NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Kakak Ipar Tampan

Belenggu Cinta Kakak Ipar Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Selingkuh / Cinta Terlarang / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Adrina salsabila Alkhadafi

Katanya, cinta tak pernah datang pada waktu yang tepat.
Aku percaya itu — sejak hari pertama aku menyadari bahwa aku jatuh cinta pada suami kakakku sendiri.
Raka bukan tipe pria yang mudah ditebak. Tatapannya tenang, suaranya dalam, tapi ada sesuatu di sana… sesuatu yang membuatku ingin tahu lebih banyak, meski aku tahu itu berbahaya.
Di rumah yang sama, kami berpura-pura tak saling peduli. Tapi setiap kebetulan kecil terasa seperti takdir yang mempermainkan kami.
Ketika jarak semakin dekat, dan rahasia semakin sulit disembunyikan, aku mulai bertanya-tanya — apakah cinta ini kutukan, atau justru satu-satunya hal yang membuatku hidup?
Karena terkadang, yang paling sulit bukanlah menahan diri…
Tapi menahan perasaan yang seharusnya tidak pernah ada.menahan ahhhh oh yang itu,berdenyut ketika berada didekatnya.rasanya gejolak didada tak terbendung lagi,ingin mencurah segala keinginan dihati.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Ciuman di Layar Kaca

​Aku menghabiskan waktu hingga tengah hari di kamar, memutar ulang adegan sarapan. Aku merasa kotor, namun kuat. Raka berhasil membuat Naira mengasihani aku, dan ironisnya, itu membuatku merasa lebih dekat dengan Raka.

​Tepat pukul 12:00 siang, ponselku bergetar. Bukan notifikasi chat rahasia, melainkan panggilan video dari nomor asing—sudah pasti Raka.

​Aku mengunci pintu kamar, menarik napas, dan mengangkatnya.

​Wajah Raka langsung memenuhi layar. Dia ada di mobilnya, mungkin di tempat parkir kantor yang sepi. Dia tidak tersenyum formal; ia terlihat santai, dasinya sudah longgar, dua kancing kemejanya terbuka.

​"Hai, wanita gila yang aku ciptakan," sapanya, suaranya pelan dan serak, langsung memicu panas di pipiku.

​"Mas Raka. Aku pikir kamu mau kerja," balasku, berusaha tenang, tapi nadaku terlalu bergetar.

​"Aku nggak bisa fokus. Ada yang harus kubicarakan, yang nggak bisa kutulis. Soal... kewarasanmu." Raka menyeringai.

​"Kenapa? Kamu khawatir aku benar-benar gila dan keceplosan ke Kak Naira?" aku balik menyerangnya, menyuntikkan sedikit nada sinis.

​Raka tertawa pelan. "Justru sebaliknya, Lun. Aku tahu kamu nggak gila. Tapi tadi pagi, waktu kamu nangis dan kabur, kamu terlihat sangat seksi. Akting yang bagus, My Lun."

​Aku merasakan panas menjalar ke leherku. Dialog kami sudah berpindah dari flirting menjadi pengakuan obsesi.

​"Jangan bilang seksi, Mas. Itu akting kesakitan," protesku, tapi aku tidak bisa menahan senyum.

​"Bukan. Itu chemistry. Coba lihat aku, Lun," perintahnya, suaranya mulai berat dan mendominasi. "Aku mau lihat matamu yang gemetar saat kamu tahu aku berbohong pada istrimu demi kita."

​Aku menatap matanya di layar. Mata Raka, yang biasanya tajam karena pekerjaan, kini berkilat karena gairah.

​"Aku benci kamu jadi orang baik di depan Kak Naira," aku mengakui, dengan nada jujur yang menyakitkan.

​"Aku juga benci. Aku capek memegang tangan Naira saat tangan kiriku ingin memegang lehermu," bisiknya. "Tapi itulah aturannya. Semakin aku baik padanya, semakin besar ruang yang kita punya untuk diri kita sendiri."

​Dia menatapku lama, pandangannya menyapu wajahku.

​"Coba tunjukkan, Lun. Apa yang paling kamu benci dari pagi ini?" tantang Raka.

​Aku tahu ini adalah kesempatan. Aku membalas tatapannya. "Aku benci waktu Kak Naira mencium bahu kamu, Mas. Aku benci bau dia menempel di kamu."

​Raka tersenyum puas. "Cuma itu? Aku mencium hoodie-mu, Lun. Aku menciumnya berkali-kali semalam. Aku memastikan bau dia nggak menempel di sana. Dan aku yakin, hoodie itu baunya lebih jujur daripada kemeja yang kupakai sekarang."

​Dia mendekatkan wajahnya ke layar. Wajah kami nyaris bersentuhan, hanya dipisahkan oleh kaca ponsel.

​"Aku nggak bisa menciummu sekarang. Jadi, tolong lakukan sesuatu untukku," pintanya, suaranya sangat rendah. "Aku mau kamu pura-pura menciumku di layar. Bayangkan kita ada di ruangan itu lagi. Dan kali ini, nggak ada langkah kaki yang lewat."

​Aku memejamkan mata sejenak, merasakan perintahnya meresap. Ini adalah permainan paling berbahaya kami.

​Aku mencondongkan tubuhku ke arah layar ponsel, bibirku mendekati kameranya. Aku mencium permukaan layar itu, ciuman yang pelan, penuh kerinduan.

​"Bagaimana, Mas?" bisikku, membuka mata.

​Raka terlihat terengah. Dia menyentuh layar ponselnya, tepat di tempat bibirku menyentuh tadi.

​"Itu menyiksa, Lun," geramnya. "Karena aku tahu, kalau saja kita ada di ruangan itu sekarang, kita nggak akan berhenti di ciuman virtual."

​"Lalu, apa yang akan kamu lakukan, Mas?" aku bertanya, menantangnya balik.

​Dia menyeringai, senyum seorang pria yang sudah kehilangan semua kendalinya.

​"Aku nggak akan bilang. Aku akan tunjukkan padamu. Aku janji, jeda kita selanjutnya nggak akan hanya di ruang maintenance yang bau. Aku akan mencarikan tempat yang lebih privat, Lun. Aku akan make sure kamu nggak perlu lagi pura-pura di depan cermin. Aku mau kamu melihat dirimu yang sebenarnya, yang cuma keluar saat kamu bersama aku."

​Pintu mobilnya tiba-tiba terbuka. Seseorang pasti mendekat.

​"Aku harus pergi. Tapi aku senang kamu nggak gila," bisik Raka cepat. "Jangan terlalu banyak berpikir. Cukup tunggu aku."

​Dia memutus panggilan.

​Aku masih duduk di sana, menatap layar ponsel yang gelap. Ciuman di layar itu terasa lebih nyata daripada ciuman yang pernah kuberikan pada siapa pun.

​Aku meraih hoodie hitamku. Ya, aku gila. Tapi aku gila karena cinta terlarang ini. Dan Raka, dia berjanji akan menunjukkan diriku yang sebenarnya.

​Aku tahu, aku akan menunggu dengan sabar. Karena janji Raka selalu ditepati, terutama janji yang paling berbahaya.

1
kalea rizuky
benci perselingkuhan apapun alesannya sumpah eneg bgg
putri lindung bulan: iya kk, aku juga benci,tapi mau apalagi,nasi sudah jadi bubur
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!