN AJAIB
Ara putri
cerita kakak kayak drama cina pendek itu, yang alurnya hampir sama semua🤣
Ara putri
ikut sedih bacanya
Ria Mifta Rozikin Azis
boleh kah lengkap cerita novel gk enak kl nanggung loh
drpiupou: Iyah kak, ini makanya update tiap hari kak
total 1 replies
Noor hidayati
wah saingan juna ga kaleng kaleng
Noor hidayati
ayahnya juna tinggal diluar kota kan,waktu ayahnya meninggal juna balik kampung,ibunya juna itu tinggal dikampung juga atau dikota sama dengan juna,ibunya juna kok bisa ikut campur tentang perusahaan dan gayanya bak sosialita,aku kira ibunya juna tinggal dikampung dan hidup bersahaja
drpiupou: balik Lampung bukan kampung beneran kak, maksudnya kita kecil gitu.
ibunya Juna itu sok kaya kak 🤣
total 1 replies
Noor hidayati
mereka berdua,juna dan renata belum mendapatkan syok terapi,mungkin kalau juna sudah tahu reani anak konglomerat dia akan berbalik mengejar reani dan meninggalkan renata
drpiupou: bener kak
total 1 replies
Noor hidayati
lanjuuuuuuuut
Aulia
rekomended
drpiupou
🌹🕊️🕊️👍👍👍👍
Noor hidayati
apa rambut yang sudah disanggul bisa disibak kan thor🙏🙏
drpiupou: makasih reader, udah diperbaiki/Smile/
total 2 replies
Noor hidayati
juna berarti ga kenal keluarga reani
drpiupou: bener kak, nanti akan ada di eps selanjutnya.
total 2 replies
Noor hidayati
definisi orang tidak tahu diri banget,ditolong malah menggigit orang yang menolongnya,juna dan renata siap siap saja kehancuran sudah didepan mata
Noor hidayati
lanjuuuuuuut
Noor hidayati
kok belum up juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!