NovelToon NovelToon
The Unwritten Destiny

The Unwritten Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Dunia Hybrid / Epik Petualangan / Misteri / Action / Fantasi Timur / Romansa Fantasi
Popularitas:727
Nilai: 5
Nama Author: Zan Apexion

KEKUATAN NAGA KENAPA BISA ADA DI TANGAN BOCAH INI? PLOT TWIST-NYA: DIA BISA KUASAI SEMUA ELEMEN!

Bayangin: di dunia Aethoria yang isinya cuma soal kekuatan elemen, ada Vincent Kai, cowok misterius dari Suku Naga, yang diam-diam punya cheat code paling gila. Dia bukan cuma kuat, tapi Juga Overpower—dia bisa ngendaliin semua elemen! Rahasia ini harus dia sembunyikan dalam-dalam biar dunia enggak chaos.

Masalahnya, dunia fantasi mana yang damai terus?

Datanglah Ash Falnes Phoenix, dengan ambisinya yang setinggi langit, ingin membuat Aethoria tunduk di bawah kakinya. Rencana jahat Ash ini jelas mengancam keseimbangan Antara Suku Starlight, Aquaria, Terra, Sylvan, Aeolus, dan lainnya.

Ini bukan lagi sekadar petualangan biasa, ini pertaruhan hidup-mati yang penuh intrik, pengkhianatan, dan epic battle.

Vincent sekarang dihadapkan pada pilihan paling berat: terus hide and seek dengan kekuatannya sambil melihat dunia hancur, atau come out dan terima takdirnya?

Status : Daily Update

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zan Apexion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Pusaran Energi Misterius

Preview Bab Sebelumnya:

Mereka mendarat keras di atas tumpukan daun kering dan salju tipis. Udara di sekitarnya sangat dingin, dan aroma pinus tajam menusuk hidung mereka. Mereka kini berada di wilayah pegunungan yang tandus, jauh dari tempat yang sebelumnya.

Vincent tersentak. Ia melihat sekeliling. Di kejauhan, menjulang sebuah puncak gunung es yang membelah awan.

"Puncak Ut... Utar... Celah Utara," kata Alicia, suaranya bergetar karena kedinginan.

Mereka telah berhasil. Mereka berada di perbatasan utara, dekat dengan tujuan mereka. Namun, mereka sendirian, lelah, tanpa Belati Obsidian, dan menyadari bahwa bahaya yang mengancam—Evan, Vera, dan pasukan Sang Tertinggi—kini juga bergerak menuju tempat yang sama.

Bab 23: Pusaran Energi Misterius

Vincent dan Alicia membayar mahal; energi elemental spiritual mereka terkuras, meninggalkan memar-memar di sekujur tubuh mereka akibat pendaratan yang keras.

Di sisi lain, Vincent segera bangkit, dengan kondisi yang lemah dan batuk-batuk. karena kondisi tersebut, ia mencoba untuk menstabilkan energi dan merilekskan kondisi tubuhnya.

Tiba-tiba, ia merasakan desakan waktu yang kuat—sebuah sisa bisikan Veridian Sang The Warden datang menghampirinya, lalu mendesaknya untuk bergerak sekarang juga. Dengan napas terengah-engah, Vincent memaksa diri nya untuk berdiri dan perlahan melangkah maju, mengikuti desakan waktu yang kini terkesan semakin menguat.

"Kita harus bergerak, Alicia," kata Vincent, membantu Alicia berdiri.

Kemudian, mereka berdua bergerak beberapa langkah kedepan. Setelah beberapa saat Vincent memulai pembicaraan dengan Alicia.

"Kita sudah dekat. Tapi dari apa yang aku rasakan... energi jahat itu bergerak dengan cepat. dan dari pengamatan ku, energi itu perlahan lebih cepat dari apa yang kita duga." ucap Vincent.

Lintasan yang Penuh Bahaya

Mereka berdua mulai bergerak kembali dan mendaki lereng pegunungan. Jalur yang mereka lewati ini bukan jalur yang biasa orang lewati; hanya ada bebatuan besar yang jalannya sangat licin disertai dengan kabut tebal yang menyelimuti sampai ke daerah lembah. Lentera Kuno di tangan Vincent kini hanya berfungsi sebagai sumber cahaya biasa, sedangkan penyamaran auranya telah memudar karena banyak terkuras energi nya saat penggunaan teknik dimensi itu.

Saat ini, Vincent harus berhati-hati. Kekuatan Ksatria Utama miliknya yang mengandung sedikit Aura Saint, kini menjadi pedang bermata dua; walaupun ia memberinya kemampuan untuk bertahan, tetapi juga menjadikannya suar yang terang bagi setiap entitas Langit Rendah atau Demi-God yang lewat.

"Kau yakin sekutu Alexa ada di sini?" tanya Alicia sambil menyeka keringat dinginnya. Ia memegang pisau kecilnya yang merupakan sebuah artefak Elemental, dan bersiap untuk bertahan.

"Alexa tidak mungkin mengirim kita ke tempat tanpa harapan," jawab Vincent, mengingat tatapan tajam Alexa di perpustakaan. "Dia bilang ahli di sini telah lama mempelajari kekuatan Saint. Mungkin mereka bisa membantuku mengendalikan Energi Core Saint ini sebelum... sebelum menarik lebih banyak masalah." ucap Vincent menjelaskan.

Jejak yang Mencurigakan

Saat mereka berdua mencapai punggung bukit, Vincent tiba-tiba berhenti. Ia mengulurkan tangan, memberi isyarat agar Alicia diam.

Di depan mereka, tepat nya di atas bebatuan, terdapat jejak kaki yang sangat besar—jejak yang hanya bisa ditinggalkan oleh Ras Giant (Raksasa). Namun, di samping jejak itu, ada yang lebih mengkhawatirkan: jejak kaki manusia yang diselimuti residu samar Energi phoenix, tetapi dicemari oleh aura Kegelapan yang khas.

"Jejak Evan," kata Vincent. "Tapi... itu bukan dirinya. Kegelapan ini... Vera telah mendahului kita."

Alicia melihat sekeliling dengan mata lebar. "Mereka lebih cepat dari yang kita kira! Mereka pasti tidak melalui perjalanan dimensi seperti apa yang kita lakukan. karena Vera pasti tahu jalan darat tercepat." ucap Alicia.

Keputusasaan melanda Vincent. Hanya dalam beberapa jam, Evan telah berubah menjadi budak black mage yang jahat dan saat ini Evan juga bergerak menuju tempat satu-satunya yang merupakan harapan bagi Vincent Dan Alicia.

Menyambut Bahaya

Setelah berpikir beberapa saat, Mau tidak mau Mereka harus mengambil risiko ini. Mereka pun berlari mengikuti jejak itu, yang mengarah ke celah bebatuan yang tertutup kabut tebal (Celah Utara yang sebenarnya).

Saat mereka memasuki celah itu, mereka disambut bukan oleh sekutu, tetapi oleh pemandangan yang tragis dan menyedihkan: disana terlihat sebuah benteng pertahanan yang hancur. Bebatuan berserakan, dan ada jejak pertempuran antara Ras Giant dan pengguna sihir yang memiliki pola pertahanan kuno.

Di tengah reruntuhan, tampak mayat-mayat—para penjaga celah Utara ini. Mereka adalah Ksatria yang kuat, tetapi tidak cukup kuat untuk menghadapi serangan terkoordinasi dari Ras Giant dan kekuatan Black Mage.

"Terlambat," bisik Vincent, tinjunya terkepal.

Di tengah kehancuran itu, mereka melihat dua sosok: Evan (Sang Jenderal Bayangan) yang berdiri kaku tanpa emosi, mata biru-hitamnya memancarkan ancaman yang mematikan. Dan Vera, anggota Black Blood Mage, tersenyum lebar. Senyumnya adalah pemandangan paling mengerikan yang pernah dilihat Vincent.

Di samping altar batu yang masih berdiri, tergeletak seorang pria tua berjanggut putih, dengan kondisi berlumuran darah. Meskipun terluka parah, ia memancarkan aura kebijaksanaan dan kekuatan Saint Rendah Tahap Akhir—tingkat yang siap menembus ke ranah saint tinggi, ini hal yang luar biasa, dan juga terungkap bahwa Dialah sekutu yang dijanjikan Alexa.

"Akhirnya, Kau datang juga, Pewaris Naga," kata Vera, suaranya dingin dan penuh tawa gila, menunjukkan kepribadian yang aneh. Ia kemudian menunjuk ke pria tua itu.

"Ini pasti sekutu yang kau cari bukan. Sayangnya, kau terlambat."

Vincent merasakan amarah murni membakar Inti Saint-nya. Ia melangkah maju, karena hal ini Lentera Kuno di tangannya bergetar.

"Lepaskan dia, Vera! Lepaskan juga pengaruh mu pada Evan!" teriak Vincent, mengabaikan pria tua itu sejenak dan sedang menargetkan Vera.

Vera tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. "Evan? Dia kini telah menemukan tujuan sejatinya. Dia adalah Jenderal Bayangan yang sangat berharga. Adapun orang tua ini..." Vera menyentakkan kakinya ke samping, memperlihatkan tubuh pria tua itu lebih jelas.

Pria tua itu terbatuk, meludahkan darah. "Vincent... kau berhasil tiba," bisiknya, suaranya lemah namun ada ketenangan di dalamnya. "Namaku... Elder Marius. Aku adalah penjaga Celah... dan ahli yang kau cari..."

Pengorbanan Elder Marius

Vera mengangkat tangan kanannya, mengumpulkan kekuatan kegelapan yang menggelegar di udara. "Waktu sudah habis! Kalian harus berpisah selamanya, Hahaha... hahahaha....hahaha!" Tawa Vera mengguncang udara, membuat bulu kuduk berdiri, suaranya yang mengerikan seperti berasal dari jurang terdalam.

"Dasar Makhluk Lemah!" lanjutnya, suaranya penuh dengan kebencian. "Kau terlambat, Pewaris Naga! Kau hanya akan menyaksikan akhir dari harapanmu!" Dengan gerakan tangan yang dramatis, Vera mengarahkan serangan kegelapannya langsung ke Elder Marius, membuat udara di sekitar menjadi dingin dan gelap.

"Tidak!" teriak Vincent. Ia melepaskan sisa Energi True Dragon Fire untuk menyerang Vera, tetapi serangan itu terlalu lambat.

Namun, Elder Marius, yang sekarat, mengerahkan seluruh sisa Kekuatan yang ada di tubuhnya. kemudian, ia memukulkan tangan kanannya yang berdarah ke altar batu, hal ini mengaktifkan formasi rune kuno yang terukir di permukaannya.

CAHAYA!

Sebuah ledakan cahaya keemasan Saint yang murni keluar dari altar, membentuk perisai di sekitar Marius. Perisai itu berhasil membelokkan serangan gelap Vera, Tapi apa yang dilakukan Elder Marius memiliki konsekuensi yang sangat berat, hal ini membuatnya membayar harga mahal yakni efek samping yang dapat merenggut nyawanya sendiri.

"Dengarkan aku, Vincent!" teriak Elder Marius, matanya menatap Vincent dengan fokus yang kuat, mengabaikan rasa sakitnya. "Formasi ini... akan memberimu perlindungan singkat. Mereka mencari Belati Obsidian! Jika kau tidak memilikinya, mereka akan mencari yang lain!"

Marius menunjuk ke dada Vincent. "Mereka akan mencari Inti Saint yang kau serap! Itu adalah Kunci penganti! Larilah! Pergi ke Puncak Es! Cari relik kuno Suku Naga Laut! Hanya itu yang bisa menstabilkan dan mungkin saja meningkatkan core Saint di dalam dirimu!"

Dengan kata-kata terakhir itu, energi Saint yang dipancarkan Elder Marius habis. Perisai itu hancur, dan tubuh Marius ambruk di samping altar. Ini menandakan bahwa Elder Marius telah tiada.

Bentrok Tak Terhindarkan

Vera menggeram marah karena rencananya digagalkan oleh orang tua yang sekarat itu. Ia menoleh ke Vincent dan tersenyum dengan aura Kekuatan gelap nya yang semakin berbahaya.

"Dia telah mati sebagai pion, tapi ini hanya menunda takdirmu sesaat. Sekarang, takdirmu adalah mati di tanganku," kata Vera, suaranya dingin. "Serahkan Inti Saint itu, atau Jenderal Evan akan mengambilnya darimu dengan paksa!"

Evan melangkah maju. Matanya yang biru-hitam terpaku pada Vincent, tanpa ada sedikit pun tanda-tanda bahwa ia mengenali sosok yang ada dihadapannya. Ia mengangkat tangannya, dan energi phoenix yang dicemari kegelapan mulai berputar.

Disisi lain, Vincent berdiri di depan Alicia, tubuhnya terasa berat karena kelelahan. Hatiku terasa hancur, pikirnya, mengingat kematian Elder Marius yang baru saja terjadi. Ia kini tanpa sekutu, dan tugas barunya terasa mustahil: mencari Relik Kuno Suku Naga Laut di Puncak Es.

Tugas pertama adalah bertahan hidup. Vincent menatap Alicia, lalu mengangguk perlahan, "Kita harus pergi dari sini, sekarang."

Ia menggenggam Lentera Kuno dan mengambil posisi kuda-kuda dan siap untuk bertarung.

"Aku tidak akan membiarkanmu merusak Evan, Vera! Dan kau tidak akan mendapatkan Inti Saint-ku!" teriak Vincent, suaranya penuh tekad.

Evan, Sang Jenderal Bayangan, meluncurkan serangan pertamanya dengan kecepatan yang mematikan. Vincent mengantisipasi, tapi kelelahan membuatnya sedikit terlambat. Serangan Evan mengenai bahunya, membuat Vincent terjengkang ke belakang.

"Tahanku...!" Vincent menggumam, mencoba menahan rasa sakit. Alicia berlari ke arahnya, tapi Vincent mengangkat tangan, "Alicia, jangan... mendekat...!"

Disisi lain, Vera tertawa, suaranya seperti pisau yang mengiris jiwa. "Kalian semua sama saja, makhluk lemah dan tidak berguna!" Ia mengangkat tangan kanannya, dan kegelapan mulai berkumpul di sekitarnya.

Evan melanjutkan serangannya, tapi Vincent berhasil menghindar dengan susah payah. Ia tahu, ia tidak bisa terus-menerus menghindar. Ia harus melawan, tapi bagaimana?

Alicia melangkah maju, matanya berkilau dengan dipenuhi tekad baja.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Vincent!" Ia mengangkat tangannya, dan cahaya biru mulai berkumpul di sekitarnya.

Vera tersenyum, "Oh, ini akan menyenangkan..." Ia melihat hal itu, dan merespon dengan mengangkat tangannya, energi kegelapan di sekitarnya mulai berkumpul dan menjadi semakin pekat. "Haha, Kalian semua akan mati di sini!" ucap Vera dengan tawa yang mengerikan dan gila.

Dengan gerakan yang cepat, Vera meluncurkan serangan energi kegelapan yang besar, tapi Alicia berhasil mengantisipasi dan mengangkat tangannya untuk melindungi dirinya dan Vincent. Cahaya biru yang berkumpul di sekitar Alicia meledak, menghancurkan serangan kegelapan Vera.

Namun, tabrakan antara energi kegelapan dan cahaya biru itu menimbulkan ledakan yang mengerikan, membuat tanah di sekitar mereka bergetar dan udara dipenuhi dengan suara gemuruh.

Sedangkan, Evan terhenti sejenak, memberikan Vincent kesempatan untuk bangkit.

"Alicia...!" Vincent berteriak, khawatir akan keselamatan Alicia. Tapi Alicia berdiri tegak, meskipun tubuhnya sedikit bergetar. "Aku baik-baik saja, Vincent," katanya, sambil menatap Vera dengan mata yang penuh dengan tekad untuk mengalahkannya, meskipun resikonya kematian.

Vera yang saat ini merasa tertipu dan lengah dan ini membuat amarahnya terpicu karena serangannya tadi gagal, selanjutnya ia memerintahkan Evan dengan suara yang dingin, "Evan, hancurkan mereka! Dan Tunjukkan kekuatanmu!"

Evan tersenyum, dan dengan gerakan yang cepat, ia meluncurkan serangan yang mengerikan. Serangan itu berupa gelombang kegelapan yang besar, disertai dengan ribuan Bulu Phoenix kecil yang tajam dan berputar-putar di udara.

Alicia yang masih berusaha untuk melindungi Vincent, mengangkat tangannya dan mencoba untuk menghentikan serangan itu. Tapi, serangan Evan terlalu kuat, dan Alicia terluka parah oleh bulu-bulu phoenix kecil yang tajam itu. Ia terjatuh ke tanah, dengan tubuh yang penuh luka dan darah.

Vincent berteriak, "Alicia!" Ia berlari ke arah Alicia, dan mencoba untuk membantunya. Tapi Evan tidak akan membiarkan mereka pergi dengan mudah. Ia meluncurkan serangan lainnya, dan Vincent harus berusaha untuk melindungi dirinya dan Alicia.

Dengan susah payah, Vincent mengangkat tangannya dan mencoba untuk menghentikan serangan Evan. Tapi, Evan terlalu kuat, dan Vincent merasa dirinya mulai kelelahan.

Tiba-tiba, Vera melangkah maju, dan dengan gerakan yang cepat, ia menusukkan pedang yang terbuat dari Energi kegelapan miliknya yang bersinar dengan aura kegelapan yang sangat mematikan itu ke arah Vincent. "Kalian semua akan mati di sini!" katanya, dengan suara yang dingin dan tanpa emosi.

Vincent mencoba untuk menghindar, tapi terlambat. Pedang Vera menembus tubuhnya, dan ia merasa dirinya mulai melemah. Rasa sakit yang luar biasa menyebar di seluruh tubuhnya, membuatnya hampir tidak bisa bernapas.

Ia melihat Alicia, yang masih berjuang untuk bangkit dan mencoba melindungi dirinya. Mata mereka bertemu, dan Vincent melihat kesedihan dan ketakutan di mata Alicia. Ia tahu bahwa seharusnya ia yang harus melindungi gadis itu tapi justru sebaliknya dan ia merasakan penyesalan akan gagalnya dirinya.

Kini, Tubuhnya semakin melemah, dan Vincent merasa dirinya mulai kehilangan kesadaran. Ia melihat Vera yang berdiri di depannya, tersenyum dengan puas.

"Tidak... tidak seperti ini..." Vincent menggumam, suaranya hampir tidak terdengar.

Alicia berteriak, "Vincent! Tidak!" Suaranya penuh kesedihan dan kemarahan, tapi Vincent tidak bisa mendengarnya lagi. pandangannya mulai memudar, dan ia tahu bahwa ini adalah akhir.

Dengan sisa-sisa tenaganya, Vincent mencoba mengangkat tangannya, dan Tiba-tiba cahaya Merah bercampur dengan warna kehijauan seperti giok mulai berkumpul di sekitarnya. "Alicia... lari..." katanya, dengan suara yang lemah, sambil menatap Alicia dengan mata yang penuh kasih sayang dan kepedulian.

"Aku... aku tidak bisa... Vincent..." Alicia menggumam, suaranya tercekik oleh air mata. Ia mencoba untuk mendekati Vincent, tapi tubuhnya tidak bisa bergerak.

Vincent mencoba untuk tersenyum, tapi hanya bisa mengeluarkan senyum yang lemah. "Alicia... aku... aku..." Ia tidak bisa menyelesaikan kata-katanya, karena cahaya Merah bercampur dengan warna kehijauan seperti giok di sekitarnya mulai meledak, dan semuanya menjadi gelap.

Ledakan cahaya Merah bercampur dengan warna kehijauan seperti giok itu membuat Alicia terlempar ke belakang, dan hal ini membuatnya kehilangan kesadaran. Vera yang berdiri di dekatnya, tersenyum dengan puas, berpikir bahwa ia telah berhasil mengalahkan Vincent dan Alicia.

Tapi, tiba-tiba, ditengah keadaan yang sedang dipenuhi kegelapan di sekitar mereka, mulai adanya getaran entah darimana asalnya, dan tanah di bawah kaki mereka juga mulai berguncang. Vera merasa ada sesuatu yang tidak beres, dan instingnya memberitahu untuk segera melarikan diri.

Dengan cepat, Vera memegang Evan dan memerintahkan pasukannya untuk mundur. "Mundur! Kita harus pergi dari sini sekarang juga!" serunya, sambil menarik Evan dan berlari menjauh dari tempat itu.

Mereka berlari secepat mungkin, meninggalkan Alicia dan Vincent di belakang. Kegelapan di sekitar mereka semakin pekat, dan suara gemuruh semakin keras.

Sementara itu, Cahaya Merah bercampur dengan warna kehijauan seperti giok itu mulai berkumpul kembali, dan membentuk sebuah bola energi yang besar. Bola energi itu mulai berputar, dan menciptakan pusaran yang kuat, menarik segala sesuatu disekitar ke dalam pusaran itu.

"Alicia... Vincent..." Bola energi itu mulai bersinar dengan cahaya yang sangat terang, dan semuanya menjadi gelap. Pusaran energi itu menarik Alicia dan Vincent ke dalam, dan mereka berdua menghilang dalam cahaya yang sangat terang itu.

Vera dan Evan yang sudah berada di tempat yang aman, berhenti berlari dan menoleh ke belakang. Mereka melihat bola energi itu menghilang, dan kegelapan di sekitar mereka mulai memudar.

"Apa... apa yang terjadi?" para pasukan vera bertanya, suaranya bergetar.

Sedangkan, Evan hanya diam menunggu perintah Vera selanjutnya.

Disisi lain, Vera menatap ke arah tempat bola energi itu menghilang, dengan ekspresi yang serius. "Aku tidak tahu, tapi aku yakin ini belum berakhir."

Apa sebenarnya bola energi itu? Kemana Vincent dan Alicia menghilang? Dan apakah ini semua belum berakhir?

nantikan kelanjutannya di bab berikutnya.

bersambung......

1
Rina
semakin seru ya, semangat terus ya Author 🥺👍
Zan Apexion: Terimakasih, senang rasanya ada yang menyemangati.

saya akan semakin berusaha keras untuk bab berikutnya 🙏☺️
total 1 replies
Rina
Vincent 🥺🥹
Rina
wah, ada musuh baru
LibrarianAkasha
Lila ini gadis itu? yang di bab sebelumnya?
Zan Apexion: terimakasih atas dukungan dan saran nya, senang rasanya karya saya disukai.
total 12 replies
LibrarianAkasha
kuat juga gadis itu...
Zan Apexion: hehe, karena dia masih bocah, sedangkan gadis itu lebih tua darinya
(gadis yang dimaksud npc).
total 3 replies
LibrarianAkasha
Disini lain
Zan Apexion: maksudnya mereka berjalan di hutan baru Nemu sungai gtu hehe
total 1 replies
LibrarianAkasha
Gadis itu mencurigakan...
Rina
Seru banget, lanjut terus ya Author.

tetap semangat 👍
LibrarianAkasha
Cerita yang menarik
LibrarianAkasha: sama-sama
total 2 replies
LibrarianAkasha
rasanya seperti membaca ulang paragraf di atas... tapi tidak apa-apa. bisa dipahami
Zan Apexion: terimakasih
total 5 replies
LibrarianAkasha
woah! menarik!
Zan Apexion: terimakasih 🙏
total 1 replies
LibrarianAkasha
Spasinya thor
Zan Apexion: hehe sorry, ngantuk mungkin pas buatnya😄
total 1 replies
Rina
Wah, Terimakasih Author ada penjelasan lengkap tentang karakter dalam cerita.
/Smile/
Zan Apexion: Sama-sama, Senang bisa membantu 🙏☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Halo author! mau tanya, kata "Tiba-tiba, Saat dan Terjadi" di novel ini aku lihat kadang menggunakan kapital di awal kata, itu untuk penekanan?
Zan Apexion: Terimakasih sudah membaca dan juga dukungan nya.
total 4 replies
Natasya Eka dira
sangat bagus
Zan Apexion: Terimakasih, sudah mampir
total 1 replies
Natasya Eka dira
sangatttt bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih banyak🙏
total 1 replies
Natasya Eka dira
Sangat bagusss😍
Zan Apexion: terimakasih ☺️
total 1 replies
LibrarianAkasha
Oh! aku suka bagian ini... ceritanya terasa 'hidup' dipikiranku
Zan Apexion: terima kasih 🙏☺️
total 1 replies
Rina
wah, seru banget GK sabar nunggu kelanjutannya
Rina
Menarik
Zan Apexion: terimakasih sudah mampir, semoga dapat menghibur kamu.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!