Ditahun ketiga pernikahan, Laras baru tahu ternyata pria yang hidup bersamanya selama ini tidak pernah mencintainya. Semua kelembutan Hasbi untuk menutupi semua kebohongan pria itu. Laras yang teramat mencintai Hasbi sangat terpukul dengan apa yang diketahuinya..
Lantas apa yang memicu Laras balas dendam? Luka seperti apa yang Hasbi torehkan hingga membuat wanita sebaik Laras membalik perasaan cintanya menjadi benci?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pilihan Laras
Sinar bulan menemani langkah seorang wanita keluar dari kediaman megah orang tuanya. Dia Laras, tidak menunggu hari esok untuk pergi dari rumah masa kecilnya.
Benar. Meskipun rumah masa kecil, tetapi tidak ada lagi ikatan emosional yang membuatnya ingin tetap bertahan, justru sebaliknya Laras begitu tidak betahnya tinggal di rumah megah itu sekarang.
Laras yang menyeret koper dilihat oleh Ranveer yang tengah mencari korek api di dalam mobilnya.
Laki-laki itu menajamkan penglihatan, mengamati setiap pergerakan seseorang. Keningnya membentuk lipatan saat matanya menangkap raut datar di wajah perempuan yang kini sudah berhasil memasukkan sebuah koper di bagasi mobil di belakang mobilnya yang terparkir.
Ranveer tersadar saat mendengar ketukan di kaca mobilnya. Reflek ia menurunkan kaca dengan cepat.
"Maaf mengganggu, bisa kamu majukan mobilmu sedikit? Mobilku akan keluar." ternyata Laras yang sudah mengintip di jendela.
Sebenarnya lahan parkir cukup luas, hanya saja baik Laras maupun Ranveer tidak suka memarkirkan mobilnya jauh di dalam, mereka menaruh mobilnya di tempat paling dekat pagar, agar mudah saat keluar.
Sebelum ke pulangan Laras, Ranveer leluasa memikirkan mobilnya, tidak tahu jika putri Mario memiliki kesamaan yang sama dengan kebiasaannya.
"Kamu tahu ini pukul berapa?" giliran Laras yang mengerutkan kening.
Tentu Laras tahu ini pukul sebelas malam, dia sengaja menghindari Mario agar mudah pergi, paruh baya itu sudah terlelap di jam seperti sekarang.
"Udah kaya maling pergi diam-diam." tambah Ranveer tanpa minat mengabulkan keinginan Laras.
"Maaf?" tanya Laras bingung. Mengapa laki-laki ini ikut campur. Ranveer bisa melihat Latas tak nyaman dengan ucapannya, Tapi, Ranveer kukuh di dalam mobil, dan tak berniat memajukan mobilnya.
Laras yang melihat itu menghala napas pasrah, dia akan mengambil kunci mobil ayahnya saja untuk di pindahkan, sungguh Laras lelah dan tak ingin membuat keributan di tengah malam.
"Oke, maaf mengganggu waktu berharganya." tutur Laras pelan, meski sebenarnya geram.
Laras mengkritisi Ranveer dalam hati, bukankah laki-laki itu keponakan Romania, untuk apa dia malam-malam masih berada di dalam mobil, padahal di dalam sana banyak kamar kosong yang menawarkan kasur empuk di bandingkan sofa mobil.
Laras memilih kembali ke dalam rumah, dia akan mengambil kunci mobil yang terparkir di belakang mobilnya, dia jadi menyesal menyapa pria bernama Ranveer itu, sifatnya tak sebagus wajahnya.
"Kemana?" Laras hampir tersandung karena kehadiran Ranveer yang tiba-tiba, sejak kapan laki-laki itu mengikutinya.
Ranveer memasukkan dua tangannya pada saku. Laki-laki itu mengangkat sebelah alis seraya menilik wajah Laras dari samping.
"Ambil kunci mobil," Laras menjawab sedikit ketus, menolak untuk melihat pada Ranveer.
Laras sungguh tak ingin tahu sedikitpun mengenai laki-laki bernama Ranveer ini. Sejujurnya laras tersinggung dengan sikap laki-laki ini, dari seluruh laki-laki yang ada di dunia ini, Laras pasti akan menjauhi laki-laki yang berhubungan dengan Romania, bukan untuk saat ini saja, dari dulu Laras sama sekali tidak ingin dekat dengan seseorang yang dekat dengan Romania.
"Seenggaknya tau waktu, tengah malam begini mau keluar."
Laras mengerjap cepat, berkali-kali. Ranveer sangat serius dengan protesnya. Laras menghela nafas panjang, entah kenapa dia tiba-tiba ingin marah. Dia tidak suka orang lain ikut campur dalam urusannya. Ranveer masih menatap Laras dari tempatnya berdiri. Tiba-tiba pula di dera rasa malu saat akhirnya sadar jika sedang berlebihan. Laras masih menatap Ranveer. Perempuan itu menunjukkan raut muka penuh kebingungan.
"Ada urusan apa anda dengan saya?"