Aku Yang Diabaikan

Lulu mencoba mengejar langkah Ayu dengan cepat tetapi malah kehilangan jejak. Padahal, ia ingin menanyakan keberadaan Lala karena Ayu pasti mengetahuinya.

"Oh, sial!" umpatnya.

Lulu kemudian membuka ponselnya dan menghubungi ibunya, ia memberitahu bahwa melihat Ayu di mall.

Lastri meminta putrinya untuk terus mencari dan mengejar Ayu.

"Bu, ini mall sangat besar. Bagaimana aku bisa mencarinya?" protes Lulu.

"Lulu, dia salah satu orang yang mengetahui keberadaan adikmu. Cepat temui dia!" desak Lastri.

"Baiklah, aku akan coba mencarinya lagi!" kata Lulu kemudian perlahan melangkah.

Baru beberapa meter ponselnya berdering, Lulu segera mengangkat dan menjawabnya. Ia mengatakan kepada temannya jika sedang mengejar seseorang. Jadi, ia meminta temannya itu menunggu sebentar.

Lulu terus mengedarkan pandangannya, kakinya menuju ke sebuah parkiran. Keberuntungan masih berpihak kepadanya, menarik ujung bibirnya ia bergegas mendekati sebuah mobil berwarna merah. "Kak Ayu!"

Ayu yang hendak membuka pintu mobilnya, tubuhnya kaku. Ia menoleh ke belakang dan berucap, "Hei, Lu!"

Tanpa basa-basi Lulu lantas bertanya, "Kak Ayu, kenapa sulit sekali dihubungi?"

"Maaf, Lu. Kakak sangat sibuk akhir-akhir ini, ada pekerjaan di beberapa kota," jawab Ayu mencoba tenang dan tak gugup.

"Kak Ayu, aku mau minta tolong buat mencari keberadaan Lala!" kata Lulu.

"Loh, memangnya Lala ke mana?" tanya Ayu.

"Dia tidak bekerja di sana lagi," jawab Lulu.

"Lalu dia kerja di mana?" tanya Ayu lagi.

"Justru, ini yang mau aku tanyakan kepada Kak Ayu. Secara Kak Ayu 'kan yang mengajak Lala bekerja di restoran itu, jadi Kak Ayu harus bertanggung jawab atas Lala!" jawab Lulu.

"Aku memang tidak tahu di mana Lala, nanti aku coba tanyakan kepada temanku," kata Ayu .

"Kakak benar 'kan mau membantu kami menemukan Lala?" Lulu memastikannya.

"Iya, aku akan membantu kalian," ucap Ayu.

"Hm... baiklah, aku tunggu kabar dari Kak Ayu secepatnya!" kata Lulu.

"Iya, kamu tenang saja. Kalau begitu, aku duluan, ya!" pamit Ayu sembari membuka pintu mobilnya.

Sepulangnya dari mall, Lulu memberitahu isi obrolannya dengan Ayu. Mendengar hal itu sedikit membuat hati Lastri lega.

***

Dua bulan berlalu...

Sekar kini tak menjadi seorang pelayan lagi. Ia dipindahtugaskan menjadi kasir di salah satu cabang restoran lainnya. Meskipun lokasinya sedikit jauh dari rumahnya, Sekar tetap menjalaninya dengan semangat demi anaknya.

Selesai dengan pekerjaannya, Sekar pulang menggunakan angkutan umum. Ia lalu singgah di salah satu toko untuk membeli beberapa kebutuhan rumah seperti sabun mandi, pasta gigi dan pembersih kamar mandi.

Dari toko, Sekar pulang dengan berjalan kaki. Diujung jalan besar menuju rumah pamannya, Sekar berhenti membeli 2 porsi es kolak durian. Ditengah kerumunan para pembeli, seorang wanita dengan pakaian lusuh dan rambut acak-acakan mendekatinya.

"Kak, tolong sedekahnya sedikit!" pintanya dengan suara memelas sembari memegang perut.

Sekar menoleh ke arah sampingnya, ia memperhatikan secara seksama sosok disampingnya.

Belum lagi Sekar berucap, wanita itu kemudian melangkah pergi. Sekar terus memperhatikannya dari jarak jauh, ia merasa mengenalnya.

Setelah mendapatkan pesanannya, Sekar membayar belanjaannya dan pulang ke rumahnya.

-

Malam harinya, Sekar diminta Bibi Sumi mengantarkannya ke rumah temannya yang sedang mengadakan acara pengajian. Mereka berangkat menggunakan sepeda motor, Arya juga ikut turut serta.

Selepas menurunkan Bibi Sumi di rumah temannya, Sekar mengajak putranya bermain ke rumah kerabatnya yang lainnya. Sekar ingin bertanya kepada sepupunya mengenai rencananya yang akan menyekolahkan Arya di salah satu sekolah.

Belum sampai di rumah kerabatnya, Sekar melihat wanita yang sama saat ia temui di pedagang es kolak durian. Wanita itu duduk terbengong dengan pandangan lurus ke depan menghadap jalan.

Sekar yang penasaran lantas menghentikan laju kendaraannya. Ia kemudian turun dan memegang tangan putranya. Keduanya mendekat dan Sekar bertanya, "Apa kamu mau makan atau minum?"