Tiga tahun pernikahan tanpa cinta dari suaminya, Valeria akhirnya menyerah dan memutuskan untuk meninggalkan Zelan. Laki-laki yang sebelumnya ia cintai dengan sepenuh hati.
Cinta yang bertepuk sebelah tangan, pengorbanan yang di anggap seperti angin lalu, membuatnya lelah lahir batin.
Di mata Zelan, Valeria hanya sosok wanita jahat dan kejam, sosok yang dia anggap sebagai perebut kebahagiaan nya dengan wanita yang dicintainya.
Namun ada sebuah fakta yang tidak di ketahui oleh Zelan di balik pernikahan nya dengan Valeria. Wanita yang dia anggap sebagai antagonis itu, ternyata adalah orang yang paling banyak berkorban untuk hidup nya.
"Peran ku sebagai istrimu telah usai Zelan, aku pergi, satu hal yang harus kau ketahui. Aku, bukan orang jahat."
Bagaimana reaksi Zelan setelah mengetahui kebenaran tentang Valeria dan bagaimana kehidupanya setelah di tinggal sang istri? Ayo baca kisah nya di sini ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #29
"astaga, mama kira apa, dia memang seperti itu, kau seharusnya tidak perlu takut, oh iya sayang, sudah larut sebaiknya kau segera tidur," kata sang mama yang kemarin merapikan selimut Valeria.
"Ya, baiklah ma," kata Valeria pasrah.
Biar bagaimanapun orang tuanya sudah sangat lama mengenal Aksa di Bandi dengan dirinya sendiri, jadi Valeria tidak ingin menyimpan banyak pikiran buruk di benaknya dan memilih patuh atas apa yang di bicarakan sang mama.
Setelah memastikan Valeria memejamkan mata, sang mama pun akhirnya keluar dari kamar tersebut.
Di luar terlihat Alvin dan sang papa yang sedang asik menonton televisi.
"Ma, Valeria sudah tidur?" tanya papa Yudha.
Mama Yunita duduk di samping papa Yudha sambil mengangguk pelan.
"Oh iya ma, pa, bukan kah seminggu lagi perusahaan akan libur akhir tahun? Bara dan Miko meminta ku untuk ikut mereka berlibur, bagaimana menurut kalian? Apakah aku bisa memanfaatkan libur akhir tahun ini untuk jalan-jalan?" kata Alvin sambil cengar-cengir karena dia memang tipikal pria yang tidak betah di rumah, hanya senang dengan jalan-jalan namun dia tetap bekerja membantu sang papa mengelola bisnis mereka.
"Kau ini, adikmu akan semakin kesepian di rumah jika kau tidak bisa bertahan di rumah saat libur akhir tahun, kita tau sendiri sekarang dia sama sekali belum memiliki teman di sini," ucap sang papa marah kepada Alvin.
"Pa, bukan kah itu malah bagus? Biarkan Valeria ikut dengan Alvin saja, jadi dia juga tidak akan bosan-bosan di rumah," kata sang mama mengambil ide lain.
"Nah mama benar," sambung Alvin.
"Asalkan aku di ijinkan jalan-jalan, bawa Valeria pun tidak masalah," batin Alvin nakal.
"Ma, papa bukan nya tidak mengijinkan Valeria ikut, tetapi Alvin bukan kakak yang bisa di percaya papa khawatir saat dia bermain-main dengan teman-temannya dia meninggalkan Valeria," ungkap sang papa tau bagaimana cerobohnya sang putra sulungnya itu.
"Dia juga adiku pa, bagaimana bisa papa tidak percaya," jawab Alvin jengkel.
"Sudah-sudah, jangan berdebat mama jadi pusing mendengar nya, begini saja, Alvin kau bisa pergi ke mana saja dengan teman-teman mu asal kau membawa adikmu untuk ikut bersama, karena dia baru saja lepas dari masalah hidup nya yang suram dia harus bahagia sekarang, tapi karena papa tidak percaya padamu yang ceroboh, mama sarankan kau ajak Aksa," ucap sang mama.
"Hah? Aksa?" jawab Alvin kaget.
"Kalau Aksa pergi papa setuju Valeria ikut," sambung sang papa.
"Bisa-bisa nya lebih percaya Aksa dari pada aku," kata Alvin kebingungan dengan sikap sang papa.
"Mau atau tidak?" tanya papa Yudha lagi.
"Ya, ya baik lah, aku akan mencoba menghubungi Aksa dan mengajaknya, itupun kalau dia mau," kata Alvin lagi.
"Jika dia tidak mau, kau tidak boleh pergi dan sebaiknya temani Valeria di rumah," lanjut mama Yunita.
"Ya ya, aku tau," Alvin segera berdiri dari duduknya dan berlalu pergi.
"Oke ma, pa, sebaiknya kalian juga istirahat, sudah larut," ucap Alvin saat ia sudah jauh dari hadapan orang tuanya.
"Ya," jawab sang mama dan kemudian menarik sang suami untuk beristirahat di kamar.
Keesokan harinya ...
"Oh ayolah, kau harus pergi bersama kami," bujuk Alvin yang saat ini sedang melakukan panggilan telepon dengan Aksa.
"Tidak bisa, aku sibuk, lagipula kau sendiri tau kalau aku tidak suka hal-hal semacam itu kecuali mengurus bisnis," kata Aksa di sebelah sana dengan suara dingin nya.
"Tolong lah, aku sudah sangat lama ingin pergi ke resort itu, Miko dan Bara juga sudah deal, jika kau tidak pergi Valeria tidak akan pergi dan papa ku juga tidak mengijinkan aku pergi," ungkap Alvin yang kini sudah gundah.
"Apa? Valeria ikut?" ucap Aksa singkat.
"Yaaa, dia tidak mungkin tinggal, dia akan kesepian, lagipula kau tau sendiri mental nya sudah di hajar habis-habisan, aku juga ingin membuat nya bahagia bahkan hanya dengan menjaganya liburan," celoteh Alvin tak ada hentinya.
"Baiklah, katakan saja jika sudah ingin berangkat," ucap Aksa yang kemudian mematikan telpon tersebut secara sepihak.
Tut ...
Tut ...
Tut ...
Seketika Alvin terdiam menatap layar ponsel nya, dia tidak menyangka kalau hanya dengan menyebut nama Valeria Aksa akan langsung setuju untuk ikut bersama nya meskipun dari awal sudah kekeh tidak mau pergi.
"Apa maksud nya semua itu?" tanya Alvin pada dirinya sendiri.
"Alah sudahlah, yang penting jadi liburan," ungkap Alvin sambil cengar-cengir.
Seminggu kemudian.
Tak terasa seminggu pun berlalu begitu cepat, kini tibalah di mana liburan akhir tahun telah tiba, semuanya sepakat akan pergi ke resort.
Buat yang tidak mengerti tentang resort author akan sedikit menjelaskan nya.
Resort artinya tempat peristirahatan atau tempat liburan, biasanya berupa hotel atau kompleks liburan yang menawarkan fasilitas dan aktivitas rekreasi. Lokasi resort biasanya terletak di tempat-tempat yang indah dan tenang seperti pantai, gunung, danau, hutan, atau pulau. Dan kali ini Alvin beserta teman-temannya akan berlibur di resort yang ada di pantai.
Dan resort tersebut adalah milik keluarga Miko, jadi mereka bebas berlibur di sana sesuka hati mereka.
Ada beberapa fasilitas yang ada di resort seperti kamar, swite, villa, restoran dan bar, kolam renang dan lain sebaginya.
Oke done ya, author sengaja memperjelas biar tidak ada yang bingung meskipun author yakin kalian semua pasti lebih tau dari author tentang resort ini.
"Ma, pa kami berangkat dulu ya," ucap Alvin kepada mama dan papa nya.
"Ingat ya Alvin jaga adik kamu," ucap sang mama wanti-wanti.
"Iya ma, aman," kata Alvin lagi.
"Ma, pa, Valeria beneran boleh ikut sama kakak?" lagi-lagi Valeria bertanya dan merasa tidak yakin, dia khawatir kalau akan menggangu liburan akhir tahun sang kakak dengan membawa dirinya.
"Iya sayang, hati-hati ya, mama pasti akan sangat merindukan mu," ucap sang mama sambil memegang kedua pundak Valeria.
Setelah berpamitan dengan kedua orang tua mereka, Alvin dan Valeria pun berangkat mengunakan mobil yang di mana sudah di siapkan oleh sang papa beserta segala kebutuhan mereka.
Perjalanan kali ini lumayan jauh meskipun bukan di luar negeri atau kota, dari rumah mereka menuju resort nya keluarga Bara memakan waktu sekitar tiga jam perjalanan.
"Kak, di mana teman-teman mu?" tanya Valeria yang saat ini duduk di samping sang kakak sambil memasang sabuk pengaman nya.
"Mereka menunggu di persimpangan jalan, kita akan bertemu mereka di sana," jawab Alvin sambil fokus mengemudi.
Sementara itu di persimpangan jalan ...
****
